Buku Panduan Proses Pembuatan Wayang Suket

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

BUKU PANDUAN PROSES PEMBUATAN WAYANG SUKET

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh:

Shinta Dewi Permatasari 51910085

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ...viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan... 4

BAB II PROSES PEMBUATAN WAYANG SUKET ... 5

2.1 Seni ... 5

2.1.1 Pengertian Seni ... 5

2.1.2 Wayang ... 5

2.2 Wayang Suket ... 8

2.2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Suket ... 8

2.2.2 Teknik Pembuatan Wayang Rumput (wayang suket) ... 10

2.2.3 Visualisasi Bentuk Wayang Rumput (wayang suket) ... 21

2.3 Analisa Permasalahan ... 23

2.3.1 Penyebab Kurangnya Minat Membuat Wayang Suket... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 24

3.1 Strategi Perancangan ... 24


(5)

vii

3.1.2 Pedekatan Komunikasi ... 25

3.1.3 Strategi Kreatif ... 26

3.1.4 Strategi Media ... 26

3.1.5 Strategi Distribusi ... 28

3.2 Konsep Visual ... 29

3.2.1 Format Desain ... 29

3.2.2 Tata Letak ... 29

3.2.3 Tipografi ... 31

3.2.4 Warna... 32

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 35

4.1 Media Utama ... 35

4.1.1 Proses Perancangan Buku Tutorial ... 35

4.1.2 Sampul Depan dan Sampul Belakang ... 36

4.1.3 Isi Buku ... 38

4.2 Media Pendukung ... 39

4.2.1 Poster ... 39

4.2.2 X-Banner ... 40

4.2.3 Stiker ... 41

4.2.4 Pembatas Buku ... 42

4.2.5 Pin ... 43

4.2.6 Gantungan Kunci ... 43

4.2.7 Mug ... 44

4.2.8 Kaos ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46


(6)

46 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aizid.Rizem.(2012).Atlas Tokoh-Tokoh Wayang.Jogjakarta: Diva Press. Aswin.Galih.(2012).”Lakon Semar Membangun Kahyangan”.Tugas Akhir.Bandung: Fakultas Seni dan Desain, Jurusan Desain Komunikasi Visual,Universitas Komputer Indonesia:Tidak Diterbitkan

Haziah Ans.(2013).”Kreatif Membuat Origami, Yogyakarta: Andi.

Kusrianto.Adi,2007.Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.

Pramesti.Fitriani,(2012).”Visualisasi Wayang Suket”.Skripsi.Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Seni Rupa,Universitas Pendidikan Indonesia:Tidak Diterbitkan

Rustan.Surianto, S.sn. 2008.Buku Layout,Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sihombing.Danto.2011.Tipografi Dalam Desain Grafis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sumber Internet

Rori.2008 (2 April). Wayang suket: Pengalaman Bawah Slamet Gundono. Tersedia di: http://kedaipuisi.wordpress.com/2008/04/02/wayang-suket-pengalaman-bawah-slamet-gundono diakses pada 22 april 2014


(7)

47 Wahyu.Cakraningrat.2010(6maret).Wayang Indonesia. Tersedia di :

http://wayang.wordpress.com/2010.03/06/sejarah-seni-pewayangan diakses 22 april 2014.

Wawancara

Agung. Tim Kreatif Slamet Gundono (2013). Wawancara langsung mengenai proses pembuatan wayang suket. Solo.

Waluyo. Tim Kreatif Slamet Gundono (2013). Wawancara langsung mengenai wayang suket. Solo


(8)

v KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi Strata I pada Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia.

Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dekan Fakultas Desain, Koordinator Skripsi dan Tugas Akhir, Pembimbing, serta Tim Kreatif dari Slamet Gundono

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juli 2014


(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang besar dan luas. Dengan kondisi geografi yang demikian membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya dalam berbagai hal, termasuk dalam segi kebudayaan. Sebagaimana terbukti dengan adanya beraneka ragam suku, adat istiadat/tradisi, bahasa, seni, dan kebudayaan lainnya. Kekayaan budaya yang demikian patut kita syukuri, kita banggakan, serta kita jaga kelestariannya, agar tidak pudar atau mengalami kepunahan.

Kesenian sebagai salah satu bagian dari kebudayaan, selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa, sesuai dengan perubahan cara pandang dan pola pikir manusia yang dinamis. Manusia menjalani kehidupan dengan berbagai pengalamannya, yaitu bagaimana manusia itu berinteraksi dengan kesenian yang dapat mereka ciptakan. Pengalaman-pengalaman tersebut dilalui dengan penuh kesadaran serta melibatkan pemikiran, emosi, dan panca indra dalam beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Salah satu kesenian hasil budaya dari Negara Indonesia yaitu seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam, yang diantaranya terdiri dari seni musik, seni tari, seni teater, dan masih banyak yang lainnya.

Kesenian yang merupakan salah satu bagian dari seni pertunjukan yaitu kesenian wayang. Kesenian wayang didukung oleh bidang kesenian lain, seperti seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang.

Seiring perkembangan zaman, maka pembentukan simbolisme pewayangan mengalami penyederhanaan dari segi bentuk persimbolannya.


(10)

2 Kesenian wayang juga mempunyai unsur filsafat atau mistikisme, sebab pada setiap karakter wayang sangat berhubungan erat dengan adanya penggambaran sifat-sifat manusia di kehidupan nyata.

Di daerah Jawa Tengah, terdapat suatu kesenian daerah yang saat ini mulai dikenal. Kesenian tersebut adalah kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket).

Wayang Suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: Suket). Wayang Suket ini biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan pada anak-anak di desa-desa dataran Jawa. Untuk membuatnya, beberapa helai rumput dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) hingga membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya rumput, maka Wayang Suket ini biasanya tidak dapat bertahan lama. Salah seorang seniman asal Tegal yaitu Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh untuk memperkenalkan Wayang Suket.

Hingga saat ini, Wayang Suket telah menjadi ikon bagi Slamet Gundono, alumni Jurusan Seni Pedalangan, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta 1999. Slamet Gundono yang berpenampilan nyentrik dengan tubuh subur dengan berat banda 150 kg ini, semula dikenal sebagai dalang wayang kulit. Disaat mulai laku manggung pakeliran, ia malah membelok menekuni kesenian Wayang Suket. Di tangan Slamet Gundono, Wayang Suket menjadi sebuah media salah satu seni teater berbasis kesenian tradisional wayang yang semakin hari semakin maju.

Walaupun bentuk wayang suket lebih sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk wayang lainnya namun secara keseluruhan tetap saja memiliki ciri khas atau persamaan di bentuk bagian-bagian tertentu.

Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan kering dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) atau dianyam hingga membentuk figur serupa dengan wayang kulit. Simpul yang biasa digunakan dalam pembuatan wayang suket diantaranya simpul hidup, simpul mati, simpul kepang, serta simpul lainnya yang dapat ditambahkan sesuai bentuk yang diinginkan. Untuk


(11)

3 bentuknya sendiri juga berbeda-beda, dari bentuk yang paling sederhana hingga bentuk yang agak rumit. Karena bahanya dari rumput, maka wayang suket ini biasanya memiliki sifat tidak dapat bertahan lama.

Filosofi suket sebagai yang terus tumbuh adalah spirit yang dapat membuatnya bangga. Sebab suket hanya membutuhkan air dan sinar matahari, tanpa perlu adanya pupuk untuk terus tumbuh. Kekuatan filosofi tersebut menggambarkan kekuatan ruang imajinasi dari kesenian Wayang Suket. Pertunjukannya merupakan simbol rumput yang selalu tumbuh yang mempertanyakan tentang diri, bukan memberontak atau merusak. Wayang Suket menjadi tontonan yang enak dan penuh tuntunan. Ia berpijak pada seni tradisi dalam mengupas persoalan hidup pada masa kini.

1.2 Identifikasi Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini, diantarnya:

1. Sulitnya membuat wayang suket bagi anak-anak

2. Kurangnya salah satu cara dalam menumbuhkan imajinasi anak pada bentuk wayang suket

3. Kurangnya cara untuk melatih motorik halus pada anak

4. Tidak adanya media informasi yang menyampaikan pembuatan wayang suket

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat di ambil perumusan masalah yaitu “bagaimana menyampaikan informasi proses pembuatan wayang suket”.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat di ambil batasan masalah, yaitu informasi proses pembuatan Wayang Suket.


(12)

4 1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan proses pembuatan Wayang Suket tersebut adalah untuk memberi informasi cara mudah dalam membuat Wayang Suket. Yang bermanfaat sebagai :

1. Melatih motorik halus anak 2. Mengembangkan imajinasi anak


(13)

5 BAB II

PROSES PEMBUATAN WAYANG SUKET

2.1 Seni

Seni pada mulanya adalah suatu hasil proses dari manusia, dan oleh karena itu maka seni merupakan sinonim dari ilmu. Pada dewasa ini, seni dapat dikatakan sebagai intisari dan ekspresi kreatifitas manusia yang paling dikenali dan dianggap sebagai keunggulan daya cipta manusia.

2.1.1 Pengertian Seni

Seperti yang dikutip oleh Pramesti (2012:12). Seni berkaitan dengan indah dan dilakukan oleh manusia. Seperti dijelaskan oleh Sumardjo (2000:45) bahwa “ apa yang disebut seni memang merupakan suatu wujud yang terindera. Karya seni merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar, atau dilihat sekaligus didengar (visual, audio, dan audio-visual), seperti lukisan, musik, dan teater. Tetapi yang disebut seni ini berada diluar benda seni sebab seni itu berupa nilai. Apa yang disebut indah, baik, adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai. Apa yang oleh seseorang disebut indah dapat tidak indah bagi orang lain.”

2.1.2 Wayang

Seperti yang dikutip oleh Pramesti (2012:15). Wayang bukan hanya merupakan pergelaran yang bersifat menghibur, melainkan juga sarat akan nilai-nilai falsafah kehidupan. Sebab, setiap tokoh dalam cerita wayang merupakan cerminan dari sikap, watak, dan karakter manusia secara umum. Ada yang baik dan jahat, ada kebatilan dan keburukan, ada kasih sayang, cinta, hasut, serakah, dan lain-lain.


(14)

6 Kesenian wayang pada saat ini telah menjadi salah satu warisan dunia, seperti terbukti dengan hak paten yang diberikan UNESCO (Unied Nations Educational Scientific and Cultural Organization) bahwa wayang Indonesia sebagai karya Agung Budaya Dunia (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), pada tanggal 7 November 2003 di Paris, Perancis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainnya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh di pertunjukan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dan sebagainya). Orang suruhan yang harus bertindak sesuai dengan perintah orang lain.

Menurut Aizid (2012:19). Ia mengatakan bahawa:

Dilihat dari sudut pandang terminologi, ada beberapa pendapat mengenai asal kata wayang. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa wayang berasal dari kata wayangan atau bayangan, ang berarti sumber ilham. Yang dimaksud ilham disini adalah ide dalam menggambarkan wujud tokohnya. Kedua, berbeda dari pendapat yang pertama, pendapat ini menyebutkan bahwa kata wayang berasal dari kata wad dan hyang, yang artinya adalah leluhur.

Aizid (2012:20). Jenis-jenis wayang yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sangat banyak, seiring dengan berjalannya waktu kini hampir pada setiap daerah di Indonesia terdapat kesenian wayang yang memiliki sedikit perbedaan dan ciri khas masing-masing. Maka jenis-jenis kesenian wayang yang terpenting yang ada di Indonesia, diantaranya adalah:

A. Wayang kulit

Sesuai dengan namanya, maka bahan utama dalam membuat wayang kulit yaitu kulit hewan, baik kulit kerbau atau kulit sapi. Namun yang lebih berkualitas adalah kulit kerbau, karena kulit kerbau bahan dasarnya atau kulitnya lebih tebal dan banyak mengandung lemak, kulitnya lebih bening disamping itu tahan terhadap musim.


(15)

7 Kalau kulit sapi, jika musim panas mudah melengkung, sebaliknya jika musim dingin kulit lemas. Berbagai macam jenis wayang kulit yang banyak dikenal oleh masyarakat, diantaranya Wayang Beber, Wayang Purwa, Wayang Gedog, Wayang Wahyu, Wayang Suluh, Wayang Kancil, Wayang Kedek, dan lain-lain.

B. Wayang Kayu

Sesuai dengan namanya, maka bahan utama dalam membuat wayang kayu adalah kayu. Jenis kayu yang sering digunakan diantaranya kayu randu, kayu pule, dan kayu lame. Hal ini untuk mempermudah teknik mengukirnya, jadi harus memakai kayu yang empuk dan berserat padat. Macam-macam wayang kayu, diantaranya Wayang Golek, Wayang Kruci, Wayang Papak, Wayang Golek Menak, Wayang Potehi, dan lain-lain.

C. Wayang Orang

Wayang orang adalah cerita wayang purwa yang dipentaskan oleh orang dengan busana seperti wayang. Perkumpulan wayang orang yang terkenal diantaranya Ngesti Pandawa (Semarang), Sriwedari (Surakarta) dan lain-lain. Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa adalah wayang yang tokoh dalam cerita wayang tersebut dimainkan oleh orang).

Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau atau yang lainnya), akan tetap menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka wayang. Mereka memakai pakaian yang sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit.


(16)

8 D. Wayang Rumput (Wayang Suket)

Wayang rumput (wayang suket) merupakan bentuk tiruan dari berbagai fitur wayang kulit yang terbuat dari rumput (Jawa:Suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan pada anak-anak didesa-desa Jawa. Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figure serupa wayang kulit. Karena bahannya dari rumput, wayang suket ini biasanya tidak bertahan lama.

2.2 Wayang Suket

2.2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket)

Dari hasil wawancara bersama Waluyo dan agung yang menceritakan sejarah wayang suket. Pada zaman dahulu, Wayang Rumput (Wayang Suket) ini biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan pada anak-anak di desa-desa dataran Jawa. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa Wayang Rumput (Wayang Suket) pada mulanya biasa dibuat oleh para gembala untuk mengisi waktu luang mereka. Ketika kerbau, sapi atau kambing sibuk makan rumput, bocah angon (anak gembala) mereka mencoba menirukan para dalang yang memainkan wayang dengan rumput yang ada disekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh dalang Slamet Gundono: “konon wayang suket itu dibuat oleh para gembala -gembala atau petani-petani yang ada di kampong-kampung atau desa-desa di dataran Jawa. Mereka membuat wayang suket disela-sela waktu luang mereka.”

Slamet Gundono yang merupakan seorang seniman asal Tegal dikenal sebagai pencetus pementasan wayang suket dan cukup terkenal tidak hanya di wilayah dalam negeri saja, tetapi sudah sampai keluar negeri. Akan tetapi dibalik kesuksesan Gundono, ternyata ada


(17)

9 seorang maestro yang bernama Eyang Gepuk, beliau kurang dikenal oleh masyarakat luas, yang sebenarnya telah merintis pembuatan wayang suket. Sayang, wayang-wayang suket karyanya tidak pernah dipentaskan dan hanya dipamerkan.

Filosofi dari suket sendiri sebagai sesuatu yang terus tumbuh adalah merupakan spirit yang dapat membuatnya bangga, sebab suket dapat bertahan hidup dan tumbuh dimana saja dan hanya membutuhkan air, udara, serta sinar matahari, tanpa perlu adanya pupuk untuk terus tumbuh. Kekuatan filosofi tersebut menggambarkaaan kekuatan ruang imajinasi dari kesenian Wayang Suket.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Dalang Slamet Gundono, beliau mengatakn “Saya melihat filosofi dari suket, bahwa suket itu kan sebagai simbol rumput yang selalu tumbuh yaitu sebagai sesuatu yang tumbuh dan bahwa dia tumbuh di potong, dia tumbuh dipotong tetapi dia tetap tumbuh terus.”

Dari kalimat diatas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai mahluk hidup janganlah berputus asa dan jangan mudah menyerah dalam bertahan untuk hidup. Kemudian Dalang Slamet gundono selanjutnya juga mengatakan: “Suket itu menciptakan orang-orang kota untuk menemukan elemen desanya kembali. Mungkin kerinduan, mungkin romantisme, mungkin juga kenangan, atau menemukan spirit baru.”

Seni pertunjukan Wayang suket termasuk seni kontemporer dan tidak sepenuhnya mengikuti pakem dalam dunia perwayangan. Pada tahun 1999, Dalang Slamet Gundono mendirikan komunitas sanggar wayang suket, yang berada tepat di depan rumahnya. Dalam pertunjukan atau pergelarang Wayang Suket, posisi Dalang Slamet Gundono berhadapan langsung dengan para penonton. Ceritanya tidak hanya bersumber dari cerita pewayangan (Mahabrata, Ramayana, Pandji, atau Menak) saja, tetapi juga sudah berkolaborasi dengan Gundono menyandingkan tokoh-tokoh purwa khayangan yang biasa dikenal, dengan tokoh yang di ambil dari dunia keseharian sang


(18)

10 dalang. Musik pengiringnya pun dapat disesuaikan, biasanya disertai pula dengan alat musik modern, akan tetapi dapat pula hanya dengan diiringi oleh suara yang dikeluarkan dari mulut dalang.

Dalang Slamet Gundono memainkan wayang rumput (wayang suket) dengan cara yang berbeda, keluar dari pakem yang telah baku. Tidak seperti bentuk para tokoh dalam jenis-jenis kesenian wayang lainnya yang ada dinegara kita. Bentuk-bentuk wayang suket yang dimainkan oleh dalang Slamet Gundono, tidak berpatok hanya untuk satu tokoh tertentu saja. Melainkan satu bentuk wayang suket dapat digunakan atau dimainkan untuk berbagai nama tokoh yang berbeda.

2.2.2 Teknik Pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket)

Sesuai dengan namanya, maka bahan utama yang digunakan dalam pembuatan wayang rumput (wayang suket) adalah tanaman rumput terutama rumput yang berukuran panjang dan telah dikeringkan atau dijemur dahulu sebelum digunakan. Jenis rumput dengan ciri seperti itu dipilih karena lebih mudah dibentuk dan dianyam, sehingga tidak mudah terputus dan tidak perlu adanya sambungan ditengah-tengah anyaman. Jenis rumput yang bisa digunakan dalam membuat wayang rumput (wayang suket) diantaranya rumput gajah, rumput mendong, serta jerami.

Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan kering dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) atau dianyam hingga membentuk figur serupa dengan wayang kulit. Simpul yang biasa digunakan dalam pembuatan wayang suket diantaranya simpul hidup, simpul mati, simpul kepang, serta simpul lainnya yang dapat ditambahkan sesuai bentuk yang diinginkan. Untuk bentuknya sendiri juga berbeda-beda, dari bentuk yang paling sederhana hingga bentuk yang agak rumit. Karena bahanya dari rumput, maka wayang suket ini biasanya memiliki sifat tidak dapat bertahan lama.


(19)

11 Wayang Rumput (wayang suket) yang digunakan untuk pertunjukan atau pergelaran, biasanya ditambahkan potongan bambu yang disisipkan dibagian tengah wayang, yang fungsinya agar wayang tersebut dapat ditancapkan di batang pisang (gedogan) dan juga agar lebih mudah dipegang untuk digerak-gerakan pada saat sedang dimainkan oleh dalang. Namun batang pisang tersebut hanya kadang-kadang saja digunakan.

Berikut ini ada beberapa langkah-langkah dalam pembuatan bentuk wayang suket dengan bentuk yang cukup sederhana dengan bentuk yang mudah diikuti atau dipraktekan kembali.

Langkah-langkah dalam membuat contoh bentuk wayang suket tersebut, diantaranya :

A. Contoh wayang suket yang pertama

Gambar 2.1

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi


(20)

12 1) Bagian Atas atau Kepala :

a) Ambil dua buah batang rumput, kemudian keduanya dilipat menjadi dua bagian tepat ditengah dan yang satu kita pegang dengan posisi horizontal, sedangkan yang satunya lagi kita jepit pada rumput pertama dengan posisi vertikal, tetapi beri sedikit jarak atau beri lebih ujungnya untuk dibuat hidung wayang.

Gambar 2.2

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

b) Ambilah sehelai rumput, kemudian lipat dua. Lalu ambil sehelai rumput lagi, lipat dua dan jepit pada rumput pertama dengan diberi sedikit jarak. Tarik bagian B dan lipat kedepan lalu bagian A dan lipat ke belakang.


(21)

13

Gambar 2.3

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

c) Lakukan langkah diatas sebanyak delapan kali, hingga membentuk seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.4

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

d) Lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya, disebelah simpul tadi gunakan rumput yang belum dianyam.


(22)

14 A

B Gambar 2.5

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

e) Lakukan langkah diatas sebanyak tujuh kali, sisakan empat helai.

Gambar 2.6

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi


(23)

15 f) kepang empat sisa helai rumput tersebut.

Gambar 2.7

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

g) Lalu letakan kepangan di depan bagian tengah kepala.

Gambar 2.8

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Bagian Badan dan Lengan.

a) Buat kepangan empat (simpul kepang empat,lihat gambar 3.8) untuk bagian tangan wayang, lalu ikat kedua ujungnya dengan menggunakan simpul mati.


(24)

16

Gambar 2.9

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

b) Sisipkan hasil kepangan tadi pada tengah-tengah rumput sisa dari bagian kepala (bagian depan dan belakang tertutup badan wayang)

Gambar 2.10

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

c) Ambil sehelai rumput dan simpan di bagian depan dengan posisi horizontal.


(25)

17

Gambar 2.11

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

d) Lalu lilitkan ujung rumput A dan B ke bagian belakang badan.

A B

Gambar 2.12

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

e) Kemudian sisipkan kedua rumput tersebut ke bagian depan tangan. Lalu lilitkan pada bagian tangan.


(26)

18

Gambar 2.13

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

f) Ulangi langkah diatas sebanyak empat kali, hingga membentuk seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2.14

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

3) Bagian Bawah atau Kaki:

a) Buat simpul kepang empat untuk kaki seperti untuk bagian tangan, lalu ambil sehelai rumput, lipat dua dan jepit pada kepangan. Tarik bagian B dan lipat ke depan lalu bagian A dan lipat ke belakang.


(27)

19 A

B

Gambar 2.15

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

b) Lakukan langkah diatas sebanyak delapan kali.

Gambar 2.16

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi


(28)

20

Gambar 2.17

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

d) Pegang rumput yang paling atas. Tarik bagian B dan lipat kedepan lalu bagian A dan lipat kebelakang.

Gambar 2.18

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi


(29)

21

Gambar 2.20

Bentuk Wayang Suket Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.2.3 Visualisasi Bentuk Wayang Rumput (Wayang Suket)

Wayang rumput (wayang suket) merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit, oleh karena itu bentuk-bentuk wayang suket pada umumnya tidak jauh berbeda dengan bentuk-bentuk umum pada wayang kulit.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar pada zaman dahulu orang-orang yang membuat wayang suket hanya menggunakan nalurinya dalam menirukan bentuk atau figur wayang kulit dengan bahan berbeda, yaitu dengan menggunakan rumput. Akibat bahan yang berbeda yaitu dengan rumput, maka menghasilkan bentuk yang terbatas dan cukup khas, sehingga bentuk wayang suket tidak terlalu persis dengan wayang kulit walaupun bentuknya secara umum hamper mirip.

Walaupun bentuk wayang suket lebih sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk wayang lainnya namun secara global tetap saja


(30)

22 memiliki ciri khas atau persamaan di bentuk bagian-bagian tertentu. Persamaan umum visualisasi wayang suket dengan wayang kulit diantaranya:

1. Pada bagian kepalanya memiliki mahkota atau gelungan 2. Memiliki hidung yang panjang

3. Memiliki lengan yang kecil dan panjang

4. Memiliki pinggul atau bokong yang cukup besar.

Gambar 2.21

Wayang suket yang telah dibuat Sumber : Dokumentasi Pribadi


(31)

23 2.3 Analisa Masalah

2.3.1 Penyebab Kurangnya Minat Membuat Wayang Suket

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Solo, tempat wayang suket pernah dimainkan maka ditemui beberapa permasalahan, yaitu:

1. Kurangnya minta membuat wayang suket

Minat adalah dorongan yang tumbuh dari dalam diri seseorang untuk menlakukan suatu tindakan ( Sutarno NS, 2008:131).

Berdasarkan wawancara dengan Waluyo, sebagai keponakan sekaligus tim kreatif dari Slamet Gundono penyebabnya dari kurangnya minat membuat wayang suket disebabkan material yang digunakan dikota Solo sangat mahal untuk didapatkan, itu karena banyaknya pembangunan perumahan yang menjadikan daerah pesawahan hilang berbeda dengan dikota-kota lain yang masih ada rumput yang dapat digunakan secara gratis.

2. Tidak adanya media informasi yang menyampaikan proses pembuatan.

Media informasi adalah pembawa pesan data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna ( Gordon B. Davis 1990:11).

Maka dapat disimpulkan melalui pembuatan buku panduan membuat wayang suket ini memberikan penjelasan mengenai proses pembuatan dari wayang suketnya tersebut.


(32)

24 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Segmentasi Target

Segmentasi dalam perancangan sebuah media informasi baru sangat diperlukan. Sebab bila tidak terdapat segmentasi dalam perancangan sebuah media informasi yang sangat membantu dalam penentuan gagasan visual dan pendekatan komunikasi suatu media. Segmentasi target untuk perancangan media informasi proses pembuatan wayang suket ini dibagi menjadi 3 yaitu: A. Demografis

Usia : 10-15 tahun lebih Profesi : pelajar

Status Ekonomi : menengah

Demografis target audien ditentukan seperti disebutkan diatas sebab, pada tingkatan demografis tersebut, pemikiran individunya sangat ingin tahu dan selalu tertarik dengan hal permainan atau jenis pertunjukan.

B. Psikografis

Untuk psikografis dari target media informasi proses pembuatan wayang suket ini, adalah anak-anak pada tingkatan demografis yang telah disebutkan. yang memiliki rasa keingintahuan dan ketertarikan pada pembuatan wayang yang dapat mereka buat serta memainkannya, serta mudah menerima masukan.


(33)

25 C. Geografis

Bila disegmentasikan secara geografis, target audiens dari perancangan media ini adalah di daerah yang mayoritas penduduknya bersuku Jawa, yaitu di daerah perkotaan di Bandung.

3.1.2 Pendekatan Komunikasi

Perancangan media informasi proses pembuatan wayang suket menggunakan proses komunikasi secara sekunder dan premier. Dikatakan sekunder sebab untuk menyampaikan informasi tentang proses pembuatannya yang terdapat didalamnya membutuhkan sebuah media dan tidak dapat secara langsung. Media ini dibutuhkan untuk memperluas ruang dan waktu, agar efektif dalam penyampaian informasinya. Adapun model pendekatan yang digunakan dalam media informasi proses pembuatan wayang suket ini adalah secara visual dan verbal.

Seperti yang dikutip dari Galih (2013:35).Dr. Uka Tjandrasasmita (2006) menjelaskan “komunikasi merupakan perilaku interaksi dalam masyarakat yang dilakukan secara verbal dan non verbal. Komunikasi verbal dilakukan melalui bahasa atau tulisan, sedangkan komunikasi non verbal yang disadari, antara lain melalui isyarat atau tanda, misalnya mengigit jari, mengaggukkan kepala, menatap atau tersenyum, sedangkan yang bersifat tidak disadari contoh membetulkan kacamata, mengubah tempat duduk, dan lainnya”.

A.Pendekatan Visual

Dalam perancangan media informasi ini memiliki segmentasi target yang bisa dikatakan secara individu memiliki daya ketertarikan akan sesuatu hal yang baru, maka dari itu pendekatan visual yang digunakan mengacu pada media yang menarik dengan tetap mempertahankan dari material yang digunakan yang alami. Dengan dibuat tampilan dari bentuk anatomi tangan


(34)

26 yang dapat memudahkan target untuk mencontohkan gerakan-gerakan dalam membuat wayang suketnya tersebut.

B.Pendekatan Verbal

Bahasa yang digunakan dalam perancangan media ini menggunakan bahasa nasional, yaitu Bahasa Indonesia. Gaya bahasa yang digunakan juga bahasa sehari hari, tidak formal namun tidak juga gaya bahasa yang formal, sebab media ini nantinya akan diberikan sebagai media pembelajaran yang menarik dan dimengerti oleh anak-anak, disamping itu juga menumbuhkan rasa nasionalisme serta kecintaan dengan budaya asli Indonesia.

3.1.3 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan disampaikan dalam media informasi proses pembuatan wayang suket ini akan dikemas secara menarik dan tidak melupakan kekhasan dari asal wayang suketnya tersebut yang berupa material yang digunakan. Dikarenakan segmentasi target terhadap anak-anak dalam media ini akan menyampaikan tahapan-tahapan berupa gambar anatomi tangan yang membentuk proses pembuatan wayang suketnya, proses pembuatan wayang suket. Proses pembuatan wayang suket akan disampaikan secara detail dari tahap satu ke tahap yang lain agar target dapat mengikuti dengan mudah.

3.1.4 Strategi Media

Pemilihan media adalah berdasarkan dengan kebutuhan target audien. Adapun media yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.


(35)

27 A. Media Utama

Media utama yang digunakan adalah buku. Buku merupakan informasi yang disampaikan melalui kumpulan-kumpulan teks (Haziah ans 2013:3). Buku panduan yang berisi konten- konten tentang wayang suket seperti sejarah terciptanya, manfaat membuat wayang suket, proses pembuatan. Isi dari konten tersebut disesuaikan dengan tema setiap kontennya, untuk konten gerakan isinya adalah gambar mengenai proses pembuatan wayang suket, sehingga anak – anak juga bisa mencontohkan proses pembuatan wayang suket tersebut. Oleh karena itu diharapkan dapat membantu terciptanya regenerasi yang berkualitas, serta dapat meningkatkan minat terhadap wayang suket dikalangan masyarakat khususnya anak – anak dan dapat melatih motorik halus pada anak.

B. Media Pendukung

Sesuai fungsinya, media pendukung adalah media yang mendukung tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung yang digunakan antara lain:

1. Poster

Poster berfungsi sebagai media promosi. Poster akan diletakkan di dekat toko-toko buku dan di tempat penjualan buku-buku dengan tujuan dapat memancing rasa penasaran pada diri anak - anak untuk memasuki toko - toko buku.


(36)

28 2. X-banner

Berfungsi sama dengan poster sebagai media promosi di toko toko buku.

3. Stiker

Walaupun stiker ini tergolong media yang sederhana, namun efektifitas dari stiker cukup tinggi. Stiker dapat menjadi media multi fungsi, karena dapat ditempelkan dimana saja. Berfungsi sebagai media promosi.

4. Mug

Mug dapat digunakan sebagai tempat air minum untuk menemani dalam proses pembuatan wayang suketnya.

5. Pin

Sebagai merchandise agar menarik perhatian anak-anak untuk memiliki buku tutorial tersebut.

6. Kaos

Sebagai merchandise agar menarik perhatian anak-anak untuk memiliki buku tutorial tersebut.

7. Gantungan Kunci

Sebagai merchandise agar menarik perhatian anak-anak untuk memiliki buku tutorial tersebut.

8. Pembatas Buku

Sebagai merchandise agar menarik perhatian anak-anak untuk memiliki buku panduan tersebut.

3.1.5 Strategi Distribusi

Untuk promosi dan perkenalannya akan memanfaatkan adanya ketersedian toko buku dan memperkenalkan di sekolah-sekolah, serta memanfaatkan jejaring sosial sebagai media promosi dan mengenalkan buku


(37)

29 yang berjudul “KREASI MEMBUAT WAYANG SUKET“. Sebagai bentuk perkenalan pun dapat dilakukakun dengan mengadakan workshop atau pameran wayang suket, yang dapat menarik perhatian anak untuk dapat membuat wayang suket secara bersamaan dan membeli buku panduan untuk dapat dicoba sendiri dirumah masing-masing.

3.2 Konsep Visual

Penjelasan tentang segala aspek visual yang ditampilkan pada perancangan media informasi proses pembuatan wayang suket ini akan dijelaskan seluruhnya dalam konsep visual. Mengingat segmentasi target dari perancangan ini adalah individu yang berstatus sebagai pelajar, maka dibutuhkan pertimbangan yang matang agar media ini menarik. Konsep visual dari perancangan ini adalah menggabungkan unsur visual wayang suket, serta penjelasan cara membuat wayang suket, sehingga dapat memudahkan untuk dapat di contoh, namun tidak ketinggalan zaman. Tentunya pertimbangan konsep visual tersebut didasari dari studi target audien dan juga studi referensi yang telah diolah.

3.2.1 Format Desain

Proses perancangan buku panduan diawali dengan membuat konsep pada isi dan informasi yang akan disampaikan melalui buku. Yang didesain secara menarik dalam bentuk bujur sangkar yang berukuran 20cm x 20cm ini bermaksudkan untuk memudahkan target audien dalam membawa buku kemana saja.

3.2.2 Tata Letak

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan dibawahnya, Surianto (2008:1).


(38)

30 Layout atau tata letak yang meliputi penempatan semua unsurdesain gambar (ilustrasi), teks, elemen visual dan sebagainya. Layout yang menarik merupakan jalur untuk mendapatkan perhatianpembaca dan mengikatnya supaya benar-benar dilihat, dibaca, dan dipahami pesan-pesan apa yang disampaikan. Layout yang digunakan dalam setiap media informasi tentang proses pembuatan wayang suket ini adalah peletakan visualisasi yang lebih ditonjolkan. Hal ini dimaksudkan agar ketika target sasarannya melihat media tersebut dapat langsung menirukan tahapan-tahapan dalam membuat wayang suket dengan efektif kemudian tertarik untuk tetap mempertahankan kesenian dan permainan tradisional tersebut. Berikut gambar tata letak pada isi konten yang menggunakan tata letak secara asimetris. Surianto (2008:82) Layout asimetris merupakan tata letak yang tidak beraturan namun tetap dinamis dan tidak kaku.

Gambar 3.1 Layout isi konten Sumber : Dokumentasi Pribadi


(39)

31

Gambar 3.2 Layout isi konten Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.2.3 Tipografi

Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar membangun sebuah kata atau kalimat, Danto (2011:190)

Salah satu aspek dalam visual yang tidak kalah penting dalam perancangan media informasi proses pembuatan wayang suketini adalah tipografi. Tipografi sangat penting karena dalam media ini menggunakan pendekatan komunikasi verbal, dimana pendekatan tersebut mengutamakan tingkat keterbacaan suatu tulisan. Tetapi tantangan sebenarnya dari pemilihan tipografi adalah, penggunaan jenis huruf yang tepat agar tidak menghilangkan bahkan dapat membantu kesan visual yang akan dimunculkan.


(40)

32 A. Janda Closer to Free

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

01234567890!@#$%^&*()/?:;”,.

Gambar 3.3

Gambar Font Janda closer to free

Font ini untuk dijadikan sebagai judul utama pada media informasi proses pembuatan wayang suket. Walaupun font ini berjenis sanserif, namun terkesan cocok untuk anak-anak.

B. Diavlo Book

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

01234567890!@#$%^&*()/?:;

,.

Gambar 3.4

Gambar Font Diavlo Book

Karena keunikan bentuknya yang mengesankan klasik Jawa, serta tingkat keterbacaannya yang cukup baik. Font ini dipilih sebagai font teks dalam media informasi proses pembuatan wayang suket.

3.2.4 Warna

Seperti yang dikutip dari Galih (2012:48), menurut Albert H. Munsell, warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa. Bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek


(41)

33 kehidupan. Warna ini dipilih untuk menyesuaikan ciri khaswarna kebudayaan Jawa serta ciri khas warna rumput dan tangan. Sedangkan warna pada teks disesuaikan agar mudah dibaca oleh anak.

Warna merupakan unsur desain yang mempengaruhi pesan. Pemilihan warna dalam konsep ini berdasarkan kepada kesan yang ingin disampaikan dan kepada siapa pesan ini ditujukan. Penulis memilih warna-warna dari wayang suket berdasarkan warna pada material yang digunkan dalam pembuatan wayang suket tersebut dengan diberikan nuansa kebudayaan itu sendiri untuk menguatkan isi setiap informasinya. Pemilihan warna-warna tersebut didasari oleh pertimbangan sebagai berikut:

1. Warna Coklat merupakan melambangkan sifat yang positif dan juga warna yang mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan.

2. Warna pada halaman didominasi oleh warna coklat beserta tingkatan warna yang lebih muda. Warna coklat merupakan warna yang mengesankan hal-hal yang berhubungan dengan tradisi, seperti hal-halnya budaya Wayang Suket. Tingkatan warna coklat yang lebih kearah putih dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan segmentasi dari media informasi ini yang merupakan anak-anak.

3. Warna Putih juga merupakan warna yang digunakan dalam halaman media informasi proses pembuatan wayang suket. Warna ini dipakai untuk memberikan kesan kepolosan anak-anak.

4. Warna Hitam merupakan warna yang memiliki intensitas warna yang tinggi, dipilih untuk warna pada judul agar dapat menimbulkan tingkat keterbacaan yang tinggi.

5. Hijau Tua, hijau muda digunakan sebagai warna untuk elemen visual yang diambil dari material yang digunakan dalam wayang suket. Warna-warna tersebut digunakan untuk menyeimbangkan dengan layout dan warna dari halaman media informasi tersebut.


(42)

34 6. Warna Merah digunakan untuk tulisan agar menarik perhatian untuk

membaca serta memberi kesan menyenangkan.

Gambar 3.3 Gambar skema warna


(43)

35 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Media Utama

4.1.1 Proses Perancangan Buku Panduan

Proses perancangan buku panduan diawali dengan membuat konsep pada isi dan informasi yang akan disampaikan melalui buku. Selanjutnya mencari data-data yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan di dalam buku dan menganalisa materi yang didapatkan. Setelah itu, dilakukan pembuatan wayang suket yang seluruh prosesnya difoto. Foto tersebut bertujuan untuk memudahkan proses pembuatan buku panduan. Sketsa yang dibuat yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.1 Foto Proses Pembuatan

Sumber : Pribadi

Setelah selesai pemotretan maka selanjutnya dilakukan proses menggambar proses pembuatan menjadi sketsa manual dengan menggunakan pensil warna. Selanjutnya semua sketsa manual di-scan menggunakan scanner. Pada proses digital mengunakan Adobe Illustrasi CS6 pembuatan layout, memasukkan hasil scan, penempatan naskah dan penataan tata letak. Proses pembuatan yang telah menjadi sketsa seperti di bawah ini :


(44)

36

Gambar 4.2

Foto Yang Dibuat Menjadi Sketsa Sumber : Pribadi

Setelah proses editing, penyusunan tata letak, pembuatan visual, penyusunan halaman, dan semua proses selesai maka dilakukan proses pencetakan.

4.1.2 Sampul Depan dan Sampul Belakang

Sampul merupakan bagian dari kemasan yang mengemas buku, pada sampul bagian depan dan belakang buku menggunakan warna yang beridentik berwarna hijau dan berwana coklat dibeberapa bagian, serta beberapa gambar dari tahap ketahap proses pembuatan wayang suket. Sampul depan buku menampilkan kesan mengajak untuk membuat wayang suket dan beberapa gambar didalam buku. Sedangkan pada sampul bagian belakang terdapat sedikit penjelasan tentang wayang suket serta beberapa prosesnya. Adapun ukuran pada cover adalah sebagai berikut :

Ukuran : 20x20 cm

Material : Art Paper

TeknisProduksi : Cetak Offset


(45)

37 Gambar 4.3

Sampul depan Sumber : Pribadi

Ukuran : 20x20 cm

Material : Art Paper TeknisProduksi : Cetak Offset


(46)

38 Gambar 4.4

Sampul dalam belakang Sumber : Pribadi

4.1.3 Isi Buku

Isi pada buku menggunakan ilustrasi yang informatif dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Pada setiap ilustrasi yang terdapat pada buku disederhanakan dari bentuk aslinya. Ilustrasi atau gambar pada buku disertai teks atau tulisan yang berfungsi untuk menjelaskan informasi yang disampaikan.

Ukuran : 20x20 cm

Material : Art Paper


(47)

39 Gambar 4.5

Isi Buku Sumber :Pribadi

4.2 Media Pendukung 4.2.1 Poster

Poster dibuat sebagai media promosi dan informasi yang bertujuan untuk menyampaikan bahwa buku panduan bergambar “Kreasi Membuat Wayang Suket” sudah terbit dan bisa didapatkan segera. Poster akan diletakkan ditempat-tempat yang berada di sekitar sekolah dan tempat bermain anak-anak serta di toko-toko buku.

Ukuran : (29 x 42 cm)

Material : Art paper TeknisProduksi : Cetak Offset


(48)

40 Gambar4.6

Poster Sumber : Pribadi 4.2.2 X-Banner

Pembuatan X-Banner sebagai media promosi yang ditempatkan dilokasi pemasaran dan penjualan buku-buku.

Ukuran : 160 x 60 cm

Material : Flexy Korea TeknisProduksi : Cetak Digital


(49)

41 Gambar4.7

X-Banner Sumber : Pribadi

4.2.3 Stiker

Stiker menjadi salah satu bagian dari merchandise buku yang befungsi sebagai pengingat dan bisa ditemple dimana saja.

Ukuran : 5x5 cm

Material : Sticker Chrome TeknisProduksi : Cetak Offset


(50)

42 Gambar 4.8

Stiker Sumber : Pribadi

4.2.4 Pembatas Buku

Pembatas buku dibuat sebagai bagian dari buku yang berfungsi menandakan halaman yang sedang di baca, juga penanda halaman tertentu yang penting.

Ukuran : 5x18 cm

Material : Art Paper

TeknisProduksi : Cetak Offset

Gambar 4.9 Pembatas Buku Sumber : Pribadi


(51)

43 4.2.5 Pin

Pin merupakan bagian dari merchandise buku yang berfungsi untuk menarik peminat pengunjung, pengingat yang bisa diletakkan dimana saja.

Ukuran : 4 x 3 cm

Material : Batok Kelapa TeknisProduksi : Cetak Sablon

Gambar 4.10 Pin Sumber : Pribadi 4.2.6 Gantungan Kunci

Gantungan kunci dibuat sebagai pengingat dan sebagai bagian dari merchandise yang dapat digunakan anak sebagai hiasan.

Ukuran : 4 x 3 cm

Material : Batok Kelapa TeknisProduksi : Cetak Sablon


(52)

44 Gambar 4.11

Gantungan Kunci Sumber : Pribadi 4.2.7 Mug

Mug adalah salah satu merchandise yang dibuat untuk menarik minat anak-anak. Bisa digunakan dirumah dan dapat dijadikan sebagai pengingat. Material : Bambu

TeknisProduksi : Cetak Sablon.

Gambar 4.12 Mug Sumber : Pribadi


(53)

45 4.2.8 Kaos

Kaos merupakan bagian dari salah satu merchandise yang bisa digunakan langsung saat membuat kreasi wayang suket.

Ukuran : All Size

Material : Cottoncombed TeknisProduksi : Print DTG

Gambar 4.13 Kaos Sumber : Pribadi


(1)

40 Gambar4.6

Poster Sumber : Pribadi

4.2.2 X-Banner

Pembuatan X-Banner sebagai media promosi yang ditempatkan dilokasi pemasaran dan penjualan buku-buku.

Ukuran : 160 x 60 cm

Material : Flexy Korea TeknisProduksi : Cetak Digital


(2)

41 Gambar4.7

X-Banner Sumber : Pribadi

4.2.3 Stiker

Stiker menjadi salah satu bagian dari merchandise buku yang befungsi sebagai pengingat dan bisa ditemple dimana saja.

Ukuran : 5x5 cm

Material : Sticker Chrome TeknisProduksi : Cetak Offset


(3)

42 Gambar 4.8

Stiker Sumber : Pribadi

4.2.4 Pembatas Buku

Pembatas buku dibuat sebagai bagian dari buku yang berfungsi menandakan halaman yang sedang di baca, juga penanda halaman tertentu yang penting.

Ukuran : 5x18 cm

Material : Art Paper TeknisProduksi : Cetak Offset

Gambar 4.9 Pembatas Buku Sumber : Pribadi


(4)

43 4.2.5 Pin

Pin merupakan bagian dari merchandise buku yang berfungsi untuk menarik peminat pengunjung, pengingat yang bisa diletakkan dimana saja.

Ukuran : 4 x 3 cm

Material : Batok Kelapa TeknisProduksi : Cetak Sablon

Gambar 4.10 Pin Sumber : Pribadi

4.2.6 Gantungan Kunci

Gantungan kunci dibuat sebagai pengingat dan sebagai bagian dari merchandise yang dapat digunakan anak sebagai hiasan.

Ukuran : 4 x 3 cm

Material : Batok Kelapa TeknisProduksi : Cetak Sablon


(5)

44 Gambar 4.11

Gantungan Kunci Sumber : Pribadi

4.2.7 Mug

Mug adalah salah satu merchandise yang dibuat untuk menarik minat anak-anak. Bisa digunakan dirumah dan dapat dijadikan sebagai pengingat.

Material : Bambu TeknisProduksi : Cetak Sablon.

Gambar 4.12 Mug Sumber : Pribadi


(6)

45 4.2.8 Kaos

Kaos merupakan bagian dari salah satu merchandise yang bisa digunakan langsung saat membuat kreasi wayang suket.

Ukuran : All Size

Material : Cottoncombed TeknisProduksi : Print DTG

Gambar 4.13 Kaos Sumber : Pribadi