Analisis Kinerja Ekspor Tekstil Dan Produk Tekstil (Tpt) Indonesia Ke Amerika Latin Periode Tahun 2009 Sampai 2013

ANALISIS KINERJA EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK
TEKSTIL (TPT) INDONESIA KE AMERIKA LATIN
PERIODE TAHUN 2009 SAMPAI 2013

NAUFAL ANHAR

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Ekspor
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke Amerika Latin Periode Tahun 2009
sampai 2013 adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016

Naufal Anhar
NIM H14120007

ABSTRAK
NAUFAL ANHAR. Analisis Kinerja Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) Indonesia ke Amerika Latin Periode Tahun 2009 sampai 2013. Dibimbing
oleh SRI MULATSIH.
Amerika Latin merupakan pasar yang memiliki potensi cukup besar untuk
menjadi tujuan ekspor Indonesia, namun potensi tersebut belum dioptimalkan. TPT
adalah salah satu produk ekspor Indonesia ke Amerika Latin yang mengalami
pertumbuhan positif selama periode tahun 2009 sampai 2013, sehingga
menganalisis produk tersebut merupakan hal yang perlu dilakukan agar dapat
memperoleh keuntungan dari potensi pasar Amerika Latin. Penelitian ini bertujuan
menganalisis daya saing komparatif, dinamika pasar, menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi ekspor, dan daya saing kompetitif serta strategi ekspor dari
TPT Indonesia. TPT Indonesia memiliki daya saing komparatif (RCA) yang kuat

di Amerika Latin. TPT Indonesia berada pada posisi falling star di Brazil, posisi
lost opportunity di Uruguay, dan posisi rising star di Argentina, Kolombia,
Paraguay, Peru, Panama, serta Venezuela. Hasil analisis gravity menunjukkan
bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke
Amerika Latin adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi, tarif, dan jarak
ekonomi, sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh. Daya saing kompetitif
TPT Indonesia (porter’s diamond model) kuat, sedangkan strategi utama untuk
meningkatkan ekspor TPT adalah pencarian pasar baru bagi industri TPT Indonesia.
Kata kunci : daya saing, RCA, EPD, porter’s diamond model, gravity model

ABSTRACT
NAUFAL ANHAR. Performance Analysis of Export of Textile and Textile
Products (TPT) Indonesia to Latin America for the Period of 2009 to 2013.
Supervised by SRI MULATSIH.
Latin America is a potential market to become Indonesia's export destination,
but it is not yet optimized. TPT is one of Indonesia's export products to Latin
America that goes a positive growth during the period of 2009 to 2013. Thus the
analysis of the TPT export performance is needed to be done in order to having
benefit from the potential Latin American market. This study aims to analyze the
comparative competitiveness, market dynamics, factors affecting TPT exports and

competitiveness on the strategies of Indonesian textile. Indonesian TPT has a strong
of comparative competitiveness (RCA) for Latin America. Indonesian TPT is in a
position falling stars for Brazil, a position lost opportunity for Uruguay, and
positions rising star for Argentina, Colombia, Paraguay, Peru, Panama, and
Venezuela. Gravity analysis results show that the variables that significantly affect
the value of Indonesian textile exports to Latin America are the GDP per capita of
the destination countries, the population, tariffs, and economic distance, while the
exchange rate variable has no effect. Competitiveness on Indonesia TPT (porter's
diamond model) is strong, while the main strategy for increasing textile exports are
finding new markets for the Indonesian textile industry.
Keywords: competitiveness, RCA, EPD, porter's diamond models, gravity models

ANALISIS KINERJA EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK
TEKSTIL (TPT) INDONESIA KE AMERIKA LATIN
PERIODE TAHUN 2009 SAMPAI 2013

NAUFAL ANHAR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini berjudul
“Analisis Kinerja Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke Amerika
Latin Periode Tahun 2009 sampai 2013” dan merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi secara teknis
maupun teoritis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Muhammad

Findi Alexandi, S.E, M.Si sebagai penguji utama dan Dr. Eka Puspitawati, S.P,
M.Si sebagai penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran terkait
skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua yaitu
Mamah Rita Agustina, dan Ayah Mahmud.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf
Departemen Ilmu Ekonomi. Keluarga besar Ekonomi Studi Pembangunan angkatan
49, teman-teman yang bersedia berbagi suka dan duka dalam penyusunan skripsi
ini kak Rhealin Hening Karatri, Kak Norman Erwindi, Kak Amin Riyadi, Monica
Shinta, Monica, Ngurah Krisna Bayu, dan teman-teman satu bimbingan Mia Ayu
Wardhani, Mira Marina, dan Fathya Nirmala Hanoum. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Maret 2016

Naufal Anhar

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x


DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3


Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Dasar

5
5

Penelitian Terdahulu


10

Kerangka Pemikiran

12

Hipotesis

12

METODE PENELITIAN

13

Jenis dan Sumber Data

13

Metode Analisis


13

Definisi Operasional

17

Pengujian Asumsi Model

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

19

Gambaran Umum Industri TPT Indonesia

19

Analisis Daya Saing Komparatif dan Dinamika TPT Indonesia


21

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor TPT Indonesia
ke Amerika Latin

22

Analisis Daya Saing Kompetitif dan Strategi Ekspor TPT Indonesia

25

KESIMPULAN DAN SARAN

29

Kesimpulan

29


Saran

29

DAFTAR PUSTAKA

30

LAMPIRAN

32

RIWAYAT HIDUP

37

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.

Jenis dan Sumber Data
Nilai RCA Tekstil dan Produk Tektil Indonesia ke Amerika Latin
Hasil EPD Produk Tekstil Indonesia ke Amerika Latin
Hasil Estimasi Gravity Model Ekspor TPT Indonesia
ke Amerika Latin

13
21
22
23

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

GDP Total Negara Amerika Latin Tahun 2009-2013
Total Populasi Negara di Benua Amerika
Total Impor Amerika Latin dari Dunia
Proses Terjadinya Perdagangan Internasional
Matriks Posisi Daya Saing
Porter’s Diamond Model
Presentase Tenaga Kerja Sektoral Indonesia Tahun 2010
Tren Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri TPT
Tren Penyerapan Tenaga Kerja Pada Subsektor Industri
TPT Indonesia

1
2
2
5
15
16
19
20
20

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Hasil RCA TPT Indonesia ke Amerika Latin
Hasil EPD TPT Indonesia ke Amerika Latin
Data untuk Gravity Model
Hasil Uji Chow
Hasil Uji Hausman
Hasil Estimasi FEM
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Multikoliniearitas
Hasil Uji Normalitas

32
33
34
35
35
35
36
36
36

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kawasan Amerika Latin merupakan pasar yang sangat potensial dan masih
belum dioptimalkan oleh Indonesia sebagai tujuan ekspor nonmigas. Berdasarkan
data World Integrated Trade Solution, nilai ekspor total Indonesia ke Amerika Latin
pada tahun 2013 menempati posisi keempat diantara negara-negara ASEAN yaitu
sebesar US$ 30 milyar. Posisi pertama adalah Singapura dengan nilai ekspor
US$ 138 milyar, posisi kedua adalah Thailand dengan nilai ekspor US$ 58 milyar,
dan posisi ketiga adalah Malaysia dengan nilai ekspor sebesar US$ 39 milyar.
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa Indonesia belum memanfaatkan secara
optimal pasar di Amerika Latin. Indonesia yang tidak memanfaatkan secara optimal
pasar Amerika Latin merupakan sebuah kerugian besar, karena pasar Amerika Latin
merupakan pasar yang memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor Indonesia
dalam rangka melakukan diversifikasi pasar ekspor.
2500.00

Milyar USD

2000.00
1500.00
1000.00
500.00
0.00

Negara
2009

2013

Sumber : UNCTADSTAT, 2016 (diolah).

Gambar 1 GDP Total Negara di Amerika Latin Tahun 2009 dan 2013
Amerika Latin dikatakan pasar yang cukup potensial karena dua hal yaitu
berdasarkan pertumbuhan GDP dan populasi yang relatif besar. Berdasarkan
Gambar 1 terlihat bahwa GDP negara-negara di kawasan Amerika Latin mengalami
pertumbuhan dari tahun 2009 ke tahun 2013. Sebagai contoh adalah Brazil yang
mengalami pertumbuhan GDP sebesar US$ 724.26 milyar selama periode tahun
2009 sampai 2013. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan
dayabeli dari Amerika Latin terhadap produk-produk luar negeri sehingga
permintaan produk luar negeri oleh negara tersebut meningkat.
Populasi merupakan hal lain yang menjadi alasan bahwa Amerika Latin
merupakan pasar yang potensial. Populasi yang besar menandakan bahwa konsumsi
dari negara tersebut tinggi. Konsumsi yang tinggi dapat menjadi indikasi bahwa

2
impor yang dilakukan negara tersebut besar, sehingga populasi dapat menjadi dasar
dalam menentukan pasar yang potensial.

37%

46%
17%

South America

Central America

North America

Sumber : UNCTADSTAT, 2016 (diolah).

Gambar 2 Total Populasi Negara di Benua Amerika
Negara-negara di kawasan Amerika Latin memiliki populasi penduduk yang
relatif besar. Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa populasi Amerika Latin (South
America) adalah sebesar 447 684 555 jiwa atau sebesar 46 persen dari total populasi
negara di Benua Amerika pada tahun 2013. Populasi yang relatif besar ini
mengindikasikan bahwa konsumsi negara-negara di kawasan Amerika Latin
terhadap produk luar negeri adalah tinggi. Berdasarkan populasi yang besar dan
pertumbuhan GDP yang terjadi di Amerika latin, maka pasar Amerika Latin dapat
dikatakan pasar yang potensial. Hal ini juga dapat dilihat dari peningkatan impor
yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan Amerika Latin.

6.27

6.44

6.57

5.21

Linear (Amerika Latin)

2011
TAHUN

2012

2013

3.64

MILYAR USD

Amerika Latin

2009

2010

Sumber : WITS, 2016 (diolah)

Gambar 3 Total Impor Amerika Latin dari Dunia

3
Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa impor yang dilakukan oleh Amerika
Latin selama periode tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami tren pertumbuhan
yang positif, meskipun terjadi penurunan impor tahun 2013 dibandingkan tahun
sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia harus bisa memanfaatkan potensi
pasar Amerika Latin secara maksimal sebagai alternatif diversifikasi pasar ekspor.
Potensi pasar yang besar dari negara-negara di kawasan Amerika Latin
tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas dan meningkatkan
ekspor. Peluang ini juga ditunjang oleh sarana dan prasarana perdagangan yang
cukup memadai, dan free zone di Panama yang menjadi entry point bagi Indonesia
untuk memasuki seluruh kawasan Amerika Latin. Keinginan yang kuat dari negaranegara di kawasan Amerika Latin untuk dapat meningkatkan hubungan kerjasama
dalam bidang perdagangan dengan Indonesia juga merupakan salah satu faktor
penunjang.
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu produk ekspor
Indonesia ke Amerika Latin yang mengalami peningkatan selama lima tahun
terakhir. Berdasarkan data World Integrated Trade Solution, selama periode tahun
2009 sampai 2013 terjadi peningkatan ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin
sebesar US$ 2.78 milyar. Negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor TPT
Indonesia di Amerika Latin adalah Brazil, Argentina, Kolombia, Paraguay, Peru,
Uruguay, Panama, dan Venezuela. Berdasarkan hal tersebut, TPT harus dijadikan
salah satu prioritas utama dalam ekspor ke Amerika Latin. Peningkatan kualitas dan
menjaga agar nilai ekspor TPT ke Amerika Latin terus meningkat harus menjadi
fokus utama pemerintah.

Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, terlihat bahwa Amerika Latin
merupakan pasar yang menjanjikan bagi Indonesia. Salah satu cara yang dapat
dilakukan Indonesia untuk memanfaatkan secara maksimal dari peluang pasar
tersebut adalah dengan menjaga agar produk ekspor ke negara di kawasan Amerika
Latin tersebut tetap memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesia.
Berdasarkan data World Integrated Trade Solution, TPT merupakan salah satu
produk ekspor Indonesia ke Amerika Latin yang mengalami pertumbuhan ekspor
positif, sehingga menjaga nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin merupakan
hal yang harus dilakukan agar keuntungan maksimum dari potensi pasar Amerika
Latin dapat dicapai. Menganalisis dayasaing dan faktor yang memengaruhi ekspor
TPT Indonesia ke Amerika Latin merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar
tujuan tersebut tercapai. Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah rumusan masalah
dari penelitian ini.
1. Bagaimana gambaran umum industri TPT Indonesia ?
2. Bagaimana dayasaing komparatif dan dinamika TPT Indonesia di Amerika
Latin ?
3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke
Amerika Latin ?
4. Bagaimana dayasaing kompetitif dan strategi ekspor TPT Indonesia ?

4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka
tujuan dari penelitian ini adalah seperti di bawah ini.
1. Mengetahui gambaran umum industri TPT Indonesia.
2. Menganalisis dayasaing komparatif dan dinamika TPT Indonesia di
Amerika Latin.
3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke
Amerika Latin.
4. Menganalisis dayasaing kompetitif dan strategi ekspor TPT Indonesia.

Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, berikut merupakan manfaat dari penelitian ini.
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang perdagangan TPT ke Amerika Latin sebagai diversifikasi negara
tujuan ekspor.
2. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perdagangan.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis dayasaing ekspor TPT Indonesia dilihat dari RCA,
dan Porter’s Diamond Model, menganalisis dinamika dengan EPD, serta
menganalisis sejumlah faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke
Amerika Latin dengan menggunakan metode analisis gravity model selama periode
tahun 2009 sampai 2013. Mitra dagang pada penelitian ini terdiri dari delapan
negara, yaitu Brazil, Argentina, Kolombia, Paraguay, Peru, Uruguay, Panama, dan
Venezuela. Komoditas yang menjadi objek penelitian ini adalah TPT dengan kode
Harmonized System (HS) 6109 yaitu kaos, singlet, kaos kutang lainnya, rajutan atau
kaitan.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Dasar
Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional merupakan perdagangan yang dilakukan antar
negara. Setiap negara yang melakukan perdagangan Internasional bertujuan
mencari keuntungan dari perdagangan tersebut, Krugman (2004) mengungkapkan
bahwa alasan utama terjadinya perdagangan internasional adalah seperti berikut ini.
1. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain.
2. Negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai skala
ekonomi (economic of scale).
Suatu kegiatan perdagangan Internasional terjadi ditandai dengan adanya
kegiatan ekspor dan impor atau pertukaran komoditas antar dua negara atau lebih.
Kegiatan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran serta
adanya perbedaan tingkat harga antar negara-negara tersebut. Secara grafis kegiatan
perdagangan internasional dapat dijelaskan melalui Gambar 4.

Sumber : Salvatore, 1997
Gambar 4 Proses Terjadinya Perdagangan Internasional
Keterangan :
Panel A
= Berperan sebagai negara pengekspor
Panel B
= Keseimbangan Perdagangan Internasional

6
Panel C
P1
P2
P3

= Berperan sebagai negara pengimpor
= Harga keseimbangan di pasar negara A
= Harga keseimbangan di Pasar Internasional
= Harga keseimbangan di Pasar negara C

Gambar 4 memperlihatkan proses terjadinya perdagangan internasional.
Ketika harga pada P1, terjadi keseimbangan di negara A yaitu pada titik A (dalam
panel A). Pada saat tersebut tidak ada penawaran pada pasar internasional, hal
tersebut ditunjukkan dengan kurva penawaran (kurva S) yang berada pada titik A
yaitu pada saat X (komoditas) bernilai nol (dalam panel B). Ketika harga berada
pada P3, terjadi keseimbangan di negara C yaitu pada titik A (dalam panel C). Pada
saat tersebut tidak ada permintaan pada pasar internasional, hal tersebut ditunjukkan
dengan kurva permintaan (kurva D) yang berada pada titik A yaitu pada saat X
(komoditas) bernilai nol (dalam panel B). Ketika harga pada P3, terjadi excess
supply di negara A karena penawaran berada pada titik E dan permintaan berada
pada titik B yang menunjukkan komoditas X yang diproduksi lebih besar dari
komoditas X yang dikonsumsi (dalam panel A). Hal tersebut mendorong negara A
melakukan ekspor. Pada saat yang sama, terjadi excess demand di negara C karena
penawaran berada pada titik B dan permintaan berada pada titik E yang
menunjukkan bahwa komoditas X yang dikonsumsi lebih besar dari komoditas X
yang diproduksi (dalam panel C). Hal tersebut mendorong negara C melakukan
impor. Ekspor yang dilakukan negara A dan impor yang dilakukan negara C
menyebabkan terjadi perdagangan internasional sehingga terbentuk keseimbangan
di pasar internasional pada saat P2 yaitu pada titik E (dalam panel B).
Teori Revealed Comparative Advantage (RCA)
Revealed Comparative Advantage (RCA) merupakan sebuah indeks yang
digunakan untuk mengukur keuntungan maupun kerugian relatif komoditas tertentu
pada suatu negara yang tercermin pada pola perdagangannya, seperti pangsa pasar
ekspor. Metode yang pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun 1965 ini
didasari oleh konsep keunggulan komparatif Ricardian. Berdasarkan metode RCA,
perdagangan antarwilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang
dimiliki oleh suatu wilayah. Variabel yang diukur pada metode ini meliputi kinerja
ekspor suatu produk pada wilayah tertentu terhadap total ekspor wilayah tersebut
yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia.
Metode RCA telah mengalami sejumlah revisi dan modifikasi. Namun pada
penelitian ini, metode RCA yang digunakan adalah sama dengan RCA originalnya
seperti yang pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun 1965. Keunggulan
metode RCA adalah mengurangi campur tangan pemerintah, sehingga keunggulan
komparatif suatu produk dari tahun ke tahun dapat terlihat jelas. Hal tersebut
menjadi alasan bahwa metode ini sesuai untuk meneliti dayasaing komparatif suatu
produk (Basri dan Munandar, 2010).
Porter’s Diamond Model
Teori keunggulan kompetitif pertama kali dikembangkan oleh Porter pada
tahun 1990. Keunggulan kompetitif suatu komoditas merupakan keunggulan yang

7
dapat dikembangkan dengan berbagai usaha, oleh karena itu keunggulan kompetitif
tidak menekankan pada kondisi alami suatu komoditas. Menurut Porter (1990),
dayasaing dapat diidentifikasikan dengan produktivitas, yakni tingkat output yang
dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Adapun faktor-faktor utama yang
menentukan dayasaing suatu komoditas adalah: (1) kondisi faktor; (2) kondisi
permintaan; (3) industri terkait dan penunjang; (4) strategi, struktur, dan persaingan
perusahaan. Terdapat dua hal yang menentukan interaksi antara keempat faktor
tersebut, yaitu kesempatan dan kebijakan pemerintah. Secara bersama faktor-faktor
tersebut membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan dayasaing yang disebut
Porter’s Diamond Theory.
Export Product Dynamics
Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran yang baik tentang
tingkat dayasaing adalah Export Product Dynamics (EPD). Indikator ini mengukur
posisi pasar dari produk suatu negara untuk tujuan pasar tertentu. Ukuran ini
mempunyai kemampuan untuk membandingkan kinerja ekspor diantara negaranegara di seluruh dunia. EPD juga menunjukkan dinamis atau tidaknya performa
suatu produk. Sebuah matriks EPD terdiri dari dayatarik pasar dan informasi
kekuatan bisnis. Dayatarik pasar dihitung berdasarkan pertumbuhan dari
permintaan sebuah produk untuk tujuan pasar tertentu, dimana informasi kekuatan
bisnis diukur berdasarkan pertumbuhan dari perolehan pasar (market share) sebuah
negara pada tujuan pasar tertentu. Kombinasi dari dayatarik pasar dan kekuatan
bisnis ini menghasilkan karakter posisi dari produk yang ingin dianalisis ke dalam
empat kategori. Keempat kategori itu adalah Rising Star, Falling Star, Lost
Opppotunity, dan Retreat (Bappenas, 2009).
Konsep Gravity Model
Gravity Model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor –
faktor ekonomi yang memengaruhi perdagangan antara dua negara. Model yang
dibentuk berdasarkan hukum gravitasi Newton ini diaplikasikan untuk
menganalisis terjadinya aliran perdagangan antarnegara. Selain aplikasi dalam
aliran perdagangan, model ini juga diaplikasikan dalam ilmu sosial lainnya seperti
transportasi dan perpindahan penduduk antar kota bahkan benua. Model ini telah
sukses secara empiris dalam menjelaskan terjadinya arus perdagangan antar negara,
tetapi alasan yang diterima secara teoritis masih diperdebatkan. Menurut model ini,
barang ekspor dari negara i ke negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masingmasing negara (GDP), jumlah populasi, dan jarak ekonomi masing-masing negara
(Bergstrand, 1985).
Variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antaranegara
pengimpor dengan negara pengekspor adalah adanya GDP, nilai tukar, jarak
ekonomi, populasi, dan tarif.
Gross Domestic Product adalah jumlah barang dan jasa yang diproduksi di
dalam suatu negara selama periode ekonomi tertentu. GDP dapat juga digunakan
untuk mengukur pendapatan setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran
total terhadap output barang dan jasa dalam perekonomian. Berdasarkan model
gravitasi, semakin besar GDP yang dihasilkan suatu negara mengindikasikan

8
semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan
sehingga GDP baik yang dimiliki negara pengekspor maupun pengimpor akan
memengaruhi volume perdagangan antara kedua negara.
Menurut Mankiw (2003), nilai tukar adalah tingkat harga yang disepakati
penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kebijakan
perdagangan internasional suatu negara akan dipengaruhi oleh peningkatan maupun
penurunan nilai tukar. Nilai tukar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu nilai tukar
nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal merupakan harga relatif mata uang
dua negara sedangkan nilai tukar riil merupakan harga relatif dari barang-barang
diantara dua negara.
Apresiasi merupakan peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara
otomatis akibat bekerjanya mekanisme pasar sehingga menyebabkan harga produk
luar negeri menjadi lebih murah dibanding produk domestik, sedangkan depresiasi
merupakan peristiwa melemahnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat
bekerjanya mekanisme pasar sehingga menyebabkan harga produk domestik
menjadi lebih murah dari harga produk luar negeri.
Jarak adalah faktor geografis yang menjadi variabel utama dalam gravity
model untuk analisis aliran perdagangan bilateral. Variabel jarak ini merupakan
indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara dalam melakukan
suatu ekspor. Semakin jauh jarak, semakin besar biaya transportasi dan semakin
rendah nilai ekspornya. Jika biaya transportasi terlalu mahal maka nilai
perdagangan akan menurun bersamaan dengan penurunan keuntungan. Adapun
jarak yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak ekonomi.
Jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penentu dalam permintaan ekspor.
Semakin banyaknya jumlah penduduk suatu negara, maka semakin banyak juga
permintaan negara tersebut terhadap suatu barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya (cateris paribus). Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser
kurva permintaan ke kanan atas dan memperlihatkan bahwa dengan naiknya jumlah
penduduk maka jumlah komoditas yang diminta pada setiap tingkat harga akan
lebih banyak (Lipsey, 1993).
Tarif merupakan pajak yang dibebankan secara tidak langsung kepada
barang-barang perdagangan. Tarif yang dibebankan kepada komoditas-komoditas
yang diperdagangkan dapat dibagi menjadi dua jenis tarif, yaitu tarif impor dan tarif
ekspor. Dua tarif tersebut dapat dikategorikan menjadi tarif spesifik atau tarif ad
valorem dan tarif single-stage atau multi-stage. Tarif spesifik adalah pajak yang
dikenakan untuk unit barang impor, sedangkan tarif ad valorem adalah pajak dalam
presentase dari nilai barang impor.
Ketika tarif spesifik dikenakan maka harga domestik setelah impor akan
memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini.
PD = Pm + ts
Dimana
PD
= Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif
Pm
= Harga impor dunia
ts
= Tarif spesifik
Ketika tarif ad valorem dikenakan maka harga domestik setelah impor akan
memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di berikut ini.

9
PD = Pm (1 + ta)
Dimana
PD
= Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif
Pm
= Harga impor dunia
ta
= TIngkat pajak
Keuntungan dari penggunaan tarif ad valorem adalah dapat menyesuaikan
dengan sendirinya dalam periode inflasi, karena ketika mengenakan tarif pada
tingkat yang telah ditentukan maka nilai riil dari tarif tersebut akan tetap.
Teori Model Data Panel
Metode data panel merupakan model ekonometrika yang menggabungkan
informasi yang diperoleh dari data time series dan data cross section. Penggunaan
data panel ini memiliki dua keuntungan (Firdaus, 2011), diantaranya seperti di
berikut ini.
1.
Jumlah observasi menjadi lebih besar. Marginal effect dari peubah penjelas
dilihat dari dua dimensi (individu dan waktu) sehingga parameter yang
diestimasi akan lebih akurat dibandingkan dengan model lain. Secara teknis
menurut Hsiao (2004), data panel dapat memberikan data yang informatif,
mengurangi kolinearitas antarpeubah serta meningkatkan derajat kebebasan
yang artinya meningkatkan efisiensi.
2.
Keuntungan yang lebih penting dari penggunaan data panel adalah
mengurangi masalah identifikasi. Data panel lebih baik dalam
mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat
diatasi dalam data cross section saja atau time series saja. Data panel mampu
mengontrol heterogenitas individu. Metode estimasi yang dilakukan dapat
secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu dengan metode ini.
Data panel juga lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Hal ini
berkaitan dengan observasi pada cross section yang sama secara berulang,
sehingga data panel lebih baik dalam mempelajari perubahan dinamis.
Pada analisis data panel, terdapat tiga pendekatan yang terdiri dari pendekatan
kuadrat terkecil (pooled least square), model efek tetap (fixed effects model), dan
model efek acak (random effects model). Pada pendekatan effects model dan
random effects model dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya korelasi antara
komponen error dengan peubah bebas (regressor).
Gujarati (2003) menjabarkan model regresi untuk data panel sebagai berikut :
Pooled Least Square
Yit = α0 + α1X1it + α2X2it + ... + αpXpit + µ it
Fixed Effect
Yit = α0 + α1X1it + α2X2it + ... + αpXpit + α1D1 + α2D2 + ... + αpDp + µ it
Random Effect
Yit = α0 + α1X1it + α2X2it + ... + αpXpit + eit + µ it

10
Nilai i adalah banyaknya kumpulan data cross section dan nilai t adalah
banyaknya kumpulan data time series. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian model apakah menggunakan Pooled Least Square atau Fixed Effect
melalui pengujian Chow Test atau Likelihood Ratio test dengan hipotesis berikut
ini.
H0 = model mengikuti Pool
H1 = model mengikuti Fixed
Statistik uji F atau Chi-Kuadrat.
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model apakah
menggunakan Fixed Effect atau Random Effect melalui pengujian Hausman test
dengan hipotesis seperti di bawah ini.
H0 = model mengikuti Random effect
H1 = model mengikuti Fixed effect
Statistik uji Hausman.

Penelitian Terdahulu
Eita dan Jordan (2007) dalam jurnal “South Africa Exports of Metal and
Articles of Base Metal: A Gravity Approach”, menganalisis sejumlah faktor yang
memengaruhi aliran ekspor baja dan barang berbasis baja Afrika Selatan ke 33
negara tujuan ekspor selama periode tahun 1995 sampai 2004. Faktor-faktor yang
dianalisis adalah nilai ekspor produk metal Afrika Selatan sebagai variabel
dependen, GDP Afrika Selatan, GDP negara pengimpor, populasi Afrika Selatan,
populasi negara importir, jarak ekonomi, dummy variable negara-negara benua
Afrika, dan dummy variable negara anggota South African Development
Community (SADC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Gravity Model dengan Fixed Effect Model (FEM).
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa GDP Afrika Selatan, GDP negara
importir, dan populasi Afrika Selatan signifikan memengaruhi ekspor produk metal
Afrika Selatan dan berhubungan positif. Jarak ekonomi dan dummy variable
signifikan memengaruhi ekspor produk metal dan berhubungan negatif. Variabel
yang tidak signifikan adalah populasi negara importir.
Dilanchiev (2012) dalam jurnal “Empirical Analysis of Georgian Trade
Pattern: Gravity Model” menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor
Georgia ke negara tujuan selama periode tahun 2000 sampai 2011. Faktor-faktor
yang dianalisis adalah nilai ekspor Georgia sebagai variabel dependen, GDP negara
importir, populasi negara importir, nilai tukar riil Georgia dengan negara importir,
jarak geografis, dan dummy variable negara anggota EU sebagai variabel
independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Gravity
Model.
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa GDP negara importir, populasi negara
importir, dan dummy variable negara anggota EU berpangaruh signifikan dan
berhubungan positif. Jarak ekonomi dan nilai tukar berpengaruh signifikan dan
berpengaruh negatif.
Chintia (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Permintaan Ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa” menganalisis
secara deskriptif perkembangan ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa dan

11
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor TPT Indonesia di
Uni Eropa selama periode tahun 1978 sampai 2007. Faktor yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah volume ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa dengan kode HS
621040 serat, benang, kain, pakaian jadi, produk jadi lainnya, termasuk permadani
sebagai variabel dependen, GDP per kapita Uni Eropa, Harga ekspor TPT Indonesia,
Harga ekspor TPT India, nilai tukar, dan kuota sebagai variabel dependen. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda dengan
teknik Ordinary Least Square (OLS).
Hasil dari penelitian ini untuk analisis deskriptif perkembangan ekspor TPT
Indonesia ke Uni Eropa adalah adanya kecenderungan ekspor TPT Indonesia ke
Uni Eropa mengalami peningkatan dari tahun 1978 sampai 2004. Kecenderungan
penurunan permintaan ekspor TPT di Uni Eropa hanya terjadi setelah
dihapuskannya kebijakan kuota yaitu setelah tahun 2004. Hasil analisis terkait
faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa yaitu GDP
per kapita Uni Eropa, dan kuota berpengaruh signifikan serta berhubungan positif.
Harga ekspor TPT Indonesia, dan nilai tukar berpengaruh signifikan dan
berhubungan negatif. Harga ekspor TPT India tidak berpengaruh signifikan.
Amelia (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Dayasaing Jahe
Indonesia di Pasar Internasional” menganalisis terkait dayasaing jahe Indonesia di
pasar internasional, dengan tujuan untuk melihat struktur pasar jahe dunia dan
perilaku pasar produsen Indonesia dalam perdagangan Internasional. Metode
analisis yang digunakan adalah Porter’s Diamond Model, dan Revealed
Comparative Advantage (RCA). Berdasarkan hasil analisis RCA, komoditas jahe
Indonesia memiliki dayasaing yang kuat pada tahun 2000 sampai 2004. Mulai tahun
2005, dayasaing Indonesia di empat negara tujuan ekspor utama menjadi rendah
dengan nilai RCA kurang dari satu. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan
ekspor yang disebabkan oleh penurunan kualitas jahe Indonesia. Berdasarkan
analisis Porter’s Diamond Model, komoditas jahe memiliki keunggulan dan
kelemahan dari setiap komponen dayasaing. Keunggulan komoditas jahe Indonesia
yang dapat meningkatkan dayasaing adalah sumberdaya alam, permintaan luar
negeri, industri terkait dan pendukung, peranan pemerintah, peranan kesempatan
juga persaingan dan struktur pasar sedangkan komponen sumberdaya modal,
sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya, infrastruktur,
dan kondisi permintaan domestik menjadi kelemahan.
Tanujaya (2012) menganalisis dayasaing ekspor produk perkebunan terpilih
Indonesia di sejumlah negara Amerika Latin. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif, Revealed Comparative Advantage (RCA), dan Export
Product Dynamic (EPD), dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan
komoditas kelapa sawit Indonesia memiliki dayasaing di Argentina, Brazil, dan
Meksiko. Komoditas cokelat memiliki dayasaing di Argentina, Brazil, Meksiko,
dan Venezuela, meskipun terdapat trend penurunan permintaan cokelat Indonesia
di negara yang diteliti. Sementara itu, komoditas karet memiliki dayasaing pada
seluruh negara di kawasan Amerika Latin.
Penelitian ini memiliki sejumlah perbedaan apabila dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya. Perbedaan pertama yaitu TPT yang digunakan adalah TPT
dengan HS 6109 (kaos, singlet, kaos kutang lainnya, rajutan atau kaitan). Perbedaan
kedua adalah negara yang dianalisis merupakan negara-negara yang berada di
kawasan Amerika Latin. Perbedaan ketiga adalah alat analisis untuk dayasaing

12
menggunakan metode RCA, dan Porter’s Diamond Model, analisis dinamika pasar
menggunakan EPD, sedangkan untuk analisis faktor-faktor yang memengaruhi
ekspor TPT adalah metode Gravity dengan pendekatan data panel.

Kerangka Pemikiran
Amerika Latin Sebagai Pasar Potensial
Ekspor TPT Indonesia Ke Amerika Latin
Gambaran Umum Industri TPT Indonesia

Dayasaing dan dinamika TPT Indonesia
di Amerika Latin

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor
TPT Indonesia Ke Amerika Latin

RCA, Porter’s Diamond Model, EPD

Gravity Model

Rekomendasi Kebijakan untuk Meningkatkan kinerja Ekspor Produk Tekstil
Indonesia ke Amerika Latin

Hipotesis
Hipotesis penelitian ini berupa dugaan signifikansi dan tanda dari variabelvariabel yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke sejumlah negara di kawasan
Amerika Latin. Berikut adalah hipotesis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. GDP per kapita negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai
ekspor TPT dan memiliki hubungan yang positif
2. Populasi negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor
TPT dan memiliki hubungan yang positif
3. Nilai tukar riil efektif negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi
nilai ekspor TPT dan memiliki hubungan yang negatif
4. Tarif impor negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai
ekspor TPT dan memiliki hubungan yang negatif
5. Jarak ekonomi diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT dan
memiliki hubungan yang negatif
6. TPT Indonesia diduga memiliki dayasaing yang kuat di Amerika Latin

13

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari United Nations Conferences on Trade and Development,
TRADEMAP, World Integrated Trade Solution, dan CEPII selama periode tahun
2009 sampai 2013. Rincian terkait jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Definisi
Nilai Ekspor TPT
HS 6109
GDP per kapita

Populasi

Nilai Tukar

Tarif Impor

Jarak Geografis

Besar nilai ekspor TPT
per tahun
GDP per kapita negara
pengimpor

Satuan

Sumber Data

US$

TRADEMAP

US$

United
Nations
Conferences
on Trade and
Development
Populasi negara
Jiwa
United
pengimpor
Nations
Conferences
on Trade and
Developement
Nilai Tukar Riil Efektif Per US$
United
negara importir
Nations
terhadap US$
Conferences
on Trade and
development
Tarif Impor negara
Persentase World
importir
(%)
Integrated
Trade
Solution
Jarak geografis antara
Km
CEPII
Indonesia dengan
negara tujuan ekspor

Metode Analisis
Revealed Comparative Advantage (RCA)
Metode RCA digunakan untuk mengetahui dayasaing yang dimiliki TPT
Indonesia di pasar Amerika Latin. Rumus RCA yang digunakan sama dengan yang
dinyatakan oleh Ballasa yaitu seperti pada persamaan 1.

14
 Xi 


X t 

RCA =
 Wi 
 
 Wt 

... (1)

Dengan ;
X i = Nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin (US$)
X t = Nilai total ekspor Indonesia ke Amerika Latin (US$)
Wi = Nilai ekspor TPT dunia ke Amerika Latin (US$)
Wt = Nilai total ekspor dunia ke Amerika Latin (US$)
Terdapat dua kemungkinan hasil yang dapat diperoleh dalam metode RCA,
yaitu seperti di bawah ini.
1.
Nilai RCA yang diperoleh bernilai lebih dari satu (RCA>1). Hal tersebut
berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia
sehingga TPT Indonesia memiliki dayasaing yang kuat.
2.
Nilai RCA yang diperoleh kurang dari satu (RCA