Metoda Penelitian . V9f4lLahey masyarakat hukum adat petalangan dan hak tanah adat uir

pemerintahan yang dilengkapi dengan kekuasaan lembaga negara sebagai pendukungnya. Bahkan terlihat tidak adanya jaminan di dalam negara nasional akan mendapat pengakuan, penghormatan serta perlindungan yang lebih baik dari masa sebelumnya 9 . Deskripsi di atas adalah sebuah kenyataan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Keadaan ini sangat memerlukan perhatian banyak orang. Perhatian ini tidak sebatas pada pemahaman atas apa yang terjadi, melainkan juga perlu mendapat tempat dalam berbagai kajian ilmiah untuk mencari dan merumuskan solusi yang tepat. Ini semua merupakan sebuah keniscayaan, sebab semenjak berbagai wilayah daerah masyarakat hukum adat di nyatakan berada dalam sebuah kedaulatan negara dengan berbagai konsekwensi yang ada, telah membawa perubahan dan permasalahan di tingkat lokal serta nasional. Semula wilayah daerah masyarakat adat berada pada tatanan tersendiri dengan komunalitas hidup yang damai dan tenteram, kini banyak mengalami perubahan mendasar, sehingga stigma isu disintegrasi bangsa telah menjadi isu penting. Oleh karena itu masalah kajian adalah bagaimanakah kenyataan dari masyarakat adat Petalangan, serta pengelolaan hak-hak yang ada pada lingkungannya? Serta bagaimana pengakuan dan penghormatan negara atas masyarakat adat serta hak-hak tanah adatnya dalam persepktif hukum positif iaitu hukum pertanahan dan hukum kehutanan ?

2. Metoda Penelitian .

Dari penjelasan di atas kaitannya dengan metodalogi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Jenis dan Sifat Penelitian. Penelitian ini adalah sosiologi empiris dengan objeknya masyarakat dan hukum adat Petalangan. Ditilik dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah observational research dengan cara survai dengan menjumpai responden di lokasi penelitian. Dilihat 9 Ibid. 5 dari sifat, penelitian ini bersifat deskriptif, karena bermaksud mendeskripsikan kenyataan yang diteliti secara jelas dan sistematis. b. Lokasi Penelitian dilakukan di wilayah Persekutuan Masyarakat Adat Melayu yang ada di Propinsi Riau, dalam hal ini adalah masyarakat adat Petalangan di Kabupaten Pelalawan. c. Sumber Data dalam hal ini adalah : 1. Pebatinan sebagai pimpinan kelompok pada Masyarakat Adat Petalangan. 2. Pemerintah Daerah yang berkompeten, antara lain Bupati, serta instansi yang terkait, yaitu BPN, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 3. Kesatuan Masyarakat Adat yang telah terorganisir, dalam hal ini ada Lembaga Adat Melayu Riau. 4. Para pakar dan pemerhati di bidang hukum dan budaya. d. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpul dalam hal ini adalah: 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden tentang masyarakat adat Petalangan.. 2. Data Sekunder, yaitu data dalam bentuk angka , table, dokumen, catatan, buku laporan, baik masalh pokok yang diteliti, maupun tentang monografi , kabupaten, kecamatan dan desa. e.Alat Pengumpul data: Alat pengumpul data yang digunakan dalm penelitian ini adalah: 1. Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang disusun secara tertutup dan terbuka sebagai pedoman dalam wawancara dengan responden Kuesioner tertutup dimaksudkan adalah agar data yang diperoleh lebih pasti dan akurat, serta pengolahan datanya lebih muda. Sedangkan kuesioner terbuka 6 dimaksudkan agar lebih fleksibel dan dapat menghimpun data relatif lebih banyak. 2. Wawancara yaitu tanya jawab secara langsung dengan responden f. Analisa Data. Setelah data terkumpul baik melalui kuesioner dan wawancara diteliti ulang dan diedit, kemudian diolah dengan mengelompokkannya menurut jenis dan sifatnya. Kajian penelitian ini difokuskan pada pengakuan adanya hak masyarakat adat, artinya masyarakat adat sebagai persekutuan hukum memiliki tempat tinggal, memiliki cadangan tempat untuk pengharapan hidup sebagai penopang ekonomi generasi berikutnya.

3. Hasil penelitian. a. Masyarakat Adat Petalangan Sebuah Kenyataan