29 c. Pergudangan Sarana Produksi Pertanian
d. Fasilitas Bimbingan dan Penyuluhan, pendidikan dan pelatihan. e. Fasilitas lain yang diperlukan
3. Dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang subsistem usaha tanipertanian primer on-farm agribusiness untuk peningkatan produksi
dan keberlanjutan sustainability usaha budi-daya pertanian: tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan. Jenis sarana dan prasarana ini antara lain: a. Jalan-jalan pertanian antar kawasan.
b. Sarana air baku melalui pembuatan sarana irigasi untuk mengairi dan menyirami lahan pertanian.
c. Dermaga, tempat pendaratan kapal penangkap ikan, dan tambatan perahu pada kawasan budi daya perikanan tangkapan, baik di
danau ataupun dilaut. d. Sub terminal agribisnis terminal agribisnis.
4. Infrastruktur yang tepat guna, yang dimaksud infrastruktur yang dibangun baik jenis maupun bentuk bangunan harus dirancang sedemikian rupa
tanpa melakukan eksploitasi yang berlebihan dan menimbulkan dampak yang seminimal mungkin pada lingkungan sekitarnya. Teknologi yang
digunakan dapat bervariasi dan sebaiknya jenis teknologi harus disesuaikan dengan kondisi setempat.
5. Biro perjalanan wisata sebagai pemberi informasi dan sekaligus mempromosikan pariwisata, meskipun mereka lebih banyak bekerja dalam
usaha menjual tiket dibandingkan memasarkan paket wisata.
2.3.5 Tipologi Kawasan Agrowisata
Kawasan agrowisata memiliki tipologi kawasan sesuai klasifikasi usahapertanian dan agribisnisnya masing-masing. Adapun tipologi kawasan
agrowisata tersebut dalam tabel II.1
30
Tabel II.1 Tipologi Kawasan Agrowisata
No Sub-sektor
Usaha Pertanian
Tipologi Kawasan Persyaratan Agroklimat
1 Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan tekstur lahan
yang datar, memiliki sarana pengairan irigasi atau
sumber air yang memadai. Harus sesuai dengan jenis
komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis
tanah, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.
2 Perkebunan
Dataran tinggi, tekstur lahan berbukit, tanaman tahunan,
memiliki keindahan alam, dekat dengan kawasan
konservasi alam. Harus sesuai dengan jenis
komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis
tanah, testur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.
3 Peternakan
Dekat kawasan pertanian, perkebunan dan kehutanan,
dengan sistem sanitasi yang memadai.
Lokasi tidak boleh berada dipermukiman
memperhatikan aspek adaptasi
lingkungan.
4 Perikanan
darat Terletak pada kolam
perikanan darat, tambak, danau alam dan danau
buatan, daerah aliran sungai baik
dalam bentuk keramba maupun tangkapan alam.
Memperhatikan aspek keseimbangan ekologi dan
tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.
5 Perikanan
laut Daerah pesisir pantai hingga
lautan dalam hingga batas wilayah zona ekonomi
ekslusif perairan NKRI.
Memperhatikan aspek keseimbangan ekologi dan
tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.
6 Hutan wisata
konservasi alam Kebun
Raya Kawasan hutan lindung
dikawasan tanah milik negara,
kawasan ini bia-sanya berbatasan langsung dengan
kawasan lahan pertanian dan perkebunan dengan tanda
Sesuai dengan karakteristik lingkungan alam wilayah
konservasi hutan setempat.
sumber : Direktorat pengembangan kawasan khusus dan tertinggal, BAPPENAS. 2004
31
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Bab ini berisi gambaran umum mengenai Kawasan Agroteknobisnis Sumedang, Karakteristik Pengunjung Kawasan Agroteknobisnis Sumedang, dan Kaji Banding
Kawasan Agroteknobisnis Sumedang dengan Kawasan Wisata Sejenis di Kabupaten Sumedang
3.1 Gambaran Umum Kawasan Agroteknibisnis Sumedang
3.1.1 Sejarah Terbentuknya Kawasan Agroteknobisnis Sumedang
Kawasan Agroteknobisnis Sumedang KAS mulai dibangun pada tahun 2003 dan merupakan program kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumedang
dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT Jakarta hingga tahun 2007. Selanjutnya pada tahun anggaran 2008 diserahkan pengelolaannya kepada
Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam hal ini ditangani oleh Bidang Ekonomi BAPPEDA Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2009, KAS menjadi lembaga baru
dalam bentuk UPTB di bawah BAPPEDA Kabupaten Sumedang dengan nama UPTB Pengelolaan Kawasan Agroteknobisnis Sumedang. Visi dari KAS adalah
menjadikan KAS sebagai Show Window Agribisnis Kabupaten Sumedang. Sedangkan Misi KAS adalah :
1. Terwujudnya KAS sebagai pusat pengkajian, transfer dan difusi teknologi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan serta
agroindustri 2. Mengembangkan model pembangunan Kawasan agribisnis secara
terpadu, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 3. KAS sebagai pusat informasi dan pelatihan serta mitra pelaku agribisnis
di Kabupaten Sumedang 4. KAS sebagai Kawasan agrowisata di Kabupaten Sumedang
KAS merupakan Kawasan yang dijadikan lokasi kerjasama riset antara Bapeda Kabupaten Sumedang dan Menristek pada periode 2003-2008. Hal ini
merupakan upaya aktualisasi di lapangan untuk mewujudkan Visi: “Terwujudnya Kabupaten Sumedang sebagai daerah agribisnis dan pariwisata yang didukung
32 oleh masyarakat yang beriman dan bertaqwa, yang maju dan mandiri, sehat,
demokratis, berwawasan lingkungan, serta menjunjung tinggi hukum”. Visi tersebut secara jelas menyatakan bahwa pembangunan di Kabupaten Sumedang
diarahkan pada sektor pertanian dan pariwisata. Lebih jelas lagi dinyatakan dalam salah satu misi yang dikembangkan dalam pembangunan di Kabupaten Sumedang
adalah: “Meningkatkan dan mengembangkan potensi serta memanfaatkan sumberdaya alam, khususnya sumberdaya pertanian dan pariwisata untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat”. Keberadaan KAS sangat tergantung kepada keinginan politis dan arah pembangunan dari Pemerintah Daerah Sumedang.
Tujuan dibangunnya KAS, adalah menjadikan nilai tambah keberadaan KAS sebagai wahana rekreasi yang bersifat edukatif bagi masyarakat dan pelajar
di Jawa Barat yang menekankan pada peningkatan kecintaan terhadap alam, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, peningkatan pengetahuan teknologi
pertanian dan pengenalan konsep pertanian terpadu dan hidup selaras alam. Sasaran KAS, sebagai tempat wisata edukatif alternatif di Sumedang yang
memberikan hiburan dan pendidikan serta memberikan kontribusi pendapatan bagi KAS dan Pemda.
Konsep Agroteknowisata, sebagai wisata agro yang menawarkan sarana rekreasi alam sekaligus sarana pengenalan dan pendidikan terutama dalam teknik
budidaya, dan produksi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan kepada sentuhan teknologi. Strategi Pengembangan Wisata Agro
adalah: •
Sarana dan Prasarana •
Sumberdaya Manusia •
Promosi •
Sumberdaya Alam dan Lingkungan •
Kelembagaan.
3.1.2 Kondisi Eksisting Lahan Kawasan Agroteknobisnis Sumedang
Kawasan Agroteknobisnis Sumedang KAS terletak di Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan yang berada pada ketinggian di atas 700 m di atas