3 daerah terpencil tentu memiliki akses yang sangat terbatas untuk mengikuti forum
ilmiah  atau  kegiatan  pengembangan  lainnya.  Akibatnya  program  sertifikasi pendidik  ini  juga  telah  menimbulkan  keresahan  di  kalangan  guru  Kedaulatan
Rakyat,  7  Desember  2005;  Kompas,  Selasa  2  Oktober  2007;  dan  Kompas,  22 Oktober 2007.
Berbagai permasalahan di atas mengindikasikan bahwa kebijakan sertifikasi pendidik  bagi  guru  dalam  jabatan  memiliki  derajat  penerimaan  akseptabilitas
dan  tingkat  keterlaksanaan  implementabilitas  yang  relatif  rendah  di  kalangan guru  sebagai  sasaran  kebijakan.  Oleh  karena  itu  permasalahan  kebijakan
sertifikasi  pendidik sungguh  menarik  untuk dikaji,  karena  sangat  relevan dengan pengembangan  kualitas  pendidikan  di  tanah  air.  Selain  itu  kebijakan  pemerintah
tersebut menyangkut karir jutaan guru di tanah air, yang juga berarti menyangkut nasib masa depan bangsa ini.
B. Fokus Penelitian
Kebijakan  sertifikasi  pendidik,  sebagaimana  kebijakan  pendidikan  pada umumnya, merupakan bagian dari kebijakan publik,  yang berjalan secara  siklikal
dalam  suatu  proses  mencakup:  perumusanformulasi  kebijakan,  implementasi kebijakan,  monitoring  dan  evaluasi  kebijakan,  dan  hasil  outputs  serta  dampak
outcomes  kebijakan.  Dari  pentahapan  tersebut,  penelitian  ini  berfokus  pada proses  perumusan  atau  formulasi  kebijakan  sertifikasi  pendidik,  dengan  asumsi
bahwa  proses  perumusan  kebijakan  sangat  menentukan  implementasi  kebijakan, sebab  pada  proses  perumusan  formulasi  kebijakan  ditetapkan  tujuan,  strategi
4 pencapaian,  pertimbangan  sumberdaya,  dan  antisipasi  konsekuensiresiko  dari
kebijakan yang ditetapkan. Adapun jenis kebijakan yang menjadi fokus penelitian ini adalah kebijakan
strategis  dan  spesifik.  Kebijakan  strategis  mencakup  peraturan-peraturan  yang relatif  permanen  atau  tidak  dapat  diubah-ubah  dalam  jangka  waktu  relatif  lama.
Sedangkan  kebijakan spesifik terkait dengan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan.  Dengan  demikian  fokus  kajian  penelitian  ini  adalah  proses  formulasi
peraturan  perundang-undangan  yang  bersifat  umum  dan  spesifik,  yang  mengatur sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan  fokus  penelitian  di  atas  maka  permasalahan  pokok  dalam penelitian  ini  adalah  “bagaimanakah  profil  perumusan  kebijakan  sertifikasi
pendidik  bagi  guru  dalam  jabatan  sebagai  tenaga  profesional?”.  Permasalahan pokok ini selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan berikut ini.
1  Mengapa kebijakan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan menimbulkan berbagai permasalahan danatau kontroversi?
2  Bagaimanakah  proses  perumusan  kebijakan  sertifikasi  pendidik  bagi  guru dalam jabatan?
3  Bagaimanakah bentuk  dan  isi  kebijakan  sertifikasi  pendidik  bagi guru dalam jabatan?
4  Apakah  yang menjadi preferensi nilai dari kebijakan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan?
5 5  Sejauhmanakah proses formulasi kebijakan sertifikasi pendidik mengantisipasi
berbagai konsekuensi yang mungkin terjadi? 6  Sejauhmanakah pertimbangan ketersediaan sumberdaya pendukung dilakukan
dalam proses perumusan kebijakan sertifikasi pendidik? 7  Bagaimanakah  peran  dan  fungsi  aktor-aktor  yang  terlibat  dalam  perumusan
kebijakan sertifikasi pendidik? Untuk  menjawab  pertanyaan-pertanyaan  tersebut  dilakukan  penelitian
kebijakan dengan  acuan  teoritik  sebagaimana  dikaji  pada  Bab  II  dan  metodologi sebagaimana dipaparkan pada Bab III dari disertasi ini.
D. Tujuan Penelitian