STRATEGI PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG TAMPOMAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN SUMEDANG.
No. Daftar FPIPS : 1768/UN.40.2.5.1/PL/2013
Andre Taufik Darmawan, 2013
STRATEGI PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM
GUNUNG TAMPOMAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA
DI KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Disusun oleh :
ANDRE TAUFIQ DARMAWAN
NIM : 0901536
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
No. Daftar FPIPS : 1768/UN.40.2.5.1/PL/2013
Andre Taufik Darmawan, 2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul "STRETEGI PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG TAMPOMAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN SUMEDANG“ ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menganggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 16 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
(3)
No. Daftar FPIPS : 1768/UN.40.2.5.1/PL/2013
Andre Taufik Darmawan, 2013
LEMBAR PENGESAHAN REVISI SKRIPSI
ANDRE TAUFIQ DARMAWAN
(0901536)
STRATEGI PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM
GUNUNG TAMPOMAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA
DI KABUPATEN SUMEDANG
Disetujui dan disahkan oleh :
PENGUJI I
Erry Sukriah, S.E., M.SE. NIP. 19791215 200812 2 002
PENGUJI II
(4)
No. Daftar FPIPS : 1768/UN.40.2.5.1/PL/2013
Andre Taufik Darmawan, 2013
NIP. 19811014 200604 2 001
PENGUJI III
Agus Sudono, S.E., M.M NIP. 19820508200812 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Hj. Fitri Rahmafitria, S. P., M. Si. NIP. 19741018 200812 2 001
(5)
i
STRATEGI PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG TAMPOMAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN
SUMEDANG ABSTRAK
Oleh :
Andre Taufiq Darmawan 0901536
Di dalam suatu proses pengembangan suatu kawasan berbasis ekowisata terdapat beberapa unsur penting, diantaranya pariwisata, sosial, ekonomi, pendidikan dan konservasi. Hal-hal tersebut sangat penting dalam terciptanya suatu kawasan ekowisata. Tujuan penelitian ini adalah menemukan strategi ideal untuk mengembangkan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas menjadi kawasan ekowisata yang memanfaatkan llingkungan untuk perlindungan, memberdayakan masyarakat, menyajikan produk bermuatan pendidikan, berdampak negatif minimal, serta memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang mendeskripsikan gambaran atau pelukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan diselidiki. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai gambaran umum Taman Wisata Alam Gunung Tampomas, gambaran mengenai kepuasan wisatawan serta dukungan dari dmasyarakat lokal. Analisis SWOT digunakan Dalam menentukan faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ekowisata. Hasil dari analisis kemudian dirumuskan menjadi beberapa strategi dengan menggunakan matriks TOWS, lalu menentukan keputusan dengan menggunakan diagram SWOT (positioning).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Taman Wisata Alam Gunung Tampomas memiliki potensi yang besar apabila dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. Adapun strategi yang diterapkan adalah strategi progresif atau strategi S-O, seperti membuat program ekowisata yang menarik, menawarkan daya tarik wisata dengan membuat produk wisata, serta memanfaatkan dukungan yang besar dari masyarakat lokal.
(6)
ii
DEVELOPMENT STRATEGY OF MOUNTAIN TAMPOMAS NATURE PARK AS AN ECOTOURISM AREA IN SUMEDANG DISTRICT
ABSTRACT
By :
Andre Taufiq Darmawan. 0901536
In a process of development of a region-based ecotourism, there are several important elements, including tourism, social, economy, education and conservation. Those things are very important in the creation of an ecotourism area. This research purpose is to find ideal strategy to developt Tampomas Nature Park as an ecotourism area which utilizing environment for protection, empowering the community, presenting educational laden products, minimal negative impact, and contribute positively to economic development.
The method used in this study is a descriptive analysis research method, which is a method that describes the picture or portrayal in a systematic, timely and reliable information on the facts, the properties and the relationship between the phenomenon to be investigated. By using the descriptive research method, it can be obtained a general description of Tampomas Mountain Nature Park, an overview of tourist satisfaction, and support from community. SWOT analysis is used in determining the supporting and inhibiting factors in the development of ecotourism. The Results of the analysis then formulated into a strategy using TOWS matrix, then decide the strategy by using a SWOT diagram (positioning).
The research results showed that Tampomas Mountain Nature Park has great potential if developed into a tourism area. The strategy adopted to develop Natural Park of Mount Tampomas as ecoutourism area is progressive strategy or S-O strategies, such as creating an attractive ecotourism program, offers tourist attraction to create tourism products, and take advantages of the great support from the local community.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas
berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai Kawasan Ekowisata”
Skripsi ini membahas tentang strategi apa yang paling cocok untuk diterapkan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sehingga dapat berkembang sebagai kawasan Ekowisata.
Secara keseluruhan, skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, sasaran penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II menguraikan tinjauan teori serta kerangka pemikiran. Bab III menjelaskan metode yang digunakan penullis mulai dari pengambilan data sampai dengan pengolahan data. Bab IV menjelaskan tentang hasil peelitian yang meliputi pengolahan data dan pembahasan penelitian. Dan Bab V menyajikan kesimpulan dari semua permasalahan yang diteliti serta memberikan rekomendasi dari penelitian yang dilakukan.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi sumber inspirasi dan sumbangan yang kreatif bagi siapapun, baik dalam dunia akademik maupun non akademik dan yang ingin mengembangkan dunia pariwisata Indonesia khususnya.
Bandung, 16 Agustus 2013
(8)
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT, karena atas limpahan rahmat serta pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulis sangat menyadari bahwa kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai individu yang telah tulus memberikan bantuan dan motivasi.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi tertinggi kepada :
1. Ibu dan Ayah penulis tercinta. Berkat kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan moril maupun materil , penulis tetap mendapatkan motivasi serta inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Fitri Rahmafitria, S.P., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure dan dosen pembibing II. Terima kasih atas bekal ilmu, bimbingan dan arahan Anda selama perkuliahan maupun selama penulis menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. selaku pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, kesabaran, keikhlasan, dan saran-saran yang diberikan kepada penulis,sehingga penulis bisa terus memperbaiki skripsi ini.
4. Kepada seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik dalam ataupun di luar kegiatan belajar mengajar.
5. Bapak Rahmat dan Bapak Garnadi. Terimas kasih atas semua pelayanan yang telah diberikan kepada dari awal perkuliahan hingga saya menyelesaikan skripsi ini.
6. BAPPEDA Kabupaten Sumedang yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di lapangan .
(9)
v
7. KPH Kabupaten Sumedang yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumedang yang telah memberikan banyak informasi dalam melakukan penelitian
9. Mahasiswa Program Studi Manajemen Resort & Leisure angkatan 2009 yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Annisa Novia Ekayanti yang telah banyak menginspirasi dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat seperjuangan Rully, Ijul, Wildan, Agus, Emil, Ovi dan Adit. Terimakasih telah memberikan momen-momen berkesan selama di Universitas.
12.SOCA and friends, Ruhus, Rubby, Mas Ardi, Simpsong, Febri, Abay, Sandi, Firli dan Yoso, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk belajar dan berbagi.
13.MRL Voices dan Angklung Podjok MRL yang telah memberikan banyak motivasi serta pengalaman tidak terlupakan.
14.Teman-teman PERFORMA UPI yang sangat menyenangkan.
15.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tidakdapat penulis sebutkan satu per satu.
Bandung, 16 Agustus 2013
(10)
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan penelitian ... 4
D. Sasaran Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN TEORI ... 7
A. Wisata, Pariwisata dan Kepariwisataan ... 7
B. Kawasan Wisata ... 8
C. Wisata Alam dan Taman Wisata Alam ... 9
D. Potensi Wisata ... 13
E. Daya Tarik Wisata ... 17
F. Ekowisata ... 19
G. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata ... 23
H. Kebijakan Pemerintah Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 24
(11)
vii
J. Kerangka Pemikiran ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Lokasi Penelitian ... 28
B. Metode Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Operasionalisasi Variabel ... 32
E. Alat Pengumpulan Data ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Metode Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Gambaran Umum... 44
1. Kabupaten Sumedang... 44
2. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 47
B. Hasil Pembahasan ... 70
1. Potensi Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 70
2. Hambatan Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas . 86
3. Analisis SWOT ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Rekomendasi ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103
(12)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Jumlah Wisatawan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas
tahun 2008-2012 ... 3
3.1 Jumlah Wisatawan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas tahun 2008-2012 ... 28
3.2 Data Penduduk Kecamatan Conggeang Buahdua, Tanjungkerta dan Cimalaka tahun 2012 ... 29
4.1 Jumlah Kecamatan dan Luasnya ... 44
4.2 Luas Lahan menurut Jenis Penggunaan ... 46
4.3 Luas Tanah Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas menurut Jenisnya (dalam satuan ha) ... 46
4.4 Nilai Q untuk Tipe Iklim Schmidt-Ferguson ... 51
4.5 Data Curah Hujan Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Tahun 2009 ... 52
4.6 Data Penduduk Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
4.7 Data Penduduk Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas berdasarkan Status ... 53
4.8 Data Penduduk Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Berdasarkan Kelompok Usia ... 54
4.9 Data Sarana Pendidikan Kawasan TWAGT ... 55
4.10 Jumlah Ruang Kelas dan Guru ... 56
4.11 Data Pondok Pesantren dan Santri Tahun 2008-2009... 56
4.12 Data Penduduk Kawasan TWAGT berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
4.13 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Wisatawan (Potensi Wisata) .. 75
(13)
ix
4.15 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Masyarakat (Potensi Ekonomi) 79
4.16 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Masyarakat (Potensi Sosial) ... 82
4.17 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Wisatawan (Potensi Pendidikan dan Konservasi) ... 84
4.18 Matriks IFE ... 90
4.19 Matriks EFE ... 93
4.20 Matrik TOWS ... 95
4.21 Implementasi Strategi S-O di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 99
(14)
x DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Alur Analisis ... 27
3.1 Gambar lokasi Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 28
3.2 Garis Kontinum ... 33
3.3 Matrik TOWS ... 37
4.1 Diagram Daerah Asal Wisatawan ... 59
4.2 Diagram Jenis Kelamin Wisatawa ... 60
4.3 Diagram Kelompok Usia Wisatawan ... 61
4.4 Diagram Pekerjaan Wisatawan ... 62
4.5 Diagram Pendapatan Wisatawan per bulan ... 63
4.6 Diagram Kegiatan yang Dilakukan Wisatawan ... 64
4.7 Diagram Cara Kedatangan Wisatawan ... 65
4.8 Diagram Lama Kunjungan Wisatawan ... 66
4.9 Diagram Frekuensi Kunjungan Wisatawan ... 67
4.10 Diagram Daya Tarik Berkunjung Wisatawan ... 68
4.11 Diagram Media Informasi ... 69
4.12 Garis Kontinum Persepsi Wisatawan Menngenai Potensi Wisata Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 76
4.13 Garis Kontinum Persepsi Wisatawan Mengenai Fasilitas di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 78
4.14 Garis Kontinum Persepsi Masyarakat Lokal Mengenai Potensi Ekonomi Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 80
4.15 Garis Kontinum Persepsi Masyarakat Lokal Mengenai Potensi Sosial Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 83
(15)
xi
4.16 Garis Kontinum Persepsi Wisatawan Mengenai Potensi Pendidikan dan Konservasi Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ... 85 4.17 Diagram SWOT ... 95
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam suatu negara. Pariwisata dapat memberikan kontribusi atau pendapatan besar bagi pembangunan baik dalam skala regional maupun nasional. Hal ini membuktikan bahwa pariwisata berpengaruh terhadap situasi ekonomi suatu negara.
Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman hayati baik di darat maupun di perairan (laut) memiliki peluang yang sangat besar dalam meraih atau memperoleh manfaat dari kekayaan sumber daya alam tersebut. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan kawasan hutan untuk pariwisata alam. Dasar hukum pengembangan pariwisata alam yang sesuai dengan prinsip kelestarian adalah UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hutan dan Ekosistemnya serta UU No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, dimana kegiatan pemanfaatan kawasan hutan tersebut diarahkan bukan pada kegiatan eksploitasi melainkan lebih kepada pengembangan pemenuhan jasa pariwisata alam. Potensi wisata alam di kawasan hutan dengan daya tariknya yang tinggi merupakan potensi yang bernilai jual tinggi sebagai obyek wisata, sehingga pariwisata alam di kawasan hutan layak untuk dikembangkan.
Jawa Barat dengan potensinya telah mencanangkan pengembangan pariwisata sebagai Core Business Pembangunan. Dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tahun 2008-2013, rencana tersebut berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap
(17)
2
Andre Taufik Darmawan, 2013
sumber daya yang terdapat di Jawa Barat dalam segala bidang, guna menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.
Kabupaten Sumedang yang letaknya sekitar 45 km dari Ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung, adalah salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang masih terus melakukan pembangunan hampir di semua sektor, termasuk sektor Kepariwisataan. Kabupaten Sumedang memiliki beberapa destinasi wisata yang cukup baik, yang tentunya akan semakin berkembang apabila dikelola secara optimal. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
Taman WisataAlam Gunung Tampomas (TWAGT) terletak diantara 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Buahdua, Congeang, Tanjungkerta dan Cimalaka. Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas merupakan bagian dari pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Sumedang. Saat ini pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas masih belum optimal, padahal Taman Wisata Alam Gunung Tampomas memiliki potensi wisata yang cukup baik, apabila aspek-aspek pariwisatanya terus digali. Adapun potensi yang dimliki Taman Wisata Alam Gunung Tampomas adalah keindahan alamnya, seperti puncak Gunung Tampomas (Sangiang Taraje) di ketinggian 1.684 mdpl, Air Terjun, sumber mata air, dan sumber air panas yang terdapat di kaki gunung. Selain itu, Taman Wisata Alam Gunung Tampomas pun memiliki Flora dan Fauna yang beraneka ragam. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas memiliki flora yang didominasi oleh Jamuju dan Saninten. Di Taman Wisata Alam ini juga masih tumbuh tanaman langka, yaitu tanaman Bonsai. Sedangkan untuk fauna didominasi oleh Lutung, Kancil dan Babi Hutan. Adanya Flora dan Fauna ini tentunya harus dilindungi dalam upaya untuk mendukung pengembangan pembangunan kepariwisataan nasional serta sejalan dengan upaya penyelamatan hutan dan peningkatan nilai manfaat sumber daya alam.
(18)
3
Andre Taufik Darmawan, 2013
Tabel 1.1
Jumlah Wisatawan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas tahun 2008-20012
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumedang 2012
Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah wisatawan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas meningkat dari tahun ke tahun. Hanya saja peningkatannya tidak signifikan. Tercatat dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu pada tahun 2008-2012 jumlah wisawatan hanya bertambah sebanyak 1344 wisatawan. Data ini menunjukan bahwa dengan potensi yang cukup menjanjikan, Taman Wisata Alam Gunung Tampomas kurang berkembang. Maka dari itu perlu adanya pengembangan untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Pengembangan potensi yang tepat sangat diperlukan, karena dengan segala potensi yang dimiliki apabila tidak disertai dengan pengembangan yang sesuai dikhawatirkan akan merusak kawasan tersebut.
Dalam pemanfaatan fungsi hutan sebagai kawasan wisata tentunya tidak boleh menghilangkan fungsi hutan sebagai kawasan konservasi. Oleh karena itu, agar pemanfaatan jasa lingkungan hutan ini berjalan dengan baik diperlukan adanya strategi pengembangan. Strategi pengembangan yang sesuai untuk Taman Wisata Alam Gunung Tampomas ini adalah Strategi Pengembangan yang berbasis lingkungan (Ekowisata).
Tahun Jumlah Wisatawan
2008 4698 2009 4972 2010 5466 2011 5791 2012 6042
(19)
4
Andre Taufik Darmawan, 2013
Ekowisata adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan jasa lingkungan, baik alam (keindahan, keunikannya) ataupun masyarakat (budayanya, cara hidupnya, struktur sosialnya) dengan mengemukakan unsur-unsur konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat setempat (Fandeli,2000).
Dengan demikian, diperlukan strategi agar pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sesuai dengan potensinya dan tetap selaras dengan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut maka judul yang relevan adalah “Strategi Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai Kawasan Ekowisata di Kabupaten Sumedang”
B. Rumusan Masalah
1. Potensi apa saja yang dimiliki Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata?
2. Hal apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengembangkan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata? 3. Strategi apa yang dapat diterapkan di Taman Wisata Alam Gunung
Tampomas (TWAGT) sebagai kawasan Ekowisata?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata.
2. Untuk mengidentifikasi hal apa saja yang menjadi hambatan dalam pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan ekowisata.
3. Untuk menganalisis strategi apa yang dapat diterapkan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas (TWAGT) dalam mengembangkannya sebagai kawasan Ekowisata.
(20)
5
Andre Taufik Darmawan, 2013
D. Sasaran Penelitian
1. Terciptanya lapangan usaha dan atau lapangan pekerjaan bagimana masyarakat sekitar Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
2. Terpeliharanya keseimbangan ekologi, terjaganya keanekaragaman hayati asli Taman Wisata Alam Gunung Tampomas, dan terpeliharanya obyek wisata alam.
3. Tercapainya tingkat kesadaran masyarakat dan apresiasi masyarakat terhadap konservasi sumber daya alam dan lingkungan.
E. Manfaat Penelitian
1) Pengelola
1.1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan potensi Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
1.2) Penelitian ini juga bermanfaat bagi pengelola untuk pertimbangan dalam menawarkan investasi kepada para investor.
2) Penulis
Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan hasilnya pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri atas 5 (lima) bab. Uraian yang akan disajikan pada setiap bab adalah sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran Penelitaian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika penulisan.
(21)
6
Andre Taufik Darmawan, 2013
2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini terdapat uraian mengenai teori-teori relavan yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini terdapat metode yang dilakukan penulis dalam penulisan makalah ini.
4. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan pembahasan berdasarkan teori dan data yang didapat.
5. BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini terdapat uraian mengenai kesimpulan penelitian dan beberapa rekomendasi yang penulis berikan untuk pihak pengelola.
(22)
28 BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni. Berikut ini adalah peta lokasinya :
Gambar 3.1
Gambar lokasi Taman Wisata Alam Gunung Tampomas
Sumber : Google Maps
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau pelukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan diselidiki (Nazir, 2005). Penelitian ini juga sering disebut
(23)
29
noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.
C. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan penelitian di atas, subyek penelitian yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan dan masyarakat sekitar Taman Wisata Alam Gunung Tampomas. Penentuan populasi dan sampel ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan wisatawan dan masyarakat tentang potensi dan kekurangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sehingga bisa ditentukan strategi pengembangan seperti apa yang cocok untuk diterapkan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas. 1. Wisatawan
Tabel 3.1
Jumlah Wisatawan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumedang 2012
Tahun Jumlah Wisatawan
2008 4698 2009 4972 2010 5466 2011 5791 2012 6042
(24)
30
Jumlah 6042 ini selanjutnya akan diketahui sebagai N atau ukuran populasi.
Dengan rata-rata jumlah wisatawan pada tahun 2012 tersebut, maka untuk menentukan berapa jumlah responden yang diambil, peneliti menggunakan rumus Slovin. Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :
dimana :
n = Ukuran sample atau jumlah responden minimal
N = Ukuran populasi atau wisatawan dalam jumlah tertentu E = Nilai kritis/ batas ketelitian (nilai kritis yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,1)
Apabila semua variabel di atas dimasukkan ke dalam rumus Slovin, maka :
n = 98,41 atau dibulatkan menjadi 99
2. Masyarakat Lokal
Responden untuk kuesioner ini adalah masyarakat yang tinggal di 4 kecamatan sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas. Berikut ini adalah tabel penduduknya :
(25)
31
Tabel 3.2
Data Penduduk Kecamatan Conggeang, Buahdua, Tanjungkerta dan Cimalaka tahun 2012
No Kode
Wilayah Kecamatan
Jumlah Penduduk
Total Laki-laki Perempuan
1 32.11.07 Conggeang 16.415 16.790 33.205
2 32.11.10 Buahdua 18.489 18.580 37.069
3 32.11.20 Tanjungkerta 19.819 19.303 39.122
4 32.11.22 Cimalaka 34.260 33.052 67.312
Jumlah 88.983 87.725 176.708
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumedang 2012
Data penduduk tersebut kemudian digunakan penulis untuk menentukan jumlah responden. Cara penghitungannya sama dengan cara penghitungan untuk menentukan responden wisatawan di atas, yaitu dengan menggunakan rumus Slovin :
dimana :
n = Ukuran sample atau jumlah responden
N = Ukuran populasi, yaitu Jumlah Penduduk di 4 kecamatan E = Nilai kritis (nilai kritis yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,1)
Apabila semua variabel di atas dimasukkan ke dalam rumus Slovin, maka :
(26)
32
n = 99,94 atau dibulatkan menjadi 100 responden
D. Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini berfokus pada Ekowisata. Maka dari itu penyusunan instrumen penelitian diambil dari variabel Ekowisata.
Ekowisata adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan jasa lingkungan, baik alam (keindahan, keunikannya) ataupun masyarakat (budayanya, cara hidupnya, struktur sosialnya) dengan mengemukakan unsur-unsur konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat setempat (Fandeli,2000). Dengan kata lain, Ekowisata merupakan pengembangan yang memerhatikan aspek pariwisata (potensi alam), Konservasi lingkungan, Pendidikan, Ekonomi dan Sosial/Masyarakatnya.
Dalam penyusunan instrumen penelitian ditemukan ada sub variabel baru yang tidak disebutkan dalam operasionalisasi variabel ekowisata, yaitu fasilitas wisata. Adanya sub variabel tersebut karena Taman Wisata Alam Gunung Tampomas merupakan kawasan wisata yang sudah dibuat/dikelola. Karena adanya fasilitas wisata mempengaruhi Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan ekowisaa, maka fasilitas wisata ini dimasukan ke dalam sub variabel penelitian.
(27)
33
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator
Ekowisata
Potensi Alam
Keindahan Keindahan Alam TWAGT Keaslian ( Kealamian) Keaslian alam TWAGT Potensi Potensi alam TWAGT secara
umum
Konservasi Potensi konservasi alam TWAGT
Fasilitas Wisata
Fasilitas
Pusat Informasi Loket Karcis Pos Penjagaan Bumi Perkemahan Penunjuk arah Aksesibilitas Jalan kendaraan
Jalan setapak Pengelola Pelayanan
Keramahan
Lingkungan
Kebersihan Kenyamanan Keamanan Atraksi Keragaman
Kemenarikan
Ekonomi Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Sebagai wujud peningkatan ekonomi
Meningkatkan ekonomi masyarakat
Meningkatkan penghasilan masyarakat
(28)
34
penghasilan
Sosial
Sumber mata pencaharian
Keberadaan TWAGT sebagai sumber mata pencaharian Tingginya peluang kerja masyarakat
Melaksanan tugas dengan baik
Pelibatan organisasi desa Pelibatan organisasi desa Pelestarian alam Bersedia melestarikan alam
Pendidikan dan Konservasi
Pengelolaan sampah Tanggung jawab terhadap sampah
Vandalisme Rendahnya perilaku vandalisme
Adanya atraksi baru
Membuat fasilitas
Birdwatching
Membuat fasilitas Outbond Membuat fasilitas Museum
Hutan Sumber : Penulis, 2013
E. Alat Pengumpulan Data
Alat yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah kamera CANON DSLR 500D, binokuler, Samsung Galaxy Tab P1000 dan alat tulis.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian. Studi kepustakaan yang akan dilakukan penulis yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan,
(29)
35
mempelajari, dan menelaah buku, majalah, brosur, dan dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.
2. Kuesioner
Kuesioner disebar kepada wisatawan yang sedang atau sudah berkunjung ke Taman Wisata Alam Gunung Tampomas dan masyarakat sekitar kawasan tersebut. Adanya kuesioner ini bertujuan untuk mendukung analisis SWOT yang akan penulis lakukan.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan langsung di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas. Hasil dari observasi ini berupa gambaran umum tentang lokasi penelitian.
4. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) dalam Sugiyono (2010), wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada saat penelitian, penulis akan mewawancarai masyarakat lokal, pengelola TWA, serta pihak terkait lainnya.
5. Dokumentasi (foto, video, catatan kecil)
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data dengan mengambil foto pada saat penelitian dilakukan atau mengambil foto dari arsip-arsip yang sudah ada. Dokumentasi akan digunakan oleh penulis sebagai data pendukung dalam melakukan penelitian.
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Data Kuesioner
Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala interval yaitu data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak) (Sugiyono, 2011). Kemudian, tanggapan responden atas sikap dan mengenai unsur-unsur Ekowisata di Taman Wisata
(30)
36
Alam Gunung Tampomas diukur dengan menggunakan skala Likert yang termasuk dalam skala non perbandingan.
Menurut Sugiyono (2011) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Setiap item akan diberikan 5 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Pilihan terhadap masing-masing jawaban untuk tanggapan responden atas dimensi unsur-unsur Ekowisata diberi skor sebagai berikut :
a. Bobot nilai 4 berarti sangat setuju b. Bobot nilai 3 berarti setuju c. Bobot nilai 2 berarti ragu-ragu d. Bobot nilai 2 berarti tidak setuju e. Bobot nilai 1 berarti sangat tidak setuju
Selanjutnya data tersebut akan dimasukkan ke dalam garis kontinum yang pengukurannya ditentukan dengan cara:
a. Panjang garis kontinum = Jumlah Skala Pengukuran b. Nilai Indeks Maksimum = Nilai skala maksimum x Jumlah
pernyataan x Jumlah sampel
c. Nilai Indeks Minimum = Nilai skala minimum x Jumlah pernyataan x Jumlah sampel
d. Jarak Interval = [nilai indeks maksimum - nilai indeks minimum] : Nilai skala maksimum
e. Persentase Skor = [(total skor) : nilai indeks maksimum] x 100% Gambar 3.3
Garis Kontinum
Keterangan : Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju Rata-rata Setuju Sangat Setuju A B C D E F
(31)
37
2. Sangat Tidak Setuju - Sangat Setuju = Panjang garis kontinum 3. A-B, B-C, C-D, D-E, E-F = Jarak interval
4. X = Persentase skor 2. Teknik Analisis
Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2009:31), Anaisis SWOT adalah metode yang berusaha mempertemukan seluruh aspek-aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat di suatu kawasan. Konsep analisis ini memberikan suatu pandangan dasar tentang strategi atau kiat yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam kajian ini yang ingin dicapai adalah strategi pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata.
Strength atau kekuatan adalah kondisi, karakter, ciri, sumber
daya dan lain-lain yang bernilai positif. Kekuatan juga bisa dimaknai sebagai hal-hal positif dari dalam.
Weakness atau kelemahan adalah kondisi yang menyangkut
aspek-aspek negatif atau kelemahan dari dalam.
Opportunities atau peluang adalah kondisi di luar yang
menyangkut aspek-aspek positif. Peluang juga menggambarkan suatu keadaan dimana kalau tidak dimanfaatkan maka akan merasa rugi.
Threat atau ancaman adalah kondisi di luar yang menyangkut
aspek-aspek negatif dan akan mempengaruhi. Ancaman ini dapat berupa perilaku orang luar, kebijakan politik pemerintah, konflik politik dan sebagainya.
Selanjutnya Rangkuti (2009) mengemukakan bahwa dalam pen yusunan analisis SWOT ada tiga (3) tahapan analisis, yaitu:
a. Tahap pengumpulan data
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat
(32)
38
dibedakan menjadi dua, yaitu External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE), di mana EFE yang ,meliputi
Opportunities dan Threat., sedangkan EFE meliputi Strength dan Weakness. Berikut ini adalah cara-cara penyusunan matrik Ekternal Factor Evaluation (EFE) :
1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman dalam kolom 1.
2) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) smpai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi tempat penelitian. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit , ratingnya 4. 4) Pemberian bobot dan rating tersebut berdasarkan pada hasil
pengumpulan data berupa studi pustaka, kuesioner, observasi lapangan dan hasil wawancara.
5) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).
6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
(33)
39
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Apabila penyusunan analisis faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) telah selesai, langkah selanjutnya adalah penyusunan analisis faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan). Berikut ini adalah cara-cara penyusunan matrik
Internal Factor Evaluation (IFE) :
1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan lokasi penelitian.
2) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) smpai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap lokasi penelitian (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap lokasi penelitian. Faktor yang bersifat positif (semua faktor yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 (poor) sampai dengan +4 (outstanding).Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif (kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating kelemahan adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai kelemahannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai kelemahannya sedikit , ratingnya 4.
4) Pemberian bobot dan rating tersebut berdasarkan pada hasil pengumpulan data berupa studi pustaka, kuesioner, observasi lapangan dan hasil wawancara.
(34)
40
5) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).
6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi lokasi penelitian. b. Tahap analisis
1) Matrik TOWS
Setelah pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model perumusan strategi, yaitu Matrik TOWS. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks TOWS adalah alat lanjutan untuk mengembangkan empat (4) tipe pilihan strategi alternatif , yaitu SO, WO, ST, dan WT (lihat tabel 1.1). Kunci keberhasilan penggunaan matriks TOWS adalah mempertemukan faktor kunci internal dan external untuk membentuk satu (1) strategi.
(35)
41
Tabel 3.4 Matrik TOWS 2) Diagram SWOT (positioning)
Berdasarkan matrik IFE dapat diketahui posisi sumbu X dengan rumus sbagai berikut :
X = Total Kekuatan – Total Kelemahan
Berdasarkan matrik EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan rumus sebagai berikut :
Y = Total Peluang – Total Ancaman
Berdasarkan matriks IFE dan EFE tersebut maka dapat diketahui dimana posisi pada sumbu X dan sumbu Y atau (X,Y) berada.
Gambar 3.3 Diagram SWOT
MATRIK TOWS
Internal Factor Evaluation (IFE)
Strength (S) : Tentukan faktor faktor
kekuatan internal
Weakness (W) : Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
External Factor Evaluation
Opportuinites (O) : Tentukan faktor-faktor
peluang eksternal
Identifikasi Strategi SO :
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Identifikasi Strategi WO :
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang Threat (T) :
Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal
Identifikasi Strategi ST :
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Identifikasi Strategi WT :
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
(36)
42
c. Tahap pengambilan keputusan
Tahap pengambilan keputusan adalah menentukan strategi apa yang paling memungkinkan dalam mengembangkan taman wisata alam Gunung Tampomas sebagai kawasan ekowisata. Cara menentukanya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan salah satu dari empat alternatif strategi yang paling memungkinkan sesuai dengan letak koordinat sumbu X dan Y, yaitu:
a) Strategi SO (Strengths and Opportunities) atau strategi
Progresif, yaitu strategi yang menggunakan seluruh
kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang (opportunities).
b) Strategi WO (Weaknesses and Opportunities) atau strategi
Turn Around, yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan
(weaknesses) untuk memanfaatkan peluang (opportunities). c) Strategi ST (Strengths and Threats) atau strategi
Diversifikasi, yaitu strategi yang untuk menggunakan
Y 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 Kuadran I
Weakness Strength
-4 -3 - 2 -1 1 2 3 4
Threat Opportunity Kuadran II Kuadran III Kuadran IV Progresif (+,+) (-,-) Defensif (+,-) Diversifikasi Turn Around (-,+) X
(37)
43
kekuatan (strengths) yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.
d) Strategi WT (Weaknesses and Threats) atau strategi
Defensif, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
(38)
100
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan bab sebelumnya, maka dapat kesimpulan mengenai strategi pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas adalah sebagai berikut :
1. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas adalah suatu kawasan wisata di Kabupaten Sumedang yang belum dikembangkan secara optimal. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas memiliki potensi keindahan alam, potensi biotik, potensi sumber mata air dan potensi sumber air panas. Sejauh ini hanya potensi sumber mata air dan sumber air panas saja yang sudah dimanfaatkan secara optimal. Padahal apabila potensi keindahan alam dan potensi biotik juga dikembangkan, pasti akan membuat Taman Wisata Alam Gunung Tampomas lebih dikenal oleh wisatawan domestik atau bahkan mancanegara.
2. Dari data yang hasil penelitian dapat diketahui bahwa hambatan-hambatan daam pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata adalah kualitas SDM, fasilitas, perilaku negatif wisatawan, kenyamanan dan kebersihan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
3. Berdasarkan hasil analisis SWOT strategi yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah strategi progresif atau strategi S-O. Strategi ini pada dasarnya mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan segala peluang (opportunities) yang ada, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Melihat trend wisata alam serta kebutuhan wisatawan akan berwisata yang tinggi, pengembang dan pengelola harus membuat program ekowisata yang menarik serta kreatif agar potensi keindahan alam Taman Wisata Alam Gunung Tampomas dapat dimanfaatkan dengan baik.
(39)
101
b. Menawarkan DTW dengan menggabungkan keanekaragaman hayati (flora dan fauna) dan keindahan bentang alam menjadi produk wisata unggulan untuk menarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
c. Dukungan yang besar dari masyarakat lokal harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pengembang maupun pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tampomas harus bisa melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
B. Rekomendasi
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata, yaitu:
1) Membuat paket wisata yang menarik, seperti mendaki Gunung Tampomas, trekking, outbond pada kawasan, sambil menikmati keindahan bentang alam.
2) Membuat program One Tourist One Tree. Program ini mengharuskan wisatawan menanam 1 pohon pada saat berwisata di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
3) Membuat atraksi wisata museum hutan, yaitu dengan membuat display informasi pada beberapa pohon yang dilewati di jalur pendakian. 4) Membuat fasilitas Bird Watching atau menara pengamat. Fasilitas ini
bisa digunakan wisatawan untuk mengamati keanekaragaman hayati, mengambil foto, serta menikmati keindahan alam dari ketinggian. 5) Membuat kegiatan promosi seperti iklan di koran, majalah, baligho,
spanduk, pamflet dan lain-lain.
6) Membuat pelatihan untuk masyarakat agar turut berperan aktif dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
(40)
102
7) Memberikan pembinaan, pengarahan, dan membangun persepsi masyarakat arti dan pentingnya keberadaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
(41)
103
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Best, John. W. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan (Terjemahan oleh
Sanapiah Faisal). Surabaya: Usaha Nasional
Damanik, J., Weber, H. (2006). Perencanaan Ekowisata : dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta : Andi.
Darsoprayitno, S. (2009). Berwisata Mengenal Dunia dan Daya Tariknya. Bandung : PUTRI.
Fandeli, Chafid. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta :
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada
Mashuri, Gaih. (2012). Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Waduk
Bojongsari sebagai Kawasan Wisata Terpadu di Kabupaten Indramayu.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Pearce, J., Robinson, R. (2010). Strategic Management. New York City : McGraw
– Hill Higher Education.
Pendit, N. (1999). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Pitana, I., Gayatri, P. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Rahardjo, B. (2005). Ekoturisme Berbasis Masyarakat dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam. Bogor : Pustaka Latin.
Ramaini. (1992). Kamus Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
(42)
104
Rangkuti, F. (2009). Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, B. (2004). Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam : Sebuah Tinjauan Hukum Terhadap Debt For Nature Swaps. Bogor :
Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan.
Sekartjakraini, S dan Legoh, N. K.. (2004). Rencana Strategis Ekowisata
Nasional. Jakarta : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Suwantoro, G. (2002). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi.
Sudarto, G. (1999). Ekowisata : Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan
Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan m Masyarakat. Jakarta :
Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Lehati.
Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung : Alfabetha.
Yoeti, O. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : Pradya Paramita.
Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam PHKA Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 34 Tahun 2002
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam Pasal 4
SK Dirjen PSelestarian Hutan dan Perlindungan alam (PHPA) No. 129 Tahun 1996
(1)
43
kekuatan (strengths) yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.
d) Strategi WT (Weaknesses and Threats) atau strategi
Defensif, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
(2)
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan bab sebelumnya, maka dapat kesimpulan mengenai strategi pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas adalah sebagai berikut :
1. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas adalah suatu kawasan wisata di Kabupaten Sumedang yang belum dikembangkan secara optimal. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas memiliki potensi keindahan alam, potensi biotik, potensi sumber mata air dan potensi sumber air panas. Sejauh ini hanya potensi sumber mata air dan sumber air panas saja yang sudah dimanfaatkan secara optimal. Padahal apabila potensi keindahan alam dan potensi biotik juga dikembangkan, pasti akan membuat Taman Wisata Alam Gunung Tampomas lebih dikenal oleh wisatawan domestik atau bahkan mancanegara.
2. Dari data yang hasil penelitian dapat diketahui bahwa hambatan-hambatan daam pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata adalah kualitas SDM, fasilitas, perilaku negatif wisatawan, kenyamanan dan kebersihan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
3. Berdasarkan hasil analisis SWOT strategi yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah strategi progresif atau strategi S-O. Strategi ini pada dasarnya mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan segala peluang (opportunities) yang ada, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Melihat trend wisata alam serta kebutuhan wisatawan akan berwisata yang tinggi, pengembang dan pengelola harus membuat program ekowisata yang menarik serta kreatif agar potensi keindahan alam Taman Wisata Alam Gunung Tampomas dapat dimanfaatkan dengan
(3)
101
b. Menawarkan DTW dengan menggabungkan keanekaragaman hayati (flora dan fauna) dan keindahan bentang alam menjadi produk wisata unggulan untuk menarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
c. Dukungan yang besar dari masyarakat lokal harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pengembang maupun pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tampomas harus bisa melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
B. Rekomendasi
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas sebagai kawasan Ekowisata, yaitu:
1) Membuat paket wisata yang menarik, seperti mendaki Gunung Tampomas, trekking, outbond pada kawasan, sambil menikmati keindahan bentang alam.
2) Membuat program One Tourist One Tree. Program ini mengharuskan wisatawan menanam 1 pohon pada saat berwisata di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
3) Membuat atraksi wisata museum hutan, yaitu dengan membuat display informasi pada beberapa pohon yang dilewati di jalur pendakian. 4) Membuat fasilitas Bird Watching atau menara pengamat. Fasilitas ini
bisa digunakan wisatawan untuk mengamati keanekaragaman hayati, mengambil foto, serta menikmati keindahan alam dari ketinggian. 5) Membuat kegiatan promosi seperti iklan di koran, majalah, baligho,
spanduk, pamflet dan lain-lain.
6) Membuat pelatihan untuk masyarakat agar turut berperan aktif dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
(4)
102
7) Memberikan pembinaan, pengarahan, dan membangun persepsi masyarakat arti dan pentingnya keberadaan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
(5)
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Best, John. W. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan (Terjemahan oleh
Sanapiah Faisal). Surabaya: Usaha Nasional
Damanik, J., Weber, H. (2006). Perencanaan Ekowisata : dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta : Andi.
Darsoprayitno, S. (2009). Berwisata Mengenal Dunia dan Daya Tariknya. Bandung : PUTRI.
Fandeli, Chafid. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta :
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada
Mashuri, Gaih. (2012). Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Waduk
Bojongsari sebagai Kawasan Wisata Terpadu di Kabupaten Indramayu.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Pearce, J., Robinson, R. (2010). Strategic Management. New York City : McGraw – Hill Higher Education.
Pendit, N. (1999). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Pitana, I., Gayatri, P. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Rahardjo, B. (2005). Ekoturisme Berbasis Masyarakat dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam. Bogor : Pustaka Latin.
Ramaini. (1992). Kamus Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
(6)
104
Rangkuti, F. (2009). Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, B. (2004). Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam : Sebuah Tinjauan Hukum Terhadap Debt For Nature Swaps. Bogor :
Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan.
Sekartjakraini, S dan Legoh, N. K.. (2004). Rencana Strategis Ekowisata
Nasional. Jakarta : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Suwantoro, G. (2002). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi.
Sudarto, G. (1999). Ekowisata : Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan
Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan m Masyarakat. Jakarta :
Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Lehati.
Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung : Alfabetha.
Yoeti, O. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : Pradya Paramita.
Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam PHKA Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 34 Tahun 2002
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam Pasal 4
SK Dirjen PSelestarian Hutan dan Perlindungan alam (PHPA) No. 129 Tahun 1996