Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan .1 Sejarah Bursa Efek Indonesia BEI

4. Menetapkan indikator Arus Kas, Return On Asset ROA dan Return Saham. 5. Melihat dan menganalisis data-data mengenai Arus Kas, Return On Asset ROA dan Return Saham. 6. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan info yang diperoleh. kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda, korelasi pearson, koefisien determinasi dan T hitung . 7. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian. 8. Menyusun laporan penelitian. Gambar 3. 1 Desain Penelitian Keterangan : X 1 = Arus Kas X 2 = ROA Y = Return Saham X 1 Variabel independen X 2 Variabel independen Y Variabel dependen

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono 2008:38 , mengemukakan bahwa: “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Menurut Jonathan Sarwono 2006:67, mengemukakan bahwa: “Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. ” Dalam penelitian ini, sesuai dengan judul yang diambil penulis yaitu “ Pengaruh Arus Kas dan Return On Asset ROA tehadap Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006- 2010 “ maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Variabel bebas independent variabel X Menurut Sugiyono 2008:59 Variabel bebas adalah sebagai berikut: Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah Arus Kas dan Return On Asset ROA. 2. Variabel tidak bebas dependent variabel Y Menurut S ugiyono 2008:59 variabel terikat sebagai berikut: “ Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Return Saham. Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Skala Arus Kas X 1 Arus Kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, pembiayaan dan investasi”. Sofyan Syafri Harahap 2011:257 Arus Kas operasi CFO Arus Kas investasi CFI Arus Kas pendanaan CFP Rp Rasio Return On Asset ROA X 2 “Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Lukman Dendawijaya 2005:118 - Laba bersih - Total aktiva ROA= x 100 Rasio Return Saham Y “Return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen. Jogiyanto 2008:109 - Harga sekarang - Harga sebelumnya 100 1 , 1 , , , x P P P R t i t i t i t i     Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel yang mewakilinya. Sumber data yang di gunakan adalah data sekunder. Sumber data dalam penelitian dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer Menurut Sugiyono 2008:137 sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari pribadi responden maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data primer umumnya berupa data kualitatif dan digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya.Data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian dan kuesioner. 1. Data Sekunder Menurut Sugiyono 2008:137 sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dapat diperoleh dari data ICMD dan laporan keuangan. Data yang digunakan selama 5 tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 pada 8 perusahaan otomotif yang terdaftar d Bursa Efek Indonesia BEI.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

3.2.3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria- kriteria tertentu, antara lain yang dapat di kategorikan ke dalam objek adalah manusia SDM, file-file atau dokumen-dokumen yang dipandang sebagai sasaran penelitian. Menurut Sugiyono 2008:115, pengertian populasi yaitu : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 19 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

3.2.3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam melakukan penelitian dan pengujian data. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2008:116. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Perlu diperhatikan bahwa sampel yang diplih harus representative artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode teknik sampling. Menurut Sugiyono 2008:81 mengemukakan bahwa “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.” Teknik sampling yang akan digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalah nonprobability sampling. Menurut Sugiyono 2008:84 Nonprobability sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.” Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling purposive. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono 2008:85 yaitu: “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan berupa laporan keuangan dan ICMD dari tahun 2006-2010 atau selama 5 tahun. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006- 2010. 2. Perusahaan otomotif yang menghasilkan laporan keuangan berupa laporan Arus Kas dan ICMD selama periode 2006-2010. 3. Perusahaan otomotif yang memiliki data lengkap mengenai Arus Kas, Return On Asset ROA dan Return Saham . Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 8 Perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai 2010. Total keseluruhan data yang dijadikan sampel adalah 40 buah data panel.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Untuk menunjang hasil penelitian yang diperlukan dengan 2 cara yaitu : 1. Dokumentasi Penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait. Sehingga penulis turun langsung kelapangan untuk mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan. 2. Observasi atau Pengamatan Langsung Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung terhadap objek-objek penelitian melalui Indonesian Capital Market Directory terkait dengan data laporan keuangan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber-sumber tertulis yang dimiliki perusahaan.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

1. Analisis Kualitatif Deskriptif Menurut Sugiyono 2008 :21 “penelitian deskripif adalah jenis penelitian yang mengambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data”. Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakteristik data sampel. Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian pertama, kedua dan ketiga yaitu mengetahui perkembangan Arus Kas, Return On Asset ROA dan Return Saham yang ada pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 dengan menggunakan perhitungan persentase yang diolah dari ICMD dan laporan keuangan. Dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: P n = Perkembangan tahun sekarang P n-1 = Perkembangan tahun sebelumnya 2. Analisis Kuantitatif Verifikatif Menurut Sugiyono 2008 :21 menjelaskan bahwa “Penelitian Verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang di teliti”. Penulis melakukan analisis pada data ICMD dan laporan keuangan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Metode kuantitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian keempat, yaitu mengetahui pengaruh Arus Kas, Return On Asset ROA dan Return Saham yang ada pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Perkembangan = a Uji Asumsi Klasik Pengujian yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi : 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas Asymtotic Significance, yaitu:  Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.  Jika probabilitas 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :  Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.  Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikoliniearitas Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:  Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.  Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors VIF. Rumus yang digunakan sebagai berikut: Sumber : Gujarati 2005: 362 Keterangan : VIF = Variance Inflation Factor r 2 ij = besarnya korelasi antar variabel i dan variabel 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien regresi tidak menyesatkan, maka heteroskedastisitas harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Menurut Gujarati 2005: 406, menyatakan bahwa: “Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual error ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas varian dari residual tidak homogen”. 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson D-W: Kriteria uji : Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin- Watson:  Jika D-W dL atau D-W 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi  Jika dU D-W 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi  Tidak ada kesimpulan jika : dL ≤ D-W ≤ dU atau 4 – dU ≤ D-W ≤ 4– dL. b Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono 2008:149, analisis linear regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikan atau diturunkan nilainya. Analisis regresi linear digunakan untuk mempelajari dependen dalam satu fenomena. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode regresi linear berganda untuk menganalisis data karena menyangkut dua variabel independen yaitu Arus Kas X 1 dan Return On Asset ROA X 2 serta untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Arus Kas dan Return On Asset terhadap Return Saham. Persamaan analisis regresi linear berganda sebagai berikut : Sumber:nazir 2006:463 Dimana : Y = Return Saham α = konstanta intersepsi β 1 = Koefisien Regresi Variabel Arus Kas β 2 = Koefisien Regresi Variabel Return On Asset X 1 = Arus Kas X 2 = Return On Asset Koefisiensi b akan bernilai positif + jika menunjukan hubungan searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Artinya setiap kenaikkan variabel independen akan menyebabkan kenaikan variabel dependen, demikian pula sebaliknya jika terjadi penurunan pada variabel independen. Koefisien b akan bernilai negative - bila menunjukan hubungan yang berlawanan arah antara variabel independen dan variabel dependen. c Analisis Korelasi Pearson Kuat lemahnya hubungan antara variable X dan variable Y dalam penelitian ini, dibuktikan dengan menggunakan Analisis Korelasi Pearson, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian asosiatif dan skala pengukuran rasio. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono, 2008:248 berpendapat bahwa : “Statistik parametris yang di gunakan untuk menguji hipotesis asosiatif hubungan antar variabel meliputi Korelasi Product Moment, Korelasi Ganda dan Korelasi Parsial. ” Analisis Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubungan pengaruh Arus Kas dan Return On Asset ROA terhadap Return Saham. Rumus dari analisis Korelasi Pearson adalah : Sumber : Sugiyono 2008:228 Untuk mencari koefisien korelasi antara X 1 dan Y serta X 2 dan Y, adalah sebagai berikut: a Menghitung koefisien korelasi antara Arus Kas X 1 terhadap Return Saham Y, menggunakan rumus: b Menghitung koefisien korelasi antara Return On Asset X 2 terhadap Return Saham Y, menggunakan rumus: Setelah korelasi antar-variabel diketahui, selanjutnya dapat di hitung nilai korelasi parsial. Langkah-langkah perhitungan dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut: c Koefisien korelasi secara parsial antara Arus Kas X 1 dan Return Saham Y dengan perhitungan sebagai berikut: d Koefisien korelasi secara parsial antara Return On Asset X 2 dan Return Saham Y, dengan perhitungan sebagai berikut: e Koefisien korelasi secara simultan antara Arus Kas X 1 dan Return On Asset X 2 terhadap Return Saham Y dengan perhitungan sebagai berikut: Keterangan: X 1 : Arus Kas X 2 : Return On Asset Y : Return Saham n : Banyaknya Sampel r : Koefisien Korelasi Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori sebagai berikut: Tabel 3. 2 Pedoman untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0.80-1,000 Sangat kuat Sumber : Sugiyono, 2008;250 Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 r +1, dimana:  Jika nilai r 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu semakin besar nilai variabel X, maka semakin besar nilai variabel Y, atau semakin kecil nilai variabel X, maka semakin kecil pula nilai variabel Y.  Jika nilai r 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negative, yaitu makin kecil nilai variabel X, maka makin besar nilai variabel Y, atau makin beasr nilai variabel X, maka makin kecil pula nilai variabel Y.  Jika nilai variabel r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dengan variabel Y.  Jika nilai r = 1 atau r = -1, maka terdapat hubungan linier sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah kearah angka nol, maka garis semakin tidak lurus. d Koefisien Determinasi Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan menggunakan análisis Koefisien Determinasi atau disingkat kd, yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu : Sumber : J.Sarwono 2005:481 Keterangan : Kd : Nilai Koefisien Determinasi r : Koefisien Korelasi 100 : Pengali yang menyatakan dalam persentase Kd = r 2 x 100

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh Arus Kas dan Return On Asset ROA terhadap Return Saham. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji t dan Uji F, yaitu sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen X dengan variabel dependen Y. Dengan langkah – langkah sebagi berikut: a Menentukan hipotesis parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu:  Ho ; β 1 = 0 Maka Arus Kas berpengaruh tidak signifikan terhadap Return Saham.  H 1 ; β 1 ≠ 0 Maka Arus Kas berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.  Ho ; β 2 = 0 Maka Return On Asset ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap Return Saham.  H 1 ; β 2 ≠ 0 Maka Return On Asset ROA berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. 2. Pengujian Hipotesis secara Simultan Uji Statistik F Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel independen X terhadap variabel dependen Y, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut: a Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel independen yaitu Arus Kas dan Return On Asset s ROA terhadap variabel dependen yaitu Return Saham .  H : β 1,2 = 0 Arus Kas dan Return On Asset s ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham secara simultan  H 1 : β 1,2 ≠ 0 Arus Kas dan Return On Asset s ROA berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham secara simultan. b Menentukan nilai signifikansi α yaitu 5 atau 0,05 dan derajat bebas dk = k ; n – k – l, untuk mengetahui daerah F tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan. c Menghitung nilai F yang didapat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel berdasarkan tingkat signifikan α = 5 dan derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut = n – k – 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut:  F hitung F tabel , dengan α = 5 , maka H ditolak artinya signifikan.  F hitung F tabel , dengan α = 5 , maka H diterima artinya tidak signifikan. 3. Menghitung nilai t hitung dan membandingkannya dengan t tabel . Adapun nilai t hitung , dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut : Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:  t hitung t tabel maka H ditolak, artinya signifikan.  t hitung t tabel maka H diterima, artinya tidak signifikan. 4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan. Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria adalah sebagai berikut: 1 Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria: a Tolak H jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. b Tolak H jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c Tolak H jika nilai F hitung 0,05 2 Hasil T hitung dibandingkan dengan T tabel sebagai berikut : a Jika t hitung t tabel maka H ada di tolak, berarti H 1 diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b Jika - t hitung ≤ t tabel ≤ t hitung maka H ada di daerah penerimaan, berarti H 1 ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. c T hitung dicari dengan rumus perhitungan t hitung. Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan H Gambar 3. 2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia BEI Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Kemudian pada tahun 1925 didirikan Bursa di Surabaya dan Semarang. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya dan semua bursa ditutup. Tetapi pada tanggal 10 Agustus 1977 pasar modal kembali diaktifkan dan pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Saham pertama yang diperdagangkan adalah saham PT Semen Cibinong. Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS Jakarta Automatic Trading System. Suatu system perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-match kan antara harga jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual. Misalnya dengan menggunakan “papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham. Perdagangan saham berubah menjadi scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat bukti fisik kepemilikkan sahamLalu dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh. Akhirnya Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.  Sejarah Singkat Perusahaan Otomotif Perusahaan otomotif dimulai awal 1769 dengan dibuatnya mesin bertenaga uap yang mampu menjadi alat transportasi manusia. Pada tahun 1806, mobil pertama yang menggunakan mesin pembakaran internal berbahan bakar gas muncul yang mengarah pada penemuan mesin moern berbahan bakar bensin Pada tahun 1885 hingga mobil listrik yang muncul Pada abab ke – 20. Kendaraan bermotor pertama yang dapat bergerak dengan tenaga sendiri dirancang oleh Nicholas Joseph Cugnot dan dibangun oleh M. Brezin pada tahun 1769. Unit kedua dibuat pada tahun 1770 dengan berat 8000 pon dan memiliki kecepatan maksimal 2 mile per jam. Beberapa pioneer awal otomotif dimulai dari mesin motor empat tak yang menggunakan bahan bakar bensin yang dapat dikatakan sebagai bentuk pendorong otomotif modern dibuat oleh penemu Jerman yaitu Nikolaus Otto 1876. Berikut ini gambaran umum mengenai beberapa Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia:

1. PT. Astra Internasional Tbk

PT. Astra Internasional Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra Internasional Incorporated . Pada tahun 1990, Perseroan mengubah namanya menjadi PT. Astra Internasional Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Gaya Motor Raya No.8, Sunter, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan perseroan seperti yang tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor beserta suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur, dan teknologi informasi.

2. PT. Astra Otoparts Tbk

PT. Astra Otoparts Tbk Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris No.50 tanggal 20 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT. Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Februari 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 39 Tambahan No. 2208 tanggal 15 Mei 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan akta notaris No.37 tanggal 26 Oktober 2005 dibuat dihadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai pengeluaran saham dan efek ekuitas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-29815HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 27 Oktober 2005 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 Tambahan No.1193 tanggal 20 Desember 2005. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam bidang industri logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Saat ini kegiatan pemasaran perusahaan meliputi dalam negeri dan luar negeri termasuk Asia, Timur Tengah dan Afrika, dan memiliki divisi perdagangan yang beroperasi di Singapura dan anak perusahaan di Australia. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Astra Grup. Pabrik perusahaan berlokasi di Jakarta dan Bogor dan kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya Pegangsaan DuaKm. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta.

3. PT. Indo Kordsa Tbk

PT. Indo Kordsa, Tbk dahulu PT. Branta Mulia Tbk “Perseroan” didirikan dalam rangka penanaman modal dalam negeri berdasarkan Undang- Undang No.6 tahun 1968, dengan Akta Notaris Ridwan Suselo tanggal 8 Juli 1981 No. 83,diubah dengan akte-akte notaries yang sama tanggal 27 Nopember 1981 No.288 dan 28 Januari 1982 No.261, akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. Y.A.5883 tanggal 2 Maret 1982,didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta dengan No.795,796, dan 797 tanggal 4 Maret 1982 dan diumumkan dalam tambahan No.771 pada Berita Negara No.50 tanggal 22 Juni 1982. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta notaries Misahardi Wilamarta SH, No.128 tanggal 28 Juni 2007 mengenai perubahan nama perseroan PT.Branta Mulia Tbk menjadi PT. Indo Kordsa Tbk. Perubahan nama perseroan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia dalam surat No. W7-09534 HT.01.04- TH 2007 tanggal 29 Agustus 2007. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 April 1987. Induk utama dari perseroan adalah Kordsa Global Indutriyel Iplikve Kord Bezi Sanayi ve Ticaret A.S., suatu perusahaan yang berdomisili di Turki.Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di Jl. Pahlawan,Desa Karang Asem Timur,Citeureup,Bogor.Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya,perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan dan pemasaran ban,filament yarn serat-serat nylon,polyester,rayon nylon tire cord benang nylon untuk ban dan bahan baku polyester purified terepthalic acid.

4. PT. Gajah Tunggal Tbk

Pada tanggal 8 mei 1990, PT. Gajah Tunggal Tbk terdaftar di Bura Efek Indonesia dengan kode GJTL. Berdiri pada tahun 1961 dengan nama PT Gadjah Tunggal yang berada pada wilayah Bandengan Jakarta Utara. Aktivitas utamanya adalah memproduksi ban radial, ban sepeda motor dan pelelehan karet sintetis. Perusahaan ini juga memproduksi mobil dan sepeda motor, pada tahun 1996 PT Gajah Tunggal memproduksi 13,3 juta mobil dan 9,2 juta motor.

5. PT. Indospring Tbk

PT. Indospring Tbk Perusahaan berkedudukan di Gresik, didirikan berdasarkan akta notaris nomor 10 tanggal Mei 1978 dari notaris Stefanus Sindunatha, S.H dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN. Akta pendirian tersebut diatas telah diubah oleh notaris yang sama melalui akta perubahan nomor 148 tanggal 25 Oktober 978 tentang perubahan anggaran dasarnya, dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia nomor YA.53241 tanggal 14 Desember 1979 kemudian dimuat dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia nomor 71 tanggal 2 September 1980, Lembaran Negara No. 6741980 serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Gresik, tanggal 11 Maret 1980. Anggaran Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, perubahan sebelumnya berdasarkan pada akta notaris No. 50 tanggal 17 April 1997 oleh notaris Wachid Hasyim, SH., mengenai pengesahan tambahan modal saham Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan nomor C2-3537 HT.01.04.Th.97 pada tanggal 6 Mei 1997. Berdasarkan pada akta notaris nomor 18 tanggal 08 Juli 2008 oleh notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., Perusahaan melakukan perubahan anggaran dasar perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007. Berdasarkan pada pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup dari aktivitas Perusahaan bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas, yang berupa leaf spring pegas daun dan coil spring pegas spiral beralamat di Jalan Mayjend Sungkono nomor 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1979.

6. PT. Intraco Penta Tbk

PT Intraco Penta Tbk Perusahaan atau Induk Perusahaan didirikan berdasarkan Akta No. 13 tanggal 10 Mei 1975 dari Milly Karmila Sareal, S.H.,notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.519915 tanggal 10 Juni 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1993,Tambahan No. 2084.Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 34 tanggal 22 Juni 2000 dari Fathiah Helmi, S.H.,notaris di Jakarta mengenai perubahan nilai nominal saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat oleh Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan dengan register No. C- 12633.HT.01.04.TH.2000,tanggal 30 Juni 2000.Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perdagangan dan penyewaan alat-alat berat dan suku cadang, serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Pangeran Jayakarta No.115, Blok C1-2- 3,Jakarta 10730, sedangkan cabang-cabang perusahaan terletak di beberapa kota di Indonesia.

7. PT Multi Prima Sejahtera Tbk

Pada tahun 2000, PT. Multi Prima Sejahtera terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 oktober 2000. PT Multi Prima Sejahtera Tbk adalah produsen yang berbasis di Indonesia. Perusahaan bergerak dalam pembuatan dan perdagangan suku cadang otomotif dan busi. Anak perusahaan PT Multi Usaha Wisesa, PT Kymco Motor Sales, PT Metropolitan Tirtaperdana, PT Metropolitan Sinar Indah, PT Tritunggal Harum dan PT Aggripina Usaha Langgeng. Perusahaan ini didukung oleh fasilitas produksi yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

8. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk

PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk atau disingkat dengan MASA berdiri pada tanggal 20 Juni 1988, bertempat di Jakarta dengan nama PT. Oroban Perkasa. Bisnis inti MASA adalah manufaktur ban kendaraan bermotor roda empat atau lebih. MASA mulai beroperasi secara komersial pada agustus 1995. Dengan lokasi produksi di Jalan Raya Lemah Abang KM 58,3 , Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Pemasaran hasil produksi ditujukan 80 luar negeri dan 20 domestik. Penawaran saham MASA kepada publik, berdasarkan surat keputusan BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal pada mei 2005. MASA menawarkan 1.000.000.000 saham baru dengan harga penawaran Rp. 170,- dan harga nominal Rp.140,- .Saham MASA tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pendapatan MASA meningkat pada tahun 2006. Peningkatan tersebut disebabkan oleh merek produk yang semakin dikenal dan meningkatnya efisiensi kerja. Peningkatan tersebut memberikan MASA kesempatan untuk berinvestasi pada perluasan usaha dan memberikan dividen lebih besar. Demikian adalah gambaran umum dari perusahaan otomotif yang penulis ambil dalam penelitian ini, yaitu perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2010.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Arus Kas dan Return On Assets terhadap Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Guna menjawab keenam rumusan masalah penelitian, berikut ini akan diuraikan dan dianalisis data Arus Kas, Return On Assets dan Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006 –2010. 4.3 Analisis Deskriptif 4.3.1 Perkembangan Arus Kas pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2006-2010 Informasi Arus Kas memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan Arus Kas yang mengklasifikasikan Arus Kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode tertentu . Bagi para pengguna laporan keuangan, informasi tentang Arus Kas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan Arus Kas tersebut . Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh gambaran perkembangan Arus Kas rata-rata pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 sebagai berikut: Tabel 4. 1 Perkembangan Arus Kas rata-rata pada Perusahaan Otomotif Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam jutaan rupiah Tahun Arus Kas Rp Perkembangan Rp 2006 722.358 - - 2007 913.156 190.798 26,41 2008 1.235.427 322.271 35,29 2009 1.321.592 86.165 6,97 2010 1.070.044 -251.548 -19,03 Max 1.321.592 Min 722.358 Secara visual perkembangan Arus Kas rata-rata pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Gambar 4. 1 Grafik Perkembangan Arus Kas rata-rata pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 722358 913156 1235427 1321592 1070044 500000 1000000 1500000 2006 2007 2008 2009 2010 Da la m J uta a n Rupi a h Arus Kas Pada tabel dan grafik 4.1 diatas terlihat dengan jelas bagaimana rata-rata Arus Kas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terus menunjukkan kenaikan hingga tahun 2009. Rata-rata Arus Kas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI terus mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga tahun 2009. Rata-rata perubahan Arus Kas tertinggi terjadi dari tahun 2007 ke 2008, yaitu meningkat sebesar Rp 322.271 juta dengan perkembangan sebesar 35,29. Namun pada tahun 2010 terjadi penurunan Arus Kas dari sebelumnya Rp 1.321.592 juta menjadi Rp 1.070.044 juta yang disebabkan harga bahan baku yang di impor mengalami kenaikan dan biaya produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih tinggi ini yang menyebabkan Arus Kas mengalami penurunan.

4.3.2 Perkembangan Return On Asset pada Perusahaan Otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2006-2010 Para Investor menggunakan Rasio Profitabilitas untuk dapat mengukur tingkat pengembalian yang ada. Salah satu alat ukur finansial yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi adalah Return On Asset . Return On Asset menunjukkan seberapa besar kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki untuk bisa menghasilkan laba. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh gambaran Return On Assets pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut: Tabel 4. 2 Perkembangan Return On Assets rata-rata pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Return On Asset Perkembangan 2006 3,854 - 2007 5,544 1,690 2008 4,039 -1,505 2009 8,791 4,752 2010 9,952 1,161 Max 9,952 Min 3,854 Secara visual perkembangan Return On Asset rata-rata pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Gambar 4. 2 Grafik Perkembangan Return On Asset rata-rata pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3,85 5,54 4,04 8,79 9,95 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 2006 2007 2008 2009 2010 Return on Assets Pada tabel dan grafik 4.2 terlihat dengan jelas rata-rata Return On Asset pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006- 2010 mengalami peningkatan. Rata-rata perkembangan Return On Asset tertinggi terjadi dari tahun 2008 ke 2009, yaitu meningkat sebesar 4,752 perkembangan sebelumnya sebesar -1,505. Hanya pada tahun 2008 rata-rata Return On Asset pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sempat mengalami penurunan dari 5.544 menjadi 4.039 sebagai akibat dari merosotnya penjualan sehingga perusahaan tidak mampu menghasilkan laba yang maksimal sehingga Return On Asset mengalami penurunan.

4.3.3 Perkembangan Return Saham pada Perusahaan Otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2006-2010 Return Saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return Saham sebagai variabel dependen dalam penelitian ini merupakan perubahan harga penutupan saham closing price setiap akhir tahun. Berikut gambaran perkembangan Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2010:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Investasi dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Dividen Kas (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2012)

1 10 77

Pengaruh Laba Perlembar Dan Rasio Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010

1 12 144

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Likuiditas Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)

0 2 1

Pengaruh Arus Kas Dan Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Tingkat Pengembalian Saham

0 6 1

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013)

0 2 1

Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Bersih Terhadap Pengembalian Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 14 81

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (PERIODE 2009-2013).

0 2 13

PENGARUH RASIO HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2014-2016

0 0 13