Rekomendasi Pemupukan Kalium pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah

KUMPULAN

MAKALAH SEMINAR ILMIAH

PERHORTI(2009)

Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas
Berdasarkan Status Hara Hara Tanah
La Ode Safuan
StafPengajar Pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Program Studi
Agronomi Program Pascasarjana, Unhalu, Kendari

Roedhy Poerwanto, Anas D. Susila, dan Sobir
Staf Pengajar Pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dan
Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor.

Rykson Situmorang
StafPengajar Pada Depatemen IImu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian dan
SekoIah Pascasarjana, IPB. Bogor.

Keywords: Recomendation, fertilization, soil nutrien status, potassium, pineapple.

Abstract
The aims of the reseach were: (1). to determine of the soil K nutritional status
of pineapple, and (2) to determine of the critical level and optimum dosage of
potassium fertilization for pineapple. The research was conducted using split
plot randomized blocked design with rIVe soil K status: Ksr = 0 kg K10 ha-I ,
Kr = 70 kg K10 ha-I , Km. = 140 kg K10 ha-I , Kt = 210 kg K10 ha-I , and Kst =
280 kg K10 ha-I • While sub plot that dosage potassium fertilizer were
consisted of five levels: KO =0 kg K10 ha-I , Kl =200 kg K10 ha-I, K2 = 400 kg
K10 ha-I , K3 = 600 kg K10 ha-I , dan K4 = 800 kg K10 ha-I • The result of the
research are souwed that plant growth and production of pineapple was
affected by soil K nutrient content and dosage of K application. The level of
soil K nutrient availability was low class «14 ppm K10), medium class (14-50
ppm K20) , and high class (>50 ppm K10). Potassium fertilizer recommend
for the soil'wich has low class was 634 kg K10 ha-I • The critical level of Kin
the pineapple "D" leafwas 1.71% of dry matter.

PENDAHULUAN
Kalium (K) merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas (Malezieux dan Bartholomew
,2003). Tetapi ketersediaannya dalam tanah umumnya rendah, sehingga

kekurangan K selalu menjadi faktor pembatas untuk meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanamanan nenas, karena sebahagian besar K tanah berada dalam
bentuk tidak tersedia. Pada tanah-tanah tropika, kandungan K total bisa menurun
lebih cepat karena curah hujan dan temperatur tinggi yang terus menerus (Havlin et
al., 1999). Oleh karena itu, maka untuk meningkatkan pertumbuhan dan
produktifitas tanaman nenas, perlu dilakukan pemupukan dengan kalium, karena
menurut Kelly (1993) tanaman nenas membutuhkan kalium dalam jumlah yang
banyak untuk metabolisme karbohidrat dan nitrogen dan untuk berfungsinya
stomata secara normal. Kekurangan kalium akan mengurangi fotosintesis dan
selanjutnya pertumbuhan, dan berat buah yang dihasilkan akan berkurang. Namun
demikian pemupukan K harus dilakukan secara efisien sesuai dengan kebutuhan
tanaman, karena pemberian pupuk K yang lebih tinggi dapat menurunkan serapan

439

.

KUMPULAN

MAKALAH


SEMINAR

ILMIAH PERHORTI(2009)

hara Ca dan Mg yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi
tanaman (Zeng et al., 2001).
Pemupukan yang rasional dan berimbang dapat tereapai apabila dalam
pemupukan memperhatikan status hara dan dinamika hara tanah serta kebutuhan
tanaman akan hara tersebut untuk meneapai produksi yang optimum. Pendekatan
ini dapat dilaksanakan dengan baik dan menguntungkan apabila rekomendasi
pemupukan dilandasi oleh hasil penelitian kalibrasi uji tanah. Menurut Evans
(1987) bahwa, kalibrasi uji tanah merupakan program uji yang baik, karena seeara
eepat dapat memberikan infonnasi untuk mengidentifIkasi tingkat kekurangan atau
keeukupan suatu unsur hara dan jumlah unsur hara yang akan diberikan jika
kekurangan. Selama tidak tersedia data penelitian kalibrasi, maka data analisis
tanah dari laboratorium sukar untuk dimanfaatkan dalam membuat rekomendasi
pemupukan apalagi untuk menduga produksi tanaman (Leiwakabessy, 1996). Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: I.Menentukan status hara K tanaman
nenas, dan 2. Menentukan batas kritis serta dosis pemupukan K yang optimal

untuk tanaman nenas.

BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian IPB, Sawah
Baru, Darmaga dari Maret 2004 sampai Desember 2006. Analisis tanah dan jaringan
tanaman dilakukan di Laboratorium Departemen llmuTanah dan Sumberdaya Lahan,
Fakultas Pertanian IPB, Bogor, dan Laboratorium Pusat Penelitian Tanah Bogor.
Raneangan Pereobaan
Penelitian kalibrasi uji tanah hara kalium disusun berdasarkan Rancangan
Petak Terpisah dalam Raneangan Aeak Kelompok (RAK). Sebagai petak utama
adalah status hara K yang terdiri atas lima taraf: Ksr = 0 kg K20 ha- l , Kr = 70 kg
K20 ha- 1, Km = 140 kg K20 ha- l , Kt = 210 kg K20 ha-1, dan Kst = 280 kg K20 hal. Sebagai anak petak adalah perlakuall dosis pupuk K yang terdiri atas lima taraf:
KO = 0 kg K20 ha-l , KI = 200 kg K20 ha- l , K2 = 400 kg K20 ha-l , K.3 = 600 kg
K20 ha-t, dan K4 = 800 kg K20 ha- 1• Dengan demikian terdapat 25 kombinasi
perlakuan. Setiap kombinasi pedakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga jumlah
unit perlakuan untuk kalibrasi uji tanah hara K adalah 75 unit perlakuan.
Pengolahan Tanah
Tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma,
selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul sebanyak
dua kali. Pengolahan pertama dilakukan untuk membuat bongkahan-bongkahan

tanah, selanjutnya dilakukan pengolahan kedua untuk menghaluskan tanah dan
membersihkan tanah dari sisa-sisa akar tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai,
maka dilakukan pembuatan petak-petak percobaan dengan ukuran 3 m x 2 m
dengan tinggi 20 cm. Jarak antar petak percobaan adalah 30 em dan jarak antar
ulangan 50 cm.
Pembuatan Status Hara K
Kegiatan awal untuk kalibrasi uji tanah yang menggunakan pendekatan
lokasi tunggal adalah pembuatan status hara yaitu mulai dari sangat rendah (OX),
rendah (1/4 X), sedang (1/2 X), tinggi (3/4 X) dan sangat tinggi (X). Dimana X

440

KUMPULAN

MAKALAH

SEMINAR ILMIAH

PERHORTI(2009)


adalah jumlah K yang diberikan untuk mencapai 0.6 me KlIOO g tanah dengan
pengekstrak セoa」@
pH 7.0 (Suleman et ai., 2000). Untuk mencapai kadar hara
0.6 me KlIOO g tanah dibutuhkan pemberian kalium sebanYak 280 kg K20 per
hektar.
Sumber hara untuk pembuatan status hara K adalah dari pupuk KCI (60%
K20). Cara pemberiannya dilakukan dengan cara sebar secara merata pada
permukaan tanah di setiap unit percobaan, kemudian dicangkul sehingga tercampur
secara merata dengan tanah dan dibiarkan selama 8 bulan. Sebelum dilakukan
pengolahan tanah dan pemberian kapur serta aplikasi pemupukan pada setiap status
hara terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel tanah pada setiap status hara
untuk dianalisis dengan menggunakan metode ekstraksi uji tanah dengan Bray-I.
Aplikasi Pupuk K pada Setiap Status Hara K
Kegiatan tahap kedua adalah aplikasi pemupukan yaitu aplikasi pupuk K
pada setiap status hara K tanah. Dosis pupuk K yang diaplikasikan pada setiap
status hara K tanah dalam penelitian kalibrasi uji tanah hara K adalah 0, 200, 400,
600 dan 800 kg K20 ha-. Pada aplikasi pemupukan berbagai dosis pupuk K
tersebut diberikan pupuk dasar berupa Urea (46% N) dan SP-36 (36% P20S)
dengan dosis masing-masing 300 kg N ha- 1 dan 200 kg P20 S ha- 1• Pemupukan
dilakukan 3 kali seeara larikan sejajar barisan tanaman yaitu bersamaan waktu

tanam, 6 bulan sesudah tanam dati. 9 bulan sesudah tanam. Setiap kali aplikasi
diberikan sepertiga dari dosis pupuk tersebut.
Pengapuran dan Penanaman
Sebelum pengapuran, eontoh tanah seeara komposit diambil pada setiap
status hara tanah yang telah dibuat, kemudian dianalisis untuk mengetahui kadar
hara K tanah yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi. Pengapuran dengan
kapur dolomit (CaMg(CO)2) dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1 x
Al-dd yang dilakukan dengan eara disebar seeara merata keseluruh permukaan
petak unit pereobaan, dan dieangkul hingga merata dengan tanah. Selanjutnya
pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 2 m ditanami bibit tanaman nenas
Smooth Cayenne Subang denganjarak tanam 75 em x 30 em.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharahaan tanaman meliputi pengendalian gulma, hama dan penyakit.
Untuk mengendalikan serangan patogen yang merusak akar, maka setiap lubang
tanam diberi Furadan-3G sebanyak 2 g per lubang sebelum penanaman. Tanaman
juga disemprot dengan Diazinon untuk mengendalikan penyakit dengan volume
semprotan 400 liter ha- 1 pada konsentrasi 1.5 ppm, sedangkan penyiangan
dilakukan setiap bulan sekali.
Pengamatan
Parameter yang diamati meliputi 3 aspek yaitu; hara, pertumbuhan dan

produksi tanaman sebagai berikut : (1). Kadar hara K tanah pada setiap status hara
K tanah dilakukan 1 kali yaitu sebelum pengolahan tanah, (2). Jumlah daun pada
saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman
mulai berbunga, (3). Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9

441

KUMPULAN

MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman mulai berbunga, (4). Panjang dan
diameter buah, (5). Berat buah dan berat makhota pertanaman, serta produksi
buah per hektar, (7). Kadar padatan terlarut total buah nenas dianalisis setelah
panen dengan menggunakan Hand refraktormeter.
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam. Apabila hasil anal isis
menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf nyata 0.05, dilakukan uji ortogonal
untuk mengetahui pola respon tanaman terhadap pemberian berbagai dosis pupuk
K, sedangkan untuk mengetahui dosis pupuk K yang optimal terhadap produksi

tanaman nenas, dilakukan analisis regresi.
Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K
Kelas ketersediaan hara K tanah ditentukan dengan melakukan tahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Menghitung persen hasil relatif sebagai berikut;

Basil relatif = セ@

Ymaks

xl 00%

Yi = produksi buah (ton h- l ) pada perlakuan status hara K ke-i,
Ymaks =

produksi buah (ton ha- l ) maksimum pada perlakuan status hara
K,

2. Selanjutnya nilai hasil relatif (Y) dihubungkan dengan nilai kadar hara K
tanah (X) pada setiap status hara K untuk dilakukan analisis regresi.

3. Berdasarkan model regresi tersebut, maka ditarik garis untuk
menghubungkan antara kadar hara K dengan hasil relatif
untuk
menentukan kelas ketersediaan hara K. Kidder (1993) membagi nilai uji
tailah atas lima kategori berdasarkan persentase hasil relatif :
(1)
sangat rendah (lebih rendah dari 50 persen), (2) rendah (50 sampai 75
persen), (3) sedang (75 sampai 100 persen), (4) tinggi (100 persen), dan
sangat tinggi (kurang dari 100 persen).
Penentuan Batas Kritis Hara K Tanaman Nenas
Untuk menentukan batas kritis hara K tanaman nenas, juga menggunakan
prosedur tersebut di atas, namun sebagai variabel bebasnya (X) adalah kadar hara
daun tanaman nenas yang diukur pada saat tanaman mulai berbunga. Batas kritis
kadar hara K tanaman nenas ditentukan berdasarkan metode Cate dan Nelson
(1971).
Penyusunan Rekomendasi Pemupukan K
Data respon tanaman nenas terhadap pemupukan K pada setiap tingkat status
hara K diperoleh dari percobaan kalibrasi. Selanjutnya kurva respon dari setiap
kelas uji tanah ditentukan dengan menggunakan analisis regresi dengan bentuk
persamaan sebagai berikut :


Y= a + bX + cX2
442

KUMPULAN

MAKALAH SEMINAR

ILMIAH

PERHORTI(2009)

Selanjutnya berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, maka dibuat
kurva respon dalam satu grafik untuk masing-masing kelompok uji
tanah. Berdasarkan kurva ini, maka dosis pupuk K optimum dapat
ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman
Hasil analisis ragam pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk K pada
berbagai kadar hara K tanah terhadap jumlah daun tanaman nenas menunjukkan
bahwa kadar hara K tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
daun dan tinggi tanaman nenas pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan
sesudah tanam. Namun demikian, kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang
nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berbunga dan berpengaruh sangat
nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berbunga.
Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh yang
nyata pada saat tanaman berumur 6 bulan, selanjutnya pada saat tanaman berumur
9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan pengaruh pupuk K terhadap
tinggi tanaman, tidak menujukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman
pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanaman. Tetapi pupuk K memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 9
bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. Pengaruh interaksi antara
kadar hara K tanah dengan dosis pupuk K tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9
bulan serta pada saat tanaman berbunga.
Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa pengaruh pemupukan kalium
lebih cepat mempegaruhi pertambahan jumlah daun dan· tinggi tanaman jika
dibandingkan dengan pengaruh status hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena
unsur hara kalium yang diberikan lewat pemupukan, langsung dapat diserap oleh
tanaman, sehingga pemberian pupuk kalium dengan dosis yang berbeda dapat
memberikan pengaruh yang berbeda secara nyata lebih awal jika dibandingkan
dengan pengaruh perbedaan kadar hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena
tidak semua unsur hara K yang ada dalam tanah langsung tersedia bagi tanaman.
Untuk mengetahui pola respon pengaruh kadar hara K tanah terhadap jumlah daun
dan tinggi tanaman nenas, dilakukan uji ortogonal seperti .disajikan pada Tabel 1.
Hasil uji ortogonal menunjukkan bahwa kadar hara K tanah memberikan pengaruh
yang bersifat linier terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman nenas.
Sebagai salah satu unsur hara penting bagi tanaman, ketersediaan hara kalium
tanah menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertambahan jumlah daun
dan tinggi tanaman nenas di lapangan. Tabel 1 menunjukkan bahwa, meskipun pada
saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanaman belum nampak pengaruh
perbedaan kadar hara kalium tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman, tetapi ada
kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar hara kalium tanah akan diikuti peningkatan
jumlah daun dan tinggi tanaman. Tanah dengan kadar hara kalium 31.2 ppm K20
menghasilkan tanaman yang tinggi dan jumlah daun yang banyak. Berarti bahwa untuk
memperoleh petumbuhan tanaman nenas yang baik perIu dilakukan pemupukan dengan
kalium. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap jumlah daun dan

443

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

tinggi tanaman pada saat tanaman herumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta
pada saat tanaman berbunga disajikan pada Tabel 2.
Hasil uji ortogonal pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk
kalium dapat meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman secara linier pada saat
tanaman berumur 9 bulan dan pada saat tanaman bebunga, sedangkan pada saat
tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam pengaruh pupuk kalium terhadap jumlah
daun bersifat kuadratik. Berarti bahwa pemberian K dalam dosis yang tinggi dapat
menurunkan jumlah daun pada tanaman muda (saat tanaman berumur 6 bulan),
tetapi setelah tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk
kalium terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh bersifat linier. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan kalium oleh tanaman nenas, meningkat dengan
semakin bertambahnya umur tanaman.
Pemberian pupuk kalium sangat penting untuk mendukung pertumbuhan
daun dan pertambahan tinggi tanaman nenas. Hal ini disebabkan karena unsur hara
kalium merupakan aktifator dari banyak enzim-enzim untuk berlansungnya
respirasi dan fotosintesis (Taiz dan Zeiger 1991). Kalium juga diperlukan untuk
akumulasi dan translokasi karbonat yang bam saja dibentuk tanaman dari basil
fotosintesis (Banuelos et al. 2002). Sebaliknya tanaman yang kekurangan hara
kalium cenderung menunjukkan gejala klorosis, pinggiran daun mengering akibat
rendahnya kandungan air dalam daun, produksi daun berkurang, bentuk daun
abnormal dan gula pereduksi meningkat, fotosintesis terganggu dan pembentukan
karbohidrat berkurang (Brady 1990).
Produksi Tanaman Nenas
Hasil analisis ragam pengaruh kadar hara K tanah dan pemupukan kalium
terhadap berbagai komponen produksi tanaman nenas, menunjukkan bahwa kadar
hara K tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter buah, dan
pengaruh nyata terhadap; panjang buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi
buah per hektar. Tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat
mahkota dan padatan terlarut total. Analisis ragam juga menujukkan bahwa
pemupukan kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap: panjang
buah, diameter buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi buah per hektar,
tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat mahkota dan padatan
terlamt total. Interaksi antara kadar hara kalium dan pemupukan kalium tidak
memberikan pengaruh yang nyata.
Rata-rata pengaruh kadar hara kalium tanah terhadap komponen produksi
pada Tabel 3, menunjukkan bahwa kadar hara K memberikan pengaruh yang
bersifat linier dan sangat nyata terhadap berat buah, panjang buah, diameter buah,
dan produksi buah (ton ha- 1). Peningkatan kadar kalium tanah sampai 31.20 ppm
K20, masih diikuti oleh peningkatan: berat buah, berat mahkota, panjang buah,
diameter buah, dan produksi buah (ton ha-\ sedangkan pengaruh kadar hara K
terhadap parameter berat mahkota dan padatan terlarut total tidak menunjukkan
pengaruh yang nyata.
HasH tersebut di atas menunjukkan bahwa tanah yang mempunyai kandungan
hara K sehesar 4.63 ppm K20, sangat membutuhkan pemupukan kalium untuk
meningkatkan kadar hara K tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman secara optimal. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium
pada Tabel 5, menunjukkan bahwa pemuPukan kalium menujukkan pengaruh yang
bersifat linier terhadap berbagai para meter komponen produksi tanaman nenas: herat

444

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

buah (g), berat mahkota (g), panjang buah (em), diameter buah (em), dan produksi buah
(ton ha-1). Dalam penelitian ini, pengaruh dosis pupuk kalium terhadap berat mahkota
dan padatan terlarut total tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa unsur hara kalium sangat dibutuhkan
oleh tanaman nenas untuk memperoleh produksi yang tinggi. Malezieux dan
Bartholomew (2003) mengemukakan bahwa, kalium dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas. Kekurangan kalium akan
mengurangi produksi fotosintesis dan selanjutnya pertumbuhan tanaman, berat buah
dan tunas buah (Kelly 1993). Kekurangan kalium juga menyebabkan buah yang
dihasilkan mempunyai kandungan gula dan asam yang rendah dan berwarna pucat (Py
et aI. 1987).

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K

Nilai K terekstrak dari metode terpilih belum mempunyai arti agronomis
sebelum dikalibrasi dengan respon basil tanaman atau pertumbuhan tanaman.
Selanjutnya basil kalibrasi tanah dapat memberikan informasi mengenai tingkat
kecukupan dari setiap kelas ketersediaan hara bagi tanaman, sehingga basil uji tanah
dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Untuk menentukan kelas ketersediaan hara K tanaman nenas, maka dilakukan
analisis regresi hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstrak oleh metode
eksktraksi terpilih (Bray-I) dengan basil relatif tanaman nenas. Selanjutnya berdasarkan
basil analisis regresi tersebut, dilakukan penentuan kelas ketersediaan hara K tanaman
nenas (Gambar 1) menurut Kidder (1993) yang membagi nilai uji tanah atas lima
kategori berdasarkan persentase basil relatif sebagai berikut: 1. Sangat rendah (lebih
rendah dari 50 persen), 2. Rendah (50 sampai 75 persen), 3. Sedang (75 sampai 100
persen), 4. Tinggi (100 persen), dan 5. Sangat tinggi (kurang dari 100 persen) basil
relatif.
Berdasarkan hasil analisis regresi pada Gambar 1, maka kelas ketersediaan
hara K tanah terdiri atas tiga kelas yaitu: 1. kadar hara K tanah dikategorikan
rendah apabila kadar hara K tanah lebih keeil dari 14 ppm K20, 2. kadar hara K
tanah dikatakan sedang atau medium apabila kadar hara K tanah berada pada
kisaran 14 ppm sampai 50 ppm K20, dan 3. kadar hara K tanah dikategorikan
tinggi apabila kadar hara K tanah adalah lebih besar dari 50 ppm セoN@

REKOMENDASI PEMUPUKAN
Setelah diketahui kelas ketersedian hara K tanah, maka perlu disusun
rekomendasi pemupukan berdasarkan hasil pengujian dosis pupuk pada setiap
status hara K tanah tersebut. Hasil analisis regresi pengaruh pemberian berbagai
dosis pupuk kalium terhadap produksi tanaman nenas pada tanah yang mempunyai
status kadar hara rendah, sedang, dan tinggi disajikan Pada
Gambar 2.
Hasil analisis regresi pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pengaruh
pemberian berbagai dosis pupuk K Pada status hara K rendah dan tinggi terhadap
hasil relatif adalah bersifat kuadratik. Berdasarkan basil analisis regresi tersebut
maka rekomendasi pemupukan kalium yang optimum pada tanah yang berstatus
hara K rendah adalah 634 kg K20 ha-1, pemberian pupuk dengan dosis tersebut,

445

KUMPULAN

MAKALAH

SEMINAR

ILMIAH PERHORTI(2009)

dapat diperoleh produksi buah maksimum sebesar 73 ton ha- l , penambahan dosis
pupuk K melebihi dosis tersebut akan menurunkan produksi buah tanaman nenas.
Pada tanah yang mempunyai status hara K sedang dan tinggi tidak
direkomendasikan untuk diakukan pemupukan K, karena pemberian pupuk K pada
tanah yang mempunyai status hara K tinggi dan sedang, tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi buah tanaman nenas.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Pertumbuhan dan serapan hara N, P, K serta produksi tanaman nenas
dipengaruhi oleh kadar hara tanah dan dosis pemupukan kalium.
2. Ketersediaan hara K tanah Inceptisol Darmaga untuk tanaman nenas dapat
dibagi menjadi tiga kelas: rendah « 14 ppm K20), sedang (14 - 50 ppm
K20), dan tinggi (>50 ppm K20).
3. Pada tanah yang mempunyai status hara K rendah, dosis pupuk kalium
yang optimum adalah 634 kg K20 ha- l , sedangkan pada tanah yang
berstatus hara K sedang dan berstatus tinggi tidak perlu dilakukan
pemupukan kalium.
4. Batas kritis kadar hara K daun "D" tanaman nenas adalah 1.71% bobot
kering.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pusat Kajian Buah-Buah Tropika LP,
IPB. dan Menristek R.I. yang menyediakan dana untuk kegiatan penelitian ini.

DAFTARPUSTAKA
Banuelos MA, Graciadeblas B, Cubero B, and Navarro AR. 2002. Inventory and
functional characterization of the hak potassium transporters of rice. Plant
Physiology, 130: 784-795.
BradyNC. 1990. The Nature andProperties o/Soils. 10th • Ed. New York: Macmillan.
Evans CEo 1987. Soil test calibration.Di dalam: J.R. Brown, editor. Soil Testing:
Sampling, Correlation, Calibration, and Interpretation. Madison, Wisconin,
USA: SSSA Spec. Pub. No. 21. Soil Sci. Soc. Amer. hlm 23-29
Havlin JL, Beaton JD, Tisdale SL, and Nelson WL. 1999. Soil Fertility and Ferlitizer;
An Introduction to Nutrient Management. Sixth edition. New Jersey: Prentice
Hall. Upper Saddle River.
Kelly DS. 1993. Nutritional disorders. Di dalam: Broadley RH, Wasman III RC, and
Sinclair EC . Editor. Pineapple Pests and Disordes. Australia. Queensland
Dept. of Primary Industries. HIm 33 - 42.
Kidder O. 1993. Methodology for calibrating soil test. Soil and Crop Sci. Soc. Florida

Proc. 52:70-73.
Leiwakabessy FM. 1996.

Persiapan contoh, pembuatan ekstrak dan penetapan
kandungan hara dalam contoh. Disajikan dalam Pelatihan Pembinaan Uji Tanah
dan Analisis Tanaman, Kerjasama antara Fakultas Pertanian, IPB dengan
Agriculture Research and Management Project (ARMP), Bogor 25 November 7 Desember 1996.

446

KUMPULAN

MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

Malezieux E and Bartholomew DP. 2003. Plant Nutrition. di dalam: Bartholomew
DP, Paul RE and Rohrbach KG. Edited. The Pineapple Botany, Production and
Uses. USA. New York. CABI Pulising. HIm. 143-166.
Py C, Lacoeuilhe JJ and Teisson C. 1987. The Pineapple, Cultivation and Uses.
Editions G.-P. Maisonneuve, Paris.
Suleman, Eviati S, Atikah, dan Sri Adiningsih J. 2000. Hubungan kuantitas dan
intensitas kalium untuk menduga kemampuan tanah dalam persediaan hara
kalium. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Reorientasi Pendayagunaan
Sumberdaya Tanah, Iklim dan Pupuk. Cipayung -Bogor, 31 Oktober - 2
Nopember2000. hlm 125-140.
Taiz L, and Zeiger E. 1991. Plant Physiology, California; The Benjamin! Cummings
Pub.Co., Inc.
Zeng Q, Brown PH, and Holtz BA. 2001. Potassium fertilization affects soil K, leaf K
concentration, and nut yield and quality of mature pistachio trees. Hort Science.
36(1):85-89.
Tabel 1 Pengaruh kadar ham K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada
saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga
Kadar K
Jumlah Daun (helai)
Tinggi Tanaman {cm}
tanah(ppm
6 Bulan 9 Bulan Berbung
6 Bulan 9 Bulan Berbunga
K20)
a
4.63
31.82
45.38
46.23
63.73
87.16
99.93
12.23
32.72
106.18
46.28
47.82
67.26
91.42
18.47
31.15
46.55
49.10
65.28
92.59
108.27
93.26
21.00
32.35
46.12
50.65
70.06
110.53
32.72
49.97
70.42
96.73
111.75
31.20
48.00
Ftest
tn
tn
*
tn
tn
**
Polarespon
LtnQtn
LtnQtn
L**Qtn
LtnQtn
LtnQtn
L**Qtn
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap
jumlah daun dan tinggi tanaman. Pola respon L = Linier, dan PoIa respon
Q = kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada taraf
nyata 0.05, tn = tidak nyata.

TabeI 2 Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9
bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman berbunga
Dosis pupuk
Jumlah Daun (helai}
Tinggi Tanaman {cm}
(kg K20 ha-1) 6 Bulan
Berbung
9 Bulan Berbunga 6 Bulan 9
Bulan a
89.55
102.85
47.73
66.59
0
32.03
45.28
89.82
106.75
45.00
47.57
66.18
200
30.67
107.30
66.28
91.26
45.95
48.10
400
32.53
109.03
94.73
49.50
68.89
600
33.07
47.33
110.73
68.80
95.80
48.77
50.87
800
32.45
**
tn
**
Ftest
*
**
**

447

KUMPULAN

MAKALAH

SEMINAR

ILMIAH PERHORTI(2009)

L**
Polarespon
Ltll Q** L**Qtn L**Qtn
LtnQtn
Qtn
L**Qtn
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap jumlah
daun dan tinggi tanaman. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =
kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada tarafnyata
0.05, tn = tidak nyata.
Tabe13 Pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, berat mahkota, panjang
buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total
Kompen produksi tanaman nenas
Kadar
Padatan
Berat
Panjang Diamete Produksi
hara
K Berat
terlarut
tanah
Mahkota
Buah
r Buah
Buah*
Buah
total (%)
(g)
(em)
(em)
(tonlha)
(ppm
(g)
K20 )
14.92
62.21
12.51
281
17.38
1555
4.63
15.12
13.04
70.35
281
18.59
1759
12.23
15.50
73.20
13.22
18.90
284
18.47
1830
15.27
13.16
73.73
304
18.68
1843
21.00
14.94
79.71
13.49
19.78
285
1993
31.20
*
**
*
F test
*
tn
Pola
L**
LtnQtn
L**Qtn L**Qtn
L**Qtn
Qtn
respon
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap
berat buah, herat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah
dan padatan terlarut total. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =
kuadratik. ** = nyata pada taraf nyata 0.01, * = nyata pada taraf nyata
0.05, tn = tidak nyata *(Buah tanpa makhota).

*

Tabel4 Pengaruh pupuk K terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah,
diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total
Hasil tanaman nenas
Berat
Berat
Panjang Diamete Produksi Padatan
Buah
Terlarut
r Buah
Buah* Mahkota
Buah*
(g)
{g)
(em)
{tonlha} Total {%)
{em}
0
1565
289
17.75
12.72
62.59
14.90
200
1749
294
18.66
13.17
69.96
15.10
400
1799
288
18.35
12.96
71.95
15.38
600
1951
271
19.30
13.30
15.16
78.03
800
1917
280
19.26
13.28
76.66
15.20
**
tn
**
**
**
tn
F test
Pola respon L ** Qtn Ltn Qtn
L** Qtn L ** Qtn L ** Qtn
Ltn Qtn
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap berat buah,
berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan
terlarut total. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q = kuadratik. **
= nyata pada tarafnyata 0.01, tn = tidak nyata *(Buah tanpa makhota).
Dosispupuk
(kg K20ha1)

448

KUMPULAN

MAKALAH SEMINAR

100 ᄋtMセ

セ@

80

:g

70

!

+
I

I
I

++

1---.
. -----: •
I

I
I

++

Y = -O.0185x 2 + 1.S328x + 50.867
R2 = PNセVUX@

I

60

I

50

i.

セ@

PERHORTI(2009)

I

セ@

90

lLMIAH



:

:
I

::+J---+--,-L--,-----.----.-----T-----,-o
10

20

30

40

50

60

Kadar hara K tanah (ppm K2 0)

Ganbar 1 Kurva respons hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstraksi
oleh pengekstrak Bray-l dengan hasil relatif

y = -46-05x2 + O.034x + 83.728
R2 =0.35
t

100

......

90

III

80
70

....

.c
c

g

.c

60

III

50

.Q

40

::I

i
'1:'
e
Il.
::I

-

30
20
10

+ Y = 0.0121x + 68.606
R2 =0.154
y =-66-05x2 + 0.0761 x +48.514
R2 =0.5246

i+KmI

I_ Kr I

i. Kt I

0
0

200

400

600

800

Dosis pupuk K (kg KzO ha-1)

Gambar 2 Kurva respons hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk K pada
kadar hara K rendah, sedang dan tinggi dengan produksi buah

449

..

ISBN : 978-979-25-1262-5

2009
PERHIMPUNAN HORTIKULTURA INDONESIA

Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah

Editor:
Anas D. Susila
Winarso D. Widodo
Roedhy Poerwanto

Publikasi dan Diseminasi Hasil
Penelitian Hortikultura Indonesia

K U M P U LAN

M A K A L A If

S[ M I N A R

I L M I A H

I' l' R 11 0 R T I ( 2 0 () 9 )

Daftar lsi
Kata Pengantar ... ... ................................................................................................... j
Daftar lsi .. .. .. .... ....... ....... ..... .. ................... ... ................ .... .. .... ... .......... ............... ...... .. i
Sambutan Ketua UmLill1 Perhorti ..... ... ... ...... ......... .... ...... .. ... .... ......... ...... ........ ....... vi
Sambutan Direktur Jenderal Hortikultura ............... .......... ... ... ................................ x
Sunsunan Panitia Kongres dan Seminar Ilmiah Perhorti 2009 .. ... .. ...... ........ ...... xii
Plenary I : Publishing Horticultural Research on Scientific Journal.. .................. xiii
1. Hovv to Improve International Publishing ............. .. ....... ..... ... .. .... ..... ..... .... 1
2. How to write and publish research in international journals ..................... 6
Plenary II: Disemination Horticultural Research to incrrase farmer welfare ...... 14
3. AVRDC - The World Vegetable Center' s Global Technology
Dissemination: Approaches, Roles and Activities .. .... .. .................... ...... 15
Plenary III : Mini SympOSil.m1 Vegetable R&D in Sumatra and Java .................. 25
4. Factors affecting adoption of chili crop in Central Java ....... .......... ......... 26
5. Impacts of Farn1ers' Field School on Livelihood Capitals in Tsunami
affected Communities of Aceh, Indonesia .............................................. 39
6. Fertilizer Recommendation: Correlation and Calibration of Soil P Test for
Yard-long Bean (Vigna unguilata L) on Ultisols in Nanggung-Bogor ... 50
7. Integrated Chili Management to Control Some Major Diseases in Brebes
district, Central Java, Indonesia ....................................................... ........ 61
8. Factors determinants of pesticides use and disease management practices
adopted on chili farming in Central Java, Indonesia .......... ..................... 71
Section I: Breeding and Biotechnology ................................................................ 83
9. Induksi Bibit Tanaman Krisan secara In Vitro ........................................ 84
10. Exploration Of Pectin - Utilizing Yeast From Soil Of Fruits Orchard ... 93
11. Somaclonal Variation of Aloe vera Planlet.. .......................................... 102
12. Identifikasi VariabilitasWani Bali (j\;fangifera eaesia Jack.) Berdasarkan
Karakter Morfologi dan Genetik ........................................................... 108
13. Analisis Stabilitas Non Parametrik Beberapa Cabai Hibrida (Non
Parametric Stability Analyses of Some Hybrid Pepper) ....................... 120
14. Discrimination between female and male salak {Salaeea zalaeea
(Gaertner) Voss} by isozymes analysis and seedling morphology .... .. 130

15. Preliminary Selection Of Sr Sweetcorn Hybrids In West Java Based On Its
Stability And Adaptability For Agronomic Characters ....... ........... ....... 139
16. Kultur Jaringan Kantong Semar Nepenthes mirabilis .. ......................... 150

K U MP U LAN

MAKALAH

SE iVl l NA R

ILMIAH

PERHORTI(2009)

17. Agrobacterium tumefaciens-mediated transformation in shallot (Allium

cepa L.) .......... ......... ... ............................................................................. J 59
J 8. Green Revolution' Gene(s) Related Stem Morphogenesis in Mulberry
(Morus spp.) ..... ....... .. .. ... .............. ... .. .. ...... ..... ..... .. ......... ....... ........... .. .... 172

19. Comparison of ploidy level screening methods in regenerants derived from
anther culture of anthurium .......................................... .......................... J79
20. Improvement of mangosteen Microsatellite Isolation by Selective
Hybridization method ............................................................................. ] 87
21. Variasi Kandungan Vitamin C Dan Kemampuan Memproduksi Kalus
Embriogenik Pada Koleksi gセョッエゥー@
Lokal Cabai Indonesia .......... ....... . 198
22. Analisis DNA Manggis (Garcinia Mangostana L.) Hasil Iradiasi Sinar
Gamma Dengan Penanda Molekuler .................................................... 210
23. Evaluasi Karakter Morfologi Dan Daya Hasil 1] Galur Cabai (Capsicum
Annuwn L.) Introduksi Avrdc Di Kebun Percobaan IPB Tajur ............. 220
24. Analisis Genetik Beberapa Komponen Hasil Cabai (Capsicum annuum L.)
Mengglmakan PersiJangan DiaJel Penuh ..... .. .......... .. .......... ............. .. .. .232
25. Studi Keragaman Genetik Nenas (Ananas Comosus L. Men) Hasil
Persilangan Berdasarkan Penanda RAPD .............................................. 243
26. Analisis Dialel Ketahanan Cabai (Capsicum Annuum L.) Terhadap
Phytophthora Capsici Leonian .. ............... .. ................. ... .. .... ....... ... ..... .. 258
27. Seleksi Cabai (Capsicwn Annuum L.) untuk Toleransi Terhadap Intensitas
Cahaya Rendah ....................................................................................... 269
for Early Screening
28. Evaluation of SCAR18 Marker Linked to セMc。イッエ・ョ@
of Mango (A1angifera indica L.) Progenies ........................................... 283
29'. Potensi Beberapa Varietas Jagung (Zea A1ays L.) sebagai Jagung Semi
(Baby Corn) .. ... ... .... ........ .. .... ....... .... .............. .. ....................................... 296
Section II: Crop Management and Physiology .................................................... 304
30. Indian Pennyworth (Centella asiatica L. Urban) Growth and Production to
Phosphorus Fertilization in High Altitude ............................................ 305
31. Optimum Fertilizer Rate for Yard-long Bean (Vigna Unguilata L)
Production in Ultisol Jasinga ................................................................. 315
32. Study of Calcium Spraying to Reduce Yellow Latex on Mangosteen Fruits
(Garcinia mangostana L.) ......................................................................324
33. Vegetables Production with Polyethylene Mulched and Drip Irrigation
System .. ...... .. ...... ....... ..................................................................... ........ 335
34. Response of Seven Hybrid Chilli Cultivars at Different Altitudes with
Local Specific Organic Amendment Planting in Off-Season ................ 344
35. Effect OfCurting Materials And Fertilizers on Yield OfTerubuk
(Saccharum Edule Hasskarl) .................................... .. ............................ 354

11

K U MP U L AN

MAKALI\ /-I

S E M I NA R

I LMIA H

PE RH O RTI (2 0 0 9 )

36. Effects of Fertilizers on Yield Oflndigenous Vegetables .... ..... .. .......... 367
37. Effect of Plant Spacing on Yield of Several Indigenous Vegetables .... . 373
38. Grow1h and Development of Poinsettia (Euphorbia pulcherrima Will.) Var.
Freedom Red on Different Concentration of CycoceJ Application ..... .. 379
39. Applications of Organic Fertilizer and Seed Treatment for Cabbage In
Lowland Areas Jambi Province .............. .. ...... .... .. .... ...... ....................... 385
40. Review of Literature on Perennial Peanut (Arachis pinto i) as Potential
Cover Crop in the Tropic;s ........ ........ ... ......... ... .. .. ...... .. ... ....................... 391
41. Kajian Budidaya Mentimun Semi Organik Dan Anorganik di Kawasan
Prima Tani Paal Merah Kota Jambi .. .. .... .... .... ... ... ... ....... .. ...... ... ... ......... 400
42. Pengaruh Naungan Tegakan Pohon Terhadap Pertumbuhan dan
Produk6vitas Beberapa Tanan1an Sayuran Indigenous ......................... 410
43. Flowering Phenology and Floral Behavior of species Scutellaria spp.
(Lalniaceae) ... ......... .... ...... ..... .. ........... ... ... ... ... .......... ..... .......... .. .... ........ 420
44. Kajian Budidaya dan Analisis Komparatif Usahatani Sayuran Pada
Kawasan Prima Tani Paal Merah Kota Jambi .... .................................. 427
45. Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanan1an Nenas Berdasarkan
Status Hara Hara Tanah ......... ... .......... ..... ............. .. ... .... ............. ........... 439
46. Peliode Kritis dan Pengaruh Pemulsaan, Sanitasi dan Yellow Fluorescent
Sticky Trap Terhadap Fluktuasi Populasi Thrips Manggis .................. 450
47.Pertumbuhan VegetatifDan Generatif Stroberi Pada Sistem Fertigasi
Yang Berbeda ....... .. .. .. ............ ............. ... .. .... .. .. .. .............................. ..... 460
48. Evaluasi Potensi Xanthone pada Beberapa Kondisi Fisik Buah Manggis
(Garcinia ivlangostana L.) .... ... .............. ...................... .......................... 472
49. Akumulasi Xanthone pada Berbagai Stadia Umur Buah Manggis (Garcinia
j\1angostana L.) .......... ........... ........... ........... .. ............... ......................... 482
50. Identification and Morphological Description of Culti vars of Sunflower
(Helianthus annuus L.) .................................. ... ................ ..... ................ 493
51. Penilaian Kualitas Tanah pada Produksi Sayuran dengan Bahan Organik
...................... ............. .... ...... ........ ................... ............ ........................... 501
52. Reforestation using Japanese Persimmon in East Java, Indonesia ... ..... 510
53. Pemanfaatan Kompos Berbahan Dasar Limbah Substrat Jamur Pada
Budidaya Horenso ...... ....... ................. ..... ............ ..................... ............. 515
54. Kajian Aspek Fisiologi Tiga Varietas Lokal Bawang Merah Pada
Keragaman Ketinggian Tempat .... .............. ............. ........ ...................... 528
55. Analisis Umur Daun Terhadap Konsentrasi Hara Nitrogen Daun dan
Hubungannya Dengan Produksi Manggis (Garcinia mangostana L.) .. 539
56. Penentuan Status Hara Nitrogen Melalui Analisis Jatingan Daun pada
Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) .. .................................... 553

III

KUMPULAN

fVIAKALAH

Sf ivllNi,R

ILfVlJAI!

PERHORTI(2009)

57. Kajian Aktivitas Fotosintesis clan Status Air Pada Beberapa Stadia Tumbuh
Dan Umur Tanaman Manggis .... ....... .... .... ................ ....... ............. .... ..... 564
58. Kajian Cekaman Air dan Macam N utrisi Organik Pada Pertumbuhan dan
Kandungan Reserpina Pule Pandak (Rauvo(fia serpenfina Benth.) ....... 576
59. Pengaruh Aplikasi Kalsium Terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis
(Garcinia Mangostana L.) .. ..... .......... .. ... ................... ..... .......... ..... ... ..... 587
60. Pengaruh curah hujan terhaclap getah kuning pada buah manggis (Garcinio
nUlngostana L.) ..... .. ... .. .. ... ..................................................................... 594
61. Respons Tanaman Kubis Meni'h (Brassica Ole race a Var. Capitata L. F.

Rubra) Terhadap Penggunaan Mulsa Sekam Padi san Pemberian Kalium
........ .......................... ... ........................... ......................... .... ... ... ..... .... ... .601
62. Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.) pada Berbagai Media
Tanam Dengan Penambahan Garam Dapur (Nacl) ................................ 609
Section III: Plant Protection, Post Harvest, and Processing .............................. ..616
63. Molecular and Biochemical Detection of Fusarium Oxysporum F.Sp.
Cubense As The Causal Pathogen of Fusarium Wilt Disease on Banana
(lviusa Spp.) ............................................................................................ 617
64. The commercially promising plant volatile of acetaldehyde in controlling
the grovvth of green mould on Valencia oranges ... ............... .... ...... .. ...... 624
65 . Clay as Potassium Permanganate Carrier for Banana Storage in Indonesia
..... ........................................................................................................... 635
66. Chitosan Extends Vase Life of Cut A/pinia purpura/a Pink ..... ............. 644
67 . Storage life of mangoes (A1angt/era indica L) cv Gedong extended by
. chitosan and emulsifier treatment .... ................................ .. .... .. .............. 649
68 . The Use of Coating Materials and Cytokinin to Prolong Shelflife And to
Keep Freshness and Color of Calyx of Mangosteen (Garcinio
Mangostana L.) Fruit ...... ... ...... .................................. .. .......................... 655

69. Pengaruh Pelapisan dan Suhu Simpan Terhadap Kualitas dan Daya
Simpan Buah Nenas (Ananas Comosus (L.) Merr) ...... .. ........................ 664
70. Study on Fruit Quality of PKBT - IPB' Papaya .................................... 677
71. Kualitas Rasa dan Porsi Edibel Sebagai Karakter Kunci Menonjolkan
Keunggulan Varietas Durian Lokal Nusantara ...................................... 687
72. Pelilinan dan Pengemasan Buah Lengkeng dalan1 Kantong Plastik
Berlubang lmtuk Memperpanjang Daya Simpan Segarnya ................... 695
73. Pengaruh Pelapisan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan
Kombinasi LiEn Lebah, Giberelin dan Benomyl dengan Adaptasi Suhu
Terhadap Umur Simpan Manggis .......................................................... 705
74. Kajian Perkecambahan Polen Pepaya Koleksi Pusat Kajian Buah Tropika
IPB .................. .. .......... ............................ ......... ... .................................... 715
Section IV: Social and Economics ........ .... ............................. ........ .................... .725
IV

K U IV! P U LAN

IVl A K 1\ L i\ If

S E iVl J N A R

I L M I A H

PER H 0 R T 1 ( 2 0 0 9 )

75. Market Networks of Women for Indigenous Vegetables in The Village of
Hambaro, Nanggung Subdistrict, West Java ...... .. .......... .. ... ...... ... ....... . 726
76. Desain Metrik Pengukuran Kinelja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan
Pendekatan SCOR dan Fuzzy AHP ............. .... ... .... .... ............... .. ...... ... . 735
77. Membangun Hortikultura di Era Globalisasi .. ...... ...... .. ... ...................... 749
Author Index .. ... ..... .... .... ..... ...... ..... ... .. ....... ........ ...... ........... ..... ... .... ... .... ..... ........ 755
78.

v