RUANG LINGKUP TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

40. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 41. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kota Tual dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah. 42. Kelembagaan adalah suatu badan koordinasi penataan ruang yang dapat memfasilitasi dan memediasi kepentingan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang secara terpadu dengan tetap memperhatikan kaidah dan kriteria penataan ruang secara konsisten dan berkesinambungan.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2 1 Wilayah Perencanaan RTRW meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Tual dengan total luas wilayah daratan kurang lebih 25.439 ha dan total luas lautan kurang lebih 1.908.800 ha. 2 Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas kecamatan- kecamatan meliputi: a. Kecamatan Dulah Selatan; b. Kecamatan Pulau Dullah Utara; c. Kecamatan Tayando Tam; d. Kecamatan P.P. Kur; dan e. Kecamatan P.P. Kur Selatan. 3 Batas wilayah perencanaan RTRW meliputi: a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Banda; b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pulau-Pulau Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara dan Laut Arafura; c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tenggara di Selat Nerong; dan d. Sebelah barat berbatasan dengan Laut Banda.

BAB III TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Pasal 3 Tujuan penataan ruang Kota adalah untuk mewujudkan Kota sebagai kota pusat pelayanan kelautan dan perikanan, pariwisata, serta perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dalam mendukung Kota sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Pasal 4 Kebijakan penataan ruang wilayah Kota meliputi: a peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; b peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air, serta infrastruktur perkotaan yang terpadu dan merata di seluruh wilayah. c pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; d pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; e perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; f pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; g pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam; h pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional; i pengembangan kawasan tertinggal atau gugus pulau untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan atau gugus pulau; dan j peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Pasal 5 Strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi: a. menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; b. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan; c. mendorong pusat-pusat pelayanan kota agar lebih efektif dalam mendukung pengembangan wilayah di sekitarnya; dan d. meningkatkan aksesibilitas antara pusat pelayanan kota, sub pelayanan kota, dan pusat lingkungan. Pasal 6 Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi: a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi daratdan laut; b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi; c. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; d. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; e. meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi yang optimal; dan f. meningkatkan kualitas jaringan infastruktur perkotaan yang handal. Pasal 7 Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, meliputi: a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi; b. mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas daerah aliran sungai sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. Pasal 8 Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d, meliputi: a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup; b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan danatau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, danatau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan; e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; f. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan g. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. Pasal 9 Strategi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, meliputi: a. menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kota untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah; b. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan, yaitu kelautan dan perikanan, pariwisata, serta perdagangan dan jasa, beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kota dan wilayah sekitarnya; c. mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi; d. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional; e. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan f. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan perekonomian kota. Pasal 10 Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f, meliputi: a. membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana; b. mengembangkankawasan agropolitan danatau minapolitan, dengan mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak; c. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas kawasan perkotaan; d. membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perumahan berkepadatan tinggi untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perumahan berkepadatan rendah di sekitarnya; dan e. mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil. Pasal 11 Strategi pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, meliputi: a. menetapkan kawasan strategis berfungsi lindung; b. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan berfungsi lindung yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; c. membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan berfungsi lindung yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan berfungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya; e. mengembangkan kegiatan budidaya di sekitar kawasan berfungsi lindung yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun; dan f. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan berfungsi lindung. Pasal 12 Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kota dalam pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h, meliputi: a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budidaya unggulan, yaitu kelautan dan perikanan, pariwisata, serta perdagangan dan jasa sebagai penggerak utama pengembangan kota; dan b. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi. Pasal 13 Strategi pengembangan kawasan gugus pulau untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar gugus pulau, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf i, meliputi : a. memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan; b. membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara gugus pulau dan pusat- pusat pelayanan kota; dan c. mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Pasal 14 Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf j, meliputi: a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan negara; b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara; c. mengembangkan kawasan lindung danatau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya tidak terbangun; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.

BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA