44
2. Observasi Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara penulis
langsung survei ke tempat penelitian yaitu guna mengetahui sistem yang sedang berjalan untuk acuan pembuatan sistem yang lebih baik lagi.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyimpan berbagai
bentuk dokumen seperti data permintaan barang, nota, laporan penjualan, laporan persediaan barang, permintaan barang, laporan barang masuk, bukti pembayaran.
Selain itu penyusun mengadakan studi pustaka, merupakan teknik yang dilakukan oleh penyusun dengan cara membaca buku-buku sumber, catatan perkuliahan dan
latihan-latihan yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan terstruktur. Pendekatan terstruktur adalah menulis daftar perintah yang
harus diikuti oleh komputer, kemudian mengorganisir perintah-perintah tersebut kedalam kelompok-kelompok yang dinamakan fungsiprosedur. Meskipun
demikian, setiap fungsi dapat memiliki data yang bersifat lokal. Kelemahan pendekatan terstruktur adalah pada data global, pada program yang berukuran
sangat besar sangat sulit untuk dilacak.
45
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan untuk proses pengemangan perangkat lunak yang akan dibangun adalah model prototype. Prototype merupakan suatu metode dalam
pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh
pemakai. Selain itu prototype juga membuat proses pengembangan sistem
informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutuhan pemakai sulit untuk diidentifikasi.
Secara garis besar, sasaran prototype adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha
pengembangan sistem. 2. Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai ke pengembang.
3. Membantu menggambarkan kebutuhan pmakai dengan kesalahan yang lebih sedikit.
4. Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem.
5. Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem.
46
Berikut ini merupakan mekanisme pengembangan sistem dengan menggunakan Prototype:
Identifikasi Kebutuhan
Pemakai
Membuat Prototype
Menguji Prototype
Memperbaiki Prototype
Mengembangkan Versi Produksi
- Pengembang dan pemkai bertemu - Pemakai menjelaskan kebutuhan
sistem
Pengembang mualai membuat prototype
Pemakai menguji prototype memberikan kritikansaran
Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai
Pengembang merampungkan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari
pemakai
Gambar 3.2. Mekanisme Pengembangan Sistem Dengan Prtototype
Sumber : Abdul Kadir, “Pengenalan Sistem Informasi”. 2003:416
47
Tahapan-tahapan prototyping yaitu : 1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar system
yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan misalnya dengan membuat input dan
formatoutput 3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan
diambil, jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi 1, 2 dan 3. 4. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain
6. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
48
7. Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan .
Kelebihan Prototype
1. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif.
2. Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi resiko pemakai tidak menggunakan sistem mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi
sehinga sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik. 3. Mempersingkat waktu pengembangan.
4. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.
5. Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan- perubahan.
6. Menghemat biaya.
Kelemahan Prototype
1. Prototype hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototype.
2. Kemungkinan dokumentasi
terabaikan karena
pengembang lebih
berkonsentrasi pada pengujian dan pembuatan prototype. 3. Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat
tidak lengkap dan bahkan sistem kurang teruji. 4. Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototype, ada
kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif.
49
5. Apabila tidak dikelola dengan baik, prototype menjadi tidak pernah berakhir. Hal ini disebabkan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk
dipenuhi.
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Dalam membangun sebuah sistem informasi diperlukan beberapa alat bantu. Alat bantu ini berfungsi untuk mempermudah dalam meggambarkan komponen-
komponen yang ada. Alat bantu yang digunakan dalam pembuatan sistem ini diantaranya Flowmap, Diagram Konteks, Data Flow Diagram DFD, Kamus
Data dan Perancangan Basis Data yang terdiri dari Normalisasi dan Tabel Relasi.
1 Flowmap Flowmap atau bisa disebut juga block chart atau flowchart berfungsi
untuk memodelkan masukan dan keluaran proses maupun transaksi dengan simbol-simbol tertentu.
2 Diagram Konteks Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu level. Diagram
konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Adapun pengertian diagram konteks
adalah hubungan antara system dengan entitas luar yang berfungsi sebagai transformasi dari suatu proses yang melakukantranspormasi data input
menjadi data output.
50
3 Data Flow Diagram
Diagram arus data atau yang lebih dikenal dengan data flow diagram DFD merupakan pengembangan dari diagram konteks yang menggambarkan arus data
yang mengalir dalam sistem, proses data dan penyampaian data. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru
yang akan dikembangkan secara logika.
4 Kamus Data Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan
definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output, dan komponen data
strore. Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat
dilakukan dengan lengkap dan terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan
perancangan suatu sistem. Pembentukan kamus data didasarkan atas alur data yang terdapat pada DFD. Alur data pada DFD ini bersifat global, dalam arti
hanya menunjukan nama alur datanya tanpa menunjukan struktur dari alur data itu. Untuk menunjukan struktur dari alur data secara terinci maka
dibentuklah kamus data yang didasarkan pada alur data di dalam DFD. 5 Perancangan Basis Data
a. Normalisasi Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara
tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang
51
berhubungan dengan pengolahan ata dalam database. Pada proses normalisasi perlu dikenal tahap-tahap normalisasi, yaitu:
1. Bentuk Tidak Normal Unnormalized Form Bentuk ini merupakan kumpulan data yang direkam, tidak ada keharusan
mengikuti suatu format tertentu, bisa tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.
2. Bentuk Normal kesatu 1NFFirst Normal Form Bentuk Bentuk Normal Kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk
dalam file flat, data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang berulang ulang atau atribut
bernilai ganda multi value. Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua. Hanya satu arti saja dan juga
bukanlah pecahan kata kata sehingga artinya lain. Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat
induknya. 3. Bentuk Normal Kedua 2NFSecoind Normal Form
Bentuk Normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk Normal Kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara
fungsi pada kunci utama, sehingga untuk membentuk Normal Kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili
atribut lain yang menjadi anggotanya.
52
4. Bentuk Normal Ketiga 3NFThrid Normal Form Untuk menjadi bentuk Normal Ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk
Normal Kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Artinya setiap atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada kunci
primer secara menyeluruh. 5. Boyce-Codd Normal Form BCNF
Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk Normal ketiga. Untuk menjadi BNCF, relasi harus dalam bentuk Normal Kesatu
dan setiap atribut dipaksa bergantung pada fungsi pada atribut super key.
b. Tabel Relasi Model data relasional menjelaskan kepada pemakai user tentang hubungan
logis antardatadalam basis data dengan cara menvisualisasi ke dalam benttuk tabel dua dimensi yang terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukan atribut.
Relasi dalam model database relasional mempunyai beberapa karakteristik yaitu: 1. Semua entryelemen data pada suatu baris dan kolom tertentu harus mempunyai
nilai tunggal single value atau suatu nilai yang tidak dapat dibagi-bagi atomic value, bukan suatu larikarray atau grup perulangan.
2. Semua entryelemen data pada suatu kolom tertentu dalam relasi yang sama harus mempunyai jenis yang sama.
53
3. Masing-masing kolom dalam suatu relasi mempunyai suatu nama yang unik meskipun kolom dalam table relasi yang berbeda diizinkan mempunyai nama
yang sama. 4. Pada suatu relasitable yang sama tidak ada dua baris yang identik.
3.2.4. Pengujian Software