V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Produksi gula reduksi dari umbi talas beneng menggunakan metode hidrolisis asam dan ultrasonikasi secara simultan berpotensi untuk dijadikan metode
hidrolisis pada talas beneng. 2. Gula reduksi tertinggi diperoleh dari hidrolisat yang dihidrolisis pada pH 1,
suhu 70
o
C selama 30 menit dengan kadar gula reduksi yang dihasilkan sebesar 577,5 mgL.
3. Besarnya kadar etanol hidrolisat yang difermentasi dengan kulit kayu raru dan Saccharomyces cerevisiae masing-masing sebesar 0,0511 dan 0,0357,
sementara itu air nira yang difermentasi dengan kayu raru menghasilkan etanol dengan kadar 1,365.
4. Agen fermentasi yang digunakan seperti kulit kayu raru mampu memfermentasi hidrolisat menjadi etanol dengan kadar yang lebih tinggi
dibandingkan agen fermentasi Saccharomyces cerevisiae.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, diperlukan beberapa pengembangan lanjutan untuk meningkatkan potensi tepung talas beneng sebagai bahan baku etanol diantaranya
sebagai berikut. 1. Talas beneng yang digunakan sebagai bahan baku perlu dikaji umur tanamnya
sehingga dapat diperoleh kadar pati yang tinggi untuk menghasilkan gula reduksi yang optimum.
2. Variabel yang dianalisis pada produksi gula reduksi ini hanya mencakup pH dan waktu hidrolisis. Sehingga perlu dilakukan studi lanjutan mengenai
pengaruh suhu dan frekuensi ultrasonikasi. 3. Perlu dilakukan studi lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
etanol yang dihasilkan seperti massa agen fermentasi yang ditambahkan , praperlakuan agen fermentasi sebelum ditambahkan pada substrat dan lama
waktu fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. hlm. 55-61.
Andarwulan, N., F. Kusnandar, dan D. Herawati. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta. hlm. 1-42.
Apriani, Rd., R. N. Setyadjit, dan M. Arpah. 2011. Karakterisasi Empat Jenis Umbi Talas Varian Mentega, Hijau, Semir, dan Beneng serta Tepung yang
Dihasilkan dari Keempat Varian Umbi Talas. J. Sci. Ind. Res. 1 1, hlm. 1- 11.
Arifin, Y. 2009. Biobutanal sebagai Biofuel Generasi Kedua di Indonesia. http:yalun.wordpress.com20081001biobutanol-sebagai-biofuel-generasi
kedua-di-indonesia?referer=sphere_related_content. Diakses pada 1 November 2015.
Ariyandi, N., Sudaryanto, K. Mujamilah, dan Ari. H. 2007. Pembuatan Nanosfer Berbasis Biodegradable Polilaktat PLA dengan Metode Sonofikasi.
JUSAMI. 8 2, hlm. 182-186. BeMiller, J. and R. Whistler. 2009. Starch: Chemistry And Technology Third
Edition. Academic Press. United States of America. pp. 200-209. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Banten. 2011. Talas Beneng
Xanthosoma undipes K. Koch asal Juhut Pandeglang Banten. www.banten.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada 4 November 2015.
Barnali, B., R.K. Basu, and S.N. Ash. 2008. Kinetic Study on Acid Catalytic Hydrolysis using Response Surface Method. J. Sci. Ind. Res. 67, pp. 295-
298. Basedow, A. M. And K. L. Ebert. 1977. Ultrasonic Degradation of Ploymers in
Solution. 22, pp. 84-145. Chiu, Chung-wai and D. Solarek 2009. Starch : Chemistry and Technology Third
Edition. Academic Press. pp. 629-655.