Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu

Pengetahuan menurut Meliono 2007 dipengaruhi antara lain pendidikan, usia dan sumber informasi. Pengetahuan Ibu tentang kegiatan posyandu berdasarkan analisis univariat, sesuai dengan tabel 4.5 menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang 49. Menurut Taufik 2007, pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan lain sebaginya. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi, lebih cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan waktu bagi anak-anaknya. Ibu akan memanfaatkan sepenuhnya fasilitas kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat baik bagi dirinya sendiri maupun anak-anaknya. Umur Ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Sebagian besar ibu balita berumur antara 20-30 tahun 70, menurut Erikson termasuk dalam kategori dewasa awal. Sedangkan pada umur 30 tahun sebanyak 11 responden, menurut Erikson pada usia ini termasuk kategori dewasa pertengahan Santrok, 2002. Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dengan usia yang lebih banyak, maka pengalaman yang dimiliki juga akan semakin banyak dan beragam. Pengalaman dapat perpustakaan.uns.ac.id commit to user dijadikan cara untuk menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal. Selain itu usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik Erfandi, 2009. Selain faktor umur, pendidikan juga mempengaruhi baik atau kurangnya pengetahuan. Pendidikan formal terakhir ibu yang terbanyak adalah kelompok lulusan SMASMK 42. Menurut Notoatmodjo 2005, seseorang yang telah menerima pendidikan yang lebih baik atau lanjutan lebih mampu berpikir secara obyektif dan rasional. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kegiatan posyandu. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan rendah pula Erfandi, 2009. Sebanyak 37 ibu balita mendapat informasi dari orang tua dan 35 dari tenaga kesehatan. Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berfikir, tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan perpustakaan.uns.ac.id commit to user atau dasar pendidikan orang tersebut memperoleh pengetahuan dapat melalui bangku sekolah maupun lingkungannya Notoatmodjo, 2005. Menurut Erfandi 2009 informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Pengetahuan Ibu berdasarkan tabel 4.5 sebanyak 6 orang 14 memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan yang dimiliki ibu balita menjadi landasan terbentuknya kesadaran akan pentingnya kegiatan di Posyandu. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang kurang menjadikan Ibu tidak mengetahui pentingnya manfaat membawa balita ke posyandu. Ibu kurang mempunyai kesadaran dan sikap yang positif sehingga memiliki perilaku yang tidak tepat karena tidak mau mencari informasi. Dukungan dari tenaga kesehatan di Posyandu seperti kader dan bidan juga masih kurang dalam melakukan promosi kesehatan seperti penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Hal ini memungkinkan Ibu tidak tahu harus bertanya kepada siapa agar mendapatkan informasi yang tepat tentang posyandu. commit to user

B. Kunjungan Balita