Penentuan tingkat kerentanan dan karakteristik curah hujan pada penyakit diare (Studi Kasus: Kabupaten Bogor)

PENENTUAN TINGKAT KERENTANAN DAN
KARAKTERISTIK CURAH HUJAN PADA PENYAKIT DIARE
(Studi Kasus : Kabupaten Bogor)

MUHAMMAD SYAFEI

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan tingkat
kerentanan dan karakteristik curah hujan pada penyakit diare (studi kasus:
Kabupaten Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Muhammad Syafei
NIM G24100068

ABSTRAK
MUHAMMAD SYAFEI. Penentuan Tingkat Kerentanan dan Karakteristik Curah
Hujan Pada Penyakit Diare (Studi Kasus: Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh
RINI HIDAYATI.
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih
tinggi. Penentuan dan pemetaan tingkat kerentanan wilayah serta karakteristik
curah hujan penting untuk dilakukan guna mengetahui wilayah-wilayah dan
kondisi curah hujan yang rentan sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi
kejadian penyakit diare. Penentuan kategori IR diare dilakukan berdasarkan angka
normal IR diare oleh DINKES kabupaten Bogor yaitu sebesar 20-25/1000
penduduk pertahun, sedangkan penentuan kategori curah hujan dilakukan
berdasarkan pertimbangan klasifikasi iklim Oldeman. Hasil analisis berdasarkan

nilai IR rata-rata tahunan, terdapat 2 kecamatan dengan tingkat kerentanan yang
sangat tinggi yaitu kecamatan Cisarua dan Cijeruk, sedangkan untuk wilayah
lainnya tingkat kerentanan penyakit diare berada pada tingkat sedang. Curah hujan
berkorelasi linear negatif nyata terhadap angka kejadian diare di kecamatan
Cisarua, Cibinong, Jonggol, dan Jasinga. Di kecamatan Cibinong, Jonggol, dan
Jasinga, curah hujan yang harus diwaspadai terhadap tingginya kejadian diare
berada pada kisaran 100-200 mm/bulan, sedangkan di kecamatan Cisarua berada
pada kisaran 300-400 mm/bulan.
Kata kunci: angka kejadian, curah hujan, kategori curah hujan, kategori IR,
tingkat kerentanan

ABSTRACT
MUHAMMAD SYAFEI. Determination of Vulnerability Level and Characterics
of Precipitation For Diarrhea (Case Study: Bogor Regency). Supervised by RINI
HIDAYATI.
Diarrheal disease remains a public health problem in developing countries
such as Indonesia because of its morbidity and mortality are still high.
Determination and mapping the vulnerability of the region and precipitation
characteristics are important to be analyse in order to determine the vulnarable
areas and rainfall condition so that it can be used to anticipate the incidence of

diarrheal diseases. Determination category of normal rate of diarrhea IR is based
on diarrhea IR by DINKES Bogor in the amount of 20-25 / 1000 population per
year, whereas the determination of precipitation category is based on
consideration of Oldeman climate classification. The results of the analysis based
on the value of the average annual IR, there are two districts with very high levels
of vulnerability, namely districts Cisarua and Cijeruk, while for other regions,
diarrheal disease vulnerablity rates are at a moderate level. The correlation of the
precipitation is significant negative linear to the incidence of diarrhea in the
district Cisarua, Cibinong, Jonggol, and Jasinga. In districts Cibinong, Jonggol,
and Jasinga, precipitation should be anticipated as the high incidence of diarrhea
that is in the range of 100-200 mm/month, while in the district Cisarua, is in the
range of 300-400 mm/month.
Keywords: incidence rate, precipitation, precipitation category, IR category, the
level of vulnerability

1

PENENTUAN TINGKAT KERENTANAN DAN
KARAKTERISTIK CURAH HUJAN PADA PENYAKIT DIARE
(Studi Kasus : Kabupaten Bogor)


MUHAMMAD SYAFEI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Geofisika dan Meteorologi

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Penentuan tingkat kerentanan dan karakteristik curah hujan pada
penyakit diare (Studi Kasus: Kabupaten Bogor)
Nama
: Muhammad Syafei
NIM

: G24100068

Disetujui oleh

Dr Ir Rini Hidayati, MS
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Tania June, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini
ialah biometeorologi, dengan judul Penentuan tingkat kerentanan dan karakteristik
curah hujan pada penyakit diare (Studi Kasus: Kabupaten Bogor).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Rini Hidayati, MS selaku
pembimbing skripsi, serta Bapak Sonni Setiawan, SSi MSi yang telah banyak
memberi saran selaku pembimbing akademik dan dosen pengajar lainnya yang
telah memberi bayak ilmu kepada penulis. Selain itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Kepala Stasiun Klimatologi Klas I Dramaga beserta staf,
Kepala PSDA Bogor beserta staf, serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
beserta staf yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga tersayang dan
tercinta, kepada Almarhum ayahanda tercinta Munir Chan WB, BSW dan ibunda
tercinta Kurniyah, kakak-kakak dan adik yang paling penulis sayangi, serta
seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis.
Tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman semua
yang telah banyak menemani, memberi dukungan, semangat dan masukan, serta
membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sampaikan satu persatu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman
seperjuangan dan satu bimbingan Muhjidin Hertanto.
Akhir kata penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak dan berguna bagi

perkembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Bogor, Agustus 2014

Muhammad Syafei

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Bahan


2

Alat

2

Prosedur Analisis Data

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Wilayah Kajian

4

Pengaruh Ketinggian Terhadap Penyakit Diare


5

Penentuan dan Pemetaan Tingkat Kerentanan Wilayah

8

Korelasi Curah Hujan Bulanan Terhadap Penyakit Diare

10

Variasi Curah Hujan dan IR Diare Tahun 2004-2013

11

Karakteristik Curah Hujan Terhadap Penyakit Diare

12

SIMPULAN DAN SARAN


16

Simpulan

16

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1 Rata-rata curah hujan tahunan kecamatan kajian
2 Ketinggian tempat dan rataan IR bulanan setiap kecamatan tahun 20042013
3 Kepadatan penduduk dan rataan IR bulanan kecamatan dengan
ketinggian >600 mdpl (cetak miring) dan ketinggan 600 mdpl dan kecamatan dengan
ketinggian 600 mdpl (cetak miring) dan ketinggan 600 mdpl

Ketinggian < 600 mdpl

Gambar 1 Hubungan ketinggian tempat dengan IR diare beberapa kecamatan di
Kabupaten Bogor tahun 2004-2013

7

Wilayah dengan ketinggian >600 mdpl, menunjukkan bahwa wilayah
kecamatan yang lebih tinggi (Cisarua) menunjukkan kejadian diare yang lebih
rendah dibandingkan dengan kecamatan yang lebih rendah (Cijeruk) (Tabel 3).
Wilayah dengan ketinggian 600 mdpl yaitu
kecamatan Cisarua dan Cijeruk, kejadian diare lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah ketinggian 600 mdpl
lebih banyak yang berasal dari sumber air permukaan mata air (PDAM Kab.
Bogor 2011). Selain itu berdasarkan data PDAM Kab. Bogor (2011) pasokan
sumber air bersih pada kecamatan Cisarua dan Cijeruk yang cukup minim yakni
20 L/detik di kecamatan Cisarua dan 10 L/detik di kecamatan Cijeruk. Minimnya
pasokan air bersih ini dapat mengakibatkan tingginya kejadian diare. Sumber air
di dataran yang tinggi dan curam biasanya disalurkan melalui pipa-pipa yang
mengalir dari rumah ke rumah, sehingga air sangat mudah tercemar oleh limbah
rumah tangga. Pada ketinggian 600 mdpl. Rendahnya akses masyarakat ke fasilitas
pelayanan kesehatan (terbatasnya akses ke pelayanan dokter, bidan dan
puskesmas) juga diduga sebagai faktor yang menyebabkan perbedaan kejadian
diare. Pada wilayah >600 mdpl, berdasarkan data BPS (2013) tercatat memilki
akses kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan wilayah