EFEKTIVITAS CLEANSING LUKA MENGGUNAKAN INFUSA DAUN JAMBU BIJI 20% DENGAN TEKNIK SHOWERING TEKANAN 15 Psi TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK DI KLINIK KITAMURA PONTIANAK

EFEKTIVITAS CLEANSING LUKA MENGGUNAKAN INFUSA DAUN
JAMBU BIJI 20% DENGAN TEKNIK SHOWERING TEKANAN 15 Psi
TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK
DI KLINIK KITAMURA PONTIANAK

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat Magister
Keperawatan pada Program Studi Magister Keperawatan Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TESIS

JAKA PRADIKA
20141050031

JAKA PRADIKA
20141050031

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

EFEKTIVITAS CLEANSING LUKA MENGGUNAKAN INFUSA DAUN
JAMBU BIJI 20% DENGAN TEKNIK SHOWERING TEKANAN 15 Psi
TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK
DI KLINIK KITAMURA PONTIANAK

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat Magister
Keperawatan pada Program Studi Magister Keperawatan Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TESIS

JAKA PRADIKA
20141050031

JAKA PRADIKA
20141050031

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
i

LEMBAR PENGESAHAN
Tesis
EFEKTIVITAS CLEANSING LUKA MENGGUNAKAN INFUSA DAUN
JAMBU BIJI 20% DENGAN TEKNIK SHOWERING TEKANAN 15 Psi
TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK
DI KLINIK KITAMURA PONTIANAK
Telah diujikan pada tanggal:
05 September 2016
Oleh :
JAKA PRADIKA
20141050031

Penguji :

Yoni Astuti, M.Kes., Ph.D


(……………………)

Novita Kurnia Sari, Ns., M.Kep

(……………………)

Saptanti Harimurti, Ph.D., Apt

(……………………)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., Ph.D)
ii

PERNYATAAN ORIGINALITAS
Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama
: Jaka Pradika
NIM
: 2014105031
Program Studi
: Magister Keperawatan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Magister Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, makan saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Program Magister Keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 05 September 2016


(Jaka Pradika)

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya ini untu yang tercinta :
Allah SWT
Alhamdulillah, puji syukur hamba panjatkan pada-Mu ya Allah yang selalu
memberikan nikmat, karunia, petunjuk dan pertolongan kepada hamba
Orang Tua
Terima kasih Ayahanda Raduan dan Ibunda Kartini atas semua fasilitas,
dukungan semangat, kasih sayang dan doa yang selalu mengiringi setiap
langkah kesuksesanku
ಯSemoga Allah Membalasnya dari semua bentuk kebaikan dan kebahagianರ
Adik-adikku
Terima kasih Pengeran tampanku Gunda Randa dan Bidadari kecilku Nadya
Siti Syara yang selalu hadir membantu dan menjadi penyemangat
My Spesial Ones
Terima kasih Ira Febrianti yang selalu menyemangati dan memotivasi agar

selalu menjadi yang terbaik
Sahabat-Sahabat Hebatku M.Kep Angkatan V
Terima kasih sahabat-sahabatku atas segala dukungan dan bantuan yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Almamater ku
Semoga semakin jaya dan mendunia

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan hidayah -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“Efektifitas cleansing luka menggunakan infusa daun jambu biji 20% dengan
teknik showering tekanan 15 psi terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik di
Klinik Kitamura Pontianak”. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh
derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan dari pihak secara langsung
maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Orang tua penulis, Ayahanda Raduan dan Ibunda Kartini atas dukungan doa,
materi dan non materi selama proses penyusunan tesis ini berlangsung.
2. Prof. DR. Bambang Cipto, M. A selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
3. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc selaku direktur Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
4. Bapak DR. Suriadi, MSN., AWCS selaku manajer Klinik Kitamura yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan studi pendahuluan di Klinik
Kitamura Pontianak.
5. Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., Ph.D selaku ketua Program Studi Magister
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
6. (Almh.) Ibu Yuni Permatasari Istanti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.MB., CWCS
Selaku advisor proposal tesis yang telah membimbing dengan luar biasa.
7. Yoni Astuti, M.Kes., Ph.D & Novita Kurnia Sari, Ns., M.Kep selaku
pembimbing dalam penyusunan tesis ini.
8. Adik-adik ku Gunda Randa & Nadya Siti Syara serta Ira Febrianti yang selalu
memberikan dukungan semangat dan motivasi.
v

9. Herman, Usman, Ade Sutrimo, Helsy Desvitasari, Doni Setiyawan, Renny

Endang Kafiar dan Fitriani yang telah membantu dan menyumbang ide dan
pemikiran.
10. Teman-teman Magister Keperawatan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
angkatan V.
11. Semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan tesis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dan kekeliruan sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Harapan
penulis semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pemberi pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang perawatan luka.

Yogyakarta, 05 September 2016

Penulis

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
PERNYATAAN ORIGINALITAS .........................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR SKEMA ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
ABSTRACT ...............................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
x
xi

xii
xiii
xiv
xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
1. Tujuan Umum .........................................................................
2. Tujuan Khusus .........................................................................
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
E. Penelitian Terkait ..........................................................................

1
6
6
6
7
7

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Ulkus Kaki Diabetik .....................................................................
1. Pengertian ................................................................................
2. Etiologi ....................................................................................
a. Neuropati ............................................................................
b. Iskemik ...............................................................................
3. Klasifikasi Ulkus Kaki Diabetik ..............................................
4. Tanda dan Gejala Ulkus Kaki Diabetik....................................
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka ..
1. Faktor Lokal ............................................................................
a. Oksigenisasi ........................................................................
b. Infeksi .................................................................................

12
12
12
13
14
15
17
17
18
18
18

vii

2. Faktor Sistemik .......................................................................
a. Umur ...................................................................................
b. Stress ...................................................................................
c. Jenis kelamin ......................................................................
d. Diabetes ..............................................................................
e. Obat-obatan ........................................................................
f. Obesitas ..............................................................................
g. Alkohol ...............................................................................
h. Merokok .............................................................................
i. Nutrisi .................................................................................
Proses Penyembuhan Luka ..........................................................
1. Fase Hemostasis ......................................................................
2. Fase Inflamasi .........................................................................
3. Fase Proliferasi ........................................................................
4. Fase Maturasi/ Remodeling .....................................................
Manajemen Luka .........................................................................
1. Perawatan Luka .......................................................................
a. Cleansing .............................................................................
b. Debridement .......................................................................
c. Dressing ..............................................................................
Instrumen Penyembuhan Luka ....................................................
Daun Jambu Biji ..........................................................................
Kerangka Teori .............................................................................
Kerangka Konsep ..........................................................................
Hipotesis .......................................................................................

21
21
21
22
22
23
23
24
24
25
26
27
27
29
30
31
31
32
35
37
37
39
41
42
43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..........................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................
D. Variabel Penelitian ........................................................................
E. Definisi Operasional .....................................................................
F. Instrument Penelitian ....................................................................
G. Cara Pengumpulan Data ...............................................................
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................
I. Analisis Data .................................................................................
J. Etika Penelitian .............................................................................

44
45
46
46
47
48
48
52
52
54

C.

D.

E.
F.
G.
H.
I.

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................
2. Analisa Univariat .....................................................................
3. Uji Normalitas .........................................................................
4. Analisa Bivariat .......................................................................
5. Analisa Multivariat ..................................................................
6. Perkiraan Pembiayaan Pembuatan Infusa Daun Jambu Biji 20%
B. Pembahasan ..................................................................................
1. Karakteristik responden ...........................................................
a. Jenis Kelamin .....................................................................
b. Pendidikan ..........................................................................
c. Riwayat Merokok ...............................................................
d. Usia .....................................................................................
e. Koloni Bakteri ....................................................................
2. Analisa Bivariat .......................................................................
3. Analisa Multivariat ..................................................................
4. Analisa Biaya ..........................................................................
5. Kekuatan, Kelemahan & Kesulitan Penelitian ........................
a. Kekuatan Penelitian ............................................................
b. Kelemahan Penelitian .........................................................
c. Kesulitan Penelitian ............................................................

56
56
57
61
62
64
66
67
67
67
69
70
70
72
73
82
84
85
85
85
86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................
B. Saran ............................................................................................

87
87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9

Desain penelitian .....................................................................
Analisis univariat .....................................................................
Analisis bivariat .......................................................................
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin, agama, pendidikan dan riwayat merokok ........
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
koloni bakteri ...........................................................................
Deskriptif statistik skor BJWAT pasien yang menjalani
perawatan luka di Klinik Kitamura Pontianak .........................
Hasil uji beda skor BJWAT sebelum dan sesudah dilakukan
cleansing luka menggunakan teknik showering tekanan
15 psi pada group 1, group 2 dan group 3 ...............................
Hasil uji beda skor BJWAT sebelum dan sesudah dilakukan
cleansing luka menggunakan teknik showering tekanan
15 psi antara group 1, group 2 dan group 3 ............................
Hasil analisa bivariat karakteristik responden terhadap skor
BJWAT di Klinik Kitamura Pontianak ....................................
Hasil regresi linear karakteristik responden terhadap skor
BJWAT di Klinik Kitamura Pontianak ....................................
Perkiraan pembiayaan Cleansing luka dengan teknik
Showering tekanan 15 Psi pada Group 1, Group 2 dan
Group 3 di Klinik Kitamura Pontianak ...................................

x

44
52
53
58
59
60
60

62

64
65
65

66

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Klasifikasi UKD Menurut Wagner ........................................

xi

15

DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Teori .........................................................................
Skema 2.2 Kerangka Konsep .....................................................................
Skema 3.1 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................

xii

41
42
51

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11

Lembar Penjelasan Penelitian
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lembar Pernyataan Kesediaan Menjadi Asisten Peneliti
Tugas Asisten Peneliti
Data Demografi Pasien
Prosedur Pelaksanaan Perawatan UKD
Instrumen Bates Jensen Wound Assessment Tools (BJWAT)
Surat Studi Pendahuluan
Surat Keterangan Lolos Uji Etik Penelitian
Surat Keterangan Pembuatan Infusa Daun jambu Biji 20%
Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian

xiii

Efektivitas Cleansing Luka Menggunakan Infusa Daun Jambu Biji 20%
Dengan Teknik Showering Tekanan 15 Psi terhadap Penyembuhan
Ulkus Kaki Diabetik Di Klinik Kitamura Pontianak
Jaka Pradika1, Yoni Astuti2, Novita Kurnia Sari3
ABSTRAK
Latar Belakang : Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan komplikasi kronis diabetes
mellitus (DM) dengan angka kejadian sebesar 15%-25%. Cairan cleansing yang
umum dipakai adalah NaCl 0.9%, sedangkan cairan alternatif berupa air ozon dan
infusa daun jambu biji 20% karena mempunyai daya antiseptik. Teknik showering
tekanan 15 Psi merupakan teknik terbaik dalam cleansing luka karena paling efektif
dalam menghilangkan kotoran dan bakteri pada luka. Tujuan : Mengetahui pengaruh
cleansing luka menggunakan infusa daun jambu biji 20% dengan teknik showering
tekanan 15 Psi terhadap penyembuhan UKD. Metode : Penelitian ini menggunakan
metode quasiy experimental dengan pre post-test control group design. Total sampel
66 responden yang dibagi menjadi kelompok infusa daun jambu biji 20%, NaCl 0.9%
dan air ozon. Setiap kelompok dilakukan cleansing luka menggunakan teknik
showering tekanan 15 Psi sebanyak 15 kali selama sebulan. Teknik sampling
menggunakan consecutive sampling dan penilaian skor penyembuhan luka
menggunakan instrumen Bates Jensen Wound Assessment Tools (BJWAT).
Hasil: Skor BJWAT pada setiap kelompok yaitu kelompok infusa daun jambu biji
20%, air ozon dan NaCl 0.9% memiliki nilai signifikansi masing-masing (p=0.001),
(p=0.018) dan (p=0.012). Kesimpulan : Infusa daun jambu biji 20% menunjukkan
hasil paling signifikan dalam menurunkan skor BJWAT dibanding air ozon dan NaCl
0.9% pada UKD. Saran : Dibutuhkan penelitian lanjutan dan inovasi terkait alat
cleansing luka yang lebih praktis dan efisien. Kata Kunci : Ulkus kaki diabetik,
Cleansing luka, Teknik Showering, Infusa daun jambu biji 20%, Skor BJWAT.

xiv

Effectiveness of Wound Cleansing Using Guava-Leaf Infusion 20% With
Showering Technique Of 15 Psi Pressure Towards Healing Of Diabetic Foot Ulcer
In Clinic Kitamura Pontianak
Jaka Pradika1, Yoni Astuti2, Novita Kurnia Sari3
ABSTRACT
Background: Diabetic foot ulcer (DFU) is a chronic complication of diabetes
mellitus (DM) with 15% - 25% incident rates. Cleansing liquid used commonly is
NaCl 0.9%, while the alternative liquids are ozone water and guava-leaf infusion
20% due to the anti septic effect. Showering technique of 15 psi pressure is the best
technique of wound cleansing because it can remove those wound waste and the
bacteria. Objective: To determine the influence of wound cleansing used guava-leaf
infusion 20% with showering technique of 15 Psi pressure towards healing of DFU.
Methods: Research design was quasy-experiment with pre post-test control group
design. Total samples were 66 respondents divided into groups of guava-leaf infuse
20%, NaCl 0.9% and ozone water. Each group was conducted wound cleansing with
showering technique of 15 Psi pressure for 15 interventions in a month. This research
used consecutive sampling and assessment score of wound healing used instrument of
Bates Jensen Wound Assessment Tools (BJWAT). Results: BJWAT score in each
group of guava-leaf infuse 20%, ozone water and NaCl 0.9% had significant value of
(p = 0.001), (p = 0.018) and (p = 0.012). Conclusion: guava-leaf infuse 20% showed
the most significant result in reducing BJWAT score than ozone water and NaCl
0.9% towards DFU. Suggestion: It was needed advanced research and innovation
related to wound cleansing tool that was more practical and efficient.
Keywords: diabetic foot ulcer, wound cleansing, showering Technique, guava- leaf
infuse 20%, BJWAT score.

xv

Efektivitas Cleansing Luka Menggunakan Infusa Daun Jambu Biji 20%
Dengan Teknik Showering Tekanan 15 Psi terhadap Penyembuhan
Ulkus Kaki Diabetik Di Klinik Kitamura Pontianak
Jaka Pradika1, Yoni Astuti2, Novita Kurnia Sari3
ABSTRAK
Latar Belakang : Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan komplikasi kronis
diabetes mellitus (DM) dengan angka kejadian sebesar 15%-25%. Cairan
cleansing yang umum dipakai adalah NaCl 0.9%, sedangkan cairan alternatif
berupa air ozon dan infusa daun jambu biji 20% karena mempunyai daya
antiseptik. Teknik showering tekanan 15 Psi merupakan teknik terbaik dalam
cleansing luka karena paling efektif dalam menghilangkan kotoran dan bakteri
pada luka. Tujuan : Mengetahui pengaruh cleansing luka menggunakan infusa
daun jambu biji 20% dengan teknik showering tekanan 15 Psi terhadap
penyembuhan UKD. Metode : Penelitian ini menggunakan metode quasiy
experimental dengan pre post-test control group design. Total sampel 66
responden yang dibagi menjadi kelompok infusa daun jambu biji 20%, NaCl 0.9%
dan air ozon. Setiap kelompok dilakukan cleansing luka menggunakan teknik
showering tekanan 15 Psi sebanyak 15 kali selama sebulan. Teknik sampling
menggunakan consecutive sampling dan penilaian skor penyembuhan luka
menggunakan instrumen Bates Jensen Wound Assessment Tools (BJWAT).
Hasil: Skor BJWAT pada setiap kelompok yaitu kelompok infusa daun jambu biji
20%, air ozon dan NaCl 0.9% memiliki nilai signifikansi masing-masing
(p=0.001), (p=0.018) dan (p=0.012). Kesimpulan : Infusa daun jambu biji 20%
menunjukkan hasil paling signifikan dalam menurunkan skor BJWAT dibanding
air ozon dan NaCl 0.9% pada UKD. Saran : Dibutuhkan penelitian lanjutan dan
inovasi terkait alat cleansing luka yang lebih praktis dan efisien. Kata Kunci :
Ulkus kaki diabetik, Cleansing luka, Teknik Showering, Infusa daun jambu biji
20%, Skor BJWAT.

xiv

Effectiveness of Wound Cleansing Using Guava-Leaf Infusion 20% With
Showering Technique Of 15 Psi Pressure Towards Healing Of Diabetic Foot
Ulcer In Clinic Kitamura Pontianak
Jaka Pradika1, Yoni Astuti2, Novita Kurnia Sari3
ABSTRACT
Background: Diabetic foot ulcer (DFU) is a chronic complication of diabetes
mellitus (DM) with 15% - 25% incident rates. Cleansing liquid used commonly is
NaCl 0.9%, while the alternative liquids are ozone water and guava-leaf infusion
20% due to the anti septic effect. Showering technique of 15 psi pressure is the
best technique of wound cleansing because it can remove those wound waste and
the bacteria. Objective: To determine the influence of wound cleansing used
guava-leaf infusion 20% with showering technique of 15 Psi pressure towards
healing of DFU. Methods: Research design was quasy-experiment with pre posttest control group design. Total samples were 66 respondents divided into groups
of guava-leaf infuse 20%, NaCl 0.9% and ozone water. Each group was
conducted wound cleansing with showering technique of 15 Psi pressure for 15
interventions in a month. This research used consecutive sampling and
assessment score of wound healing used instrument of Bates Jensen Wound
Assessment Tools (BJWAT). Results: BJWAT score in each group of guava-leaf
infuse 20%, ozone water and NaCl 0.9% had significant value of (p = 0.001), (p =
0.018) and (p = 0.012). Conclusion: guava-leaf infuse 20% showed the most
significant result in reducing BJWAT score than ozone water and NaCl 0.9%
towards DFU. Suggestion: It was needed advanced research and innovation
related to wound cleansing tool that was more practical and efficient.
Keywords: diabetic foot ulcer, wound cleansing, showering Technique, guavaleaf infuse 20%, BJWAT score.

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ulkus kaki diabetik (UKD) menggambarkan keadaan infeksi, ulserasi
dan atau destruksi jaringan ikat yang berhubungan dengan neuropati,
penyakit vaskuler perifer atau kombinasi dan tekanan mekanik yang
merupakan faktor predisposisi yang mengancam timbulnya suatu perlukaan
pada tungkai bawah (Boulton, et al., 2004; Ekaputra, 2013). UKD merupakan
komplikasi dari diabetes mellitus (DM) yang kronis yang sulit sembuh dan
penyebab utama morbiditas, mortalitas dan kecacatan penderita diabetes
(Arwani, 2014).
UKD kronis yang terinfeksi akan meningkatkan angkat mortalitas.
Prevalensi angka mortalitas di Indonesia yang disebabkan oleh UKD sebesar
32% dari total penderita DM dan 15-30% disebabkan karena tindakan
amputasi (PERKENI, 2009). Data diatas menunjukkan bahwa peningkatan
angka mortalitas dipengaruhi oleh besarnya angka penderita DM terutama
penderita DM dengan UKD.
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) (2014),
jumlah penderita diabetes mellitus di dunia tahun 2011 sebanyak 366 juta
jiwa meningkat menjadi 387 juta jiwa pada tahun 2014 dan diperkirakan akan
terus meningkat menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035. Indonesia adalah

1

2

negara ke empat setelah Amerika Serikat, China dan India yang memiliki
jumlah penderita DM terbanyak (Arwani, 2014).
Peningkatan populasi penderita DM akan berdampak pada peningkatan
kejadian UKD sebagai komplikasi kronis DM. Penderita DM akan
mengalami komplikasi berupa ulkus dikaki sebesar 15%-25% (Boulton, et al.,
2004; IDF, 2005; Pemayun, et al., 2015; Wesnawa, 2014). Prediksi penderita
dewasa DM di Indonesia pada tahun 2030 berjumlah 21,3 juta jiwa (PERSI,
2012). Berdasarkan angka tersebut dapat diperkirakan jumlah penderita DM
yang mengalami UKD dengan tingkat resiko 25% mencapai 5,3 juta jiwa
(PERKENI, 2006).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Kitamura Pontianak pada
bulan Desember 2015, didapatkan data jumlah pasien dengan UKD
berdasarkan rekam medik pasien yang aktif melakukan perawatan bulan JuliDesember 2015 berjumlah 178 orang. Tingginya angka kejadian UKD dan
mortalitas menunjukkan bahwa UKD memerlukan perawatan yang baik, salah
satunya yaitu dengan melakukan cleansing luka secara tepat.
Cleansing luka berperan penting dalam menjaga kebersihan luka,
melepas debris dari dasar luka dan meminimalkan kolonisasi bakteri serta
memfasilitasi penyembuhan luka (Sumarno, et al., 2007; Yusuf, et al., 2011).
Cleansing luka yang tepat akan meminimalkan kejadian infeksi dan
mempercepat fase inflamasi sehingga mempercepat kesembuhan luka
(Gitarja, 2008).

3

Cairan cleansing luka yang umum digunakan saat ini adalah NaCl 0,9%
atau air steril seperti air keran, air suling dan air minum kemasan (Joanna
Briggs Institute, 2008). Cairan NaCl 0,9% terbukti aman digunakan dalam
cleansing luka karena bersifat netral, tidak mengiritasi dan tidak toksik
terhadap jaringan, akan tetapi tidak ada kandungan antiseptik khusus yang
dapat membunuh bakteri patogen pada luka, sehingga jika tetap digunakan
untuk cleansing luka pada UKD yang terinfeksi, maka tidak akan
memberikan dampak signifikan dalam proses penyembuhan (Atiyeh, 2009;
Yusuf, et al., 2011).
Penggunaan cairan NaCl 0,9% yang pengaplikasiannya kurang tepat pada
UKD yang terinfeksi menjadi permasalahan yang harus dicari solusinya.
Dibutuhkan cairan yang mempunyai kandungan antiseptik dan tidak bersifat
toksik terhadap jaringan agar kolonisasi bakteri dan kejadian infeksi pada
luka menurun. Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme pada jaringan
hidup, mempunyai efek membatasi dan mencegah infeksi agar tidak menjadi
lebih parah (Abubakar, 2009). Antiseptik yang ideal dapat menghambat dan
merusak sel–sel bakteri, spora bakteri, jamur, virus, dan protozoa tanpa
merusak jaringan tubuh (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Daun jambu biji (Psidium guajava) merupakan salah satu tanaman yang
memiliki khasiat seperti anti-inflamasi, anti mutagenik, anti mikroba dan
analgesik (Dalimarta, 2000). Khasiat daun jambu biji berupa anti mikroba
berperan penting dalam menurunkan jumlah bakteri pada luka khususnya luka

4

terinfeksi apabila digunakan sebagai cairan cleansing luka. Hal ini diperkuat
oleh penelitian Haris (2015), yang menyatakan bahwa ekstrak daun jambu biji
dengan konsentrasi 20% terbukti paling efektif menurunkan jumlah koloni
bakteri dibanding konsentrasi 10% dan Cairan NaCl 0,9%.
Daun jambu biji mengandung senyawa tannin 9-12%, minyak atsiri,
minyak lemak, flavonoid, suponin, asam psidiolat, asam ursolat, asam
krategolat, asam oleonalat, asam guaiavolat dan kuarsetin yang sudah diteliti
dan efektif sebagai antimikroba sehingga dapat membunuh bakteri patogen
yang terdapat pada luka (Anggraini, 2008; Oktiarni, 2012).
Pengoptimalan cleansing luka memerlukan teknik cleansing yang tepat
untuk memaksimalkan kinerja cairan cleansing yang dipakai. Terdapat
beberapa teknik dalam cleansing

luka antara lain teknik swabbing,

scrubbing, showering, whirlpool & bathing (Ekaputra, 2013).
Teknik showering atau irigasi dengan tekanan tertentu merupakan salah
satu teknik yang dianjurkan dan paling banyak diterapkan dalam cleansing
luka karena paling mudah, aman dan efektif dalam cleansing luka (Gitarja,
2008). Dijelaskan lebih lanjut bahwa teknik lain seperti swabbing dan
scrabbing sudah tidak dianjurkan lagi penggunaannya dalam cleansing luka
kronis karena dapat merusak jaringan epitel pada luka (Gitarja, 2008).
Tekanan ideal yang dapat diberikan dalam cleansing luka dengan teknik
showering adalah sebesar 5-15 pound per square inch (Psi) (Scemon &
Elston, 2009). Tekanan 5-15 Psi merupakan tekanan paling aman untuk
diterapkan, namun Baranoski & Ayello tahun (2003), mengatakan bahwa

5

tekanan 15 psi lebih efektif dalam menghilangkan kotoran dan bakteri dari
permukaan luka. Hal ini didukung oleh penelitian Luedtke-Hoffmann &
Schafer (2000), bahwa tekanan 15 Psi (didapat menggunakan spuit 50 ml dan
Needle 19 G) mampu menurunkan koloni Staphylococcus Aereus sebesar
84,8% pada luka tikus percobaan.
Teknik showering dengan tekanan yang tidak tepat dapat menyebabkan
kerusakan jaringan pada luka, meningkatkan penyebaran bakteri yang dapat
memperburuk kondisi luka dan memperlama proses penyembuhan serta dapat
menyebabkan proses inflamasi berulang (Gitarja, 2008). Berdasarkan hal
tersebut tekanan dalam cleansing luka harus diperhatikan agar tidak
menimbulkan trauma pada dasar luka (Yusuf, et al., 2011).
Penggunaan cairan dalam mengirigasi luka beberapa tahun terakhir
menjadi perhatian perawatan luka. Cairan lain yang diaplikasikan dalam
cleansing luka yang mempunyai daya antiseptik adalah air ozon. Ozon
merupakan oksidan yang paling kuat setelah fluor, yang dapat membunuh
bakteri dengan cara memutus rantai partikel-partikel protein bakteri dengan
kecepatan 3250 kali lebih cepat serta 150% lebih kuat tenaga oksidatifnya
dibandingkan dengan klorin (Isyuniarto, 2002). Cairan ini dipilih sebagai
alternatif pembanding cleansing luka dalam penelitian ini karena senyawa
ozon yang dihasilkan dari mekanisme ozonizer menghasilkan daya antiseptik
yang dapat membunuh bakteri. Penggunaan air ozon telah diterapkan di klinik
perawatan luka Kitamura Pontianak, namun penggunaannya ditempat lain
masih terbatas karena ketidaktersediaan alat pembuat air ozon tersebut.

6

Observasi dan wawancara yang dilakukan di Klinik Kitamura Pontianak
pada bulan Desember 2015, didapatkan data bahwa cleansing luka yang
diimplementasikan masih menggunakan cairan NaCl 0,9% pada perawatan
luka UKD dan teknik cleansing yang digunakan sudah menggunakan teknik
showering namun belum maksimal karena tidak menggunakan tekanan yang
terukur. Hasil yang dilihat dari beberapa kali perawatan, tepi luka masih
terdapat red ring yang menandakan bahwa luka masih mengalami infeksi dan
penurunan bakteri belum terjadi secara signifikan. Sementara itu belum ada
penelitian yang dilakukan terkait infusa daun jambu biji 20% dengan tekanan
15 Psi terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas cleansing luka
menggunakan infusa daun jambu biji 20% dengan teknik showering tekanan
15 psi terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik di klinik Kitamura
Pontianak.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh
cleansing luka menggunakan infusa daun jambu biji 20% dengan teknik
showering tekanan 15 Psi terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh cleansing luka menggunakan infusa daun jambu biji
20% dengan teknik showering tekanan 15 Psi terhadap proses
penyembuhan ulkus kaki diabetik.

7

2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh penyembuhan ulkus kaki diabetik dengan
teknik showering tekanan 15 Psi pada Group 1 (kelompok infusa daun
jambu biji 20%).
b. Menganalisis pengaruh penyembuhan ulkus kaki diabetik dengan
teknik showering tekanan 15 Psi pada Group 2 (kelompok air ozon).
c. Menganalisis pengaruh penyembuhan ulkus kaki diabetik dengan
teknik showering tekanan 15 Psi pada Group 3 (kelompok NaCl
0,9%).
d. Menganalisis pengaruh penyembuhan ulkus kaki diabetik dengan
teknik showering tekanan 15 Psi antara kelompok infusa daun jambu
biji 20%, air ozon dan NaCl 0,9%.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis (keilmuan)
Sebagai evidence-based dalam penerapan cleansing ulkus kaki diabetik
khususnya mengenai metode dan solusi yang digunakan terhadap proses
penyembuhan luka.
2. Manfaat praktis (guna laksana)
a. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan dan dukungan teoritis mengenai perawatan
luka kronik yang tepat, khususnya tahap cleansing ulkus kaki diabetik.

8

b. Bagi institusi pelayanan keperawatan (Rumah Sakit/Klinik Perawatan
Luka)
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengaplikasian
perawatan luka khususnya dalam tahap cleansing luka, yang tepat
metode dan solusinya, dan diharapkan dapat membantu mempercepat
proses penyembuhan

luka,

meningkatkan kepuasan pelayanan

keperawatan yang mengacu pada tujuan pelayanan yang tepat guna
khususnya dalam bidang luka.
c. Bagi peneliti lain.
Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

E. Penelitian Terkait
No Sitasi
1
Haris, F., (2015).
Judul
penelitian “Pencucian luka
diabetik
kronik
dengan
menggunakan ekstrak daun
jambu biji (Psidium guajava)
dalam menurunkan jumlah
koloni bakteri”.

Metode
Desain
Penelitian
menggunakan
quasy
experimental
dengan
pendekatan pre test-post
test group design

Sumarno, et al., (2007).
Judul penelitian “Perbedaan
Jumlah
Bakteri
antara
Pencucian
Luka
Terkontaminasi
Menggunakan Normal Saline
0,9% dengan Metode Irigasi
Tekanan Plabottle (0,1 – 0,3
psi) Dibandingkan dengan
Tekanan Selang Infus (1,4 –
1,7 psi) pada Tikus Putih
Rattus Norvegicus Strain
Wistar

Desain
Penelitian
menggunakan
true
experimental
dengan
pendekatan pre test-post
test group design

2

Hasil Penelitian
Pencucian luka dengan bahan
ekstrak air daun jambu biji 20%
lebih efektif menurunkan jumlah
koloni
bakteri
dibanding
konsentrasi 10% dan NaCl 0,9%

Perbedaan
Penelitian ini hanya
membandingkan
konsentrasi dari ekstrak
air daun jambu biji
terhadap
penurunan
jumlah koloni bakteri,
pencucian luka tidak
menggunakan tekanan
terukur dan focus hanya
pada penurunan jumlah
koloni bakteri bukan
pada penyembuhan luka
Tidak ada perbedaan yang
Perbedaannya terletak
bermakna antara metode irigasi
pada
cairan
yang
normal
digunakan,
tekanan
saline tekanan plabottle dengan dalam pencucian luka,
selang infus
jenis luka dan subjek
penelitian

3

4

5

Aponno, et al., (2014). Judul
penelitian
“Uji efektif sediaan gel
ekstrak etanol daun jambu
biji (Psidium guajava linn)
terhadap penyembuhan luka
yang
terinfeksi
bakteri
staphylococcus aureus pada
kelinci
(Orytolagus
cuniculus”
Moore, Z., & Cowman, S.,
(2008). Judul penelitian
“A systematic review of
wound cleansing for pressure
ulcers

Desain
Penelitian
menggunakan
true
experimental
dengan
pendekatan pre test-post
test group design

Luka sayat yang dioleskan gel
ekstrak etanol daun Jambu Biji
mengalami penyempitan luka,
membentuk
keropeng
dan
menutup luka mulai hari ke-4
(empat)

Metode yang digunakan
sistematik
review.
Pengumpulan
jurnal
dilakukan
dengan
menyaring
penelitianpenelitian
yang
menggunakan pendekatan
RCT,
berfokus
pada
pemilihan
penggunaan
cairan, teknik pembersihan
ataupun tanpa perlakuan
terhadap pasien
yang
mempunyai luka tekan
Nair, R & Chanda, S.,
Penelitiannya
dilakukan
(2007). Judul penelitian
secara in vitro untuk
“In-Vitro
Antimicrobial melihat
aktifitas
Activity of Psidium Guajava antibakteri dan antifungi
L. Leaf Extracts against dari ekstrak daun jambu

Secara statistik ada perbedaan
signifikan
dalam
hal
penyembuhan luka antara cairan
semprot yang mengandung lidah
buaya,
silverchloride
dan
decylglucoside
dibandingkan
dengan normalsaline. Hasil studi
lain menyebutkan tidak ada
perbedaan secara statistik dalam
hal penyembuhan luka antara air
dengan normalsaline

Penelitian
ini
intervensinya
menggunakan sediaan
berupa
gel
ekstrak
etanol daun jambu biji
bukan dalam bentuk
cairan
dan
subjek
penelitiannya
pada
kelinci bukan pada
manusia
Perbedaan penelitian ini
terletak pada metode
penelitian dan cairan
yang digunakan serta
jenis luka.

ekstrak aseton secara aktif Penelitian ini dilakukan
melawan bakteri (72,72%) dari 91 secara in vitro bukan
jenis mikroorganisme.
quasy experimental

Clinically
Pathogenic
Strains”
6

Important biji
menggunakan
Microbial methanol, aseton dan Ndimethylformamide
(DMF)
Fernandes et al., 2015. Judul Penelitiannya
dilakukan
penelitian “Healing and secara in vitro dan invivo
cytotoxic effects of Psidium untuk
melihat
efek
guajava (Myrtaceae) leaf penyembuhan dari ekstrak
daun jambu biji
extracts

Secara invitro didapatkan ekstrak
daun jambu biji menyebabkan
penurunan
cellviability
dan
pertumbuhan
dibandingkan
dengan kelompok kontrol dan
kelompok kortikosteroid
Hasil studi invivo didapatkan
bahwa ekstrak daun jambu biji
secara bermakna mempengaruhi
penyembuhan pada hari ketiga,
sedangkan
kortikosteroid
menghambat perbaikan jaringan
dan terdapat mikro abses dan
inflammatory
infiltrate
pada
submukosa jika dihubungkan
dengan kolonisasi bakteri.

Perbedaan penelitian ini
terletak pada metode
yang digunakan teknik
in vivo dan in vitro dan
subjek penelitian berupa
tikus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ulkus Kaki Diabetik (UKD)
1. Pengertian
Ulkus kaki diabetik (UKD) menggambarkan keadaan infeksi, ulserasi
dan atau destruksi jaringan ikat yang berhubungan dengan neuropati,
penyakit vaskuler perifer atau kombinasi dan tekanan mekanik yang
merupakan faktor predisposisi yang mengancam timbulnya suatu
perlukaan pada tungkai bawah (Boulton, et al., 2004; Ekaputra, 2013).
UKD merupakan komplikasi dari diabetes militus yang kronis yang sulit
sembuh dan penyebab utama morbiditas, mortalitas dan kecacatan
penderita diabetes (Arwani, 2014).
UKD diawali dari adanya hipoksia jaringan, yaitu berkurangnya
sejumlah oksigen jaringan yang mempengaruhi aktivitas vaskuler dan
seluluer jaringan, yang berakibat terjadinya kerusakan jaringan, erosi, atau
terbukanya kulit yang terjadi pada jaringan epidermis sampai ke lapisan
dermis di sisi distal telapak kaki, bagian dasar kaki penderita DM tipe 1
dan DM tipe 2 (Guyton & Hall, 2011; Norwood, 2011).
2. Etiologi
UKD disebabkan oleh neuropati (sensorik, motorik, defisit otonom),
Iskemik atau keduanya (neuro-iskemik) dan diperburuk jika terjadi infeksi
(Benbow & Stevens, 2010; Cavanagh, et al., 2005; Waspadji, 2006).
12

13

Neuropati merupakan penyebab utama terjadinya UKD yaitu sekitar 60 %
dari semua UKD, dan 50% karena penyakit arteri perifer (PAD) (Benbow
& Stevens, 2010; Boulton, et al., 2004). Sedangkan faktor risiko UKD
diantaranya: stress mekanik yang berulang, penyakit arteri perifer (PAD),
keterbatasan gerakan sendi, deformitas kaki, tekanan abnormal pada kaki,
trauma kecil, adanya riwayat ulkus atau amputasi sebelumnya, ketajaman
penglihatan melemah & perawatan kaki yang buruk (Cavanagh, et al.,
2005; Frykberg, et al., 2006; Hariani & Perdanakusuma, 2012).
Penyumbatan pembuluh darah ditungkai dan neuropati perifer akibat kadar
gula darah yang tinggi juga menjadi penyebab terjadinya UKD sehingga
pasien tidak menyadari adanya luka yang menyebabkan fungsi proteksi
kulit dalam melawan bakteri terganggu (Waspadji, 2006).
Dua faktor pencetus utama UKD menurut Jefcoatte & Harding (2003),
adalah :
a. Neuropati
Neuropati disebabkan karena adanya peningkatan gula darah yang
lama sehingga menyebabkan kelainan vaskuler dan metabolik (Hariani
& Perdanakusuma, 2012). Kadar glukosa darah yang meningkat
membuat molekul kolagen pada ekstremitas superior dan inferior
menjadi mengeras sedangkan peningkatan kadar sorbitol intraseluler
menyebabkan saraf membengkak sehingga fungsinya terganggu dan
mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, dan otonom (Brem, et al.,
2006).

14

Neuropati dibagi menjadi 3 macam yaitu: Neuropati sensorik,
neuropati motorik dan neuropati autonom (Suriadi, 2014) . Neuropati
motorik menyebabkan kelemahan otot, atrofi, dan paresis sedangkan
neuropati sensorik menyebabkan hilangnya sensasi pelindung rasa sakit,
sensasi tekanan, dan perubahan suhu sehingga pasien tidak sadar jika
terjadi ulserasi dikaki karena tidak merasakan apa-apa (Jeffcoatte &
Harding, 2003). Neuropati autonom mempengaruhi fungsi saraf perifer
yang mengontrol distribusi darah melalui pembuluh darah arteri.
Pembuluh darah mengalami vasodilatasi, sehingga suhu tubuh
meningkat menyebabkan kaki kering, sehingga terjadi perubahan
fungsional dalam aliran mikrovaskular dan kulit yang menyebabkan
rentan terjadi kerusakan (Brem, et al., 2006; Jeffcoatte & Harding,
2003). Ulkus umumnya dimulai dari trauma mekanik atau termal
maupun dari stress mekanik yang terjadi secara berulang dan terus
menerus (Cavanagh, 2005).
b. Iskemik
Iskemik jaringan kaki diakibatkan oleh penyakit mikrovaskuler
(baik struktural seperti membran basal yang menebal, kerapuhan
dinding kapiler & trombosis maupun fungsional seperti vasomotor
neuropati dengan mikrosirkulasi yang rusak dan fungsi endotel yang
abnormal) dan penyakit makrovaskuler (aterosklerosis) terutama pasien
dengan penyakit arteri perifer (Jeffcoatte & Harding, 2003). Kaki
iskemik ditandai dengan kulit kaki menjadi merah, kering, tipis dengan

15

kuku dystrophic, dan rentan terhadap tekanan dari sepatu atau bahkan
jari yang berdekatan. Aliran darah pada kaki iskemik secara serius
menurun karena peningkatan plak aterosklerosis pada pembuluh darah.
Setelah pembuluh darah tersumbat, maka dapat terjadi stroke, infark
miokard, iskemia tungkai, dan ketidaksembuhan ulkus kaki diabetik
(Brem, et al., 2006).
3. Klasifikasi ulkus kaki diabetik
Ulkus kaki diabetik menurut klasifikasi Wegner dibagi dalam beberapa
grade/tingkatan (Clayton & Elasy, 2009 ). Klasifikasi Wagner digunakan
dalam pengklasifikasian karena telah menjadi sistem penilaian yang paling
banyak diterima secara universal dan digunakan untuk ulkus kaki diabetik
(James, 2008; Mark & Warren, 2007). Klasifikasinya antara lain :

Gambar 2.1 Klasifikasi UKD menurut Wagner

16

a. Grade 0 : Kulit utuh, tidak ada lesi/luka terbuka, namun ada kelainan
pada kaki akibat neuropati (Sudoyo, 2009). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Parisi, et al., (2008), ulkus diabetik
grade 0 lebih mudah mengalami penyembuhan daripada
ulkus diabetik derajat lainnya
b. Grade 1 : Ulkus diabetik superfisial (sebagian atau seluruh permukaan
kulit) (Clayton & Elasy, 2009). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Parisi, et al., (2008), ulkus diabetik derajat 1
memiliki kemungkinan untuk sembuh sebesar 70,96%.
c. Grade 2 : Ulkus dalam (sampai tendon dan tulang), sering dikaitkan
dengan inflamasi jaringan (Sudoyo, 2009). Ulkus meluas
hingga ligamen, kapsul sendi, atau fasia dalam tanpa abses
atau osteomyelitis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Parisi, et al., (2008), ulkus diabetik derajat 2 memiliki
kemungkinan untuk sembuh sebesar 41,27%.
d. Grade 3 : Ulkus lebih dalam dengan abses, infeksi, osteomyelitis, atau
sepsis sendi (Sudoyo, 2009; Clayton & Elasy, 2009). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Parisi, et al., (2008), ulkus
diabetik derajat 3 memiliki kemungkinan untuk sembuh
sebesar 41,27%;
e. Grade 4 : Ulkus dengan gangren yang terlokalisasi pada 1-2 jari kaki
atau kaki bagian distal (Clayton & Elasy, 2009). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Oyibo, et al., (2001), ulkus

17

diabetik derajat 4 biasanya muncul akibat kombinasi infeksi
dan iskemia. Amputasi pada bagian gangren yang
terlokalisasi merupakan hal yang sering dilakukan karena
kemungkinan pasien untuk sembuh kecil.
f. Grade 5 : Ulkus dengan gangren yang meluas seluruh kaki atau
sebagian tungkai bawah (Wesnawa, 2014). Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Oyibo, et al., (2001),
ulkus diabetik derajat 5 memiliki resiko tinggi untuk
diamputasi dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil.
4. Tanda dan gejala ulkus kaki diabetik
Tanda dan gejala ulkus kaki diabetik antara lain: sering kesemutan,
nyeri kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan
(nekrosis), penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan
poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal dan kulit kering
(Misnandiarly, 2006; Subekti, 2009).
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka
Faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka dikelompokkan
kedalam 2 kategori yaitu lokal dan sistemik (Guo & DiPietro, 2010). Faktor
lokal adalah faktor yang secara langsung mempengaruhi karakteristik luka itu
sendiri sedangkan faktor sistemik adalah keadaan penyakit atau kesehatan
dari individu yang mempengaruhi kemampuan untuk sembuh (Ekaputra,
2013). Faktor-faktor tersebut antara lain:

18

1. Faktor Lokal
a. Oksigenisasi
Oksigen berperan penting untuk metabolisme sel, terutama produksi
energi dengan cara Adenosin Triposfat (ATP) dan sangat penting untuk
proses penyembuhan hampir semua luka (Guo & DiPietro, 2010). Hal
ini dikarenakan oksigen dapat meningkatkan proliferasi fibroblast dan
sintesis kolagen, menginduksi angiogenesis, meningkatkan diferensiasi
keratinosit, migrasi, dan re-epitelisasi, dan mencegah luka dari infeksi
karena produksi superoksida (faktor kunci untuk oksidatif membunuh
patogen) oleh leukosit polimorfonuklear yang sangat bergantung pada
kadar oksigen, serta mempromosikan kontraksi luka (Rodriguez, et al.,
2008; Schreml, et al., 2010).
Hipoksia pada luka kronis akan menghalangi mitosis sel-sel dalam
epitel dan fibroblast yang bermigrasi, sintesa kolagen, dan kemampuan
makrofag untuk menghancurkan bakteri yang tercerna (Morison, 2003;
Tandara & Mustoe, 2004). Tekanan arteri yang rendah dan sirkulasi
lokal aliran darah yang buruk mengakibatkan jaringan kekurangan
oksigen yang akan mengganggu sintesis kolagen, pembentukan sel
epitel dan mengganggu perbaikan jaringan (Potter & Perry, 2005).
b. Infeksi
Infeksi luka merupakan invasi, deposisi, kolonisasi dan multiplikasi
mikroorganisme (bakteri patogen) dalam jaringan luka diatas batas
normal (lebih dari 105 organisme/g jaringan) yang terjadi akibat

19

penurunan respon imun tubuh sehingga terjadi terjadi reaksi/efek
patofisiologis atau cedera jaringan pada host (Benbow, 2010; Kartika,
2010; Siddiqui & Burnstein, 2010). Infeksi di area luka menunjukkan
bahwa penyembuhan tetap berada pada fase inflamasi (Suriadi, 2015).
Kontaminasi kolonisasi bakteri di permukaan luka akan meningkatkan
aktivitas

metabolisme,

merangsang

lingkungan

prainflamasi,

mendorong migrasi monosit, makrofag, dan leukosit, meransang
pengeluaran sitokin yang berbahaya karna dapat menyebabkan
vasokonstriksi dan penurunan aliran darah, yang semuanya dapat
berdampak negatif terhadap penyembuhan luka (Guo & Di Pietro,
2010).
Infeksi dapat terjadi pada kulit dan jaringan lunak, luka terbuka
seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka operasi (Ekaputra, 2013). Infeksi
luka akan memperpanjang respon inflamasi, penundaan sintesis
kolagen, menghambat epitelisasi, dan meningkatkan cedera jaringan
akibat persaingan bakteri terhadapap oksigen serta mempengaruhi fase
proliferasi

sehingga

menyebabkan

jaringan

granulasi

menjadi

edematous, hemoragik, pucat dan rapuh. (Scemon & Elston, 2009).
Tanda infeksi pada luka dibagi kedalam dua kategori yaitu sistemik
dan lokal. Tanda-tanda infeksi sistemik antara lain terjadi peningkatan
suhu tubuh (demam), peningkatan jumlah sel putih (leukositosis),
menggigil dan garis-garis merah pada luka (Kartika, 2015). Sedangkan
tanda-tanda infeksi lokal yaitu terdapat eritema pada kulit (Scemons &

20

Elston, 2009). Udem dan nyeri juga menandakan terjadinya infeksi
(Cutting, 2010).
Dampak

yang

diakibatkan

infeksi

pada

luka

diantaranya

penyembuhan tertunda, cacat sementara hingga permanen, waktu rawat
di rumah sakit yang berkepanjangan, hilangnya aktifitas yang produktif
serta mengancam jiwa dan kematian (Benbow & Stevans, 2010).
Sehingga mengendalikan atau mencegah infeksi menjadi hal penting
untuk proses penyembuhan luka yang normal (Gabriel, 2009). Faktor
yang dapat meningkatkan resiko infeksi antara lain usia, penyakit
sistemik, gizi buruk, penurunan sistem imun, dan perfusi jaringan
dengan oksigen yang buruk (Cutting, 2010).
Penyembuhan luka terjadi apabila jumlah bakteri dipertahankan
pada konsentrasi 100.000 organisme per gram jaringan atau kurang
(Hoffman, 2000). Infeksi akan terjadi dengan persentase 89% jika
terdapat 100.000 mikroorganisme per gram jaringan pada luka dan akan
memnghambat penutupan luka (Suriadi, 2015).
Infeksi disebabkan oleh bakteri aerob (sebesar 65%), bakteri
anaerob (1,2%) sedangkan yang disebabkan bakteri aerob-anaerob
(sebesar 33,8%) (Gadepalli et al, 2006). Bakteri Staphylococcus aureus
dan Streptococcus adalah ba

Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Larvasida Nyamuk Aedes spp. pada Ovitrap

18 208 91

MOIST DRESSING DAN OFF-LOADING MENGGUNAKAN KRUK TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK

6 57 174

Hubungan Latihan Mobilisasi Kaki dengan Tingkat Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Welahan 2 Kabupaten Jepara

0 2 7

Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Wistar.

1 6 22

this PDF file Pengembangan Instrumen Dukungan Keluarga pada Pengkajian Luka untuk Pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Kitamura Pontianak | Putra | Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 1 PB

0 0 7

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DAN PERAWATAN KAKI DIABETES DENGAN RESIKO ULKUS KAKI DIABETIK DI KLINIK HUSADA SARIO MANADO

0 0 7

Efektivitas Metode Perawatan Luka Moisture Balance terhadap Penyembuhan Luka pada Pasien Ulkus Diabetikum di Klinik Perawatan Luka Fikes UMM - DIGILIB UNISAYOGYA

0 2 15

Pengujian Ekstrak Daun Jambu Biji ( Psidium guajava Linn.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Mencit (Mus musculus)

0 1 7

EFEKTIFITAS PENCUCIAN LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaCl 0,9% DAN KOMBINASI LARUTAN NaCl 0,9% DENGAN INFUSA DAUN SIRIH MERAH 40% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 19

EFEKTIFITAS PENCUCIAN LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaCl 0,9% DAN KOMBINASI LARUTAN NaCl 0,9% DENGAN INFUSA DAUN SIRIH MERAH 40% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 4 5