Kualitas Udara Resiko Bencana
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
14
terkait dengan kondisi geologi yang berada pada gugus Bukit Barisan. Selain itu daerah ini juga terletak pada jalur Patahan Sumatera dan lempeng
benua yang rawan terjadinya gempa bumi dan berpotensi terjadinya Tsunami.
Kabupaten Pesisir Selatan termasuk salah satu dari 18 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan tsunami Direktorat Geologi dan Sumber
Daya Mineral. Tumbukan antara dua lempeng besar yakni Lempeng Samudera Hindia
–Australiadengan Lempeng Benua Asia menyebabkan terbentuknya patahan sepanjang 1.650 km di pantai Barat Sumatera, yang
disebut dengan Mentawai Fold Zone. Tumbukan yang terjadi dapat menimbulkan gempa yang berpotensi terjadinya tsunami.
Kawasan rawan tsunami meliputi seluruh kawasan pesisir pantai Kabupaten Pesisir Selatan termasuk beserta pulau-pulau kecil, yang dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori zona kerawanan yaitu :
a. Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang pantai dengan ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl.
b. Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur ketinggian 10
– 15 m dpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal.
c. Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15
– 30m dpl, dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokas
pengungsian.
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
15
Gambar 3.11.Episentrum Gempa Bumi yang terjadi pada tanggal 2 Juni 2016.
Bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 2016 merata dirasakan dan berdampak diseluruh kecamatan dengan perkiraan kerugian
sebesar Rp 21.130.000.000,-. Pemerintah Kabupaten telah memberikan bantuan melalui dinas sosial.
Gambar 3.12. Peta Sebaran Kawasan Rawan Bencana.
Sumber: Bappeda Kabupaten Pesisir Selatan, 2017.
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
16
Hampir tiap bulan mengalami longsor lahan setiap musim hujan. Daerah yang mengalami longsor paling tinggi adalah disepanjang jalan
Padang –Painan daerah Siguntur muda, Siguntur tua, kawasan Mandeh,
Duku, Barung-barung Balantai, Lubuk Kumpai, Jalan Pasar Baru –Alahan
Panjang, Jalan Painan-Batang Kapas Bukit Biawak, Bukit Pulai, Bukit Taratak, Bukit Jariang Punai Kecamatan Ranah Pesisir, Sungai Gemuruh
Kecamatan Pancung Soal, Jalan Tapan –Kerinci KecamatanBasa Ampek
Balai Tapan. Tingkat bahaya longsor lahan sedang umumnya berada pada setiap kecamatan. Tingkat bahaya longsor lahan terendah adalah Kecamatan
Lunang Silaut. Banjir hampir sering terjadi terutama bila musim hujan. Daerah
yang memiliki daerah terluas berpotensi terjadinya genangan banjir adalah daerah Barung-barung Balantai, Duku, Pasar Tarusan, Pasar Baru, Gurun
Panjang, Salido, Painan, Lumpo, Jalamu, Pasar Kuok, Surantih, Kambang, Air Haji dan Tapan, Lunang dan Silaut.
Sepanjang tahun 2016 terdapat bencana banjir di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang dan Kecamatan
Batang Kapas dengan total area yang terendam banjir adalah 118 ha. Bencana banjir ini menimbulkan kerugian materil sebesar Rp 646.500.000,
namun tidak ada menimbulkan korban jiwa.
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
17
Gambar 3.13. Bencana Banjir yang Terjadi di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015-2016.
Salah satu penyebab terjadinya bencana banjir dan longsor adalah terdapatnya lahan kritis pada bagian hulu. Lahan Kritis adalah lahan yang
telah mengalami kerusakan secara fisik, kimia, dan biologis atau lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Untuk menilai kritis tidaknya suatu lahan,
dapat dilihat dari kemampuan lahan tersebut. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan suatu lahan dapat dilihat dari besarnya resiko ancaman atau
hambatan dalam pemanfaatan lahan tersebut. Secara umum, lahan kritis terdapat di 8 kecamatan dengan luasan
yang beragam. Pada grafik dibawah ini disajikan luas lahan kritis di masing- masing kecamatan.
Gambar 3.14. Sebaran Luas Lahan Kritis di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber: Olahan Data Tabel 4 Buku Data DIKPLH, 2017.
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
18
Luas lahan kritis mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Persentase penurunan luas lahan kritis untuk periode Tahun 2014-2016 di
Kecamatan IV Jurai sebesar 9,38, di Kecamatan Batang Kapas sebesar 0,27, di Kecamatan Sutera sebesar 10,41, di Kecamatan Lengayang
sebesar 0,52, di Kecamatan Linggo Sari Baganti sebesar 25,81, dan di Kecamatan Pancung Soal sebesar 0,004. Jumlah lahan kritis periode
Tahun 2014-2016 dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 3.15. Luas Lahan Kritis periode Tahun 2014-2016 di Beberapa
Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber: Rangkuman dan Olahan Data pada Buku Data SLHD, 2017.
Selain adanya lahan kritis, kegiatan pembukaan lahan dan hutan menjadi lahan perkebunan cukup besar sehingga menyebabkan air larian
run off meningkat dan berpotensi banjir. Kegiatan penebangan pohon, kebakaran lahan dan hutan, land clearing menjadi bagian yang tidak bisa
dikesampingkan dalam tekanan terhadap kejadian bencana alamberupa banjir di Kabupaten Pesisir Selatan.
Turunnya luasan lahan kritis merupakan wujud nyata kepedulian Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam mengelola lingkungan hidup
khususnya peningkatan tutupan lahan revegetasi melalui program
IV Jurai Batang
Kapas Sutera
Lengayang Linggo Sari
Baganti Pancung
Soal 2014
503 18.319
3.225 41.456
700 123.473
2015 463
18.319 2.785
41.176 580
123.473 2016
413 18.219
2.585 41.026
380 123.373
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
Lu as
h a
Kecamatan
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
19
penghijauan dan reboisasi dibeberapa sektor dan instansi pemerintah. Disamping itu, kepedulian masyarakat turut andil memperbaiki lahan
dengan menjadikan lahan kritis tersebut sebagai ladang. Gambar 3.16. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasidi Kabupaten
Pesisir Selatan
Sumber: Olahan Data Tabel 14 Buku Data DIKPLH, 2017.
Dengan beradanya di pinggiran pantai Barat Sumatera, Kabupaten Pesisir Selatan rawan sekali terhadap terjadinya abrasi pantai. Daerah yang
sering mengalami abrasi pantai yaitu Pasar Baru, Sago, Painan, Surantih, Kambang dan Air Haji.
Kabupaten Pesisir Selatan
berada di pinggiran pantai yang memiliki kecepatan gelombang 10-100 km yang diakibatkan oleh angin, dan grafitasi bulan
atau matahari. Daerah ini rawan terhadap gelombang pasang hampir di seluruh Kecamatan Kecuali Kecamatan Bayang Utara dengan Kecamatan Basa IV Balai
Tapan. Disamping terjadinya bencana banjir, longsor dan gempa bumi, juga
terdapat bencana kebakaran hutan. Sepanjang tahun 2016, 6 kecamatan mengalami kebakaran hutan dan lahan yaitu Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai,
Batang Kapas, Ranah Pesisir, dan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. Kejadian ini diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 41.000.000,-.
Dalam menyikapi terjadinya bencana, Pemerintah Kabupaten telah mencanangkan berbagai program yaitu:
3.440 6.800
- 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
8.000 Penghijauan
Reboisasi
LUAS REALISASI HA JE
N IS
KEG IA
T A
N
DIKPLHD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017
III-
20
a. Program Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir, pada: - Alur sungai Batang Bayang Lubuk Gambir, Batang Lumpo, Batang
Lengayang, Batang Kambang, Batang Kapeh, Batang Surantih, Batang Lubuk Nyiur, Batang Pelangai, Batang Air Haji, Batang
Inderapura, Batang Tapan dan Batang Nilau. b. Program Pengamanan Abrasi Pantai, yaitu: di Pesisir Pantai Air Haji
dan Luhung, serta sepanjang Pantai Kabupaten Pesisir Selatan.