Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMENGARUHI
OUTPUT BUDIDAYA UDANG VANAMEI INDONESIA

ELINDA EGI

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-faktor Produksi
yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor,24 Juni 2014
Elinda Egi
NIM H14100099

ABSTRAK
ELINDA EGI. Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya
Udang Vanamei Indonesia. Dibimbing oleh Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si
Komoditas utama ekspor perikanan Indonesia adalah udang. Udang
vanamei merupakan bibit udang terbanyak yang ditebar dalam budidaya tambak
Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang
mempengaruhi output budidaya udang vanamei Indonesia. Penelitian ini
menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglass dengan metode analisis
engle-granger cointegration dan error correction model (ECM). Hasil dari
penelitian ini adalah seluruh variabel cenderung memiliki peningkatan tren untuk
periode 1999 sampai 2012. Seluruh variabel berpengaruh positif dan signifikan
terhadap output budidaya udang vanamei Indonesia pada jangka panjang,
sedangkan pada jangka pendek hanya variabel pupuk yang tidak berpengaruh

terhadap output budidaya udang vanamei. Variabel benih merupakan variabel
yang paling berpengaruh terhadap output budidaya udang vanamei baik pada
jangka pendek dan jangka panjang. Skala usaha budidaya udang vanamei
Indonesia berada pada skala usaha Increasing return to scale.
Kata kunci: Engle-granger cointegration, error correction model (ECM), fungsi
produksi Cobb-Douglass, increasing return to scale, udang vanamei

ABSTRACT
ELINDA EGI. Production Factors that Influence the Vannamei Shrimp
Aquaculture’s output in Indonesia. Supervised by DEWI ULFAH WARDANI.
The major expor commodities of Indonesian fisheries is shrimp. Vannamei
shrimp is the largest shrimp seeds are stocked in brackish water pond culture.
Because of that, this research focuss in Production Factors that Influence the
Vannamei Shrimp Aquaculture’s output in Indonesia. This research uses CobbDouglass production function approach with analytical methods of engle-granger
cointegration and error correction model (ECM). The result are all variables
have increasing trend for 1999 to 2012. All variables have a positive and
significant impact on Vannamei Shrimp Aquaculture’s output in long term. In the
short term, just variabel of fertilizer that hasn’t impact on Vannamei Shrimp
Aquaculture’s output. Seed is the highest variable that influence Vannamei
Shrimp Aquaculture’s output not only in long term but also in short term. Besides

that, returns to scale of vannamei shrimp aquaculture is in the area of Increasing
Return to Scale (IRTS).
Keywords: Engle-granger cointegration, error correction model (ECM), CobbDouglass production function, increasing return to scale, vannamei
shrimp

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMENGARUHI
OUTPUT BUDIDAYA UDANG VANAMEI INDONESIA

ELINDA EGI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

Judul Skripsi : Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang
Vanamei Indonesia
Nama
: Elinda Egi
NIM
: H14100099

Disetujui oleh

Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dedi Budiman Hakim, Ph.D.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah Faktorfaktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
dan keluarga penulis, yaitu Bapak Ecep Sutisna, Ibu Tati Suhayati, Kakak penulis,
Sugeng Supriyanto dan Neneng Mega Lestari S.Kom. serta koko, kiki, baba,
maghrib dan michan atas kasih sayang dan segala doa yang selalu diberikan.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si. selaku pembimbing. skripsi yang telah
memberikan arahan, bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis.
2. Ibu Dr. Sri Mulatsih dan Bapak Deni Lubis, S.Ag, M.A. Selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran.
3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi
FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
4. Sahabat Penulis Nanda Nur Rafiana, Elli Fitri Rahmawati, Novia
Trisnawulan yang telah memberi bantuan dan dukungan kepada penulis
5. Teman-teman satu bimbingan, Shinta, Dessy, Diyane, dan Fitra.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 22 Juni 2014
Elinda Egi

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

vii

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4


Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

4

Sektor Perikanan Budidaya

4

Budidaya Udang Vaname Tambak Intensif

5

Teori Fungsi Produksi

5


Fungsi Produksi Cobb-Douglass

6

Penelitian Terdahulu

7

Kerangka Pemikiran

8

Hipotesis

8

METODE PENELITIAN

9


Jenis dan Sumber Data

9

Model Penelitian

9

Uji Stasioneritas Data

10

Engle-Granger Cointegration

10

Spesifikasi Error Correction Model (ECM)

11


Metode Analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Budidaya Udang Vanamei

11
12
12

Perkembangan Output Budidaya Udang Vanamei

12

Perkembangan Input Budidaya Udang Vanamei

12

Hasil Estimasi Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang
Vanamei

15

Uji Diagnostik Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang
Vanamei

18

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang
Vanamei Pada Jangka Panjang

19

Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM)

20

Uji Diagnostik Model Error Correction Model (ECM) Budidaya
Udang Vanamei

20

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang
Vanamei Pada Jangka Pendek

21

Skala Usaha (Return to Scale) Budidaya Udang Vanamei

22

SIMPULAN DAN SARAN

23

Simpulan

23

Saran

23

DAFTAR PUSTAKA

24

LAMPIRAN

25

RIWAYAT HIDUP

35

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nilai produksi perikanan tahun 2007-2011 (Ribu rupiah)
Analisa produksi budidaya udang vanamei tambak intensif
Simbol, peubah penelitian, satuan, dan sumber data
Rata-rata produksi dan penggunaan faktor produksi budidaya udang
vanamei Indonesia tahun 1999-2012
Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada
level
Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada
first different
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang
vanamei pada jangka panjang
Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang
tahun pada jangka pendek

1
5
9
15
16
16
17
17
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Angka konsumsi ikan per kapita per tahun Indonesia tahun 2004-2012
Share sektor perikanan budidaya terhadap PDB tahun 2009-2011
Fungsi produksi, elastisitas produksi dan daerah produksi
Kerangka pemikiran
Perkembangan output budidaya udang vanamei tahun 1999-2012
Luas lahan tambak budidaya udang vanamei vanamei tahun 1999-2012
Tenaga kerja budidaya udang vanamei tahun 1999-2012
Jumlah pestisida dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012
Jumlah pupuk dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012
Jumlah benih udang vanamei tahun 1999-2012
Hasil uji normalitas engle-granger cointegration budidaya udang
vanamei
12 Hasil uji normalitas error correction model (ECM) budidaya udang
vanamei

2
3
6
8
12
13
13
14
14
15
18
21

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Variabel yang digunakan dalam penelitian
Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada
level
Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada
first different
Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya
udang tahun pada jangka panjang
Uji multikolinearitas data budidaya udang vanamei Indonesia
Uji autokorelasi data budidaya udang vanamei Indonesia
Uji heteroskedastisitas data budidaya udang vanamei Indonesia

34
35
37
39
40
41
41
41

9
10
11

Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya
udang tahun pada jangka pendek
Uji autokorelasi Model Error Correction Model (ECM) Budidaya
Udang Vanamei
Uji heteroskedastisitas Model Engle-Granger Cointegration
Budidaya Udang Vanamei

43
43
44

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di
dunia, dengan 17.480 pulau dan garis pantai sepanjang 95.181 km. Sebagai negara
kepulauan, wilayah maritim merupakan kawasan strategis dengan berbagai
keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi
sebagai penggerak perekonomian nasional serta pusat kegiatan masyarakat dengan
berbagai keunggulan fisik dan geografisnya (KKP 2007). Potensi maritim
Indonesia bersumber dari sektor perikanan, dengan 45.96% outputnya berasal dari
sektor perikanan budidaya (Table 1.). Sektor perikanan budidaya pun menyerap
3.835% angkatan kerja nasional, hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan
budidaya sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tabel 1. Nilai produksi perikanan tahun 2007-2011 (Ribu rupiah)
Tahun
Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya
Total
2007
48 431 934 804
27 928 287 250
76 360 222 054
2008
50 742 232 425
37 842 768 270
88 585 000 695
2009
53 929 365 908
40 584 215 977
94 513 581 885
2010
64 549 401 277
63 329 190 724
127 878 592 001
2011
70 031 282 945
66 549 923 290
136 581 206 235
2012
79 393 325 119
75 922 767 419
155 316 092 538
Rata-rata
611 79 590 413
52 026 192 155
113 205 782 568
Persentase
54,04%
45.96%
100%
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012

Sektor perikanan budidaya merupakan sektor penting karena sifatnya yang
mirip dengan pertanian, di mana hasil didapat dengan cara membudidayakan jenis
spesies tertentu di lahan tertentu dalam waktu yang dapat diperkirakan. Hal ini
berbeda dengan perikanan tangkap yang sifatnya dapat dikategorikan hanya
sebagai kegiatan eksploitasi saja. dengan angka konsumsi ikan Indonesia per
kapita per tahun yang terus meningkat (Gambar 1.) dan pertumbuhan rata-rata
konsumsi ikan pertahun terhitung sebesar 5.21 kg per kapita per tahun. Kegiatan
eksploitasi tidak dapat sustainable. Hal ini dikarenakan sektor perikanan
merupakan sektor yang sangat tergantung pada alam yang di dalamnya terdapat
sebuah ketidakpastian. Semakin banyak eksploitasi maka hasil yang didapat
kemungkinan akan mengalami penurunan. Oleh karena itu sangat diperlukannya
proses pembudidayaan di sektor perikanan dalam rangka penyediaan kebutuhan
pangan masyarakat yang sustainable.

2

Angka konsumsi ikan (kg/kapita/tahun)

40
35
30
y = 1.402x - 2787.3
R² = 0.9943

25
20
15
10
5
0
2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Tahun
angka konsumsi ikan

Linear (angka konsumsi ikan)

Sumber : KKP 2013

Gambar 1. Angka konsumsi ikan per kapita per tahun Indonesia tahun 2004-2012
Sektor perikanan budidaya diklasifikasikan dalam beberapa jenis budidaya,
yaitu budidaya laut, tambak, karamba, minapadi, dan kolam. Komoditas utama
ekspor perikanan Indonesia adalah udang. Udang merupakan komoditas yang
dibudidayakan di tambak. Tambak menduduki peringkat ke-2 dalam potensi lahan
budidaya perikanan Indonesia. Udang vanamei merupakan bibit udang terbanyak
yang ditebar dalam budidaya tambak Indonesia. Oleh karena itu komoditas udang
vanamei penting bagi pertumbuhan perekonomian maritim Indonesia. Udang
vanamei merupakan udang introduksi yang secara resmi ditetapkan sebagai salah
satu komoditas unggulan perikanan budidaya oleh Menteri kelautan dan perikanan
pada tahun 2001.

Perumusan Masalah
Share Sektor perikanan budidaya terhadap PDB nasional menunjukkan
peningkatan trend (Gambar 2.) namun sektor ini hanya berkontribusi sebesar
4.75% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini menunjukkan
bahwa sektor perikanan budidaya belum secara maksimal berkontribusi besar
dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Rendahnya kontribusi terhadap PDB
pun menunjukkan bahwa mungkin terdapat produktivitas yang rendah disektor
perikanan budidaya.

2013

Share Sektor perikanan budidaya
terhadap PDB (%)

3

6%
5%
4%
y = 0.0093x + 0.0218
R² = 0.8491

3%
2%
1%
0%
2009

2010

2011

Tahun
Y-Values

Linear (Y-Values)

Sumber : KKP 2013

Gambar 2. Share sektor perikanan budidaya terhadap PDB tahun 2009-2011
Produktivitas merupakan sebuah ukuran efisiensi, yakni konsep teknis yang
mengacu pada perbandingan output terhadap input (Supriyanto 2002).
Produktivitas yang tinggi merupakan salah satu hal yang harus dicapai oleh sektor
perikanan agar output yang dihasilkan semakin tinggi.
Potensi lahan budidaya perikanan Indonesia masih sangat tinggi. Peluang
pengembangan usaha budidaya perikanan Indonesia masih sangat tinggi yaitu
sebesar 93.66% dari seluruh potensi lahan budidaya perikanan. Peluang usaha
pengembangan budidaya tambak masih sangat tinggi. Potensi lahan budidaya
tambak di Indonesia sebesar 2.9 juta Ha, namun pemanfaatannya hanya sebesar
657346 Ha. Artinya masih ada 77.82% peluang pengembangan usaha budidaya
tambak. Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan budidaya perikanan khususnya
budidaya tambak media untuk budidaya udang vanamei, maka diperlukan kajian
atau analisis tentang faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang
vanamei. Pengkajian tersebut diharapkan dapat menarik investor ataupun
masyarakat untuk lebih memanfaatkan potensi lahan perikanan budidaya yang ada.
Berdasarkan perumusan dan latar belakang tersebut dapat dirumuskan
beberapa masalah yang dapat dibahas dalam penelitian ini, hal tersebut adalah
bagaimana perkembangan output serta input budidaya udang vanamei Indonesia
tahun 1999 sampai 2012?. Selain itu, faktor-faktor produksi (input) apa sajakah
yang memengaruhi output budidaya udang vanamei serta bagaimana skala usaha
budidaya udang vanamei Indonesia?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dapat
dirumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisis perkembangan output budidaya udang vanamei Indonesia tahun
1999-2012.
2. Manganalisis perkembangan faktor-faktor produksi (input) budidaya udang
vanamei selama tahun 1999-2012.

4

3. Menganalisis faktor-faktor produksi yang memengaruhi tingkat output
budidaya udang vanamei pada jangka panjang dan jangka pendek.
4. Menganalisis skala usaha budidaya udang vanamei Indonesia.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi, masukan, dan bahan pertimbangan
bagi pemerintah dalam penyusunan kebijakan yang terkait dengan peningkatan
output budidaya udang vanamei.
2. Dapat dijadikan sebagai informasi bagi penelitian-penelitian serupa di masa yang
akan datang.
3. Sebagai bagian dari proses pembelajaran dan sarana untuk mendalami
pengetahuan bagi penulis.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi output
budidaya udang vanamei Indonesia dengan menggunakan data sekunder dari
berbagai sumber data yang tersedia. Faktor Produksi yang digunakan adalah
jumlah tenaga kerja atau pembudidaya, luas lahan budidaya, benih yang ditebar
serta jumlah penggunaan sarana produksi (pupuk dan pestisida) dalam budidaya
udang vanamei. Nilai output yang digunakan adalah volume produksi budidaya
udang vanamei. Variabel yang digunakan adalah periode tahun 1999 sampai 2012.

TINJAUAN PUSTAKA
Sektor Perikanan Budidaya
Sektor perikanan budidaya adalah sektor perekonomian di Indonesia yang
berkegiatan dalam bidang budidaya ikan/binatang lainnya/tanaman air. Budidaya
sendiri merupakan kegiatan memelihara ikan atau binatang air lainnya atau
tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan. Pada umumnya budidaya
perairan yang dikelilingi galengan atau tanggul (seperti tambak, kolam), pagar dan
lainnya. (KKP 2012). Perikanan budidaya Indonesia diklasifikasikan atas jenis
budidaya berikut:
1. Budidaya laut atau marine culture
2. Budidaya tambak atau brackish water pond culture
3. Budidaya kolam atau freshwater pond culture
4. Budidaya karamba atau cage culture
5. Budidaya jaring apung atau floating net culture
6. Budidaya sawah atau paddy field culture

5

Budidaya Udang Vanamei Tambak Intensif
Udang Vanamei (Lithopenaeus vannamei) adalah udang yang berasal dari
bagian barat pantai Amerika Latin, udang ini telah berhasil dibudidayakan di
daerah tropis, di beberapa wilayah Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki
oleh udang vanamei antara lain, responsif terhadap pakan, dapat di tebar dengan
kepadatan tinggi karena mengisi kolom air dalam pemeliharaannya. Udang
vanamei juga memiliki pasaran yang luas di tingkat internasional. Ukuran Pasar
dapat dijual pada ukuran 15 - 25 gram/ekor atau pada saat udang berumur sekitar
100 hari. Udang vanamei membutuhkan pakan dengan kandungan protein 25 –
30%, lebih rendah daripada udang windu. Daerah pengembangan usaha
pembudidayaan udang vanamei adalah Provinsi Lampung, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Nangroe Aceh Darusalam (NAD),
Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan.
Tabel 2. Analisa produksi budidaya udang vanamei tambak intensif
No.
Faktor Input
Penggunaan
Satuan
Sumber
atau hasil
1. Padat
tebar
3000
Ekor/m3 BPTP Sulawesi Selatan
benih
2002
2. Berat rata-rata
21.12
gram/ekor DJPB 2012
per ekor
3. Output
0.7
Ton/Ha
DJPB 2011
4. Pestisida
7.2
Kg/Ha/60 BPTP Sulawesi Selatan
cm
2002
Teori Fungsi Produksi
Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material dan kekuatan
(input, faktor, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu
barang atau jasa (Beattie dan Taylor 1994). Produksi membutuhkan faktor-faktor
produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Lipsey (1995)
mengatakan bahwa faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam
memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, seringkali terdiri dari
kategori dasar, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal. Meskipun dalam suatu proses
produksi terdapat banyak faktor produksi yang digunakan, namun tidak semua
faktor produksi digunakan dalam analisis fungsi produksi. Hal ini tergantung dari
penting tidaknya pengaruh dari faktor produksi terhadap hasil produksi.
Menurut Nicholson (2002), fungsi produksi suatu barang memperlihatkan
jumlah output maksimum yang bisa diperoleh dengan menggunakan berbagai
alternatif kombinasi input. Hubungan antara input dan output bisa diformulasikan
oleh suatu fungsi produksi secara matematis, yaitu (persamaan 1) :
Y = F(X1, X2, X3,……, Xn)

(1)

6

dimana:
Y
= total output yang dihasilkan dalam satu periode tertentu,
Xn
= input yang digunakan dalam memproduksi output,
F
= bentuk hubungan yang mentransformasikan input-input ke dalam output.
Fungsi produksi dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik, dengan asumsi
bahwa hanya ada satu faktor produksi saja yang berubah sedangkan faktor
produksi lainnya dianggap tetap atau ceteris paribus. Grafik fungsi produksi dapat
dilihat pada Gambar 3. berikut ini:

Sumber: Nicholson 1994

Gambar 3. Fungsi produksi, elastisitas produksi dan daerah produksi
Produk Total (PT) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
input dengan output. Ketika salah satu faktor produksi meningkat dan faktor
produksi lainnya dianggap konstan, maka jumlah output akan meningkat sampai
pada batas maksimum. Jika sudah melebihi batas maksimum, maka output yang
dihasilkan akan semakin menurun. Kurva produk total dapat diturunkan menjadi
kurva produk marjinal (PM) dan kurva produk rata-rata (PR). Produk rata-rata
adalah hasil pembagian antara output total dengan input total produksi yang
digunakan. Produk Marjinal (PM) adalah keluaran tambahan yang dapat
diproduksi dengan menggunakan satu unit tambahan dari masukan tersebut sambil
mempertahankan semua masukan lain tetap konstan (Nicholson 1994).

Fungsi Produksi Cobb-Douglass
Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan
dua atau lebih variabel; variabel yang satu disebut dengan variabel dependen (Y),
dan yang lain disebut variabel independen (X) (Soekartawi 2002). Fungsi ini
memiliki kelebihan yaitu koefisien fungsi produksinya sudah merupakan

7

elastisitas produksi, dapat mengurangi terjadinya heteroskedastisitas, dan jumlah
koefisien dapat digunakan untuk menduga skala usaha dari proses produksi.
(2)
dimana:
Y
= output (variabel yang dijelaskan)
a
= intersep
bi
= koefisien regresi penduga variabel ke-i
Xi
= jenis faktor produksi ke-i (variabel yang menjelaskan)
= residual
e
= 2.1782 (logaritma natural)

Untuk memudahkan pendugaan terhadap Ep maka persamaan tersebut diubah
menjadi bentuk linier persamaan tersebut seperti berikut:
( 3
)

Penelitian Terdahulu
Penelitian
Andriyanto et al.
2013
(Jurnal), Analisis
faktor-faktor
produksi usaha
pembesaran udang
vanname
(litopenaeus
vannamei) di
kecamatan paciran
kabupaten
Lamongan Jawa
Timur
Suparmono 2008
(jurnal),
analisis optimasi
faktor produksi
budidaya udang
Galah di kecamatan
Minggir, kabupaten
Sleman
Asmanah et al. 2009
(Jurnal Tesis),
faktor-faktor yang
mempengaruhi
produksi perikanan
budidaya

Variabel

Keterangan

Tenaga kerja (+)
Pupuk (+)
Pakan (+)
Padat tebaran (+)

Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh

Luas Kolam
Tokolan (+)
Urea (-)
TSP (+)
Kapur (-)
Pakan (+)
Tenaga kerja (+)

Tidak Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh

Pupuk (+)
Benih (+)
RTP (+)
Luas lahan (+)

Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh

Model Dan Metode
Analisis
Pendekatan fungsi
Cobb-Douglass
Metode OLS

Pendekatan fungsi
produksi CobbDouglass

fungsi produksi
Cobb Douglass
Metode analisis data
panel dari
tahun 2005-2009.

8

Di Jawa Tengah

Kerangka Pemikiran
Sektor
Perikanan Budidaya
Input Produksi :
1. Tenaga Kerja (TK)
2. Pupuk (PPK)
3. Pestisida (PES)
4. Lahan tambak (LHN)
5. Benih (B)

Udang Vanamei

Faktor-faktor produksi yang memengaruhi
output budidaya udang vanamei
Gambar 4. Kerangka pemikiran
Konsep pemikiran penelitian (Gambar 4.) ini berawal dari komoditas utama
ekspor perikanan Indonesia adalah udang. Udang merupakan komoditas yang
dibudidayakan di 23.65% lahan tambak Indonesia. Udang vanamei merupakan
jenis udang yang terbanyak di budidayakan. Budidaya udang vanamei memiliki
faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja atau pembudidaya, luas lahan
tambak dan jumlah benih, serta sarana produksi (pupuk dan pestisida). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi output serta
menganalisis skala hasil usaha budidaya udang vanamei Indonesia.

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan, dan alur kerangka pemikiran, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Variabel tenaga kerja atau pembudidaya berpengaruh positif terhadap output.
Artinya, semakin banyak jumlah tenaga kerja atau pembudidaya maka akan
meningkatkan output.
2. Variabel luas lahan tambak berpengaruh positif terhadap output. Artinya,
semakin banyak luas lahan tambak maka akan meningkatkan output.
3. Variabel benih berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak
benih yang ditebar maka akan meningkatkan output.
4. Variabel pupuk berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak
jumlah pupuk yang digunakan maka akan meningkatkan output.

9

5. Variabel pestisida berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin
banyak jumlah pestisida yang digunakan maka akan meningkatkan output.
6. Produksi budidaya udang vanamei masih dapat dioptimalkan karena masih
berada pada daerah Increasing Return to Scale (IRTS).

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk data deret waktu (time series) yang bersifat tahunan (annually) yaitu
periode 1999 sampai 2012 di Indonesia. Data diperoleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan serta berbagai literatur dari media cetak maupun internet. Data
yang digunakan terdiri dari data volume output budidaya udang vanamei, luas
lahan budidaya udang, jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei,
jumlah pupuk dan jumlah pestisida yang digunakan, serta jumlah benih yang
ditebar pada budidaya udang Deskripsi data yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk logaritma natural.
Tabel 3. Simbol, peubah penelitian, satuan, dan sumber data
Simbol
LnY
LnTK

Deskripsi
Volume produksi budidaya udang vanamei
Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang
vanamei
Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya
udang vanamei
Luas lahan budidaya udang vanamei
Jumlah pestisida yang digunakan pada
budidaya udang vanamei
Jumlah benih yang ditebar pada budidaya
udang vanamei

LnPPK
LnLHN
LnPES
LnB

Satuan
Ton
orang

Sumber
KKP
KKP

Kg

KKP

Ha
Kg

KKP
KKP

Ribu ekor

KKP

Model Penelitian
Berdasarkan persamaan Cobb-Douglas
menggunakan persamaan sebagai berikut :

(2),

maka

penelitian

ini

(4)

Linearisasi persamaan (4) menghasilkan bentuk sebagai berikut :
(5)

dimana :
LnYt

=

Volume produksi budidaya udang vaname periode t

10

LnTKt
LnPPKt
LnPESt
LnLHNt

=
=
=
=

LnBUt

=
=
=

Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei periode t
Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t
Jumlah pestisida yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t
Luas lahan tambak yang digunakan di budidaya udang vanamei
periode t
Jumlah benih yang ditebar di budidaya udang vanamei periode t
Parameter yang diduga
Error term periode t

Uji Stasioneritas Data
Hal penting yang berkaitan dengan studi atau penelitian dengan
menggunakan data time series adalah stasioneritas. Data yang tidak stasioner
dapat menyebabkan spurious regression, yaitu regresi yang menggambarkan
hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik
padahal dalam kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut.
Pengujian untuk mengukur stasioneritas dilakukan dengan menggunakan
Augmented Dickey Fuller (ADF) test atau uji akar-akar unit (unit root test).
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
H0 = data tidak stasioner (mengandung unit root)
H1 = data stasioner (tidak mengandung unit root)
Penolakan H0 menunjukkan data yang dianalisis sudah stasioner. Data dikatakan
stasioner jika ADF test statistics lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon.(Gujarati
1993)
Engle-Granger Cointegration
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (equilibrium) antara
variabel-variabel yang tidak stasioner dan residual dari kombinasi linier tersebut
harus stasioner. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya kestabilan jangka panjang antara variabel-variabel yang ada sehingga
dapat digunakan dalam sebuah persamaan. Metode yang digunakan dalam
pengujian ini adalah metode Engle-Granger Cointegration Test yang biasanya
dilakukan pada persamaan tunggal yang searah.
Engle-Granger Cointegration pada dasarnya menggunakan metode
Augmented Dickey-Fuller (ADF) yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
dilakukan dengan meregresikan persamaan variabel dependen dengan variabel
independen. Output budidaya udang vanamei diregresikan dengan tenaga kerja,
luas lahan tambak, benih, pestisida dan pupuk. Kemudian didapatkan residual (u)
dari persamaan tersebut.
Tahapan kedua dilakukan dengan menggunakan metode ADF yang menguji
akar-akar unit terhadap (u) dengan hipotesis yang sama dengan hipotesis akarakar unit ADF sebelumnya. Jika hipotesis nol ditolak atau signifikan maka
variabel u adalah stasioner atau dalam hal ini ada kombinasi linier antara output
budidaya udang vanamei diregresikan dengan tenaga kerja, luas lahan tambak,
benih, pestisida dan pupuk atau stasioner untuk u = I(0). Artinya meskipun
variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner namun dalam jangka panjang
variabel-variabel tersebut cenderung menuju pada keseimbangan. Oleh karena itu,
kombinasi linier dari variabel-variabel ini disebut regresi kointegrasi dan

11

parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut
sebagai co-integrated parameters atau koefisien-koefisien jangka panjang. Adapun
model yang digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi output
budidaya udang vanamei pada jangka panjang adalah :
(6)

dimana :
LnYt
LnTKt
LnPPKt
LnPESt
LnLHNt

=
=
=
=
=

LnBUt

=
=
=

Volume produksi budidaya udang vaname periode t
Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei periode t
Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t
Jumlah pestisida yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t
Luas lahan tambak yang digunakan di budidaya udang vanamei
periode t
Jumlah benih yang ditebar di budidaya udang vanamei periode t
Parameter yang diduga
Error term periode t

Spesifikasi Error Correction Model (ECM)
Spesifikasi model yang digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang
memengaruhi output budidaya udang vanamei pada jangka pendek adalah sebagai
berikut (dalam logaritma natural):
γut-1

(7)

dimana :
LnYt
LnTKt
LnPPKt
LnPESt
LnLHNt

=
=
=
=
=

LnBUt
γut-1

=
=
=
=

D

=

Volume produksi budidaya udang vaname periode t
Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei periode t
Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t
Jumlah pestisida yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t
Luas lahan tambak yang digunakan di budidaya udang vanamei
periode t
Jumlah benih yang ditebar di budidaya udang vanamei periode t
Parameter yang diduga
Error term periode t
First Different

Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif.
Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang terkait
dalam penelitian ini. Metode kuantitatif yang digunakan menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi output menggunakan metode Engle-Granger
Cointegration dan error correction model (ECM). Pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan program Eviews 6 dan Microsoft Excel 2007.

12

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Budidaya Udang Vanamei
Perkembangan Output Budidaya Udang Vanamei

Volume Produksi (Ton)

Gambar 5. memperlihatkan bahwa tren volume produksi budidaya udang
vanamei cenderung terus meningkat. Walaupun pada periode 1999 sampai 2006
peningkatan nilai output cenderung rendah namun periode tahun 2006 sampai
2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan output tertinggi
terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 56.1%. Penurunan output tercatat hanya
pada tahun 2006 dan 2009. Sehingga pertumbuhan rata-rata output budidaya
udang vanamei pertahun adalah sebesar 13.06%. Rata-rata produksi udang
vanamei tahun 2008 sampai 2012 tertinggi terjadi di Provinsi Lampung sebesar
18.36%, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 15.25% dan Jawa Barat sebesar
13.00% dari keseluruhan produksi udang vanami Indonesia.
250000
200000
150000
100000
50000
0
1998

2000

2002

2004

2006
Tahun

2008

2010

2012

2014

Volume Produksi
Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 5. Perkembangan output budidaya udang vanamei tahun 1999-2012

Perkembangan Input Budidaya Udang Vanamei
Gambar 6. memperlihatkan bahwa tren luas lahan budidaya udang vanamei
cenderung meningkat di tahun 1999 sampai 2003 dan tahun 2004 sampai 2012.
Pertumbuhan luas lahan tambak tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar
19.5%. Penurunan luas lahan tambak tercatat hanya pada tahun 2004 dan 2012.
Sehingga pertumbuhan rata-rata luas lahan tambak budidaya udang vanamei
pertahun adalah sebesar 0.528%. Rata-rata pemanfaatan luas lahan tambak untuk
budidaya udang vanamei tahun 2008 sampai 2012 tertinggi terdapat di Provinsi
Jawa Barat, Provinsi lampung, dan sumatera selatan.

Luas Lahan Tambak (Ha)

13

140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
1998

2000

2002

2004

2006
Tahun

2008

2010

2012

2014

Luas Lahan Tambak Udang (Ha)
Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 6. Luas lahan tambak budidaya udang vanamei tahun 1999-2012

Pembudidaya udang vanamei
(orang)

Gambar 7. memperlihatkan bahwa tren jumlah tenaga kerja atau
pembudidaya udang vanamei cenderung meningkat. Pertumbuhan jumlah tenaga
kerja atau pembudidaya udang vanamei tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu
sebesar 17.52%. Sehingga pertumbuhan rata-rata jumlah tenaga kerja atau
pembudidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 7.69%.
100000
80000
60000
40000
20000
0
1998

2000

2002

2004

2006
Tahun

2008

2010

2012

2014

Tenaga Kerja
Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 7. Tenaga kerja budidaya udang vanamei tahun 1999-2012
Gambar 8. memperlihatkan bahwa tren jumlah pestisida yang digunakan
dalam budidaya udang vanamei cenderung meningkat. Peningkatan penggunaan
pestisida tertinggi terjadi pada tahun 2009. Sehingga, pertumbuhan rata-rata
jumlah pestisida yang digunakan dalam budidaya udang vanamei pertahun adalah
sebesar 8.27%.

14

Jumlah Pestisida (Kg)

250000.0
200000.0
150000.0
100000.0
50000.0
0.0
1998

2000

2002

2004

2006
Tahun

2008

2010

2012

2014

Jumlah Pestisida (Kg)
Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 8. Jumlah pestisida dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012

Jumlah Pupuk (Kg)

Gambar 9. memperlihatkan bahwa tren jumlah pupuk yang digunakan
dalam budidaya udang vanamei cenderung meningkat. Pertumbuhan jumlah
pupuk tertinggi terjadi pada tahun 2004. Sehingga pertumbuhan rata-rata jumlah
pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar
18.01%.
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
1998

2000

2002

2004

2006
Tahun

2008

2010

2012

2014

Jumlah Pupuk (Kg)
Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 9. Jumlah pupuk dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012
Gambar 10. memperlihatkan bahwa tren jumlah benih udang vanamei
cenderung meningkat. Penurunan trend hanya terjadi pada tahun 2006 dan 2007.
Sehingga pertumbuhan rata-rata benih udang vanamei yang digunakan dalam
budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 6.78%.

Jumlah benih udang (Ribu ekor)

15

600000000
500000000
400000000
300000000
200000000
100000000
0
1998

2000

2002

2004

2006
Tahun

2008

2010

2012

2014

Jumlah Benih (ribu ekor)
Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 10. Jumlah benih udang vanamei tahun 1999-2012
Tabel 6. Menjelaskan rata-rata penggunaan faktor produksi (Input) pada
budidaya udang vanamei. Hasil penelitian ini menunjukkan ahwa penggunaan
pupuk pada budidaya udang vanamei Indonesia masih dalam skala wajar
pemakaian. Hal ini karena secara teknis penggunaan pupuk bagi pengelolaan
tambak yang baik adalah 60 Kg per hektar (BPTP Sulawesi Selatan 2011). Benih
yang ditebar sebanyak 3755 ribu ekor per hektar area. Hal ini masih dalam skala
wajar karena padat tebar yang dianjurkan oleh BPTP Sulawesi Selatan adalah
sebesar 3000 ekor per m3. Volume produksi udang vanamei pada lahan tambak
Indonesia adalah sebesar 1.23 ton per hektar area. Tabel 4. juga menunjukkan
bahwa rata-rata penggunaan pestisida pada budidaya udang vanamei tahun 1999
sampai 2012 adalah sebesar 1.19 Kg per hektar. Hal tersebut masih dalam batas
wajar penggunaan. Secara teknis penggunaan pestisida bagi pengelolaan tambak
yang baik adalah 12 Kg/Ha/1m atau 7.2 Kg/Ha/60cm kedalaman air (BPTP
Sulawesi Selatan 2011).
Tabel 4. Rata-rata produksi dan penggunaan faktor produksi
budidaya udang vanamei Indonesia tahun 1999-2012
Faktor Produksi

Pupuk (PPK)
Pestisida (PES)
Benih (B)
Volume Produksi (Y)

Per Hektar
36.25
Kg
1.19
Kg
3755
Ribu ekor
1.23
Ton

Sumber: KKP 2012, diolah

Hasil Estimasi Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang
Vanamei
Tahap awal yang dilakukan dalam menganalisis data time series adalah uji
kestasioneran data. Hal tersebut dilakukan agar dapat melihat ada tidaknya unit
root pada setiap variabel sehingga menyebabkan hubungan diantara variabel
menjadi tidak valid. Uji stasioneritas yang digunakan didasarkan pada uji

16

Augmented Dickey Fuller (ADF) pada tingkat level dan first difference. Kriteria
uji dalam ADF ini membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritikal
dalam tabel Dickey Fuller. Apabila nilai ADF statistik lebih kecil dari nilai
MacKinnon Critical Value maka data bersifat stasioner. Hasil olahan uji stasioner
data pada tingkat level dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 5. Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada
level
Nilai ADF
t-statistics
LnY
-1.885957
LnTK
-2.349274
LnPPK -3.285581
LNPES -1.605262
LNLHN -2.033282
LNB
-3.999408
Variabel

Nilai Kritis MacKinnon
1%
5%
10%
-4.886426 -3.828975 -3.362984
-4.886426 -3.828975 -3.362984
-4.992279 -3.875302 -3.388330
-4.886426 -3.828975 -3.362984
-4.886426 -3.828975 -3.362984
-5.124875 -3.933364 -3.420030

Keterangan
Tidak stasioner
Tidak stasioner
Tidak stasioner
Tidak stasioner
Tidak stasioner
Stasioner*

Keterangan: **data stasioner pada taraf nyata 5%, 10%

Tabel 5. Menunjukkan hanya terdapat 1 variabel yang stasioner pada level,
dan 5 variabel lainnya tidak stasioner pada level. Variabel yang stasioner hanya
variabel benih karena mempunyai nilai ADF t-statistics yang lebih kecil daripada
nilai kritis MacKinnon. Berdasarkan hasil tersebut, maka kembali dilakukan
pengujian ADF test lanjutan pada tingkat first difference yang dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Tabel 6. Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada
first different
Nilai ADF
t-statistics
LnY
-3.671549
LnTK
-2.127799
LnPPK -3.745204
LNPES -2.145950
LNLHN -3.650589
LNB
-2.340385
Variabel

Nilai Kritis MacKinnon
1%
5%
10%
-5.124875 -3.933364 -3.420030
-2.771926 -1.974028 -1.602922
-4.200056 -3.175352 -2.728985
-2.771926 -1.974028 -1.602922
-2.771926 -1.974028 -1.602922
-2.771926 -1.974028 -1.602922

Keterangan
Stasioner***
Stasioner**
Stasioner**
Stasioner**
Stasioner*
Stasioner**

Keterangan: * data stationer pada taraf nyata 1%, 5%, 10%
** data stasioner pada taraf nyata 5%, 10%

Uji akar unit pada tingkat first difference ini dilakukan sebagai konsekuensi
dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas pada level. Tabel 6. menunjukkan
bahwa semua data yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada first
difference sehingga terintegrasi pada derajat satu (I(1)). Setelah melakukan uji
stasioneritas data, maka dilakukan uji kointegrasi
Uji kointegrasi dilakukan untuk memperoleh hubungan jangka panjang yang
stabil antara variabel-variabel yang terintegrasi pada derajat yang sama.
Berdasaran hasil uji stasioneritas, seluruh variabel dalam penelitian ini terintegrasi
pada derajat yang sama yaitu I(1). Dengan demikian dapat dilakukan uji

17

kointegrasi. Uji kointegrasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah EngleGranger Cointegration. Engle-Granger Cointegration digunakan untuk
mengestimasi hubungan jangka panjang antara Output budidaya udang vanamei
dengan tenaga kerja (TK), luas lahan tambak udang vanamei (LHN), benih yang
ditebar (B), pestisida (PES), dan pupuk (PPK). Tahap awal dari Engle-Granger
Cointegration adalah dengan meregresi persamaan OLS antara variabel dependen
dan variabel independen. Kemudian setelah meregresi persamaan didapatkan
residual dari persamaan tersebut. Uji ADF pada residual bersifat stasioner pada
level atau I(0) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang digunakan
cenderung menuju keseimbangan pada jangka panjang walaupun pada tingkat
level terdapat variabel yang tidak stasioner. Adapun hasil outputnya dapat dilihat
pada Tabel 7 dan lampiran 5.
Tabel 7. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya
udang tahun pada jangka panjang
Variabel
LNPPK
LNPES
LNLHN
LNB
LNTK
C
R2 = 0.9999

Koefisien
Standar error t-statistics
Probabilitas
0.12451
0.0392
3.1735
0.0131**
0.25416
0.0157
16.2194
0.0000*
0.41151
0.0564
7.2917
0.0001*
0.62942
0.1278
4.9257
0.0012*
0.58628
0.1150
5.0967
0.0009*
-16.68489
2.0238
-8.2443
0.0000*
2
Adjusted R = 0.9999
F-statistics = 134954.2

Keterangan : * data stationer pada taraf nyata 1%, 5%, 10%
** data stationer pada taraf nyata 5%, 10%

Berdasarkan informasi yang tertuang dalam Tabel 8. diketahui bahwa nilai
ADF t-statistic lebih kecil daripada nilai kritis MacKinnon pada taraf nyata 1
persen, 5 persen, maupun 10 persen, sehingga residual persamaan regresi stasioner
pada tingkat level (hasil output eviewsdapat dilihat pada lampiran 4.). Hal ini
mengindikasikan terdapat hubungan kointegrasi diantara variabel yang digunakan.
Berdasarkan hasil Engle-Granger Cointegration terbentuklah persamaan berikut:
Tabel 8. Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level
Nilai ADF
Nilai Kritis MacKinnon
Variabel
Keterangan
t-statistics
1%
5%
10%
e
-4.994477 -2.754993 -1.970978 -1.603693 Stasioner*
Keterangan : * data stasioner pada taraf nyata 1%, 5%, 10%

Berdasarkan estimasi tersebut, maka didapatkan persamaan berikut:
LNYt = – 16.68 + 0.59 LnTKt +0.12 LnPPKt + 0.25 LnPESt + 0.41 LnLHNt +
0.62 LnBt
Hasil estimasi tersebut menunjukkan bahwa model ini dapat menjelaskan faktorfaktor yang memengaruhi volume produksi (output) budidaya udang vanamei

18

pada jangka panjang sebesar 99.99%. hal tersebut dikarenakan nilai R-Squared
yang bernilai 0.9999.

Uji Diagnostik Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang
Vanamei
Uji diagnostik ekonometrika digunakan untuk mengidentifikasi apakah hasil
estimasi Engle-Granger Cointegration terbebas dari permasalahan yang berkaitan
dengan asumsi klasik BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) seperti
normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan uji multikolinearitas.
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linier
antar variabel independent. hasil correlation analysis pada lampiran 6.
menunjukan bahwa Korelasi antar peubah bebas tidak begitu kuat mendekati 1,
maka diasumsikan tidak ada multikolinieritas.
Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BreuschGodfrey Serial Correlation LM Test. Nilai probabilitas (0.4991) yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan taraf nyata 10% menunjukkan bahwa tidak terdapat
permasalahan autokorelasi dalam model persamaan tersebut. Adapun hasil
olahannya dapat dilihat dalam Lampiran 7.
Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah White
Heteroscedasticity Test (no cross term). Probabilitas Obs*R-squared sebesar
0.4607 yang lebih besar dibandingkan taraf nyata 10% membuat model persamaan
tersebut terbebas dari problem heteroskedastisitas. Adapun hasil olahannya dapat
dilihat dalam Lampiran 8.
Uji normalitas Jarque-Bera dilakukan untuk memeriksa apakah error term
mendekati distribusi normal. Hasil yang diperoleh (Gambar 12.) menunjukkan
bahwa error term terdistribusi secara normal karena nilai probabilitas sebesar
0.5426 yang lebih besar dari taraf nyata 10% (α = 10%).

Gambar 11. Hasil uji normalitas engle-granger cointegration budidaya udang
vanamei

19

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang
Vanamei Pada Jangka Panjang
Hasil estimasi Engle-Granger Cointegration (Tabel 7.) pada persamaan
linierisasi fungsi produksi Cobb-Douglas terbukti telah memenuhi asumsi klasik
regresi. Estimasi tersebut menjelaskan bahwa, variabel tanaga kerja atau
pembudidaya udang vanamei berpengaruh positif dan signifikan terhadap output
budidaya udang vanamei pada jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai
probabilitas sebesar 0.0009 yang lebih kecil dari taraf nyata atau
yang
digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah tenaga kerja
atau pembudidaya udang vanamei sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan
pada volume (output) sebesar 0.59% pada jangka panjang, ceteris paribus. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Suparmono 2008 yang menjelaskan bahwa
jumlah tenaga kerja atau pembudidaya berpengaruh signifikan dan positif
terhadap produksi atau output perikanan budidaya. Hasil penelitian ini pun sesuai
dengan hipotesis awal.
Variabel pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei
berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada
jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.0131 yang lebih
kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 2%. Artinya peningkatan yang
terjadi pada jumlah pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei
sebesar 1% menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.12% pada
jangka panjang, ceteris paribus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Andriyanto et al. 2013 yang menjelaskan bahwa jumlah pupuk berpengaruh
signifikan dan positif terhadap produksi atau output perikanan budidaya. Hasil
penelitian ini pun sesuai dengan hipotesis awal.
Variabel pestisida yang digunakan dalam budidaya udang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada jangka
panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas pestisida sebesar 0.0000 yang lebih
kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang
terjadi pada jumlah pestisida yang digunakan dalam budidaya udang vanamei
sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.25%
pada jangka panjang, ceteris paribus. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal.
Variabel luas lahan tambak yang digunakan dalam budidaya udang vanamei
berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang pada jangka
panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas luas lahan tambak sebesar 0.0001
yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya
peningkatan yang terjadi pada luas lahan tambak yang digunakan dalam budidaya
udang sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar
0.41% pada jangka panjang, ceteris paribus. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis
awal dan penelitian suparmono yang menjelaskan bahwa luas kolam berpengaruh
signifikan dan positif terhadap output budidaya udang galah.
Variabel benih udang berpengaruh positif dan signifikan terhadap output
budidaya udang pada jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas jumlah
benih udang vanamei sebesar 0.0012 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang
digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah benih udang
vanamei yang digunakan dalam budidaya sebesar 1% akan menyebabkan
peningkatan pada volume (output) sebesar 0.62% pada jangka panjang, ceteris

20

paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dan andriyanto et al. yang
menjelaskan bahwa padat tebaran berpengaruh positif terhadap output budidaya
udang vename di Jawa Timur.
Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM)
Error Correction Model (ECM) digunakan untuk mengestimasi model
dinamis jangka pendek dari variabel output budidaya udang vanamei sebagai
variabel dependen. Penggunaan metode estimasi ECM dapat menggabungkan efek
jangka pendek dan jangka panjang yang disebabkan oleh fluktuasi dan time lag
dari masing variabel independen. Dalam penelitian ini, estimasi ECM untuk
output budidaya udang vanamei dilakukan dengan cara merestriksi variabelvariabel yang berpengaruh terhadapnya. Hasil estimasi Error Correction Model
(ECM) dapat dilihat pada Tabel 9 dan lampiran 9.
Tabel 9. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya
udang pada jangka pendek
Variabel
D(LNTK)
D(LNPPK)
D(LNPES)
D(LNLHN)
D(LNB)
E(-1)
C

R2 = 0.9986

Koefisien

Standar error

0.865737
0.040484
0.213059
0.531583
0.901493
-0.970138
-0.005730

0.238473
0.042882
0.035265
0.054392
0.045067
0.142807
0.018117

Adjusted R2 = 0.9972

t-statistics
3.630335
0.944076
6.041626
9.773183
20.00345
-6.793370
-0.316274

Probabilitas
0.0110
0.3816
0.0009
0.0001
0.0000
0.0005
0.7625

F-statistics = 731.77

Keterangan : * data stationer pada taraf nyata 1%

Berdasarkan hasil Error Correction Model (ECM) terbentuklah persamaan
berikut:
LNYt = – 0.006 + 0.866 LnTKt + 0.040 LnPPKt + 0.213 LnPESt + 0.531
LnLHNt + 0.901 LnBt – 0,970 (ECT)t-1
Hasil estimasi tersebut menunjukkan bahwa model ini dapat menjelaskan faktorfaktor yang memengaruhi volume produksi (output) budidaya udang vanamei
pada jangka panjang sebesar 99.86%. hal tersebut dikarenakan nilai R-Squared
yang bernilai 0.9986.
Uji Diagnostik Model Error Correction Model (ECM) Budidaya Udang
Vanamei
Uji diagnostik ekonometrika digunakan untuk mengidentifikasi apakah hasil
estimasi Engle-Granger Cointegration terbebas dari permasalahan yang berkaitan
dengan asumsi klasik BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) seperti
normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BreuschGodfrey Serial Correlation LM Test. Nilai probabilitas (0.1252) yang lebih besar

21

apabila dibandingkan dengan taraf nyata 10% menunjukkan bahwa tidak terdapat
permasalahan autokorelasi dalam model persamaan tersebut. Adapun hasil
olahannya dapat dilihat dalam Lampiran 10.
Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah White
Heteroscedasticity Test (no cross term). Probabilitas Obs*R-squared sebesar
0.2802 yang lebih besar dibandingkan taraf nyata 10% membuat model persamaan
tersebut terbebas dari problem heteroskedastisitas. Adapun hasil olahannya dapat
dilihat dalam Lampiran 11.
Uji normalitas Jarque-Bera dilakukan untuk memeriksa apakah error term
mendekati distribusi normal. Hasil yang diperoleh (Gambar 12.) menunjukkan
bahwa error term terdistribusi secara normal karena nilai probabilitas sebesar
0.8107 yang lebih besar dari taraf nyata 10% (α = 10%).

Gambar 12. Hasil uji normalitas error correction model (ECM) budidaya udang
vanamei
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang
Vanamei Pada Jangka Pendek
Hasil estimasi