Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga di Indonesia merupakan suatu kegiatan yang banyak penggemarnya baik di kalangan masyarakat maupun sekolah. Pemerintah telah mencanangkan tekad, yaitu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat menggemari olahraga. di masyarakat aktivitas olahraga telah menjadi aktivitas umum yang menjadi salah satu pengisi waktu luang dan sarana untuk peningkatan kebugaran tubuh. Disamping itu di sekolah juga diberikan jam pelajaran olahraga karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan rokhani pada siswa. Bukan hanya pada jam pelajaran, pada jam ekstrakulikuler olahraga juga memiliki peran penting sebagai sarana pembinaan olahraga. Pembinaan adalah usaha kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik KBBI, 1991:5. Bahwa untuk mencapai prestasi atlet secara maksimal diperlukan pembinaan yang terprogram, terarah dan berkesinambungan serta didukung dengan penunjang yang memadai. Dalam peningkatan prestasi khususnya, dibutuhkan waktu cukup lama, proses latihan yang dilakukan para atlet dimulai sejak dari usia dini dan 1 dilakukan dengan perhitungan yang matang, pembinaan dan pembibitan sejak dini. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga sejak usia dini sekolah mampu menjadi dasar pembinaan dan pengembangan olahraga yang dilaksanakan sesuai dengan memperhatikan potensi dan minat siswa. Sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, “pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilakukan melalui kegiatan baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler”. Kemudian pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,”pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat peserta didik secara menyeluruh, baik melalui kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler”. Dari sekolah dasar dapat dilihat potensi atau bakat yang dimiliki siswa. Namun banyak siswa yang mempunyai potensi namun belum pernah tersentuh pembinaan secara baik. Adanya keterbatasan akses informasi, biaya, dan perhatian dari semua pihak menjadikan potensi yang ada menjadi hilang dengan bertambahnya usia. Dalam pembinaan olahraga selama ini siswa hanya memanfaatkan kegiatan ekstrakulikuler sekolah saja yang sebenarnya sangat terbatas dan dilaksanakan tanpa target atau tujuan tertentu. Kurangnya dukungan orangtua juga menjadi masalah umum yang ditemui karena sebagian orangtua yang lebih mementingkan prestasi akademik anaknya daripada prestasi nonakademik. Sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi dalam olahraga. Beberapa cabang olahraga menjadi unggulan daerah mampu membuktikan Kabupaten Banyumas memiliki potensi olahraga yang baik. Sarana dan prasarana yang tersedia mampu meningakatkan potensi yang ada. Kecamatan Pekuncen sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Banyumas yang posisinya berada jauh dari kota pemerintahan Kabupaten Banyumas ini ternyata belum memiliki banyak prestasi dalam bidang olahraga dan masih kurang sekali atlet yang berkualitas di daerah ini. Prestasi yang didapat masih dalam lingkup Kabupaten Banyumas sendiri saja. Kegiatan pembinaan seperti klub olahraga atau pelatihan olahraga sendiri masih jarang terlihat di kecamatan yang posisinya bersebelahan persis dengan Kabupaten Brebes. Dengan melihat kondisi yang ada tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang memusatkan pada potensi olahraga di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas yang fokus pada anak usia dini.

1.2 Permasalahan