Kajian Abnormalitas Primer Spermatozoa pada Beberapa Bangsa Sapi dengan Umur Berbeda Menggunakan Pewarnaan Carbolfuchsin (Williams).

KAJIAN ABNORMALITAS PRIMER SPERMATOZOA PADA
BEBERAPA BANGSA SAPI DENGAN UMUR BERBEDA
MENGGUNAKAN PEWARNAAN CARBOLFUCHSIN
(WILLIAMS)

NURUL HAFSARI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Abnormalitas
Primer Spermatozoa pada Beberapa Bangsa Sapi dengan Umur Berbeda
Menggunakan Pewarnaan Carbolfuchsin (Williams) adalah benar karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014
Nurul Hafsari
B04100104

ABSTRAK
NURUL HAFSARI. Kajian Abnormalitas Primer Spermatozoa pada Beberapa
Bangsa Sapi dengan Umur Berbeda Menggunakan Pewarnaan Carbolfuchsin
(Williams). Dibimbing oleh R IIS ARIFIANTINI dan MUCHIDIN NOORDIN.
Morfologi spermatozoa yang abnormal telah lama diketahui berhubungan
erat dengan peningkatan umur dan sterilitas. Tujuan penelitian adalah untuk
mempelajari morfologi spermatozoa di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang
dari berbagai bangsa dan umur yang berbeda menggunakan pewarnaan
carbolfuchsin (Williams). Sebanyak 24 ekor sapi milik BIB Lembang digunakan
dalam penelitian ini. Sapi dikelompokkan menjadi dua kelompok, sapi berumur 35 tahun dan 7-11 tahun ayng terdiri dari sapi Ongole, Frisien Holstein (FH),
Simental, dan Limosin. Semen dikoleksi menggunakan vagina buatan dan
dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Untuk pengujian morfologi

semen dibuat preparat ulas dari semen segar dan dikeringudarakan kemudian
diwarnai dengan pewarnaan carbolfuchsin. Pengujian abnormalitas spermatozoa
dilakukan dari total 500 sel spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan
abnormalitas spermatozoa sapi Limosin lebih tinggi (2.8%), dibandingkan sapi
Simmental (1.83%), FH (1.77%), dan Ongole (1.5%). Jumlah abnormalitas tidak
dipengaruhi oleh umur. Jumlah abnormalitas pada sapi berumur 3-5 tahun dan
sapi berumur 7-11 tahun adalah (0.35%) dan (0.34%). Kesimpulan dari penelitian
ini adalah bahwa semen sapi yang digunakan dalam penelitian memiliki kualitas
yang baik berdasarkan hasil evaluasi karena jumlah abnormalitas pada semua
breed menunjukkan hasil