Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI URINE DI KELURAHAN HARJOSARI KECAMATAN MEDAN AMPLAS KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Oleh Zulkifli Yusuf Simatupang
122500107
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan nikmat dan rahmat-Nya, memberikan kekuatan lahir dan batin, kejernihan hati dan fikiran, serta kemudahan kepada penulis sehingga masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas”
Keberhasilan dalam penyusunan Proposal Penelitian ini, tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam proses pembuatan Proposal Penelitian ini dari awal hingga akhir. Atas dasar alasan tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Dedi Ardianta, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Sumatera
Utara 2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Universitas Sumatera Utara 6. Bapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi D-III
Keperawatan Universitas Sumatera Utara

7. Terima kasih juga diucapkan kepada Ibu Diah Arruum, S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan nasehat kepada penulis serta selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh Staf Dosen Karyawan/i Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah banyak memberi pengetahuan dan dorongan serta motivasi kepada penulis.
9. Kepada Orang tua yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Proposal Penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Penelitian ini masih

belum sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Proposal Penelitian ini.
Medan, Juni 2015
Zulkifli Yusuf Simatupang

DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1 B. Tujuan Umum .............................................................................................2 C. Manfaat ......................................................................................................3 BAB II. PENGELOLAHAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Eliminasi Urine 1. Definisi Eliminasi Urine............................................................................4 2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan...............................................4 3. Proses Pembentukan Urine........................................................................7 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine .................................7 5. Masala Eliminasi Urine .............................................................................9 6. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi
Urine 1. Pengkajian ........................................................................................ 11 2.Diagnosa Keperawatan.......................................................................11 3. Perencanaan Keperawatanan ............................................................13

B . Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ..................................................................................................15 2. Analisis Data...............................................................................................23 3. Rumusan Masalah.......................................................................................24 3.Perencanaan Keperawatan dan rasional ......................................................24 4.Pelaksaan Kepeerawatan .............................................................................25
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................26 B. Saran ..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Menurut Abraham Maslow (1970 dalam Goble,1970) kebutuhan dasar manusia ada lima tingkatan. Tingkat paling mendasar adalah hal-hal yang paling penting untuk mempertahankan hidup yaitu kebutuhan fisiologi seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan yang meliputi keselamatan fisik dan psikologi. Tingkat ketiga merupakan kebutuhan dicintai dan dimiliki. Tingkat keempat adalah kebutuhan dihargai dan harga diri yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian dan nilai diri. Tingkat terakhir adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. (Mongan, 2014)
Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparuparu oleh sistem vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium. Eliminasi urine secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan sirkulasi volume darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun.Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang


mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah didalam urin. Usus mengeluarkan feses dan beberapa cairan dari tubuh. Pengeluaran feses melalui evakuasi usus besar biasanya menjadi sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan. (Perry & Potter. 2005)
Eliminasi urine adalah pengeluaran sisa-sisa metabolisme dalam tubuh berupa cairan melalui saluran perkemihan atau urogenetalia. Kebutuhan eliminasi urine merupakan kebutuhan tubuh mengeluarkan bahan buangan cair secara berkala atau secara fisiologi. (Mongan, 2014)
Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawat harus memahami eliminasi normal dan faktor-faktor yang meningkatkan atau menghambat eliminasi. Asuhan keperawatan yang mendukung akan menghormati privasi dan kebutuhan emosional klien. Tindakan dirancang untuk meningkatkan eliminasi normal juga harus meminimalkan rasa ketidaknyamanan ( Potter & Perry, 2015)
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengkajian dengan gangguan kebutuhan eliminasi urine

b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine
c. Untuk merencanakan asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine
d. Untuk menerapkan pelaksanaan keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine
e. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine
C. MANFAAT Adapun manfaat dari laporan asuhan keperawatan ini adalah : a. Bagi Praktisi Keperawatan Hasil laporan keperawatan ini di harapkan dapat menjadi bahan bagi perawat mengenai eliminasi urine. b. Bagi Pendidik Keperawatan Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine

BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Kebutuhan Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi
1. Definisi eliminasi Urine
Eliminasi urine adalah pengeluaran sisa-sisa metabolisme dalam tubuh berupa cairan melalui saluran perkemihan atau urogenetalia. Kebutuhan eliminasi urine merupakan kebutuhan tubuh mengeluarkan bahan buangan cair secara berkala atau secara fisiologi. (Mongan Ruth,2014)
2. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem perkemihan terdiri dari dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
2.1 Ginjal (Ren)
Ginjal adalah organ berbentuk kacang berwarna merah tua, panjangnya 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm, beratnya kurang lebih 125 sampai 175 gram pada laki-laki dan 115 sampai 155 gram pada wanita. (Mongan Ruth,2014). Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.


Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.( Alimul Aziz. 2006)
2.1.1 Fungsi ginjal 1. Mengeluarkan sisa nitrogen, toksin, ion, dan obat-obatan.
2. Mengatur jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh
3. Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-garam serta
asam basa
4. Menghasilkan renin, enzim untuk membantu pengeturan tekanan darah
5. Menghasikan hormon eritropoitin yang menstimulus pembentukan sel-
sel darah merah di sum-sum tulang
6. Membantu dalam vitamin D.(Mongan,2014)
2.1.2 Struktur Ginjal Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.

Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
1. Glomerulus, 2. Tubulus proximal 3. Angsa henle 4. Tubulus distal dan tubulus urinarius.( Alimul, Aziz. 2006)
2.2 Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.Lapisan dinding ureter terdiri dari, Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), Lapisan tengah lapisan otot polos, Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa, Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
2.3 Vesika Urinaria (Kandung Kemih) Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.Dinding kandung kemih terdiri dari Lapisan sebelah luar (peritoneum), Tunika muskularis (lapisan berotot), Tunika submukosa, Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
2.4 Uretra Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari Urethra pars Prostatica, Urethra pars membranosa (terdapat spinchter urethra externa), Urethra pars spongiosa. Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter uretra menjaga agar uretra tetap tertutup.

2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf. 3. Lapisan mukosa. ( Alimul, Aziz. 2006)
3. Proses Pembentukan Urine 1. Proses filtrasi Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat diteruskan ke seluruh ginjal. 2. Proses reabsorpsi Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis. 3. Proses Sekresi Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter dan ditambung di bladder (kandung kemih) yang secara berkala dikeluarkan melalui uretra.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia dan berat badan dapat memengaruhi jumlah pengeluaran urine. Pada usia lanjut volume ladder berkurang, demikian juga wanita hamil sehingga frekuensi berkemih juga akan sering. 2. Sosiokultural Budaya masyarakat dimana sebagian masyarakat hanya dapat miksi pada tempat tertutup dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat miksi pada lokasi terbuka. 3. Psikologis Pada keadaan cemas dan stres akan meningkatkan stimulasi berkemih 4. Kebiasaan Seseorang Misalnya seseorang hanya bisa berkemih ditoilet, sehingga iya tidak dapat berkemih dengan menggunakan pot urine 5. Tonus Otot Eliminasi urine membutuhkan tonus otot bladder, otot abdomen dan pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tunus, otot dorongan untuk berkemih juga akan berkurang. 6. Intake cairan dan makanan Alkohol menghambat anti Diuretik Hormon(ADH) untuk meningkatkan pembuangan urine, kopi, teh, coklat, cola (menggandung kafein) dapat meningkatkan pembuangan dan ekskresi ueine 7. Kondisi Penyakit Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urine karena banyak cairan yang dikeluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ kemih menimbulkan retensi urine 8. Pembedahan Penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerulus sehingga produksi urine akan menurun.

9. Pengobatan Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine
10. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostik ini juga dap'at memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Se;lain itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine. (Mongan, 2014)
5. Masalah Eliminasi Urine Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara umum.
Salah satu yang tersering ialah gangguan urine.Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain :
a. Retensi Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri. Kemungkinan penyebabnya Operasi pada daerah abdomen bawah, Kerusakan ateren, Penyumbatan spinkter. Tanda-tanda retensi urine :
1. Ketidak nyamanan daerah pubis. 2. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih. 3. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang. 4. Meningkatnya keinginan berkemih. 5. Enuriesis

b. Inkontinensia Inkontinesia Urine ialah bak yang tidak terkontrol. 1. Jenis inkotinensia a. Inkontinensia Fungsional/urgensi Inkotinensia Fungsional ialah keadaan dimana individu mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih. Faktor Penyebab: 1. Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih. 2. Penurunan tonur kandung kemih 3. Kerusakan moviliasi, depresi, anietas 4. Lingkungan 5. Lanjut usia.
b. Inkontinensia Stress Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami pengeluaran
urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen. Faktor Penyebab: 1. Inkomplet outlet kandung kemih 2. Tingginya tekanan infra abdomen 3. Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga 4. Lanjut usia.
c. Inkontinensia Total Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami kehilangan urine
terus menerus yang tidak dapat diperkirakan. Faktor Penyebab : 1. Penurunan Kapasitas kandung kemih. 2. Penurunan isyarat kandung kemih 3. Efek pembedahan spinkter kandung kemih 4. Penurunan tonus kandung kemih

5. Kelemahan otot dasar panggul. 6. Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih 7. Perubahan pola 8. Frekuensi 9. Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya 10. Urgency 11. Perasaan seseorang harus berkemih.


6. Asuhan Keperawatan dengan masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi

1. Pengkajian

a) Pola Eliminasi dan keluhan selama Eliminasi

Pengkajian ini antara lain : Bagaimana pola eliminasi dan keluhannya selama

Eliminasi.Secara normal,frekuensi buang air kecil pada Dewasa setiap berkemih

kurang dari 180 ml atau lebih dari 550 ml

b) Keadaan Urine

No. Keadaan 1. Warna
2. Bau 3. Konsistensi

Normal Dewasa Jernih Kekuningan
Khas Beraroma
Cair


Abnormal Kuning Kecoklatan,kemerah an sampai kehitaman
Amis dan perubahan bau
-

Penyebab Keadaan dehidrasi konsentrasinya,dan penggunaan obatobatan Darah dan infeksi
-

c) Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine antara lain kebiasaan meminum obat, keadaan cemas dan stres, dan pada usia lanjut volume bledder berkurang, pemakaian alkohol.
d) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik meliputi keadaan abdomen seperti adanya pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder, pembesaran ginjal, nyeri tekan, dan bising usus.

2. Diagnosa keperawatan 2.1 Inkontensia urine
Gangguan Pola Eliminasi Urine Inkontinensia adalah kondisi, pada seseorang yang tidak mampu mengendalikan pengeluaran urine (ngompol).
Kemungkinan berhubungan dengan : a. Gangguan neuromoskuler. b. Spasme bladder. c. Trauma pelvic. d. Infeksi saluran kemih. e. Trauma medulla spinalis.
Kemungkinan data yang ditemukan : a. Inkontinensia. b. Keinginan berkemih yang segera. c. Sering ke toilet d. Menghindar minum e. Spasme bladder f. Setiap berkemih kurang dari 180 ml atau lebih dari 550 ml. 2.2 Retensi Urine Definisi : kondisi pada seseorang yang tidak mampu mengosongkan bladder secara tuntas. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Obstruksi mekanik b. Pembesaran prostat c. Trauma d. Pembedahan e. Kehamilan

Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Tidak tuntasnya pengeluaran urine b. Distensi bladder c. Hipertropi prostat d. Kanker e. Infeksi saluran kemih f. Pembedahan besar abdomen g. Berkemih dalam keadaan rileks

3. Perencanaan Keperawatan 3.1 Gangguan eliminasi urine : Inkontinensia Urine Tujuan yang diharapkan : a. Pasien kembali ke pola normal dari fungsi urine b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab inkontinensia urine c. Bebas dari Infeksi


Intervensi

Rasional

Monitor keadaan bladder setiap 2 Membantu mencegah distensi atau

jam komplikasi

Tingkatkan aktivitas dengan Meningkatkan kekuatan otot ginjal

kolaborasi dokter/fisioterapi

dan fungsi bladde

Kolaborasi dalam bladder training Menguatkan otot dasar pelvis

Hindari

faktor


pencetus Mengurangi/menghindari

inkontinensia urine seperti cemas inkontinensia

Instruksikan pasien dan keluarga Melatih mengosongkan kandung

mencatat haluaran urine bila kemih untuk berlatih menahan

diperlukan

BAK dengan baik

Instruksikan pasien untuk berespon Meningkatkan fungsi kandung

segera terhadap kebutuhan eliminasi kemih pada individu mengalami

bila perlu

retensi urin


3.2 Gangguan Eliminasi urine : Retensi urine

Tujuan yang diharapkan :

a. Pasien dapat mengontrol pengeluaran bladder setiap 4jam

b. Tanda dan gejala retensi urine tidak ada

Intervensi

Rasional

Monitor keadaan bladder setiap 2 jam

Menentukan masalah

Ukur intake dan output cairan setiap 4 jam Memonitor keseimbangan cairan

Berikan cairan 2.000 ml./hari dengan Menjaga devisit cairan


kolaborasi

Kurangi minum setelah 6jam

Mencegah nokturia

Kaji dan monitor analisis urine elektorit dan Membantu memonitor keseimbangan

berat badan

cairan

Lakukan latihan badan

Meningkatkan fungsi ginjal dan

bladder

Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS DESA HARJOSARI II

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny.S

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 94 Tahun

Status Perkawinan : Janda

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Bajak IV Barat No 4

Golongan Darah : B

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

II. KELUHAN UTAMA Ny. S mengatakan BAK sedikit-sedikit dan tidak teratur.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Ketidakseimbangan hormon terkait menopause
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidak ada

B. Quantity/Quality 1. Bagaimana dirasakan Ny.S susah menahan BAK padahal belum sampai ke Kamar mandi sudah BAK 2. Bagaimana dilihat Pasien kelihatan cemas karena BAK yang dikeluarkan sedikit
C. Region 1. Dimana Lokasinya di epigastri 2. Menyebar Ny.S mengatakan penyakit yang dideritanya tidak menyebar
D. Severity Ny S mengatakan Penyakit yang diderita tidak mengganggu aktivitas pasien
E. Time Ny.S mengatakan ketika ingin BAK belum sampai di WC ia sudah buang air
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Ny.S mengatakan pernah mengalami penyakit lambung dan sesak nafas B. Pengobatan/tindakan yanng dilakukan Ny. S mengatakan ia membeli obat warung dan pernah berobat kedokter hinggah sembuh C. Pernah dirawat/dioperasi Ny.S mengatakan ia pernah dirawat dirumah sakit Estomihi Medan dengan keluahn sesak nafas D. Lama dirawat Ny.S mengatakan ia dirawat selama seminggu E. Alergi Ny.S mengatakan tidak ada alergi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Ny.S mengatakan kedua orang tua tidak ada mengalami gangguan kesehatan B. Saudara kandung Ny.S mengatakana semua keluarga kandungnya dalam keadaan sehat. C. Penyakit keturunan yang ada Ny.S mengatakan tidak ada penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang meninggal Ny. S mengatakan anak pertama meninggal sekitar dua tahun yang lalu dikarenakan serangan asma E. Penyebab meninggal Ny.S mengatakan ananya meninggal karena Serangan jantung

VI. RIWAYAT OBSTETRI G:8 P:8 A:0 Ny.S mengatakan tidak ada masalah dan komplikasi

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ny.S mengetahui penyakitnya merupakan cobaan dari Tuhan

B. Konsep diri

C. Gambaran diri : Ny. S menganggap bahwa dirinya masih disayangi dan

diperhatikan

D. Ideal diri

: Ny. S mengatakan ingin segara bisa beraktivitas normal

E. Harga diri : Ny. S mengatakan tidak mengalami penurunan harga

diri selama sakit

F. Peran diri : Ny. S mengatakan anak dan cucunya selalu

mendampinginya

G. Identitas

: Ny. S adalah seorang wanita yang memiliki 8 anak

dan 25 cucu

H. Keadaan emosional Ny.S mengatakan sudah merasa lebih tenang ketika anak dan cucunya selalu mendampinginya
I. Hubungan sosial Orang yang berarti : Anak dan Cucunya Hubungan dengan keluarga : Baik Hubungan dengan orang lain : Baik Hambatan dalam bergubungan dengan orang lain : Tidak ada
J. Spritual Nilai dan keyakinan : percaya dan yakin kepada ALLAH SWT Kegiatan ibadah : Sholat 5 waktu dan membaca al qur an

VIII. Status mental
Tingkat kesadaran o Bingung / orientasi o Sedasi o Supor o Inkoheren o Apatis  Lambat o Membisu o Tidak mampu pembicaraan
Alam perasaan  Lesu o Ketakutan o Putus asa o Gembira berlebihan

Penampilan o Rapi  Tidak rapi o Penggunaan pakaian tidak sesuai
memulai
Pembicaraan o Cepat o Keras  Lambat

Afek  Datar
o Tumpul
o Labil
o Tidak sesuai
o Pikiran magis

Waham o Agama o Somatik o Kebesaran o Curiga o Nihilstik o Sisip pikir o Siap pikir o Kontrol pikir  Tidak ada
Persepsi o Pendengaran o Penglihatan o Perabaan o Pengecapan o Penghirupan  Tidak ada

IX. Pemeriksaan fisik

A. Keadaan umum

Compos mentis

B. Tanda-tanda vital Suhu tubuh : 350c

Tekanan darah : 160/90 mmhg

Nadi

: 90x/m

Pernafasan : Sesak nafas

TB :150 cm

BB : 55 kg

Interaksi

selama

wawancara

o Bermusuhan

o Tidak kooperatif

o Mudah

tersinggung

o Kontak mata

kurang

o Defensif

o Curiga  Kooperatif

Memori

o Gangguan daya

ingat jangka

o Gangguan daya

ingat jangka

pendek

o Gangguan daya

ingat saat ini

o Konfabulasi  Tidak ada

Isi pikir

o Obsesi

o Fobia

o Hipokondria

o Deporsonalisasi

o Ide yang terkait  Normal

C. Pemeriksaan head to toe

K. Kepala

Bentuk

: Normal

Ubun-ubun : Normal

Kulit kepala : Normal

L. Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut : Menyebar

Bau : Menyengat

Warna kulit

: Putih

M. Wajah

Warna kulit : sawo mateng

Struktur wajah : simetris

N. Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : simetris

Palpebra : ptosis

Konjungtiva dan sklera : anemis dan sklera tidak ikterus

Pupil : normal

Cornea dan iris : normal

Visus : normal

Tekanan bola mata : normal

O. Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris

Lubang hidung : simetris

Cuping hidung : tidak ada gerakan

P. Teliga

Bentuk telinga : normal

Ukuran telinga : normal

Lubang telinga : simetris

Ketajaman pendengaran : normal

Q. Mulut dan faring

Keadaan bibir : kering

Keadaan gusi dan gigi : baik tidak ada pendarahan

Keadaan lidah : baik

R. Leher

Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh

Thyroid : terlihat tidak ada pembesaran

Suara

: pengucapan huruf jelas

Kelenjer limfe : tidak ada

Vena jugularis : tidak ada

Denyut nadi korotis : masih sangat jelas

S. Pemeriksaan integumen

Kebersihan : bersih

Kehangatan

: pada kulit masih teraba hangat

Warna : sawo mateng

Turgor : normal

Kelembaban

: lembab

Kelainan pada kulit : tidak ada

T. Pemerikasaan thorak /dada

Inspeksi thorak : normal

Pernafasan : 29x/m

Tanda kesulitan bernafas : terlihat kesulitan

U. Pemeriksaan paru

Palpasi getaran suara : teratur

Perkusi : teratur

V. Pemeriksaan jantung

Inspeksi : tidak ada kelainan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : tidak ada suara

Auskultasi : bunyi jantung terdengar kuat

W. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : simetris dan tidak ada massa

Auskultasi : peristaltik usus 25x/i

Palpasi : adanya nyeri tekan

X. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas(kesimetrian, kekuatan

otot, edema) : tidak ada kelainan, simetris, tidak ada edema

Y. Fungsi motorik

Fungsi motorik pada Ny. S terbatas tidak dapat beraktivitas seperti

biasa

Z. Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas

dingin, getaran) : fungsu sensorik pada Ny. S dapat merasakan air

hangat dan dingin

X. Pola kebiasaan sehari-hari

I. Pola makan dan minum

Frekuensi makan/ hari : 3 kali sehari

Nafsu makan : normal

Nyeri ulu hati : kadang ada, dikarena klien maag

Alergi : tidak ada

Mual dan muntah : tidak ada

II. Perawatan diri

Kebersihan tubuh : bersih

Kebersihan gigi dan mulut

: tidak bersih

III. Pola eliminasi

1. BAB

Pola BAB : tidak teratur

Karakter feses

: normal

BAB terakhir : 2 hari yang lalu

2. BAK

Pola BAK : tidak teratur/ sedikit

Karakter urine : normal

Nyeri/ rasa terbakar/kasulitan BAK : kemungkinan adanya nyeri Riwayat penyakit ginjal : tidak ada Penggunaan diuretik : tidak ada

IV. Mekanisme koping  Bicara dengan orang lain o Mampu menyelesaikan masalah o Tehnik relaksasi o Aktivitas konstruksi o Olah raga.

1. Analisa data

No Data Tanda / Gejala

Penyebab

1 DS :

Hilangnya

Pasien mengatakan kontrol

susah menahan BAK spinkter kemih

padahal belum sampai

ke Kamar mandi sudah

BAK

Masalah Keperawatan Inkontinensia Urine

Pasien BAK sedikit DO : Volume BAK sedikit Pasien terlihat BAK belum sampai ke kamar mandi sudah BAK

2. Rumusan masalah Masalah Keperawatan 1. Gangguan Eliminasi Urine (Inkontiennsia Urine) 2. Retensio Urine Diagnosa Keperawatan (Prioritas) 1. Inkontinensia Urin Berhubungan dengan kelemahan otot pelvis dan struktur penyangganya,perubahan degeneratif otot pelvis dan struktur penyangga yang berhubungan dengan pertambahan usia,ketidakmampuan bladder untuk mengeluarkan urin ditandai dengan klien melaporkan tetesan urin sesuai dengan peningkatan tekanan abdomen,frekuensi BAK(lebih sering tiap 2 jam) 2. Retensio urin berhubungan dengan adanya kelemahan destrusor,adanya obstruksi ditandai dengan klien mengatakan urin keluar sedikit, sering berkemih, urin keluar menetes, adanya urin sisa, adanya rasa penuh di kandung kemih.

3. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/ No.

Perencanaan Keperawatan

Tangg Dx Tujuan dan Kriteria Hasil

Rencana Tindakan Rasional

al

Senin/ 1 18 Mei 2015

1) Agar Ny.S dapat mengontrol rasa ingin berkemih
2) Eliminasi Urine tidak terganggu
3) Menunjukkan pengetahuan yang adekuat ttg obat

1. Anjurkan

Membantu

Minum yang Proses

cukup

berkemih

2. Observasi Pengkajian frekuensi,war dasar untuk na dan mengetahui

karakteristik adanya Urine tiap masalah Urin BAK

3. Konsultasika n dengan dokter tentang : -pemberian obat -Pengobatan

4. Ajarkan gerakan senam kegel

Mengatasi masalah berkemih

5. Pelaksanaan Keperawatan

Hari/Tanggal No.Dx Implementasi

Evaluasi

Keperawatan

Selasa

1

1. Anjurkan Minum S :

yang cukup

Ny.S

mengatakan

susah menahan

2. Observasi

BAK padahal

frekuensi,warna belum sampai ke

dan karakteristik Kamar mandi

Urine tiap BAK sudah BAK

O:

3. Konsultasikan - Volume BAK

dengan dokter sedikit

tentang :

- Pasien terlihat

-pemberian obat pada saat akan

-Pengobatan

ke kamar mandi

sudah BAK

mengajarkan

gerakan senam

kegel

A : masalah

Belum Teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Lampiran

Catatan Perkembangan

Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No.D Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

x

1 Selasa, 19 10.00 1. Mengajarkan Pasien S : Pasien mengatakan

Mei 2015

dalam memantau

BAK sedikit- sedikit

eliminasi urine meliputi

frekuensi,konsistensi,bau O : Inkontinensia Urine

,dan warna

2. Mengajarkan Pasien A :

tentang tanda dan gejala Masalah belum teratasi

infeksi saluran kemih

3. Menginstruksikan

P:

pasien dan keluarga

Intervensi dilanjutkan

untuk mencatat haluaran

urine bila diperlukan

1 Selasa, 19 10.30 - Beri informasi tentang S : Pasien Mengatakan

Mei 2015

kebutuhan

Sering Berkemih

cairan,kebutuhan

O:

berkemih teratur

- Retensi Urine

-Beri informasi tentang - Sering berkemih

fungsi perkemihan

A : Masalah Belum

normal

teratasi

-Monitor Intake dan

P : Intervensi

output

dilanjutkan

-Lakukan Pemasangan

kateter sesuai dengan

kebutuhan

-Rujuk Klien ke spesialis

urologi sesuai dengan

kebutuhan

2 Rabu, 20 Mei 10.00 1. Menginstruksikan S : -

2015

Pasien untuk berespon

segera terhadap

O:

kebutuhan eliminasi bila

- Pasien Mampu

diperlukan

ke kamar mandi

2. Ajarkan Pasien Untuk

sendiri

minum 200 ml cairan

- Bau,jumlah dan

pada saat makan diantara

warna urine

waktu makan dan diawal

dalam batas

petang

normal

3. Instruksikan klien

untuk memonitor tanda

A : Masalah

dan gejala infeksi

Sebagian Teratasi

saluran kemih

P : Intervensi

dilanjutkan

2 Rabu,20 Mei 10.30 1. Monitor Intake dan S : -

2015

Output

O :Klien menunjukkan

2. Pertahankan sistem pengeluaran urin tanpa

drainase urin

nyeri,hesistensi atau

3. Berikan privasi untuk urgency

berkemih

A : Masalah Sebagian

4. Berikan waktu yang Teratasi

cukup untuk

P : Intervensi

mengosongkan urin

dilanjutkan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Pengkajian dilakukan mulai tanggal 18 Mei 2015 ditemukan masalah dengan
gangguan eliminasi urine yaitu dimana keadaan pasisen tidak dapat mengontrol buang air kecil, pasien terlihat cemas karena BAK susah ditahan. Dilakukan implementasi berdasarkan rencana yang telah direncanakan, hasil evaluasi masalah gangguan eliminasi urine pada Ny S tidak teratasi.
B. SARAN 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Agar petugas kesehatan selalu memberikan pengarhan kepada pasien dan keluarga agar mampu memahami dalam masalah kesehatan tentang eliminasi urine 2. Bagi Institusi Pendidikan Pendidikan yang lebih meningkat pengeyaan, penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningktkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterempilan yang lebih kepada mahasiswa, dan agar menambah refernsi tentang eliminasi urine 3. Bagi Pasien dan Keluarga Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat selama pemberian asuhan keperatan, diharapkan klien dan keluarga mandiri delam mencegah, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan bagi diri, keluarga maupun lingkungan. Sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal khususnya pada eliminasi urine.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Mediak. Babarca.1996.Perawatan Medikal Bedah,edisi 3.Bandung :C.V.Mosby Company Goble, F. (1970). The Third Force : The Psychology of Abraham Maslow . Richmond, Mongan Ruth, 2014.Pemenuhan Kebutuhan Dasar Eliminasi.Yogyakarta : Fitramaya Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 1. Jakarta : EGC