Maksud dilakukannya preparasi ruang pulpa adalah untuk membentuk dan membersihkan ruang pulpa sehingga diperoleh ruang pulpa yang steril sebagai persiapan tempat bahan
pengisian ruang pulpa.
Tujuan Preparasi ruang pulpa:
Membersihkan ruang pulpa dari sisa-sisa jaringan pulpa, dentin yang lunak dan mengalami infeksi dan benda-benda asing yang terdapat dalam ruang pulpa.
Memperbesar saluran akar agar obat-obatan, medikasi yang dipakai mudah
ditempatkan didalam saluran akar dan berfungsi dalam jumlah yang maksimum.
Menghaluskan dinding saluran akar, agar diperoleh kontak yang baik antara obat- obatan dengan permukaan saluran akar.
Mempersiapkan saluran akar terutama pada daerah 13 apikal sehingga
mempermudah pengisian saluran akar.
Prinsip Preparasi Kamar Pulpa: 1. Out line form Ragangan Kavitas
2. Convinience form 3. Pembuangan sisa jaringan karies
4. Toilet kavitas
1. Out Line Form Ragangan Kavitas
Merupakan proyeksi anatomi internal gigi yaitu anatomi kamar pulpa. Sehubungan dengan kaitan eksternal-internal ini maka setelah penembusan atap, preparasi kamar
pulpa dilakukan dari dalam keluar agar bentuk internal ini terproyeksi dengan baik. Faktor yang mempengaruhi out line form adalah:
- Ukuran kamar pulpa. - Bentuk kamar pulpa.
- Jumlah saluran akar.
2. Convinience form
Adalah bentuk kavitas sedemikian rupa sehingga akan dicapai kemudahan dan ketepatan dalam instrumentasi dan pengisian yaitu:
- tidak ada hambatan dalam mencapai orifisi 3
- tidak ada hambatan mencapai seluruh saluran akar - memudahkan pengisian
3. Pembuangan sisa jaringan karies Sebelum menembus kamar pulpa, jaringan karies dan restorasi yang tidak baik harus
dibersihkan. 4. Toilet
Kavitas Kamar pulpa diirigasi dengan NaOCl 2,5 agar bersih dari debris, jaringan karies dan
bahan-bahan nekrotik. Teknik Pembukaan Kamar Pulpa Secara Umum.
Isolasi gigi
Pengambilan seluruh jaringan karies
Tentukan ukuran dan posisi kamar pulpa dengan mengamati gambaran radiographi
klinis. Dengan menggunakan bur bulat no. 4 atap pulpa dibuka sampai mencapai kamar pulpa. Apabila kamar pulpa telah dicapai, bur akan terasa anjlok karena
tidak ada yang menahan lagi.
Pengangkatan atap pulpa dilakukan dengan bur bulat bertangkai panjang dengan
putaran rendah no. 2,4,6,8. Pada tahap ini gerakan bur diubah kearah oklusal sampai tidak terasa lagi ada hambatan.
Preparasi kamar pulpa dilanjutkan dengan bur silindris berujung bulat untuk
membentuk dan menghaluskan dinding kavitas.
Contoh Preparasu Kamar Pulpa Pada gigi anterior
1. Pembukaan atap pulpa gigi anterior selalu
dimulai pada permukaan palatallingual. Permukaan palatallingual dibagi menjadi
3 bagian kearah horizontal dan vertikal. Daerah paling tengah x merupakan tempat
penembusan kamar pulpa gbr. 2.
2. Pada gigi muda dengan kamar pulpa masih
lebar, bur diarahkan tegak lurus pada daerah x. Sumbu gigi merupakan batas
masuknya bur kedalam gigi gbr.3a. pada gigi dewasa, atap pulpa sudah menebal ke
arah servikal sehingga arah bur harus sejajar sumbu gigi gbr.3b.
4
3. Setelah menembus atap pulpa arah bur
disejajarkan dengan sumbu gigi gbr.4. bur kemudian ditarik kearah permukaan
insisal sambil mengangkat atap pulpa yang tertinggal sampai terasa tidak ada tahanan
lagi.
4. Out line form ditentukan dengan tujuan
membuang seluruh atap pulpa, membentuk kavitas yang dapat memberikan retensi
yang baik bagi tumpatan sementara dan tidak menghambat masuknya alat ke
saluran akar gbr.5.
5. Preparasi pulpa dilanjutkan dengan bur
selindris berujung bulat untuk membentuk dan menghaluskan dinging kavitas gbr.6.
6. Toilet Kavitas dilakukan dengan eksavator
dan di desinfeksi dengan NaOCl 2,5 agar orifisi terlihat jelas gbr.7.
Pada Gigi Posterior
1. Arah pembukaan dari oklusal. Out line
form diperkirakan sesuai dengan letak orifisi. Bur ditembuskan ke arah saluran
akar terbesar, misalnya: saluran akar distal molar bawah atau akar palatal molat atas
gbr.8. 5
2. Setelah menembus atap pulpa, bur ditarik
kepermukaan oklusal sampai semua atap pulpa terbuang gbr.9.
3. Preparasi ke lateral dilakukan dengan bur
fissur berujung bulat tanpa menyentuh lantai kamar pulpa gbr.10. Sedapat
mungkin meletakkan orifisi pada sudut- sudut kavitas agar memudahkan masuknya
jarum endodonti kedalam saluran akar. Tanpa harus melihat langsung ke orifisi.
4. Setelah kamar pulpa dibersihkan maka
akan terlihat orifisi yang satu sama lain dihubungkan oleh parit-parit yang tampak
lebih gelap dibandingkan dengan jari-jari sekitarnya. gbr.11.
Pembukaan kamar pulpa dikatakan baik, jika memenuhi prinsip preparasi diatas yang secara praktis dapat dilihat sebagai:
1. Untuk gigi anterior, pandangan ke arah saluran akar jelas.
Untuk gigi posterior orifisi terlihat jelas. 2.
Jarum endodonti dapat masuk dan difungsikan didalam saluran akar tanpa hambatan 3.
Kavitas telah bebas dari jaringan karies dan restorasi yang buruk 4.
Bantuk kavitas harus memberikan retensi yang baik bagi tumpatan sementara
AnatomiMorfologi Gigi dan Berbagai bentuk Preparasi Kamar Pulpa Pembersihan ruang pulpa dari jaringan pulpa dan jaringan nekrotik penting sekali bagi
kebersihan perawatan endodonti. Masih tersisanya ruang pulpa atau tidak sempurnanya
6
pengisian akan memudahkan terjadinya inflamasi. Pemahaman tentang anatomi internal gigi dan berbagai bentuk sistem kamar pulpa dan saluran akarnya dapat membantu operator dalam
melakukan preparasi kamar pulpa dengan baik, menentukan orifisi dengan tepat dan melakukan instrumentasi ke dalam saluran akar dengan benar. Oleh karena itu pengetahuan
akan berbagai variasi anatomi ruang pulpa sangat penting dikuasai sebelum melakukan perawatan endodonti.
Dibawah ini diberikan gambaranskemaris bentuk-bentuk pembukaan preparasi kamar pulpa pada beberapa gigi.
1. Anatomi ruang pulpa insisivus atas, baik
sentral maupun lateral tidak jauh berbeda. Kaninus atas dan bawah hampir identik,
demikian juga insisivus sentral dan lateral bawah. Bentuk ragangan pada kavitas
kamar pulpa insisivus biasanya hampir segitiga namun lebih oval pada gigi
kaninus gbr.12.
Insisivus pertama dan kedua rahang atas biasanya merupakan gigi yang paling
sedikit menimbulkan kesukaran dalam perawatan. Anatomi ruang pulpanya mirip
sekali dengan anatomi mahkota dan akarnya. Masalah yang sering
menimbulkan adalah adanya bengkokan di daerah apeks, tersumbatnya kamar pulpa
dan saluran akar oleh dentin sekunder, atau adanya resorpsi interna.
2. Pada gigi premolar dua atas dan pada
kedua premolar di rahang bawah, biasanya akan dijumpai satu saluran akar yang
terletak di tengah-tengah. Oleh karena itu ragangan kavitas kamar pulpa akan terletak
ditengah-tengah oklusal. Seandainya saluran akar terletak di bawah tonjol bukat
atau tonjol lingual, periksalah 7
3. Sebagian besar premolar pertama atas
mempunyai dua saluran akar, yaitu di bukal dan palatal. Ragangan kavitasnya
biasanya lebih melebar ke arah buko- lingual dan lebih oval dibandingkan
dengan premolar kedua gbr.14.
4. Ragangan kavitas molar atas berbentuk
segitiga dengan basis di daerah bukal dan puncak di daerah palatal sesuai dengan
letak ketiga orifisinya. Harusnya selalu diingat akan kemungkinan adanya dua
saluran akar di mesio-bukal. Ketika akan menembus kamar pulpa, bur diarahkan ke
saluran akar terbesar yakni palatal ghbr.15. Molar kedua atas ragangan
kavitasnya biasanya lebih kecil gbr.16.
Pada perawatn endodonti molar atas munkin akan dijumpai banyak kesulitan.
Konfigurasi saluran akatnya sangat rumit dan struktur anatomik disekitar apeks akan
menyukarkan pemeriksaan radiografnya. Sangatlah bermanfaat dan penting untuk
mengetahui berbagai variasi morfologi saluran akar sebelum memulai perawatan.
8
5. Molar bawah biasanya mempunyai dua
akar dan tiga saluran akar, satu di akar distal dan dua di akar mesial. Ragangan
pembukaan kamar pulpanya biasanya berbentuk segitiga dengan basis di daerah
mesial dan puncaknya di daerah distal. Jika ada dugaan terdapatnya dua saluran akar di
akar distal, maka ragangan di daerah ini akan lebih melebah ke arah buko-lingual.
Pada saat memulai pembukaan kamar pulpa, arahkan bur ke arah saluran akar
terbesar yakni saluran akar distal gbr.17.
Efek Dentin Sekunder Tersier pada Ukuran Kamar Pulpa dan Saluran Akar:
Ukuran ruang pulpa sering mengecil karena terbentuknya dentin sekunder dan tersier karena
proses penuaan maupun yang diakibatkan oleh berbagai iritan. Iritan tersebut antara lain karies,
restorasi, khemis, perubahan suhu, erosi dan abrasi. Dalam upaya melindungi dirinya, pulpa
membentuk dentin tersier yang dimulai di daerah terdekat dengan iritan. Proses ini akan berlanjut
terus ke arah apeks. Pada saluran akar tunggal kadang-kadang dijumoai saluran akar yang telah
tertutup rapat. Kamar pulpa molar jarang sampai tertutup rapat, namun akan
menyukarkan penemuan orifisi. Hal-hal seperti ini tentu saja akan mempengaruhi keberhasilan perawatan endodontik, karenanya harus selalu diantisipasi. Ganbar 18
memperlihatkan perbedaan antara gigi muda dengan gigi tua.
9
Bentuk Ragangan Kavitas Kamar Pulpa: Gambar 19 memperlihatkan bentuk-bentuk ragangan kavitas kamar pulpa gigi atas dan
bawah. Penentuan Panjang Kerja
Panjang gigi dan Panjang kerja
10
Panjang gigi adalah jarak antara titik acuan pada mahkota sampai ke ujung akar. Sedangkan panjang kerja adalah jarak antara titik acuan sampai ke kontriksi apeks. gbr.20
Menentukan panjang kerja yang tepat sangat penting dalam perawatan endodonti. Tanpa diketahuinya panjang kerja yang tepat tidak akan diperoleh hasil preparasi dan pengisian
yang baik. Cara pengukuran panjang kerja:
a. Cara perbandingan
b. Cara radiograf dengan alat
c. Panjang rata-rata gigi
Pada praktikum yang dipakai adalah dengan mengurangi panjang gigi yang diukur sebelum ditanam di balok yaitu:
Panjang kerja = panjang gigi – 2 mm
IRIGASI Irigasi saluran akar dilakukan sebelum, selama dan sesudah preparasi saluran akar.
Tujuannya adalah untuk mengeluarkan kotoran dan serbuk dentin dari saluran akar, dan sebagai pelumas. Dengan demikian, selama preparasi saluran akar harus selalu dalan keadaan
tergenang cairan irigasi. Cairan irigasi yang umum dipakai adalah larutan NaOCl 2,5 sabagai baterisid, pelarut
dentin dan berfungsi juga sebagai pelumas preparasi saluran akar. Cairan irigasi ini dapat dibuat dari bahan pemutih pakaian yang ada dipasaran tanpa pewangi
dan mengandung NaOCl 5 yang diencerkan dengan aquadest.
11
Teknik irigasi Gunakan semprit dengan jarum yang berukuran kecil 27G x 1
1 4
dan ujungnya dibengkokkan. Jarum dimasukkan ke dalam saluran akar perlahan-lahan sejauh 13 apikal
tanpa menyumbat, kemudian cairan irigasi dialirkan tanpa tekanan sebanyak 1cc untuk setiap saluran akar. Cairan irigasi yang keluar ditampung dengan gulungan kapas gbr.21.
Pada waktu melakukan irigasi, hal penting yang harus diingat adalah:
1. Jarum tidak boleh menyumbat saluran akar
dan irigasi harus dilakukan tanpa tekanan agar cairan irigasi tidak terpompa ke
periapeks.
2. cairan yang keluar harus ditampung
dengan gulungan kapas agar tidak berkontak dengan mukosa mulut, selain itu
juga untuk melihat kebersihan saluran akar dengan memperhatikan serbuk dentin yang
keluar bersama cairan irigasi.
PREPARASI SALURAN AKAR
Preparasi saluran akar dilakukan jika preparasi kamar pulpa sudah sempurna. Preparasi saluran akar mempunyai dua tujuan:
1. Mengeluarkan debris dari saluran akar. 12
2. Membentuk saluran akar untuk pengisian. Prinsip Preparasi Saluran Akar.
1. Pembersihan Kavitas
Pembersihan saluran akar merupakan lanjutan dari pembersihan kavitas kamar pulpa. Irigasi harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah pergantian alat.
2. Bentuk Retensi
Daerah
1 3
apeks 2 – 5 mm dari kontriksi apikal harus dipertahankan bentuknya
seperti file utama, agar master cone dapat mengisi seluruh daerah ini dengan rapat,
sehingga diperoleh pengisian yang hermetis. Ini dapat diketahui dengan
adanya retensi pada master cone yang ketika ditarik terasa ada tahanan tug back
gbr.22.
3. Bentuk Resisten
Penyenpitan di apeks yang disebut kontriksi apeks harus dipertahankan untuk
menahan bahan pengisi tidak terdorong ke daerah periapeks gbr.23.
Fungsi instrumen untuk preparasi saluran akar:
Jarum miller Smooth broach untuk menjajaki saluran akar dan melepaskan jaringan pulpa dari dinding saluran akar.
Jarum ekstirpasi Barbed broach untuk mengangkat jaringan pulpa dari saluran akar.
Reamer untuk melebarkan saluran akar sekarang jarang digunakan
File K untuk menghaluskan dinding saluran akar dan melebarkan saluran nakar yang
sempit.
Hedstrom file untuk melebarkan saluran akar dengan cepat, tetapi meninggalkan dinding yang kasar.
13
Cara kerja alat:
Reaming gerakan memutar:
Gerakan rotasi instrumen searah jarum jam dan merupakan gerakan melengkung dari satu
ujung ke ujung potong lainnya gbr.24.
Filing pengikiran:
Serangkaian gerakan yang berulang. Instrumen dimasukkan sepanjang panjang
kerja dengan gerakan memutar pasif tanpa mengerok. Setelah itu dirotasi seperempat
putaran atau lebih, lalu ditarik keluar dari saluran akar dengan ujung menekan dinding
saluran akar gbr.25.
Sirkum Ferencial Filling pengikiran berkeliling:
Gerak memutar pasif, reaming dan gerakan penarikan berulang-ulang dengan ujung file
menekan berbagai-bagai dinding saluran akar, sampai dinding saluran akar menjadi halus
gbr.26.
Syarat preparasi saluran akar:
1. Panjang kerja yang pasti harus ditentukan dahulu sebelum preparasi, dan jarum diberi
stop. 2.
Alat-alat preparasi harus dalam keadaan bersih, steril dan disusun secara urut sesuai nomor.
3. Gunakan alat secra berurutan mulai dari nomor yang kecil tanpa dipaksa.
14
4. Alat yang tumpul, bengkok-tajam, ‘rolled up’ atau elongasi harus dibuang.
5. Selama preparasi, saluran akar harus dalam keadaan tergenang cairan NaOCl 2,5
6. Penggunaan alat jangan dipaksakan seandainya ditemui hambatan.
7. Gunakan alat dengan gerakan yang tepat reaming dan filing
8. Sebelum, setiap dan setelah penggantian alat, saluran akar harus diirigasi.
Teknik Preparasi Saluran Akar Bermacam-macam teknik preparasi saluran akar, mulai dari yang konvensional, step back,
step down dan sebagainya. Pada praktikum teknik yang dipakai adalah teknik step back:
1. Persiapan a. Tentukan panjang kerja
b. Beri penanda karet pada alat sesuai dengan panjang kerja
c. Pada akar yang bengkok, ujung jarum dilengkungkan sedikit untuk mencegah
terjadinya “ledge”.
Caranya adalah dengan menjepit alat di antara gulungan kapas beralkohol, lalu
dengan ibu jari dan telunjuk alat sedikit demi sedikit dilengkung. gbr.27. jarium
tidak boleh sampai bengkok mematah.
2. Jajaki saluran akar dengan jarum Miller.
Pada gigi vital, jarum ini dipakai juga untuk melepaskan perlekatan jaringan
pulpa dari dinding saluran akar ekstirpasi mudah dilakukan gbr.28.
3. Keluarkan isi saluran akar dengan jarum
ekstirpasi. Tindakan ini dilakukan jika jaringan pulpa masih utuh pada gigi vital.
Pada gigi nekrosis, pulpa sudah hancur sehingga cukup di irigasi kemudian
langsung dipreparasi gbr.29. 15
4. Irigasi dengan larutan NaOCl 2,5
menggunakan semprit yang jarumnya dibengkokkan. Larutan yang keluar
ditampung dengan kapas. Lakukan irigasi sampai cairan yang ditampung terlihat
bersih gbr.30.
STEP BACK Mulainey membaginya atas 2 fase yaitu:
1. Fase I 2. Fase II
a. Fase II – A
b. Fase II – B
FASE I
Kanal dilubrikasi dan dieksplorasi dengan
menggunakan file no. 1015 K-file
Tentukan panjang kerja mis. 20 mm
Instrumen I-IAF Initial Apical File gbr.31.
File diputar dengan gerakan searah jarum
jam sampai instrumen longgar lalu ikuti dengan irigasi.
Instrumen selanjutnya no.20 – panjang
kerja sama
File no. 25 – panjang kerja sama untuk melengkapi preparasi apikal lalu kanal
diirigasi MAP. gbr.32
FASE II-A
File no. 30 – panjang kerja kurang 1 mm.
Lalu kanal diirigasi.
File no. 35 – panjang kerja kurang 2 mm. Lakukan rekapitulasi dengan instrumen
sebelumnya no. 25 dengan panjang kerja awal.
Lakukan demikian seterusnya dengan
mengurangi 1 mm pada setiap pergantian ke file yang berukuran lebih besar sampai
mencapai daerah pertengahan kanal. 16
FASE II-B
MAF digunakan untuk menghaluskan
semua dinding preparasi diikuti dengan irigasi.
STERILISASI RUANG PULPA Strerilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah preparasi saluran akar
selesai. Sterilisasi ini ditujukan pada kuman-kuman di saluran akar dan tubuli dentin atau ramifikasi yang tidak dapat ditanggulangi selama preparasi saluran akar.
Sebelum sterilisasi dilakukan, saluran akar diirigasi dahulu dengan NaOCl 2,5.
17
Setelah itu saluran akar dikeringkan dengan kon kertas hisap. Sterilisasi dilakukan dengan meneteskan obat saluran akar pada butiran kapas, dikeringkan
dengan dijepit dengan kapas gulung agar obat tidak mengalir dan mengiritasi jaringan periapeks dan diletakkan pada orifisi. Kavitas kemudian ditutup dengan 2 lapis tambalan
sementara yaitu tambalan gutaperca yang atasnya ditutup dengan semen ZnOE.
PENGISIAN SALURAN AKAR Tujuan:
Menutup saluran akar dalam segala dimensi secara hermetis. Alat dan bahan yang diperlukan
18
Bahan yang digunakan untuk pengisian saluran akar adalah: a.
Bahan pengisi saluran akar yang bisa digunakan adalah kon gutaperca. Terdiri atas:
- kon utama master cone - kon tambahan accessory cone
b. Semen saluran akar root canal sealer, yang biasanya terdiri dari bubuk dan liquid.
Guna semen saluran akar adalah untuk:
Melicinkanmeletakkan bahan pengisi ke dinding saluran akar sewaktu pengisian.
Mengisi ruang antara bahan pengisi dengan dinding saluran akar untuk mencegah kebocoran.
Mengisi saluran akar tambahan yang tidak dapat diisi dengan bahan pengisi.
Alat yang digunakan untuk pengisian saluran akar adalah: a. Kaca pengaduk dan spatula untuk mengaduk semen saluran akar.
b. Lampu spiritus dan ekskavatorinstrumen lain untuk memotong bahan pengisi gutaperca. c. Jarum lentulo untuk melapiskan semen saluran akar ke dinding saluran akar, digunakan
dengan putaran searah jarum jam. Alat ini dapat digunakan dengan mesin maupun tangan. Selain itu dapat juga dengan jarum file yang berfungsi sebagai lentulo, hanya
pemakaiannya dengan putaran berlawanan.
d. Alat penguak root canal spreader, untuk mengguakkan kon bahan pengisi dan menyediakan ruangan bagi kon tambahan.
e. Alat pemampat bahan pengisi root canal plugger. f. Alat pemampat semen.
g. Sonde lurus. h. Instrumen penumpat bahan plastis.
Tahap pengisian: Teknik pengisian saluran akar yang umum digunakan dan dianggap paling baik sampai saat
ini adalah teknik kondensasi lateral, dengan tahap kerja sebagai berikut:
1. Pemilihan bahan utama
2. Penyiapan semen saluran akar
19
3. Pelapisan coating dinding saluran akar dengan semen saluran akar
4. Pengisian saluran akar
5. Pemilihan bahan utama
1. Pemilihan bahan pengisi utama: