Keragaan Sifat Kimia Tanah di Bawah Vegetasi Mangrove dan Hubungannya dengan Air Tanah Serta Perkembangan Akar dari Beberapa Zona Hutan MAngrove Banyuwedang Kabupaten Buleleng, Bali
KERBGAAH SIFAT KIgIA PANWM DI BWWAB VEGETWSI MAWGROVE
DAN HUBUMGAWNYA DENGAN AlR TANAM SEWTA PERKEMBANGAH
AKWR DgRI BEBERAPA ZOMA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
RISgPWTEH BULELEHG, BALl
RINGKASAN
HERNAWATI, Keragaan Sifat Kimia Tanah di Bawah Vegetasi
Mangrove dan Hubungannya dengan Air Tanah serta Perkembangan Akar dari Beberapa Zona Hutan Mangrove Banyuwedang,
Kabupaten Buleleng, Bali. ( Dibawah bimbingan OTJIH W.
WIRADINATA dan HERMANU WIDJAJA).
Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
perbedaan sifat kimia tanah di bawah vegetasi mangrove dan
hubungannya dengan sifat kimia air tanah dan perkembangan
akarnya.
Penelitian telah dilakukan pada beberapa zona mangrove yaitu Rhizophora, Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
di hutan mangrove Banyuwedang, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pada masing-masing zona diambil contoh tanah pada lapisan
atas (0-30 cm) dan lapisan bawah (30-60 cm) yang dilakukan
secara komposit, dan kemudian diambil contoh air tanah
serta akar mangrovenya.
Untuk melihat keeratan
hubungan
beberapa sifat kimia tanah, air tanah dan akar mangrove
dilakukan melalui Analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sifat kimia tanah
di bawah vegetasi mangrove pada Zona Avicennia, Lumnitzera
dan Ceriops memiliki sifat kimia yang hampir sama antara
lain : pH tanah yang tinggi (7.10
-
8.40), C-organik yang
sangat rendah hingga rendah (0.25-1.49
%)
kecuali pada
Zona Ceriops dimana C-organiknya berkisar dari rendah
hingga
sangat
tinggi
(1.24-21.67 % ) ,
nitrogen
sangat
rendah (0.06-0.13
%),
P tersedia sangat
rendah (0.09-0.23
ppm), basa-basa K, Na yang sangat tinggi dan Mg, Ca yang
tinggi.
Kejenuhan A 1 tergolong sangat rendah dan KTK ta-
nah berkisar antara 8.86-23.80 me/100 g yang tergolong
rendah hingga sedang.
Pada Zona Rhizophora pH tanahnya
berkisar dari 4.65-6.25 yang tergolong masam hingga agak
masam, memiliki kandungan C-organiknya sangat tinggi
(17.95-28.38 % ) ,
kapasitas tukar kation tanahnya tinggi
berkisar antara 27.85-38.93 me/100 g, kandungan N tergolong rendah hingga sedang (0.15-0.28 % ) , kejenuhan A 1 sangat rendah (0.26-0.75 % ) , sedangkan kandungan
P tersedia
rendah yaitu 0.04-0.12 ppm dan untuk basa-basa Na, Mg serta K tergolong sangat tinggi, kecuali untuk basa Ca tergolong sedang hingga sangat tinggi yaitu 10.21-25.64.
Kan-
dungan senyawa pirit (FeS2) di Zona Rhizophora lebih dari
>2 %,
sedangkan di Zona Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
kurang dari 1%.
Perilaku tinggi rendahnya konsentrasi unsur Na, Ca,
Mg, K, Fe dan S dalam tanah diikuti pula oleh perilaku
yang sama konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam air tanah.
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya pergerakan air
dari bawah tanah ke atas melalui pori kapiler pada waktu
peristiwa pasang surut air laut.
Pola hubungan unsur-unsur Na, Mg, Ca, K, Fe dan S
pada tanah lapisan bawah Zona Rhizophora dengan unsurunsur
tersebut
dalam air tanah menunjukkan korelasi yang
iii
%
positif.
Artinya peningkatan unsur-unsur tersebut dalam
dalam air tanah.
tara tanah dan
Pola keeratan hubungan Na, K dan S anair
tanah mempunyai korelasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keeratan Ca, Mg dan Fe.
Penu-
runan bobot akar dengan semakin jauh dari pantai menuju ke
darat disebabkan oleh beberapa ha1 antara lain, pengaruh
penggenangan oleh air laut, tekstur tanah serta adaptasi
yang berbeda-beda pada masing-masing jenis mangrove itu
sendiri.
Pada daerah hutan mangrove Banyuwedang ini, ternyata
perkembangan perakaran mangrove lebih banyak berada di lapisan atas daripada di lapisan bawah.
Hal ini berkaitan
dengan status hara pada lapisan atas yang lebih baik dibandingkan dengan lapisan bawah serta suasana reduktif
yang menyebabkan akar berkumpul di lapisan atas untuk memperoleh oksigen yang cukup.
Berdasarkan Analisis Regresi Berganda, pada lapisan
atas diperoleh hubungan yang erat antara K dengan akar kasar dan pH, K dan FeS2 dengan akar halus.
Selanjutnya
pada lapisan bawah diperoleh hubungan yang erat antara Mg
dan KTK dengan akar kasar serta pH dan C-organik dengan
akar halus.
KERAGAAN SWAT KIMIA TANAH DI 5AWAH VEGETASI MANGROVE
DAN NUBUNGAWYA DENGAN AIR TANAH SERTA PERKEMBANGAN
AKAR DARI BEBERAPA ZONA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
KABUPATEN BULELENG, BALI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoletl Gelar
Sarjana Pertanian Pada Fakuitas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
HERNAWATI
A 24 0645
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993
KERBGAAH SIFAT KIgIA PANWM DI BWWAB VEGETWSI MAWGROVE
DAN HUBUMGAWNYA DENGAN AlR TANAM SEWTA PERKEMBANGAH
AKWR DgRI BEBERAPA ZOMA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
RISgPWTEH BULELEHG, BALl
RINGKASAN
HERNAWATI, Keragaan Sifat Kimia Tanah di Bawah Vegetasi
Mangrove dan Hubungannya dengan Air Tanah serta Perkembangan Akar dari Beberapa Zona Hutan Mangrove Banyuwedang,
Kabupaten Buleleng, Bali. ( Dibawah bimbingan OTJIH W.
WIRADINATA dan HERMANU WIDJAJA).
Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
perbedaan sifat kimia tanah di bawah vegetasi mangrove dan
hubungannya dengan sifat kimia air tanah dan perkembangan
akarnya.
Penelitian telah dilakukan pada beberapa zona mangrove yaitu Rhizophora, Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
di hutan mangrove Banyuwedang, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pada masing-masing zona diambil contoh tanah pada lapisan
atas (0-30 cm) dan lapisan bawah (30-60 cm) yang dilakukan
secara komposit, dan kemudian diambil contoh air tanah
serta akar mangrovenya.
Untuk melihat keeratan
hubungan
beberapa sifat kimia tanah, air tanah dan akar mangrove
dilakukan melalui Analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sifat kimia tanah
di bawah vegetasi mangrove pada Zona Avicennia, Lumnitzera
dan Ceriops memiliki sifat kimia yang hampir sama antara
lain : pH tanah yang tinggi (7.10
-
8.40), C-organik yang
sangat rendah hingga rendah (0.25-1.49
%)
kecuali pada
Zona Ceriops dimana C-organiknya berkisar dari rendah
hingga
sangat
tinggi
(1.24-21.67 % ) ,
nitrogen
sangat
rendah (0.06-0.13
%),
P tersedia sangat
rendah (0.09-0.23
ppm), basa-basa K, Na yang sangat tinggi dan Mg, Ca yang
tinggi.
Kejenuhan A 1 tergolong sangat rendah dan KTK ta-
nah berkisar antara 8.86-23.80 me/100 g yang tergolong
rendah hingga sedang.
Pada Zona Rhizophora pH tanahnya
berkisar dari 4.65-6.25 yang tergolong masam hingga agak
masam, memiliki kandungan C-organiknya sangat tinggi
(17.95-28.38 % ) ,
kapasitas tukar kation tanahnya tinggi
berkisar antara 27.85-38.93 me/100 g, kandungan N tergolong rendah hingga sedang (0.15-0.28 % ) , kejenuhan A 1 sangat rendah (0.26-0.75 % ) , sedangkan kandungan
P tersedia
rendah yaitu 0.04-0.12 ppm dan untuk basa-basa Na, Mg serta K tergolong sangat tinggi, kecuali untuk basa Ca tergolong sedang hingga sangat tinggi yaitu 10.21-25.64.
Kan-
dungan senyawa pirit (FeS2) di Zona Rhizophora lebih dari
>2 %,
sedangkan di Zona Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
kurang dari 1%.
Perilaku tinggi rendahnya konsentrasi unsur Na, Ca,
Mg, K, Fe dan S dalam tanah diikuti pula oleh perilaku
yang sama konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam air tanah.
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya pergerakan air
dari bawah tanah ke atas melalui pori kapiler pada waktu
peristiwa pasang surut air laut.
Pola hubungan unsur-unsur Na, Mg, Ca, K, Fe dan S
pada tanah lapisan bawah Zona Rhizophora dengan unsurunsur
tersebut
dalam air tanah menunjukkan korelasi yang
iii
%
positif.
Artinya peningkatan unsur-unsur tersebut dalam
dalam air tanah.
tara tanah dan
Pola keeratan hubungan Na, K dan S anair
tanah mempunyai korelasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keeratan Ca, Mg dan Fe.
Penu-
runan bobot akar dengan semakin jauh dari pantai menuju ke
darat disebabkan oleh beberapa ha1 antara lain, pengaruh
penggenangan oleh air laut, tekstur tanah serta adaptasi
yang berbeda-beda pada masing-masing jenis mangrove itu
sendiri.
Pada daerah hutan mangrove Banyuwedang ini, ternyata
perkembangan perakaran mangrove lebih banyak berada di lapisan atas daripada di lapisan bawah.
Hal ini berkaitan
dengan status hara pada lapisan atas yang lebih baik dibandingkan dengan lapisan bawah serta suasana reduktif
yang menyebabkan akar berkumpul di lapisan atas untuk memperoleh oksigen yang cukup.
Berdasarkan Analisis Regresi Berganda, pada lapisan
atas diperoleh hubungan yang erat antara K dengan akar kasar dan pH, K dan FeS2 dengan akar halus.
Selanjutnya
pada lapisan bawah diperoleh hubungan yang erat antara Mg
dan KTK dengan akar kasar serta pH dan C-organik dengan
akar halus.
KERAGAAN SWAT KIMIA TANAH DI 5AWAH VEGETASI MANGROVE
DAN NUBUNGAWYA DENGAN AIR TANAH SERTA PERKEMBANGAN
AKAR DARI BEBERAPA ZONA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
KABUPATEN BULELENG, BALI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoletl Gelar
Sarjana Pertanian Pada Fakuitas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
HERNAWATI
A 24 0645
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993
DAN HUBUMGAWNYA DENGAN AlR TANAM SEWTA PERKEMBANGAH
AKWR DgRI BEBERAPA ZOMA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
RISgPWTEH BULELEHG, BALl
RINGKASAN
HERNAWATI, Keragaan Sifat Kimia Tanah di Bawah Vegetasi
Mangrove dan Hubungannya dengan Air Tanah serta Perkembangan Akar dari Beberapa Zona Hutan Mangrove Banyuwedang,
Kabupaten Buleleng, Bali. ( Dibawah bimbingan OTJIH W.
WIRADINATA dan HERMANU WIDJAJA).
Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
perbedaan sifat kimia tanah di bawah vegetasi mangrove dan
hubungannya dengan sifat kimia air tanah dan perkembangan
akarnya.
Penelitian telah dilakukan pada beberapa zona mangrove yaitu Rhizophora, Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
di hutan mangrove Banyuwedang, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pada masing-masing zona diambil contoh tanah pada lapisan
atas (0-30 cm) dan lapisan bawah (30-60 cm) yang dilakukan
secara komposit, dan kemudian diambil contoh air tanah
serta akar mangrovenya.
Untuk melihat keeratan
hubungan
beberapa sifat kimia tanah, air tanah dan akar mangrove
dilakukan melalui Analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sifat kimia tanah
di bawah vegetasi mangrove pada Zona Avicennia, Lumnitzera
dan Ceriops memiliki sifat kimia yang hampir sama antara
lain : pH tanah yang tinggi (7.10
-
8.40), C-organik yang
sangat rendah hingga rendah (0.25-1.49
%)
kecuali pada
Zona Ceriops dimana C-organiknya berkisar dari rendah
hingga
sangat
tinggi
(1.24-21.67 % ) ,
nitrogen
sangat
rendah (0.06-0.13
%),
P tersedia sangat
rendah (0.09-0.23
ppm), basa-basa K, Na yang sangat tinggi dan Mg, Ca yang
tinggi.
Kejenuhan A 1 tergolong sangat rendah dan KTK ta-
nah berkisar antara 8.86-23.80 me/100 g yang tergolong
rendah hingga sedang.
Pada Zona Rhizophora pH tanahnya
berkisar dari 4.65-6.25 yang tergolong masam hingga agak
masam, memiliki kandungan C-organiknya sangat tinggi
(17.95-28.38 % ) ,
kapasitas tukar kation tanahnya tinggi
berkisar antara 27.85-38.93 me/100 g, kandungan N tergolong rendah hingga sedang (0.15-0.28 % ) , kejenuhan A 1 sangat rendah (0.26-0.75 % ) , sedangkan kandungan
P tersedia
rendah yaitu 0.04-0.12 ppm dan untuk basa-basa Na, Mg serta K tergolong sangat tinggi, kecuali untuk basa Ca tergolong sedang hingga sangat tinggi yaitu 10.21-25.64.
Kan-
dungan senyawa pirit (FeS2) di Zona Rhizophora lebih dari
>2 %,
sedangkan di Zona Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
kurang dari 1%.
Perilaku tinggi rendahnya konsentrasi unsur Na, Ca,
Mg, K, Fe dan S dalam tanah diikuti pula oleh perilaku
yang sama konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam air tanah.
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya pergerakan air
dari bawah tanah ke atas melalui pori kapiler pada waktu
peristiwa pasang surut air laut.
Pola hubungan unsur-unsur Na, Mg, Ca, K, Fe dan S
pada tanah lapisan bawah Zona Rhizophora dengan unsurunsur
tersebut
dalam air tanah menunjukkan korelasi yang
iii
%
positif.
Artinya peningkatan unsur-unsur tersebut dalam
dalam air tanah.
tara tanah dan
Pola keeratan hubungan Na, K dan S anair
tanah mempunyai korelasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keeratan Ca, Mg dan Fe.
Penu-
runan bobot akar dengan semakin jauh dari pantai menuju ke
darat disebabkan oleh beberapa ha1 antara lain, pengaruh
penggenangan oleh air laut, tekstur tanah serta adaptasi
yang berbeda-beda pada masing-masing jenis mangrove itu
sendiri.
Pada daerah hutan mangrove Banyuwedang ini, ternyata
perkembangan perakaran mangrove lebih banyak berada di lapisan atas daripada di lapisan bawah.
Hal ini berkaitan
dengan status hara pada lapisan atas yang lebih baik dibandingkan dengan lapisan bawah serta suasana reduktif
yang menyebabkan akar berkumpul di lapisan atas untuk memperoleh oksigen yang cukup.
Berdasarkan Analisis Regresi Berganda, pada lapisan
atas diperoleh hubungan yang erat antara K dengan akar kasar dan pH, K dan FeS2 dengan akar halus.
Selanjutnya
pada lapisan bawah diperoleh hubungan yang erat antara Mg
dan KTK dengan akar kasar serta pH dan C-organik dengan
akar halus.
KERAGAAN SWAT KIMIA TANAH DI 5AWAH VEGETASI MANGROVE
DAN NUBUNGAWYA DENGAN AIR TANAH SERTA PERKEMBANGAN
AKAR DARI BEBERAPA ZONA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
KABUPATEN BULELENG, BALI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoletl Gelar
Sarjana Pertanian Pada Fakuitas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
HERNAWATI
A 24 0645
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993
KERBGAAH SIFAT KIgIA PANWM DI BWWAB VEGETWSI MAWGROVE
DAN HUBUMGAWNYA DENGAN AlR TANAM SEWTA PERKEMBANGAH
AKWR DgRI BEBERAPA ZOMA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
RISgPWTEH BULELEHG, BALl
RINGKASAN
HERNAWATI, Keragaan Sifat Kimia Tanah di Bawah Vegetasi
Mangrove dan Hubungannya dengan Air Tanah serta Perkembangan Akar dari Beberapa Zona Hutan Mangrove Banyuwedang,
Kabupaten Buleleng, Bali. ( Dibawah bimbingan OTJIH W.
WIRADINATA dan HERMANU WIDJAJA).
Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
perbedaan sifat kimia tanah di bawah vegetasi mangrove dan
hubungannya dengan sifat kimia air tanah dan perkembangan
akarnya.
Penelitian telah dilakukan pada beberapa zona mangrove yaitu Rhizophora, Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
di hutan mangrove Banyuwedang, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pada masing-masing zona diambil contoh tanah pada lapisan
atas (0-30 cm) dan lapisan bawah (30-60 cm) yang dilakukan
secara komposit, dan kemudian diambil contoh air tanah
serta akar mangrovenya.
Untuk melihat keeratan
hubungan
beberapa sifat kimia tanah, air tanah dan akar mangrove
dilakukan melalui Analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sifat kimia tanah
di bawah vegetasi mangrove pada Zona Avicennia, Lumnitzera
dan Ceriops memiliki sifat kimia yang hampir sama antara
lain : pH tanah yang tinggi (7.10
-
8.40), C-organik yang
sangat rendah hingga rendah (0.25-1.49
%)
kecuali pada
Zona Ceriops dimana C-organiknya berkisar dari rendah
hingga
sangat
tinggi
(1.24-21.67 % ) ,
nitrogen
sangat
rendah (0.06-0.13
%),
P tersedia sangat
rendah (0.09-0.23
ppm), basa-basa K, Na yang sangat tinggi dan Mg, Ca yang
tinggi.
Kejenuhan A 1 tergolong sangat rendah dan KTK ta-
nah berkisar antara 8.86-23.80 me/100 g yang tergolong
rendah hingga sedang.
Pada Zona Rhizophora pH tanahnya
berkisar dari 4.65-6.25 yang tergolong masam hingga agak
masam, memiliki kandungan C-organiknya sangat tinggi
(17.95-28.38 % ) ,
kapasitas tukar kation tanahnya tinggi
berkisar antara 27.85-38.93 me/100 g, kandungan N tergolong rendah hingga sedang (0.15-0.28 % ) , kejenuhan A 1 sangat rendah (0.26-0.75 % ) , sedangkan kandungan
P tersedia
rendah yaitu 0.04-0.12 ppm dan untuk basa-basa Na, Mg serta K tergolong sangat tinggi, kecuali untuk basa Ca tergolong sedang hingga sangat tinggi yaitu 10.21-25.64.
Kan-
dungan senyawa pirit (FeS2) di Zona Rhizophora lebih dari
>2 %,
sedangkan di Zona Ceriops, Avicennia dan Lumnitzera
kurang dari 1%.
Perilaku tinggi rendahnya konsentrasi unsur Na, Ca,
Mg, K, Fe dan S dalam tanah diikuti pula oleh perilaku
yang sama konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam air tanah.
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya pergerakan air
dari bawah tanah ke atas melalui pori kapiler pada waktu
peristiwa pasang surut air laut.
Pola hubungan unsur-unsur Na, Mg, Ca, K, Fe dan S
pada tanah lapisan bawah Zona Rhizophora dengan unsurunsur
tersebut
dalam air tanah menunjukkan korelasi yang
iii
%
positif.
Artinya peningkatan unsur-unsur tersebut dalam
dalam air tanah.
tara tanah dan
Pola keeratan hubungan Na, K dan S anair
tanah mempunyai korelasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keeratan Ca, Mg dan Fe.
Penu-
runan bobot akar dengan semakin jauh dari pantai menuju ke
darat disebabkan oleh beberapa ha1 antara lain, pengaruh
penggenangan oleh air laut, tekstur tanah serta adaptasi
yang berbeda-beda pada masing-masing jenis mangrove itu
sendiri.
Pada daerah hutan mangrove Banyuwedang ini, ternyata
perkembangan perakaran mangrove lebih banyak berada di lapisan atas daripada di lapisan bawah.
Hal ini berkaitan
dengan status hara pada lapisan atas yang lebih baik dibandingkan dengan lapisan bawah serta suasana reduktif
yang menyebabkan akar berkumpul di lapisan atas untuk memperoleh oksigen yang cukup.
Berdasarkan Analisis Regresi Berganda, pada lapisan
atas diperoleh hubungan yang erat antara K dengan akar kasar dan pH, K dan FeS2 dengan akar halus.
Selanjutnya
pada lapisan bawah diperoleh hubungan yang erat antara Mg
dan KTK dengan akar kasar serta pH dan C-organik dengan
akar halus.
KERAGAAN SWAT KIMIA TANAH DI 5AWAH VEGETASI MANGROVE
DAN NUBUNGAWYA DENGAN AIR TANAH SERTA PERKEMBANGAN
AKAR DARI BEBERAPA ZONA HUTAN MANGROVE BANYUWEDANG
KABUPATEN BULELENG, BALI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoletl Gelar
Sarjana Pertanian Pada Fakuitas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
HERNAWATI
A 24 0645
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993