Factors Influencing Fishermen to Migrate to Muara Angke, Jakarta

Buletin Ekonomi Perikanan Vol. VI. No.2 Tahun 2006

FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI MIGRASI NELAYAN 01 MUARAANGKE,
JAKARTA
FACTORS INFLUENCING FISHERMEN TO MIGRATE TO MUARA ANGKE, JAKARTA
Pantas Angelia" Anna Fatchiya

Z
,

Istiqlaliyah Muflikhati

l

ABSTRACT
Migration is a strategy choosen by fishermen as a way out from their poverty: Many fishermen live in
Muara Angke come from outside Jakarta. The objectives of the research are to identify
characteristic of fisherman who migrate to Muara Angke and factors influence the fisherman to
migrate to Muara Angke. The method use in this research is a case study and analyzed by
descriptive and non parametric statistic. The research showed that push migration factor was
decreasing of fish yield caused by over fishing which bring iI.,.,act to deaeasing as their income.

And the pull migration factors were so many work opportunities, bustling town, and the many
facilities could be accessed by them including fish marketing matter in destination area.
PENOAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu masalah yang di hadapi dalam aspek kependudukan adalah kemiskinan. Tmgkat sosial
Ekonomi yang rendah merupakan ciri umum kehidupan nelayan. Dalam mengatasi tekanan-tekanan
sosial ekonomi tersebut. telah menumbuhkan sejumlah potensi kreatf dblangan masyarakat
atau
nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya dengan divelsiflkasi ー・ォセ。ョ@
bermigrasi kedaerah lain. Migrasi kedaerah lain yang dilakukan nelayan disebabkan keadaan alam
didaerah asal, Urena エ・セ。、ゥ@
• musm sepi ikan • yang menyebabkan nelayan bermigrasi kedaerah
yang memiIid patensi sumberdaya perikanan ( Kusnadi 2002 ).
Migrasi yang dilakukan nelayan lerutama dirnotivasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, yaitu
rnemperoleh penghasilan yang tinggi serta untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Selain
faktor alam, manurut Mantra ( 2002 ), migrasi dapat エ・セ。、ゥ@
karena adanya pelbedaan nitai
kefaedahan antar dua wilayah. Hal ini dapat lerkait dengan kelidak merataan pertumbuhan dan
ketidakseimbangan fasilitas pembangunan antar daerah, sehingga mendorong orang-orang untuk
pindah kedaerah yang pertumbuhan ekonominya lebih baik dan memiIId fasilitas pembangunan

yang lebih lengkap.
Kawasan Muara Angke merupakan wilayah pengembangan ekonomi pefItanan dan pintu gerbang
daerah sekitamya yang berpotensi cflWilayah Jakarta Utara. Muara AItI,IKe ini potensial karena
letaknya diwilayah OKI Jakarta, adanya pangkalan pendaratan ikan dan Pengolahan Hasil
Perikanan Tradisioanal ( PHPT ), serta pemukinan nelayan beserta fasIitas tIn100t ( sekolah.
puskesmas, tempat ibadah, pasar, bank, lapangan olahraga ), dan tersedianya kawasan
pengembangan industri penunjang. Hampir sebagian besar nelayan yang ada di Muara Angke
adalah nelayanpendatang. Nelayan pendatang umumnya benIsal dari Indramayu, Pekalongan.
Bugis, dan daerah Iainnya, maka penelitian ini dilakukan untuk meilgetahui faktor-faktor apa yangc4<
mempengaruhi nelayan untuk bemligrasi ke Muara Angkedan bagaimana karakterisrik ョ・ャ。ケセB[@
migran di Muara Angke.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik nelayan migran di Muara Angke dan
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nelayan untuk melak.aan migrasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertlan Migrasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhlnya
Istilah umum bagi gerak penduduk dalam studi demografi adalah mobifltas penduduk yang memiflki
arti gerak spasiaJ, fisik, dan geografis. Secara umum gerak penduduk dibedakan atas gerak
penduduk pennanen dan non permanen (Rusli 1995).

, Alumni Oepartemen SosIaI Ekonoml Perikanan-Kelautan, FakUltaS Perikanan dan IImu Kelautan IPS

Sosial Ekonoml Perikanan-Kelautan, Fakullas Perikanan dan Imu Kelautan IPB
3 Stat Pengajar Departemen Sosial Ekonoml Perlkanan-Kefautan. FakUltaS Perikanan dan Imu Kelautan IPB

Z Stat Pengajar Departemen

Buletin Ekonomi Perikanan Vol. VI. No.2 Tahun 2006

Menurut Young (1982) gerak penduduk dapat membewa perubahan, pemikiran serta pengalaman
yang memungkinkan keberhasilan program yang dirancang untuk pemerataan distnbusi sumbersumber nasional.menurut teon dorong-tarik (push-pull theOi}'), alasan meninggaikan daerah asal
dapat dipandang sebagai faktor-faktor pendorong, sementara alasan-alasan memilih daerah tujuan
dipandang sebagai faktor penarik. Menurut Munir (1981) faktor pendorong terdin dan: (1) makin
berkurangnya sumber-sumber alam, (2) penyempitan lapangan pekerjaan di tempat asal, (3) adanya
tekanan-tekanan atau diskriminasi agama, suku, politik di daerah asal, (4) tidak cocok lagi dengan
adapt. budaya, kepercayaan di tempat asal. (5) alasan pekerjaan atau perkawinan. (6) dan bencana
alam. Sedangkan sebagai faktor penarik antara lain; (1) adanya rasa superior dan kesempatan
kerja yang lebih luas di tempat baru. (2) kesempatan mendapatkan pendaatan lebih baik, (3)
kesempatan mendapatkan pendidikan lebih tinggi, (4) keadaan lingkungan dan kehidupan yang
lebih menyenangkan, dan (5) dan adanya aktivitas-aktivitas di kota besar. tempat hiburan, pusat
kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang desa.
Menurut Lee dalam Mantra (2000) ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan

keputusan migrasi, yaitu: faktor-faktor di daerah tujuan, faktor-faktor yang terdapat di daerah asal,
rintangan-rintangan yang menghambat. dan faktor-faktor pribadi. Moptif utama bermigrasi adalah
motif ekonomi. seperti yang dinyatakan oleh Todaro (1997) bahwa motif tersebut berkembang
akrena adanyaketimpangan ekonomi antar daerah. dengan pertimbangan ekonomi yang rasioanl
maka orang yang bermigrasi memiliki harapan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang
dari
lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan di daerah asal. Pemyataan ini bisa 、セオ。エ@
hasil penelitian Kusnadi (2002) bahwa nelayan Lekok yang bermigrasi ke Desa Pesisir eli Situbondo
dikarenakan pendapatan yang diperoleh di daerah asal tidak lagi mencukupi kehidupan sehari-hari.
Karakterlstlk Pcelaku Migrasl
Perpindahan bukanlah perilaku acak. oIeh karena itu orang-orang yang memutuskan pindah dapat
dianggap sebagai orang-orang pilihan (Pelly 1994). Hal yang sarna menurut Young (1995) bahwa
suatu perpindahan biasanya Iebih banyak mempengaruhi kelompok tertentu saja. Orang muda yang
produldit' biasanya lebih mungkin pindah daripadaorang yang tua dan tidak produktif Iagi.
Menurut Todaro (1997) karakteristik yang penting dari migran biasanya dibagi dalam tiga kategori
umurn, yaitu (1) secara demografis umumnya orang yang bermigrasi terdiri dari pemuda yang
berumur antara 15-24 tahun. (2) berdasarkan tingkat pendidikan mereka yang berpindah memiiki
pendidbn yang Iebih tinggi, dan (3) secara ekonomis persentase para migran Iebih besar yang
tergolong miskin dan tidak punya peluang bekerja dan berusaha di tempat asa!.


METODOLOGI
Metode Penelitlan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus nelayan
migran eli Muara Angke, Jakarta Utara. Studi kasus adalah penelian yang kepada satu kasus
dilakukan secara intensif dan bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang. sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun individu ( Faisal 2003 ).
Jenls dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulaln dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data
yang diperoletl dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoIeh berupa
karakteristik nelayan migran yang terdiri alas umur, pendidikan, status pemltahan, status nelayan.
lama tinggal. suku Idaerah asaI , kepemilbn usaha, jenis alat tangkap. ukuran kapal. pengalaman
bekerja, dan kondisi rumah, serta alasan-alasan yang menyebabkan nelayan bermigrasi ke Muara
Angke, dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian. Sedangkan data sekunder diperoIeh
dari data yang telah diolah Iebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer ataupun
pihak lain, seperti dari literatur-literatur,UPT Perikanan Muara Angke, Kantor Statistik. Kecarnatan.
Kelurahan, atau Wilayah RT dan fW'I Muara Angke.

2

Buletin Ekonomi Perikanan Vol. VI. No.2 Tahun 2006


[Nセ@

Metode Penentuan Responden
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel secara snowball sampling atau teknik
bola salju. Dalam penelitian ini sam pel yang diambil berdasarkan pertimbangan yaitu nelayan
mig ran semasa hidup (life time migrant) di Muara Angke, yaitu yang lahir bukan di kawasan Muara
Angke, tetapi tinggal dan 「・ォセ。@
di pemukiman nelayan atau di sekitar kawasan Muara Angke.
Banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 orang nelayan. Responden yang
diambil adalah mereka yang bersedia di wawancara serta mampu menjawab pertanyaan pertanyaan peneliti secara terbuka.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif. yaitu data yang diperoleh
dan dijelaskan secara 、・セゥヲN@
Sebelumnya data yang bersifat kuantitatif tersebut diolah dengan
menjumlahkan dan menyajikan dalam bentuk persentase, sedangkan data kualitatif diolah dengan
mendeskripsikan secara kualitatif tentang fenomena yang ada.

HASIL OAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasl Penelitian

Muara Angke merupakan kawasan pemukiman nelayan yang tertetak di bagian utara Jakarta. Pada
tahun 1977 kawasan Muara Angke diresmikan sebagai sentral pemukiman nelayan untuk
merelokasi perkampungan nelayan yang semula tersebar di berbagai Iokasi Pantai Utara Jakarta
dan menjadi pusat kegiatan perikanan tradisional di Oaerah Khusus Ibukota Jakarta. Muara Angke
secara administratif. merupakan dari walayah Kelurahan Pluit. Kecamatan Penjaringan. Kotamadya
Jakarta Utara. luas Muara Angke 67 Ha, yang diantaranya dimanfaatkan untuk perumahan nelayan
(21.26 Ha). pembiMCan dan penelitian ikan (2.21 Ha). bangunan Pusat Pendaratan lkan (PPI) serta
pasilitas penunjang lainnya (5 Ha). hutan bakau (8 Ha), kompleks pengolahan /kan (5 Ha)
Docking kapal (1,35 Ha), lahan kosong (6,7 Ha); pasar, bank, dan bioskop (1 Ha).serta tenninal
(2,57 Ha). Jumlah penduduk Muara Angkr adalah 8.796 jiwa dengan tingkat pendidikan yang rata rata masih rendah ; yaiN tarnat SO.

Karakteristlk Nelayan Migran
Umur
Responden memiIid tingkatan umur yang cukup beragam dengan kisaran umur 27 hingga 74 tahun.
Rata-rata umur responden adalah 42. 93 tahun atau berkisar antara 42 dan 43 tahun. GoIongan
umur yang dapat dilatakan sudah tidak muda lagi. menunjukan rata- rata responden nelayan migran
sudah cukup lama linggal di Muara Angke.
Pendidikan
Tmgkat Pendidikan responden nelayan migran sebagian masih rendah, sebanyak 17 orang (56,67
% ) hanya berpencfld/kan dasar dan tidak menamatkan SO. Selaf1utnya terbanyak kedua hanya 9

orang ( 30 %) yang mengituti pendidikan sampai tamat SO. Rendahnya tingkat pendiditan
responden disebabkan ketidakmampuan dari segi ekonomi, serta rendahnya kesadaran orang tua
nelayan untuk menyekolahkananak - anaknya. Hal ini tercermin dengan adanya kebiasaan anak anak nelayan untuk turut serta melaut pada usia yang masih muda.
Tabel1.
No
1
2

Tinokat Pencfldikan ResDOnden Nelavan Miaran, Tahun 2004
Jumlah ( Orang)
Tingkat Pendidikan
17
Tingkat Tamat SO
TamatSO
9
2
Tidak Tamal SLTP
3
4
TamatSLTP

2
5
Tldak TamatSLTA
6
TamatSLTA
Jumlah
30
..
Sumber: o。エセ@
Pnmer dlolah. Tahun 2004

-

Persentase (%)
56,67

30
6,67
6.67


-

100,00

'

3

,'f.

Buletin Ekonomi Perikanan Vol. VI. No.2 Tahun 2006

Status Perkawinan
Secara keseluruhan respondennelayan migran dalam penelitian ini sudah menikah, Bahkan sudah
dikaruniai anak dan beberapa orang sudah mempunyai cucu.
Lama Tinggal
Responden nelayan migran dalam penelitian ini , disebut migran semasa hid up
(life time migrant) yaitu seseorang yang tinggal di daerah tujuan bukan tempat kelahirannya (Mantra
2000). Semua Responden nelayan mig ran tidak lahir di Muara Angke, tapi mereka adalah
pendatang yang sdah menetap cukup lama. Sedikitnya dalam penelitian ini, responden nelayan

mig ran telah tinggal selama 3 tahun dan paling lama selama 34 tahun. Sebagian .besar responden
nelayan migran sudah lama tinggal antara kurun waktu 5 - 14 tahun, yaitu sebanyak 13 orang (
43,33 %).
d·M
Tabel 2. lama Tinggal R