Oshibana

(1)

OSHIBANA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

SANTRI HASANAH

102203004

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

OSHIBANA

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Oleh :

SANTRI HASANAH

102203004

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

OSHIBANA

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH

Nip : 196008221988031002 Nip :19670807200401001

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SANTRI HASANAH NIM : 102203004

Pembimbing I Pemimbing II


(4)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi, S.S. M.Hum Nip. 1967 08072005 01 1 001


(5)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendididikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan

Dr. Syahron Lubis, M.A. Nip : 195110131976031001

Panitia Ujian :


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “OSHIBANA” ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan penulis yang masih terbatas. Tetapi, berkat bantuan beberapa pihak, maka penulis berhasil menyelesaikan kertas karya ini.

Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah member dukungan, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulanaidi, S.S. M.Hum. Selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilm u Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nandi S. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Zulnaidi, S.S. M.Hum Selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan pengarahan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian kertas karya ini.

5. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum. Selaku Dosen Wali yang telah memberikan perhatiannya selama penulis menjadi mahasiswi.


(7)

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Abang Mistam yang sudah banyak membantu dalam segala urusan perkuliahan.

8. Untuk keluarga yang tersayang : Ayahanda Edi Susanto, dan teristimewa Ibunda Chadijah Siregar yang telah banyak memberikan pelajaran hidup, semangat dan dukungan yang tidak pernah ada hentinya sehingga penulis menjadi seperti yang sekarang ini.

9. Untuk adik-adiku tersayang Taufik Ismail dan Fuad Hambali, terima kasih sudah menjadi adik-adikku yang manis Selama ini.

10.Untuk yang terkasih M. Gusti Ade terima kasih untuk semangat dan dukungan serta selalu ada untukku dalam berbagi suka dan duka.

11.Untuk sahabat tercinta, fitriana, puza, elsya, agil, faisal, maya, yuni, putri kalian yang telah membuat penulis selalu semangat dalam menjalani hidup ini dan terima kasih sudah banyak membantu.

12.Buat hinode 2010 terima kasih buat selama 3 tahun kita telah sama-sama berbagi kehangatan didalam canda, debat, marah, senyum, tangis, kenangan yang takkan pernah terlupakan bersama dengan kalian.


(8)

13.Dan untuk semuanya yang telah banyak membantu dan mendukung selama ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi kita dikemudian hari.

Medan, Juni 2013

SANTRI HASANAH NIM : 102203004


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA 2.1 Pengertian Oshibana ... 5

2.2 Sejarah Oshibana ... 6

2.3 Jenis-Jenis Bunga dan Daun ... 9

2.4 Alat-Alat Yang Digunakan ... 12

BAB III PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT OSHIBANA 3.1 Pembuatan Amigurumi ... 14

3.2 Manfaat Amigurumi ... 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 20

4.2 Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Negara Jepang mengenal empat musim yaitu, musim semi (haru), musim panas (natsu), musim gugur (aki), dan musim dingin (fuyu). Tidak semua daun dan bunga dapat bertahan disetiap musim tersebut. Musim gugur dan musim dingin akan menggugurkan hampir seluruh bunga dan daun. Sedangkan musim semi dan musim panas akan diwarnai oleh mekarnya bunga dan tumbuhnya dedaunan.

Orang-orang Jepang tetap dapat menikmati indahnya bunga sakura saat musim gugur, mereka berusaha mengeringkan dan menyimpannya, lalu mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk. Teknik yang mereka gunakan adalah teknik press. Dan tidak akan berubah dalam waktu yang lama. Dari sinilah muncul seni oshibana yang akhirnya menyebar luas keseluruh negeri.

Oshibana berasal dari Jepang dan sudah dikenal berabad-abad yang lalu, yakni sekitar abad ke-16. Seni tersebut diwariskan secara turun-menurun dari generasi ke generasi hingga kini. Diyakini, kelahiran oshibana berawal dari keinginan masyarakat Jepang untuk mengabadikan keindahan bunga sakura yang hanya bisa dinikmati ketika musim semi.


(11)

Secara umum oshibana dapat didefinisikan sebagai seni merangkai bunga dengan cara press yang diaplikasikan dalam berbagai kreasi yang unik dan menarik. Oshibana dapat dinikmati pada saat festival-festival yang diadakan di Jepang. Tidak heran bila oshibana menjadi begitu diminati oleh masyarakat Jepang.

Pada saat ini kursus-kursus oshibana sudah ada dimana-mana dan menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun dibelahan dunia lain seni ini juga dikenal, tetapi teknik mengeringkan dan press gaya Jepang inilah yang lebih populer sehingga banyak kelompok oshibana yang bermunculan di Eropa dan Amerika. Di Negara barat oshibana dikenal dengan istilah the art of pressed flower.

Di Indonesia seni merangkai bunga kering dengan cara dipress ini belum begitu populer namun dengan seiring berjalannya waktu, mulai banyak kalangan masyarakat yang menyukai dan menekuninya, baik sebagai hobi maupun untuk dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka ragam souvenir. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik terhadap oshibana dan sekaligus menjadikan oshibana sebagai judul kertas karya ini.


(12)

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan memilih judul oshibana dalam penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui asal mula oshibana dan perkembangannya di masa sekarang ini.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis bunga dan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan oshibana.

3. Untuk mengetahui proses pembuatan oshibana dalam bentuk kreasi yang lebih indah.

4. Untuk mengetahui manfaat dari oshibana dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Batasan Masalah

Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada proses pembuatan oshibana . Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakan juga tentang oshibana secara umum yang meliputi sejarah, jenis-jenis bunga dan bahan-bahan dalam proses pembuatan oshibana.


(13)

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dideskripsikan kedalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas.


(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA

2.1Pengertian Oshibana

Negara Jepang mengenal empat musim, yaitu musim panas, musim semi,

musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga sakura. Apabila musim semi tiba orang-orang Jepang akan beramai-ramai pergi untuk melihat bunga yang mekar terutama di taman-taman yang banyak terdapat pohon sakura.

Namun, tidak semua musim di Jepang bunga-bunga akan bermekaran. Misalnya, pada musim dingin dan musim gugur. Oleh karena itu, orang-orang Jepang mempunyai cara untuk mewujudkan keabadian bunga-bunga agar orang-orang Jepang dapat menikmati bunga-bunga tersebut meskipun bukan musim semi.

Agar dapat selalu menikmati bunga-bunga orang-orang Jepang menggunakan cara pengeringan kemudian menyimpannya serta diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Teknik yang orang-orang Jepang gunakan adalah teknik press atau yang dikenal dengan Oshibana.

Oshibana berasal dari dua kata, yaitu oshi atau oshu berarti “tekan”, dan bana atau hana yang berarti “bunga”. Jadi oshibana dapat diartikan adalah kerajinan bunga press atau bunga yang ditekan atau dipress. Secara umum oshibana didefinisikan sebagai seni merangkai bunga press yang diaplikasikan


(15)

dalam bentuk yang unik dan menarik. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa oshibana adalah seni merangkai bunga kering yang menghargai keindahan bunga dan keabadian bunga.

2.2 Sejarah Oshibana

Oshibana sudah dikenal masyarakat Jepang sejak berabad-abad yang lalu, yakni sejak abad ke-16. Namun, pada masa sebelumnya yaitu pada abad ke-6 di Jepang hanya mengenal seni merangkai bunga yang disebut dengan Ikebana. Ikebana pada awalnya adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha.

Orang-orang Jepang pada zaman kuno, menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Orang-orang Jepang merasakan hal yang aneh pada tanaman dan menganggapnya sebagai suatu misteri. Bagi orang-orang Jepang tanaman yang sudah dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar kesegaran tanaman itu akan sama seperti pada saat sebelum dipetik.

Setelah bunga-bunga dirangkai sesuai dengan keinginan orang-orang akan bisa menikmatinya. Namun pada zaman modern sekarang ini orang-orang Jepang biasa menikmati bunga dengan menggelar tikar dibawah pepohonan, duduk dan makan beramai-ramai bersama dengan teman maupun keluarga. Kebiasaan menikmati bunga ini biasa dikenal dengan sebutan Hanami.


(16)

Namun kebiasaan menikmati bunga sakura ini hanya dapat dilakukan apabila bunga-bunga bermekaran yaitu, pada musim semi dan musim panas. Pada musim panas dan musim semi orang-orang akan bisa menikmatinya sedangkan musim dingin dan musim gugur orang-orang Jepang tidak bisa menikmatinya karena bunga-bunga pada musim ini berguguran.

Oleh karena itu orang-orang Jepang mempunyai keinginan untuk mengabadikan bunga-bunga yang hanya bisa dinikmati pada musim semi tersebut, dengan cara mengeringkan dan menyimpannya lalu mengaplikasikan dalam berbagai bentuk. Tetapi, dalam mengeringkan bunga-bunga tersebut orang-orang Jepang mempunyai teknik tersendiri.

Teknik pengeringan yang digunakan adalah teknik Press. Teknik yang akan menghasilkan bunga dan daun kering dengan warna yang tidak akan berubah dalam waktu yang lama. Dari sinilah muncul seni bunga press yang biasa disebut dengan Oshibana.

Oshibana pada zaman sekarang telah menyebar luas ke berbagai penjuru dunia. Pengaplikasian dalam berbagai bentuk yang menarik dan unik mampu memikat siapa saja yang melihatnya. Tidak heran apabila oshibana begitu banyak diminati oleh masyarakat Jepang, khususnya para wanita.

Kursus-kursus oshibana sudah mulai bermunculan dimana-mana dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Walaupun di belahan dunia lain seni ini juga dikenal, tetapi teknik mengeringkan dan press gaya Jepang inilah yang


(17)

lebih populer sehingga banyak kelompok oshibana yang bermunculan di berbagai dunia. Di Negara barat oshibana dikenal dengan istilah The Art of Pressed Flower.

Di Indonesia seni bunga press ini belum banyak diketahui dan diminati oleh masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu sebagian kalangan masyarakat di Indonesia mulai menyukai dan menekuni seni merangkai bunga kering dengan cara dipress ini, baik sebagai hobi maupun dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka macam souvenir seperti, gantungan kunci, pembatas buku, lukisan dan lain-lain.

Negara Indonesia sendiri terkenal dengan beraneka ragam floranya, sehingga kita bisa memanfaatkan aneka flora ini untuk dikeringkan. Namun, anggapan bahwa membuat bunga press ini sangat sulit, inilah yang menyebabkan oshibana belum banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

2.3 Jenis-jenis Bunga dan Daun

Pada dasarnya hampir semua bunga dan daun dapat dikeringkan. Namun,

pada proses pengeringan ada bunga yang mudah dan cepat dikeringkan dan ada juga bunga yang sulit dan lama untuk dikeringkan. Untuk itu ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi bunga yang mudah atau sulit untuk dikeringkan, yaitu :

a. Jumlah kandungan air b. Waktu pemetikan


(18)

Kemudian ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan dalam proses pengeringan bunga agar proses pengeringan yang didapat akan maksimal, yaitu :

a. Pilih daun dan bunga yang memiliki kandungan air sedikit

b. Petik daun dan bunga pada saat cuaca cerah, yang ideal adalah di siang atau di sore hari.

c. Jangan memetik bunga di pagi hari, karena masih banyak embun yang menempel pada bunga.

d. Jangan memetik daun dan bunga setelah hujan.

e. Susun segera bunga dan daun dalam alat pengering dan langsung dipress. f. Simpan bunga dan daun yang sudah kering didalam plastik yang kedap

udara dan dalam wadah yang tertutup.

g. Simpan wadah tertutup pada tempat yang kering, hindari cahaya matahari dan sinar lampu neon.

Contoh-contoh bunga dan daun yang mudah dikeringkan dan contoh-contoh bunga dan daun-daun namun perlu perlakuan khusus atau membutuhkan teknik khusus.

Contoh beberapa daun yang mudah dikeringkan 1. Suplir

2. Pakis

3. Daun ketapang 4. Batang bunga lotus 5. Daun putri malu 6. Daun petai cina


(19)

7. Daun anggur

Contoh beberapa bunga yang mudah dikeringkan 1. Lavender

2. Baby breath 3. Flamboyan 4. Bougenvil 5. Soka 6. Kasia emas 7. Kembang merak 8. Hortensia


(20)

9. Aster 10.Bunga biru

Contoh beberapa sayur yang mudah dikeringkan 1. Peterseli dan seledri

2. Cabe merah dan hijau yang besar 3. Cabe rawit besar

4. Kacang arcis

Contoh beberapa buah yang dapat dikeringkan namun perlu perlakuan khusus 1. Strawberry

2. Kiwi

Contoh beberapa bunga yang dapat dikeringkan tapi membutuhkan teknik khusus

1. Lily

2. Krisan 3. Matahari 4. Anggrek 5. Mawar impor

2.4 Alat-alat yang Digunakan dalam Pembuatan Oshibana

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan oshibana adalah : 1. Gunting : digunakan untuk menggunting daun dan bunga dari tangkai. 2. Cutter : digunakan untuk membelah tangkai yang tebal atau keras.

3. Silika gel : digunakan untuk mempertahankan bunga atau daun dan untuk mencegah tumbuhnya jamur.


(21)

5. Jarum pentul : digunakan untuk menusuk plastik klip kecil berisi silika gel. 6. Tusuk gigi : digunakan untuk mengaplikasikan lem pada bunga yang akan

ditempel.

7. Busa : digunakan untuk menyerap kadar air pada bunga atau daun. 8. Kertas minyak : digunakan untuk meletakkan bunga yang akan dipress. 9. Kertas buram : digunakan untuk lapisan pemisah diantara tiap tumpuk bunga. 10.Lem dan double tip : digunakan untuk perekat.

11.Kantong plastik berzipper atau kedap udara : digunakan untuk wadah penyimpan materi yang akan dikeringkan.

12.Alat pemberat : digunakan untuk menindih alat pengering berisi bunga yang akan dipress. Misalnya, papan kayu atau sesuatu yang berat dan berbidang datar dengan berat minimal 5kg.

13.Mesin laminating : digunakan untuk melaminasi kreasi oshibana yang diaplikasikan pada pembatas buku, agenda, kartu ucapan, dan lain-lain.

14.Plastik laminating : digunakan untuk melapisi kreasi oshibana yang diaplikasikan pada kertas atau kain.

15.Puncher atau pelubang kertas : digunakan untuk melubangi pembatas buku sebagai tempat memasukkan pita.

16.Pita : digunakan untuk pemanis kreasi oshibana. 17.Plastik klip : digunakan untuk penyimpan silika gel. 18.Pinset : digunakan untuk menjepit bunga atau daun.


(22)

BAB III

PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT OSHIBANA

3.1 Proses Pembuatan Oshibana

Proses pembuatan oshibana tidak terlalu sulit. Namun, prosesnya yang membutuhkan waktu yang lumayan lama dan pengerjaannya yang harus teliti. Pembuatan oshibana dapat dibagi dalam beberapa proses kerja, yaitu :

a. Proses membelah bunga

1. Siapkan bunga, daun, atau buah yang akan dikeringkan.

2. Potong bunga, daun, dan tangkai sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

3. Susun sesuai selera diatas kertas minyak. b. Proses press bunga

Proses press bunga dibagi dalam dua tahap, yaitu : a. Tahap 1

1. Tumpuk 10 lembar kertas buram.

2. Letakkan selembar busa di atas kertas buram. 3. Letakkan selembar kertas minyak di atas busa. 4. Susun bunga atau dau di atas kertas minyak.

5. Tutup bunga dan daun yang telah disusun (beri jarak antar bunga) dengan kertas minyak.


(23)

7. Ulangi langkah di atas sampai dengan lima lapis.

8. Kemudian masukkan tumpukkan kertas yang sudah tersusun lima lapis kedalam kantong berzipper, biarkan zipper sedikit terbuka. 9. Press atau timpa susunan tersebut dengan papan sambil ditekan

semua keluar angin yang masih ada didalam kantong plastik, laliatasu tutup klip plastik. Pastikan kantong plastik sudah tertutup rapat dan kedap udara.

10.Simpan plastik yang sudah ditindih papan dan pemberat agar tidak berubah susunannya.

b. Tahap 2

1. Hari 1 : simpan susunan bunga dan daun dalam alat pengering yang sudah dipress dan ditimpa dengan alat pemberat di atasnya. 2. Hari 2 : buka alat pengering. Pindahkan bunga dan daun dari

kertas minyak. Setrika kertas minyak dan kertas pengering (buram) satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan.

3. Hari 3 : buka alat pengering. Pindahkan bunga dan daun dari kertas minyak. Setrika kertas minyak dan kertas pengering (buram) satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan.

4. Hari 4 : diamkan seharian.


(24)

satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan.

6. Hari 6 : diamkan seharian.

7. Hari 7 : buka alat pengering. Pindahkan bunga dan daun dari kertas minyak. Setrika kertas minyak dan kertas pengering (buram) satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan.

8. Hari 8 : diamkan seharian. 9. Hari 9 : diamkan seharian.

10.Hari 10 : buka alat pengering. Bila bunga dan daun telah kering sempurna pindahkan ketempat penyimpanan yang kedap udara.

Ada beberapa cara menyimpan bunga dan daun yang telah dikeringkan, yaitu : 1. Sebaiknya simpan bunga dan daun yang sudah dikeringkan ditempat yang

kedap udara untuk menjaga kualitas tingkat kekeringan bunga dan daun.

2. Simpan bunga yang sejenis pada suatu tempat, jangan dicampur dengan bunga yang berbeda.

3. Tempatkan silika gel secukupnya kedalam kantong plastik klip kecil, tusuk-tusuk dengan jarum. Masukkan kesetiap kantong penyimpanan bunga kering. 4. Sebaiknya cantumkan label atau nama bunga sesuai jenis bunga dan daun


(25)

tempelkan satu helai bunga atau daun dengan selotip di bagian luar plastik untuk memudahkan identifikasi.

5. Susun kantong yang berisi bunga kering secara berderet atau berjajar kesamping agar memudahkan kita dalam mencari bunga kering yang diinginkan.

6. Simpan kantong-kantong yang berisi bunga-bunga kering kedalam kotak yang kedap udara atau tertutup rapat, agar udara yang masuk seminimal mungkin. 7. Jauhkan dari cahaya matahari dan sinar lampu neon karena lama-kelamaan

dapat memudarkan warna asli bunga dan daun.

Setelah bunga dan daun yang dipress telah sempurna dalam pengeringannya, maka bunga-bunga dan daun yang telah kering tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk kreasi yang unik dan menarik. Misalnya, pembatas buku, cover agenda, alas meja, kartu ucapan, dan buku tamu.

Dibawah ini akan dijelaskan cara pembuatan kreasi oshibana, dan mengambil satu contoh yaitu pembuatan kreasi oshibana kartu ucapan. Adapun cara membuatnya adalah :

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan seperti, gunting, lem, kertas ucapan, bunga kering (bunga mawar atau daun akasia).

2. Oleskan setitik lem pada bagian belakang bunga.

3. Tempelkan semua bagian bunga ke kertas sesuai desain yang diinginkan 4. Tempelkan lem di ke-4 sisi bagian belakang kartu.

5. Tempelkan kertas berdesain bunga kekartu ucapan.


(26)

7. Gunting kelebihan plastik laminating.

8. Dan kartu ucapan yang unik dan menarik siap untuk dipakai.

3.2 Manfaat Oshibana

Proses pembuatan oshibana memang sedikit sulit dan membutuhkan proses yang memakan waktu yang lama, namun setelah oshibana dibuat ada banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dibawah ini ada beberapa manfaat oshibana dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

1. Oshibana bermanfaat untuk mengabadikan keindahan flora dalam berbagai

bentuk seperti hiasan dinding, kartu ucapan, pembatas buku, dan lain sebagainya yang keindahannya dapat dirasakan sepanjang masa.

2. Dapat dijadikan sebagai lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka ragam souvenir.

3. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. 4. Oshibana dapat melatih kreatifitas dan keterampilan.

5. Dapat mendukung eco-green dan save our earth untuk peduli terhadap lingkungan dan kelestarian alam bumi.


(27)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan memaparkan mengenai Oshibana, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Oshibana merupakan seni bunga press yang menghargai keindahan dan

keabadian dengan cara mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk yang lebih unik dan menarik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat dinikmati sepanjang masa.

2. Oshibana merupakan seni merangkai bunga kering dengan cara dipress yang memanfatkan lingkungan alam sekitar yaitu dengan menggunakan bunga, daun, tangkai, bahkan buah sekalipun. Misalnya, bunga mawar, daun akasia, tangkai bunga soka, dan buah strawberry atau kiwi.

3. Cara pembuatan oshibana tidak terlalu sulit hanya membutuhkan kesabaran dan ketelitian karena proses pengerjaan dan pengaplikasiannya yang cukup memakan waktu.

4. Oshibana mempunyai perbedaan dengan ikebana yaitu oshibana adalah seni merangakai bunga kering dengan cara dipress sedangkan, ikebana adalah seni merangkai bunga segar.

5. Oshibana mempunyai banyak fungsi seperti, dapat mengabadikan keindahan


(28)

mendukung eco-green dan save our earth atau peduli pada lingkungan sekitar.

4.2 Saran

Oshibana adalah kerajinan yang dapat melatih kreatifitas dan keterampilan, maka pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya melatih kreatifitas dan keterampilan oshibana juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan oshibana sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.

Oleh karena itu bagi pembaca khususnya, mahasiswa program studi Bahasa Jepang. oshibana dapat dimanfaatkan sedemikian rupa, sebab oshibana bukan hanya sekedar tempat melatih keterampilan namun, pembaca dapat menuangkan imajinasi yang tinggi serta ikut serta dalam kepedulian terhadap lingkungan melalui pemanfaatan alam sekitar menjadi suatu produk yang bernilai tinggi.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Aderina, Sri. 2012 . Oshibana Seni Bunga Press Dari Jepang. Jakarta :

Demedia Pustaka.


(30)

LAMPIRAN

Gambar 1. Oshibana cover buku dan agenda


(31)

(32)

Gambar 3. Oshibana pembatas buku


(33)

Gambar 5. Oshibana Pada Alas Piring dan Gelas


(34)

Gambar 7. Oshibana dalam bentuk hiasan dinding


(35)

OSHIBANA

Bunga bagi orang-orang Jepang sangat bermakna dan memiliki fungsi tersendiri. Dulu orang-orang Jepang mempunyai tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha. Bagi orang-orang Jepang bunga adalah sesuatu yang indah dan harus dilindungi. Selain itu orang jepang menganggap bahwa bunga memiliki keanehan dan misteri. Oleh karena itu, Sangat banyak manfaat bunga bagi orang-orang Jepang. Sehingga keinginan orang-orang-orang-orang Jepang untuk mengabadikan bunga setiap saat sangat tinggi. Dan pada akhirnya muncul seni merangkai bunga dengan cara dipress atau biasa disebut dengan oshibana.

Oshibana merupakan seni bunga press yang menghargai keindahan bunga. Seni ini memanfaatkan lingkungan alam sekitar seperti bunga, daun, buah, dan lain-lain. Oshibana sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. seni bunga press ini muncul berawal dari keinginan masyarakat Jepang yang sangat menyukai bunga sakura. Karena tidak bisa setiap saat melihat bunga sakura maka orang-orang Jepang berusaha untuk mengabadikannya. Orang-orang Jepang pada musim semi bersama teman maupun keluarga pergi ke taman-taman, menggelar tikar dibawah pohon sakura dan membawa bekal untuk menikmati bunga sakura. Kegiatan menikmati bunga ini biasa disebut dengan hanami.

Sebelum oshibana dikenal oleh masyarakat Jepang, orang-orang Jepang sudah mengenal seni merangkai bunga segar yang biasa disebut dengan Ikebana. Orang-orang Jepang merangkai bunga sesuai dengan keinginan. Berbeda dengan


(36)

mengerjakan yang cukup banyak. Kita dapat menikmati Ikebana jika musim bunga telah tiba di Jepang.

Di Jepang, orang-orang Jepang mengenal empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Bunga sakura hanya mekar di musim semi sedangkan, di musim-musim yang lain bunga sakura tidak mekar. Oleh karena itu agar orang-orang Jepang dapat menikmati bunga sakura meskipun bukan musim semi. Orang-orang Jepang berusaha mengabadikan bunga sakura dengan menggunakan teknik press. Teknik ini diyakini orang-orang Jepang tidak akan merubah warna bunga atau daun dalam jangka waktu yang lama. Setelah bunga-bunga tersebut dipress, orang-orang Jepang akan menyimpannya lalu mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk menarik dan unik. Contohnya, pembatas buku, gantungan kunci, lukisan, dan lain-lain.

Oshibana masa kini telah menyebar luas keseluruh dunia. Bentuk-bentuk oshibana yang menarik dan unik mampu memikat siapa saja untuk mengenal lebih jauh seni ini. Maka, tidak heran sangat banyak masyarakat Jepang berminat terhadap oshibana ini, terutama para wanita. Kursus-kursus oshibana juga sudah mulai bermunculan dimana-mana dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki flora yang beraneka ragam. Di Indonesia, seni merangkai bunga dengan cara dipress ini belum banyak diketahui dan diminati. Namun, Seiring dengan berjalannya waktu sebagian kalangan sudah mulai mengenal dan menekuni kerajinan oshibana. oshibana masih belum banyak diminati masyarakat Indonesia.


(37)

oshibana, memerlukan ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakannya. Dalam proses pengerjaannya oshibana bisa memakan waktu 10 hari. Dalam memilih jenis-jenis bunga atau daun yang akan dipress juga memiliki caranya tersendiri. Seperti, daun harus dipetik disiang atau sore hari. kemudian, memilih bunga atau daun yang memiliki kandungan air yang sedikit, serta menyimpan bunga dan daun yang telah kering kedalam wadah yang tertutup. Alat-alat yang digunakan juga cukup banyak. Misalnya, gunting, lem, kertas minyak, dan lain-lain. Setelah bunga selesai dipress atau dikeringkan juga masih ada tahap selanjutnya, yaitu tahap mengaplikasikan oshibana kebentuk-bentuk yang lebih menarik..

Pembuatan oshibana ini memang cukup sulit dan memakan waktu yang lama. Namun, oshibana sangat banyak manfaatnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oshibana dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk yang menarik, kemudian oshibana dapat dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan. Selain itu, oshibana dapat menciptakan lapangan pekerjaan, serta dapat melatih kreatifitas dan keterampilan seseorang.


(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(1)

40


(2)

41


(3)

42


(4)

43


(5)

44


(6)

45