Konsentrasi Hormon Kortisol dan Kualitas Daging pada Sapi yang Dipingsankan dengan Captive Bolt Stun Gun sebelum Disembelih

KONSENTRASI HORMON KORTISOL DAN KUALITAS
DAGING PADA SAPI YANG DIPINGSANKAN DENGAN
CAPTIVE BOLT STUN GUN SEBELUM DISEMBELIH

KARUNIA MAGHFIROH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Konsentrasi Hormon
Kortisol dan Kualitas Daging pada Sapi yang Dipingsankan dengan Captive Bolt
Stun Gun sebelum Disembelih adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Karunia Maghfiroh
NIM B251120041

RINGKASAN
KARUNIA MAGHFIROH. Konsentrasi Hormon Kortisol dan Kualitas Daging
pada Sapi yang Dipingsankan dengan Captive Bolt Stun Gun sebelum Disembelih.
Dibimbing oleh HADRI LATIF dan KOEKOEH SANTOSO.
Metode penyembelihan dapat dibagi menjadi dua yaitu metode
penyembelihan yang didahului oleh pemingsanan (stunning) dan tanpa
pemingsanan (non stunning). Teknik penyembelihan yang didahului pemingsanan
yang umum di Indonesia yaitu dengan menggunakan captive bolt stun gun.
Teknik tersebut dianggap sesuai dengan kesejahteraan hewan namun diduga juga
dapat mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran konsentrasi hormon kortisol dan kualitas daging
yang dihasilkan pada sapi yang dipingsankan dengan captive bolt stun gun
sebelum disembelih.
Sampel darah dan daging diambil dari 11 ekor sapi di dua rumah potong
hewan (RPH) yang masing-masing berada di Provinsi Jawa Barat dan Banten.

Sapi dipingsankan dengan menggunakan cash magnum knocker 0.25 sebelum
disembelih. Darah yang memancar setelah penyembelihan ditampung dan diambil
serumnya. Pengukuran konsentrasi hormon kortisol dilakukan dengan
menggunakan metode radioimmunoassay (RIA). Pengukuran kualitas daging
dilakukan dengan mengukur nilai pH, cooking loss, dan kesempurnaan
pengeluaran darah.
Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel pada data
konsentrasi hormon kortisol dan kualitas daging yang dihasilkan. Data juga
dianalisis secara analitik yaitu analisis korelasi antara konsentrasi hormon kortisol
dengan nilai pH, konsentrasi hormon kortisol dengan nilai cooking loss, dan
korelasi nilai pH dengan nilai cooking loss.
Nilai rata-rata konsentrasi hormon kortisol dalam serum darah sapi adalah
26.59 ng/ml. Nilai rata-rata pH jam ke-1 dan ke-24 masing-masing yaitu 6.65 dan
6.21 yang menggambarkan nilai pH yang cukup tinggi. Nilai rata-rata cooking
loss yaitu 26.77%. Pengujian kesempurnaan pengeluaran darah pada semua sapi
menunjukkan adanya pengeluaran darah yang sempurna. Terdapat korelasi
bermakna (p