RHAHADJENG MARISTYA PALUPI R 1111031
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEGIATAN
POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU
NGESTI RAHAYU, KRADENAN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh:
RHAHADJENG MARISTYA PALUPI R 1111031
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
(2)
HALAMAN VALII}ASI
KARYA TULIS
ILMIAII
TTUBUNGAN PENGETAIIUAI\I IBU TENTAI\IG KEGIATAI\I POSYANI}U
DENGATY KUNJUNGATT BALTTA
rlr
FOSYAIIDU NGESTT RAHAYU,KRADENAN
Rhahadjeng Maristya Palupi
Rlllr03l
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji
Pada
Tanggal
Agustus 2012Pembimbing
I
PembimbingII
NIP. 1977062120rc12 2 001 NIP. 196702141
Ketua Tim Kaya Tulis Ilmiatr
200501 r 001
(3)
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAI\T PENGETAIIUATT IBU TENTAI\TG KEGIATAIT POSYAI\IDU
DENGA]\[ KUNJT]NGAI{ BALITA DI POSYAI\IDU NGESTI RAIIAYU,
,
KRADENANRhahadjeng Maristya Palupi
Rll1l03l
Telah Dipertahankan dan Disetujui Di Hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Mahasiswa DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS
Pada Tanggal
:
rt..{e7.€U.bgt..e9.taPembimbing Utama
Nama : Sri Anggarini P, S.SiT, M.Kes
NIP
:19770621201012 2 001Pembimbing Pendamping
Nama :Sri Mulyani, S.Kep.Ns, M.Kes
NIP
:196742141993032001Perguji Utama
Nama : Putu Suriyasa, dr, MS.PKK.,Sp.Ok
NIP
: 194811051981111 001Sekretaris Penguji
Nama : Arsita Eka Prasetyawati, dr, M.Kes
NIP
: 198306212009122003"At-Ketua
/.y+
,ffi*tatotX4*
"p.s *S&€
i"-*Fffiffi
frIs':r?u
m
(4)
iv
ABSTRAK
RHAHADJENG MARISTYA PALUPI. R1111031. HUBUNGAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN. FK UNS.
Latar Belakang. Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal, kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, dipengaruhi kunjungan ibu yaitu pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, umur balita, dan jumlah balita.
Tujuan Penelitian. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Metode Penelitian. Analitik observasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan pada bulan Juni-Juli 2012 sebanyak 43 orang. Metode
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Besar sampel 43 orang,
instrument penelitian menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas serta lembar observasi penelitian, uji statistik penelitian
menggunakan Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 17.
Hasil Penelitian. Diperoleh pengetahuan responden baik sebanyak 49% dan
kunjungan balita aktif sebanyak 77%. Pada nilai p-value (Sig.) < 0,05; maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan yang positif sebesar 0,309 antara
pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Simpulan Penelitian. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Kata kunci: Pengetahuan, Posyandu
(5)
v
ABSTRACT
RHAHADJENG MARISTYA PALUPI. R1111031. CORRELATION
BETWEEN THE MOTHER KNOWLEDGE ABOUT POSYANDU ACTIVITIES WITH CHILDREN VISITATION IN POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN. FK UNS.
Background. Posyandu becomes important health services for infants and children of the earliest, children visitation in posyandu is related to the role of
mother as the most responsible person for the children’s health, mother's visitation
influenced by the education, employment status, income level, level of
knowledge, children’s age, and number of children.
The objectives of research. Determine the correlation between the mother
knowledge about posyandu activities with children visitation in Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
The methods of research. Observational analytic with cross sectional approach. The population are mothers of children in posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan in June-July 2012 as many as 43 people. The sampling method uses total sampling. Large sample size of 43 people, the research instrument used questionnaires that have tested the validity and reliability as well as research observations sheets, statistical tests used the Spearman Rank with SPSS version 17.0
The results of research. Good knowledge as much as 49% of respondents either and visit as much as 77% active children visitation. On the p-value (Sig.) <0,05, then Ho is rejected and Ha accepted that there is a positive correlation of 0,309 between mother knowledge about posyandu activities with children visitation in posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
The conclusions. There is a correlation between mother knowledge about posyandu activities with children visitation in Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
Key words: Knowledge, Posyandu
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT dengan segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN BALITA
DI POSYANDU NGESTI RAHAYU, KRADENAN” . Karya tulis ilmiah ini
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana saint terapan program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:
1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) selaku Ketua Program Studi D IV
Kebidanan Universitas Sebelas Maret.
2. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes, selaku Ketua Tim KTI D IV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret.
3. Sri Anggarini P, S.SiT, M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang selalu
membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.
4. Sri Mulyani S.Kep. Ns, M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang
selalu membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.
5. Putu Suriyasa, dr, MS. PKK.,Sp.Ok selaku Ketua Penguji dalam
pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah.
(7)
vii
6. Arsita Eka Prasetyawati, dr, M.Kes, selaku Sekretaris Penguji dalam
pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah.
7. Kepala Desa Blulukan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan
penelitian.
8. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
9. Teman-teman mahasiswa DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
10.Berbagai pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Karanganyar, Agustus 2012 Penulis
Rhahadjeng Maristya Palupi
(8)
viii
MOTTO
Mengetahui bagaimana menunggu dengan sabar, itulah salah satu rahasia untuk mencapai sukses.
Beranilah dan kumpulkan kekuatan pada waktu gagal untuk tegak dan lompat sekali lagi yang lebih keras, sehingga orang yang tadinya
menertawakan akan bertukar menjadi takjub.
(9)
ix
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah Ini dipersembahkan Untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan rejeki
dan rahmatNya.
2. Orang tua, yang selalu memberikan segala
usaha demi penulis dapat mernyelesaikan pendidikan ini
3. Calon Imamku yang selalu memberi
semangat.
4. Teman-teman DIV Kebidanan Transfer FK
UNS 2011.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dan
tidak dapat disebutkan satu persatu.
(10)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN VALIDASI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat ... 5 1. Manfaat Teoritis ... commit to user 5
(11)
xi
2. Manfaat Aplikatif ... 5
BAB II TINJAUAN TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Pengetahuan ... 7
a. Pengertian ... 7
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 7
c. Cara memperoleh pengetahuan ... 10
2. Posyandu ... 11
a. Pengertian ... 11
b. Kegiatan pokok posyandu ... 12
c. Peserta posyandu mendapat pelayanan ... 13
d. Sasaran posyandu ... 13
e. Kunjungan balita ... 14
3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita ... 22
B. Kerangka Konseptual ... 23
C. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Desain Penelitian ... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
C. Populasi Penelitian ... 25
D. Sampel dan Teknik Sampling ... 26
E. Kriteria Retriksi ... 26
(12)
xii
F. Definisi Operasional ... 27
G. Cara Kerja ... 28
H. Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35
B. Karakteristik Responden ... 35
C. Analisis Data ... 37
1. Analisis Univariat... 37
2. Analisis Bivariat ... 39
BAB V PEMBAHASAN ... 40
A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu ... 40
B. Kunjungan Balita ... 43
C. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjunan Balita ... 45
D. Kendala Penelitian ... 47
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Tentang Kegiatan
Posyandu……….…. 27 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Posyandu……….. 29
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………. 32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur……… 35
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir……….. 36 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ibu……….. 36 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber
Informasi……… 37 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Posyandu……… 38
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita ……… 38
Tabel 4.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan
Posyandu dengan Kunjungan Balita……… 39
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Pernyataan Keaslian Penelitian Lampiran 3. Surat Permohonan ke Responden
Lampiran 4. Informed Consent
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 7. Lembar Observasi Kunjungan Lampiran 8. Tabulasi Validitas
Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner (SPSS) Lampiran 10. Uji Reliabilitas Kuesioner (SPSS) Lampiran 11. Data Penelitian
Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Spearman Rank
Lampiran 13. Frequency Table Lampiran 14. Tabel Crosstabulation
Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 17. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi yang sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh masyarakat agar dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Derajat kesehatan di Indonesia tergolong masih rendah, salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan secara optimal oleh masyarakat. Salah satu pelayanan kesehatan terutama di desa yaitu posyandu, yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita (Adisasmito, 2007). Posyandu menjadi pusat pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal, namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita (Willis, 2008).
(17)
Jumlah posyandu di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 266.827 posyandu. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan sekitar 3,55 posyandu per desa/kelurahan (Kemenkes RI, 2011). Menurut data Kemenkes RI (2010), cakupan pelayanan kesehatan anak balita (usia 12-59 bulan), yang meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun dan pemberian vitamin A 2 kali/tahun sebanyak 78,11%. Di Jawa Tengah jumlah posyandu pada tahun 2011 sebanyak 47. 579 unit (Jateng Info, 2011), sedangkan di tahun 2011 terdapat cakupan kunjungan di posyandu sebesar 92,64% (Dinkes Jateng, 2011). Menurut Riskesdas tahun 2010 penimbangan anak umur 6-59 bulan di posyandu sebesar 89,9% di provinsi Jawa Tengah. Keberadaan posyandu juga sebagai bagian terpenting di kabupaten Karanganyar yang terdiri dari Posyandu Purnama sebesar 744 unit, Posyandu Madya sebesar 427 unit, Posyandu Mandiri 139 unit dan Posyandu Pratama 20 unit (Dinkes Karanganyar, 2011).
Posyandu menggunakan prinsip lima meja yaitu dari pendaftaran, penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan, ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT) serta pelayanan tenaga professional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti pemberian obat-obatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit jika ditemuan kasus-kasus luar biasa pada posyandu (Kemenkes, 2011).
(18)
Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung dengan ibunya. Balita yang dibawa ke posyandu, akan mendapatkan manfaat yaitu mendapatkan kesehatan ke arah yang lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanan di satu kesempatan dalam satu tempat sekaligus, dapat menghidari pemborosan waktu, tingkat partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan balita (Seno, 2008). Faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu yang memiliki balita ke posyandu yaitu pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, umur balita, dan jumlah balita. Pendidikan dan pengetahuan merupakan hal yang penting bagi manusia, yang dapat mengubah persepsi mengenai suatu hal. Pengalaman-pengalaman itu harus disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi suatu keseluruhan yang berkaitan satu sama lain sebagai suatu gejala yang dapat diterangkan, dengan pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki diharapkan seorang ibu akan dapat meningkatkan dan berperan aktif dalam kegiatan posyandu dan akan selalu berperilaku, bertindak dan bersikap untuk mendorong perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Ngesti Rahayu didapatkan bahwa posyandu tersebut termasuk dalam posyandu Madya, karena memiliki 5 kader dengan kegiatan rutin tiap bulan tetapi
(19)
program posyandu yang dilakukan belum begitu aktif. Pada penelitian ini peneliti memilih posyandu Ngesti Rahayu karena kegiatan posyandu yang dilakukan belum begitu aktif. Ibu balita di posyandu Ngesti Rahayu yang datang ke posyandu hanya untuk melakukan penimbangan pada anaknya, setelah ditimbang ibu balita akan langsung pulang setelah dilakukan pencatatan dan menerima PMT, dari wawancara pada salah satu kader dan ibu balita didapatkan bahwa pada posyandu Ngesti Rahayu, ibu balita jarang mengikuti kegiatan posyandu selain penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu,
Kradenan?”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
(20)
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan ibu balita tentang kegiatan posyandu.
b. Mengetahui jumlah balita di posyandu.
c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan
posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di posyandu.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi peneliti
Merupakan kesempatan dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di perkuliahan dan menambah pengalaman dalam membuat Karya Tulis Ilmiah yang benar.
(21)
b. Bagi masyarakat
Sebagai bahan kajian informasi tentang kegiatan keterpaduan yang dilaksanakan di posyandu sehingga kesadaran akan manfaat dari kegiatan posyandu semakin meningkat.
c. Bagi puskesmas
Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk
meningkatkan peran kunjungan balita di posyandu melalui peningkatan pengetahuan tentang kegiatan posyandu.
d. Bagi posyandu
Sebagai masukan untuk memotivasi masyarakat demi tercapainya angka partisipasi masyarakat (D/S) dengan tingkat kunjungan balita yang lebih baik di posyandu.
e. Bagi peneliti lainnya
Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dan kunjungan balita.
(22)
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Meliono (2007) adalah:
a) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan seseorang melalui upaya pengajaran dana pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
b) Usia
Semakin banyak usia seseorang maka semakin bijaksana dan banyak pengalaman atau hal yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki pengetahuan.
(23)
c) Sumber informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas.
2) Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang tercangkup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan setelah diterima. Hal ini merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b)Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
(24)
c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d)Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambar (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menciptakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formula-formula yang ada. Misalnya
(25)
dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005),
sebagai berikut:
1) Cara Kuno
a) Cara coba salah (Trial and Terror)
Cara coba salah dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
(26)
menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.
2) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut
metodologi penelitian.
2. Posyandu
a. Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Kemenkes RI, 2011).
(27)
b. Kegiatan Pokok Posyandu
Kegiatan Pokok Posyandu antara lain (Kemenkes RI, 2011):
1) KIA
a) Ibu hamil, antara lain penimbangan BB dan pengukuran
TB, pemantauan status gizi, pemberian Fe, pemberian imunisasi TT, kelas hamil dan penyuluhan, dll.
b) Ibu nifas, antara lain penyuluhan kesehatan, KB pasca
persalinan, ASI eksklusif dan gizi, perawatan payudara, dll.
c) Bayi dan anak balita, antara lain penimbangan BB,
penentuan status pertumbuhan, penyuluhan dan konseling, imunisasi dan deteksi dini tumbang.
2) KB, antara lain pemberian kondom dan pil ulangan, pelayanan
suntik KB dan konseling.
3) Imunisasi, pemberian disesuaikan sesuai dengan program
terhadap bayi dan ibu hamil.
4) Gizi, seperti deteksi dini gangguan tumbang, pemberian PMT,
Vit. A, dll.
5) Penggulangan Diare, antara lain penyuluhan PHBS dan
pemberian oralit.
(28)
c. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi (Kemenkes RI, 2011):
1) Kesehatan ibu dan anak antara lain: pemberian pil tambah
darah (ibu hamil), pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus), PMT, lmunisasi, penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi
sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN: S: Semua balita di wilayah kerja Posyandu.
K: Semua balita yang memiliki KMS. D: Balita yang ditimbang.
N: Balita yang naik berat badannya
d. Sasaran Posyandu yaitu (Kemenkes RI, 2011):
1) Bayi (0-11 bulan)
2) Anak balita (12 bulan – 60 bulan)
(29)
Balita adalah anak yang menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris. H, 2006). Menurut Sutomo. B dan Anggraeni. DY, (2010), balita adalah istilah umum bagi anak usai 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan bicara dan berjalan sudah bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas.
Menurut Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan posyandu karena pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
3) Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
4) WUS dan PUS.
e. Kunjungan Balita di Posyandu
Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat. Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagianya. Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Posyandu yang frekuensi
(30)
penimbangan atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan, sedangkan bila frekuensi kunjungan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik (Dinkes Prov. Jateng, 2007).
Menurut Djaiman (2002), faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu meliputi:
1) Umur balita
Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang dan pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat. Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menetukan perkembangan anak selanjutnya. Hal lain yang menyebabkan ibu balita tidak lagi hadir di posyandu khususnya balita di atas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa
anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan
perkembangan sosial anak yang semakin bertambah.
2) Jumlah anak
Jumlah anggota keluarga mempengaruhi kehadiran ibu yang mempunyai anak balita untuk hadir berpartisipasi dalam posyandu, dalam kaitannya dengan kunjungan posyandu
(31)
seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu.
3) Status Pekerjaan Ibu
Bekerja bagi ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak berkurang sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu. Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anakya ke posyandu.
4) Jarak tempat tinggal
Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) bahwa faktor lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh terhadap perilaku seseorang/masyarakat terhadap kesehatan. Ibu balita tidak dating ke posyandu disebabkan karena rumah balita tersebut jauh dengan posyandu sehingga ibu balita tersebut tidak datang untuk mengikuti kegiatan dalam posyandu. Demikian juga sesuai yang dikemukakan oleh WHO dalam Notoatmodjo
(32)
(2003) yang menyatakan bahwa sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung dari situasi pada saat itu. Ibu balita mau datang ke posyandu tetapi karena jaraknya jauh atau situasi kurang mendukung maka balita tidak berkunjung ke posyandu.
Menurut Hurlock (2005), perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu dipengaruhi tiga faktor:
1) Faktor-faktor Presdisposisi (Presdisposing Factors)
a) Umur ibu
Umur sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial terdapat pada masa dewasa, wanita yang cepat dewasa tetap aktif dibidang sosial seperti ikut serta dalam Posyandu. Para ibu muda merupakan suatu kelompok pendukung sukarela yang besar, pada umumnya perhatian mereka sangat besar dan mudah diberi instruksi untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu.
b) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
(33)
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
c) Pendidikan
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
d) Pekerjaan ibu
Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama seperti dengan pekerja lainnya. Bagi pekerja wanita, bagaimanapun juga mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal yang menyangkut tetek bengek rumah tangganya. Semua ibu yang bekerja baik di rumah atau luar rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anak-anaknya untuk sebagian besar waktu.
(34)
e) Jumlah anak dalam keluarga
Semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk mengurus kesehatan anak mereka. Dalam kaitannya dengan kunjungan di posyandu, seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu karena waktunya akan habis untuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam mengurus anak-anaknya di rumah.
f) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan usaha, seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak dan kesadaran anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder.
2) Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)
a) Keterjangkauan Fasilitas
Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang menjadi masa rantai terjadinya
(35)
penyakit, yang kesemuanya itu tidak terlepas dari factor lingkungan dimana masyarakat itu berada, perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, ataupun gaya hidup yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, disamping faktor-faktor yang sudah dibawa sejak lahir sehingga menjadi masalah tersendiri bila dilihat dari segi individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Semakin lengkap sarana yang digunakan di Posyandu, semakin sering ibu membawa anaknya di Posyandu.
b) Jarak Posyandu
Jarak merupakan komponen kedua yang
memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan
pengobatan. Jangkauan pelayanan Posyandu dapat
ditingkatkan dengan bantuan pendekatan maupun
pemantauan melalui kegiatan Posyandu. Posyandu
sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri, Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, balai RT, atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat. Keterjangkauan
(36)
masyarakat termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan.
3) Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors)
a) Peran Kader
Keterampilan petugas Posyandu merupakan salah satu keberhasilan dari system pelayanan di Posyandu. Posyandu yang dilakukan oleh kader Posyandu yang terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu balita sehingga kader tersebut ramah dan baik. Kader Posyandu yang ramah, terampil dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat menyebabkan ibu-ibu balita rajin datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu. Kader berasal dari anggota masyarakat, bekerja sukarela, mampu melaksanakan kegitan, mampu menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan, bekerja
sukarela, mampu melaksanakan kegitan, mampu
menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu.
b) Perangkat Desa atau orang tua
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan dan untuk terwujudnya suatu tindakan yang nyata perlu pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Sikap ibu yang sudah positif terhadap
(37)
kunjungan posyandu tersebut harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas posyandu yang mudah dicapai agar ibu tersebut datang dalam kegiatan posyandu. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan
(support) dari pihak lain misalnya suami atau istri, orang
tua atau mertua sangat penting.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan
Kunjungan Balita di Posyandu
Pengetahuan merupakan tahap awal dimana subyek mulai mengenal ide baru serta belajar memahami, yang pada akhirnya dapat merubah perilakunya. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi, lebih cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan waktu bagi anak-anaknya. Ibu ini akan memanfaatkan sepenuhya fasilitas kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat baik bagi dirinya sendiri maupun anak-anaknya. Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi juga pengetahuan yang dimiliki ibu, sehingga akan semakin berkualitas informasi yang diterima. Jika ibu mengetahui manfaat dan kegiatan yang dilakukan diposyandu serta manfaat balita dibawa ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan oleh ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini
(38)
sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang
melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang dimiliki
(Notoatmodjo, 2005).
B.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual : Variabel yang diteliti
: Variabel luar yang dikendalikan
Pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu
Kunjungan Balita Di Posyandu Memanfaatkan pendapatan dan waktu
1. Pendidikan
2. Usia
3. Sumber
Informasi
Penerimaan informasi
Pelayanan kesehatan:
1. Promotif
2. Kuratif
3. Preventif
4. Rehabilitatif
1. Umur balita
2. Jumlah anak
3. Status
pekerjaan ibu
4. Jarak
(39)
H. Hipotesis
Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasional analitik. Peneliti hanya melakukan pengamatan, atau
pengukuran terhadap berbagai variabel penelitian menurut keadaan apa adanya dan tidak memberikan intervensi atau manipulasi pada subyek penelitian (Taufiqurrohman, 2008). Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional (belah lintang), dimana
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek menggunakan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2005).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan dalam jangka waktu antara bulan Juni-Juli tahun 2012.
C. Populasi Penelitian
1. Populasi Target
Pada penelitian ini, populasi target yang digunakan adalah ibu yang memiliki balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan.
(41)
2. Populasi Aktual
Pada penelitian ini populasi target yang digunakan adalah ibu yang memiliki balita di posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan pada bulan Juni-Juli 2012 sebanyak 43 orang.
D. Sampel dan Teknik Sampling
1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah ibu balita yang menjadi anggota posyandu Ngesti Rahayu.
2. Teknik Sampling
Metode pengambilan sampel menggunakan metode total sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 responden.
E. Kriteria Retriksi
1. Kriteria inklusi
a. Semua ibu yang memiliki anak balita.
b. Memiliki kartu menuju sehat (KMS) atau buku KIA.
c. Balita yang hadir di posyandu Ngesti Rahayu pada saat dilakukan
penelitian yaitu pada bulan Juni-Juli.
2. Kriteria eksklusi
a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.
(42)
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
No Variabel Definisi
operasional
Skala ukur
Alat ukur Kategori
1. Variabel Terikat Pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu Kemampuan ibu untuk menjawab kuesioner tentang pengertian posyandu, kegiatan posyandu, jenis pelayanan KIA, pelaksanaan gizi dan pencegahan diare.
Ordinal Kuesioner
tentang kegiatan posyandu. Kuesioner dari peneliti dijawab oleh responden lalu diberi nilai.
a.Baik jika
dijawab benar 76%-100%
b.Cukup jika
dijawab benar antara 56%-75 %
c.Kurang jika
dijawab benar <56%
2. Variabel Bebas Kunjungan
balita di
Posyandu Jumlah kunjungan balita ke posyandu dalam satu tahun.
Ordinal Lembar
observasi kunjungan yang dilihat dan diukur dari: a.KMS b.Buku KIA c.Kohort
bayi dan balita
a. Aktif, bila
balita hadir di posyandu sebanyak > 8 kali dalam 1 tahun
b. Tidak aktif,
bila < 8 kali
dalam 1
tahun.
(43)
G. Cara Kerja
1. Intervensi
a. Tahap persiapan
Studi pendahuluan, penyusunan proposal termasuk Instrument penelitian dan perijinan.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu, meliputi:
1) Memberikan kuesioner penelitian pada responden untuk dijawab
2) Mengecek nama dan identitas responden
3) Mencatat kunjungan balita yang dilihat dari kohort bayi dan balita
lalu di cross check dengan melihat KMS dan buku KIA
4) Merekap data dengan memberikan skor dan kode lalu melakukan
tabulasi
5) Mengolah data dengan bantuan SPSS versi 17.0
c. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini membuat laporan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan data yang diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.
2. Instrumen Penelitian
a. Alat Penelitian
1) Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun secara terstruktur yang berisi pertanyaan yang harus dijawab
(44)
responden untuk mengukur pengetahuan. Data diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Kuesioner pengetahuan merupakan daftar pertanyaan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu yang akan diberikan pada responden. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner dengan pertanyaan tertutup berbentuk multiple choice,
dengan kategori:
a) Baik jika dijawab benar 76%-100%
b) Cukup jika dijawab benar antara 56%-75 %
c) Kurang jika dijawab benar < 56%
(Arikunto, 2006)
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
No Pengetahuan tentang
kegiatan posyandu
C1 C2 C3 Total
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengertian dan kepanjangan posyandu.
Macam kegiatan posyandu. KIA:
Pelayanan untuk ibu hamil Pelayanan untuk ibu nifas Pelayanan untuk bayi dan balita Pelayanan KB. Pelaksanaan imunisasi. Pelayanan gizi. Pencegahan dan penanggulangan diare. - 24 6 12 3, 9 - 23 19 - 1 7 4 15 13 10 - 20 - 5 21 2 18 8, 11 17 16 22 14 2 3 3 3 5 2 2 3 1
Total jumlah 7 7 10 24
(45)
Cara penilaian menggunakan rumus prosentase (Machfoed, 2007) yaitu:
% 100
x N
f
Keterangan:
f : jumlah soal yang benar N: jumlah seluruh soal
2) Kunjungan balita di posyandu menggunakan penilaian dalam
bentuk lembar observasi kunjungan yang dihitung oleh peneliti setiap satu tahun dari bayi lahir sampai waktu dimana penelitian ini dilakukan, dengan kategori:
a) Aktif, bila balita hadir di posyandu sebanyak > 8 kali dalam 1
tahun.
b) Tidak aktif, bila < 8 kali dalam 1 tahun.
b. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Riwidikdo (2009) responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki kesamaan karakteristik dari tempat dimana penelitian itu dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai hasil yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur (skala pengukuran) yang telah disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas.
(46)
1) Uji Validitas
Alat ukur dikatakan shahih atau valid bila alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Mahfoedz, 2007). Untuk menghitung validitas isi kuesioner dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment dan
diolah menggunakan SPSS versi 17.0 (Notoatmodjo, 2005).
Nilai r yang didapat dari perhitungan rumus Korelasi
PearsonProduct Moment tersebut dibandingkan dengan nilai
r
tabel,dengan taraf signifikasi 5%. Apabila nilai rhitung lebih besar dari
nilai
r
tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Arikunto,2006).
Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian terhadap 30 responden dari 30 item pertanyaan menunjukan bahwa 6 item dinyatakan tidak valid dan 24 item dinyatakan valid. Item pertanyaan yang tidak valid adalah item 1, 15, 20, 27, 28 dan 30, dalam melaksanakan penelitian selanjutnya butir kuesioner yang tidak valid akan dihapus dan tidak digunakan untuk penelitian.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menujukkan bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Jika nilai koefisien reliabilitas yang
diperoleh dari perhitungan lebih besar dari nilai rtabel maka tes
(47)
kuesioner digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dan diolah
dengan SPSS versi 17.0. Angket atau kuisioner dikatakan reliabel
apabila memiliki nilai koefisien Cronbach’s Alpha di atas 0,7
sehingga untuk mengetahui sebuah angket dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai alpha (Riwidikdo, 2009).
Dari 24 item soal yang valid, dilakukan uji reliabilitas dengan program SPSS versi 17.0 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,943 yang menunjukkan bahwa item soal reliabel.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Variabel Validitas
(Pearson Product Moment)
Reliabilitas
(Alpha Cronbach)
Pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu
0,717; 0,575; 0,445; 0,725; 0,429; 0,824; 0,803; 0,646; 0,579; 0,691; 0,717; 0,530; 0,734; 0,793; 0,648; 0,692; 0,720; 0,611; 0,453; 0,820; 0,755; 0,646; 0,439; 0,565
0,943
Sumber: Data Primer, Juli 2012
H. Analisis Data
1. Metode pengolahan data
Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah (Hidayat, 2007): a. Editing
Editing upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan, yang dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengecekan untuk meneliti apakah semua item pertanyaan yang diajukan telah dijawab dengan lengkap dan benar. commit to user
(48)
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. c. Tabulating
Mengelompokkan data yang telah diperoleh dari masing-masing responden ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian. Jawaban yang sudah diberi kode ke dalam tabel kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 17.0
d. Scoring
Pada tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberi skor. Penilaian kuesioner pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu, yaitu:
1) Setiap jawaban benar diberi skor: 1
2) Setiap jawaban salah diberi skor : 0
2. Analisa Data
a. Analisa univariat, dilakukan pada tiap variabel penelitian melalui
distribusi frekuensi dan prosentase. Hasil yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
b. Analisis bivariat yaitu menganalisis variabel-variabel penelitian guna
menguji hipotesis penelitian serta untuk melihat gambaran hubungan
(49)
antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Proses analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS versi 17.0.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian dianalisis
dengan SPSS versi 17.0 menggunakan rumus Spearman Rank
(Riwidikdo, 2009). Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1) Bila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu, terdapat
perbedaan signifikan antara pengetahuan ibu dan kunjungan balita.
2) Bila nilai p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan ibu dan kunjungan balita (Riwidikdo, 2009).
(50)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Ngesti Rahayu yang terletak di Kelurahan Kradenan, Dusun Serengan, Desa Blulukan. Posyandu Ngesti Rahayu termasuk dalam posyandu Madya dengan 54 balita, 1 bidan desa dan 5 kader di bawah binaan Puskesmas Colomadu. Posyandu Ngesti Rahayu diselenggarakan satu bulan sekali setiap tanggal 17 pukul 10.00 WIB. Kelurahan Kradenan termasuk dalam wilayah Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun sebanyak 43 orang. Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan terakhir, pekerjaan dan sumber informasi.
1. Umur
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur menunjukkan umur ibu balita pada saat penelitian dilakukan.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Umur (Tahun) ∑ responden %
1. >30 11 25
2. 20-30 30 70
3. < 20 2 5
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
(51)
Dari data di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur antara 20-30 tahun dengan jumlah 30 orang (70%).
2. Pendidikan Terakhir
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden menunjukkan tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh ibu balita.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir ∑ responden %
1. SD 3 7
2. SMP 5 12
3. SMA/SMK 18 42
4. Diploma 6 14
5. S1 11 25
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Berdasarkan pada data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 18 orang (42%).
3. Pekerjaan Ibu
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu menunjukan jenis pekerjaan yang ditekuni ibu balita sehari-hari.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
No Pekerjaan Ibu ∑ responden %
1. IRT 21 49
2. Swasta 16 37
3. Buruh 3 7
4. Lain-lain (Pelajar,
Guru Privat)
3 7
Jumlah 43 100
(52)
Berdasarkan pada data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 21 orang (49%) dan paling sedikit memiliki pekerjaan sebagai buruh dan lain-lain masing-masing sebanyak 3 orang (7%).
4. Sumber Informasi
Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi menunjukan darimana responden mendapatkan pengetahuan untuk menjawab kuesioner yang diberikan saat penelitian dilakukan.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
No Sumber Informasi ∑ responden %
1. Orang tua 16 37
2. Tetangga 9 21
3. Tenaga kesehatan 15 35
4. Televisi 2 5
5. Internet 1 2
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Pada data di atas diketahui bahwa mayoritas responden mendapat sumber informasi dari Orang tua sebanyak 16 responden (37%).
C. Analisis Data
1. Analisis Univariat
a. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Dalam penelitian ini, pengetahuan ibu balita dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Adapun distribusi frekuensi pengetahuan terdapat pada Tabel 4.5:
(53)
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
No Umur (Tahun) ∑ responden %
1. Baik 21 49
2. Cukup 16 37
3. Kurang 6 14
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu sebagian besar sudah termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 21 responden (49%), sedangkan 16 responden (37%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 6 responden (14%) memiliki pengetahuan kurang.
b. Kunjungan Balita
Dalam penelitian ini, kunjungan balita dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu aktif dan tidak aktif.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita
No Umur (Tahun) ∑ responden %
1. Aktif 33 77
2. Tidak aktif 10 23
Jumlah 43 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa kunjungan balita ke posyandu sebagian besar sudah termasuk dalam kategori aktif yaitu sebanyak 33 balita (77%), sedangkan 10 balita (23%) memiliki kunjungan tidak aktif.
2. Analisis Bivariat
(54)
Dalam penelitian ini, hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita dianalisis menggunakan uji statistik
Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 17.0
Tabel 4.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita
Rank of PENGETAHUAN
Rank of KUNJUNGAN Spearman'
s rho
Rank of
PENGETAHUAN
Correlation Coefficient 1.000 .309* Sig. (2-tailed) . .044
N 43 43
Rank of KUNJUNGAN
Correlation Coefficient .309* 1.000 Sig. (2-tailed) .044 .
N 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Primer Output SPSS, Juli 2012
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 didapatkan nilai
p-value< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan
pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,309 antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita.
(55)
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu
Pengetahuan menurut Meliono (2007) dipengaruhi antara lain pendidikan, usia dan sumber informasi. Pengetahuan Ibu tentang kegiatan posyandu berdasarkan analisis univariat, sesuai dengan tabel 4.5 menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang (49%). Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan lain sebaginya). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi, lebih cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan waktu bagi anak-anaknya. Ibu akan memanfaatkan sepenuhnya fasilitas kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat baik bagi dirinya sendiri maupun anak-anaknya.
Umur Ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Sebagian besar ibu balita berumur antara 20-30 tahun (70%), menurut Erikson termasuk dalam kategori dewasa awal. Sedangkan pada umur >30 tahun sebanyak 11 responden, menurut Erikson pada usia ini termasuk kategori dewasa pertengahan (Santrok, 2002). Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dengan usia yang lebih banyak, maka pengalaman yang dimiliki juga akan semakin banyak dan beragam. Pengalaman dapat
(56)
dijadikan cara untuk menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal. Selain itu usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik (Erfandi, 2009).
Selain faktor umur, pendidikan juga mempengaruhi baik atau kurangnya pengetahuan. Pendidikan formal terakhir ibu yang terbanyak adalah kelompok lulusan SMA/SMK (42%). Menurut Notoatmodjo (2005), seseorang yang telah menerima pendidikan yang lebih baik atau lanjutan lebih mampu berpikir secara obyektif dan rasional. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kegiatan posyandu. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan rendah pula (Erfandi, 2009).
Sebanyak 37% ibu balita mendapat informasi dari orang tua dan 35% dari tenaga kesehatan. Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berfikir, tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan
(57)
atau dasar pendidikan orang tersebut memperoleh pengetahuan dapat melalui bangku sekolah maupun lingkungannya (Notoatmodjo, 2005). Menurut Erfandi (2009) informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Pengetahuan Ibu berdasarkan tabel 4.5 sebanyak 6 orang (14%) memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan yang dimiliki ibu balita menjadi landasan terbentuknya kesadaran akan pentingnya kegiatan di Posyandu. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang kurang menjadikan Ibu tidak mengetahui pentingnya manfaat membawa balita ke posyandu. Ibu kurang mempunyai kesadaran dan sikap yang positif sehingga memiliki perilaku yang tidak tepat karena tidak mau mencari informasi. Dukungan dari tenaga kesehatan di Posyandu seperti kader dan bidan juga masih kurang dalam melakukan promosi kesehatan seperti penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Hal ini memungkinkan Ibu tidak tahu harus bertanya kepada siapa agar mendapatkan informasi yang tepat tentang posyandu.
(58)
B. Kunjungan Balita
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa balita yang mempunyai kunjungan aktif sebanyak 33 balita (77%). Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar ibu aktif membawa balitanya untuk datang ke posyandu. Balita dikatakan aktif bila melakukan kunjungan > 8 kali setiap tahun. Pengetahuan yang dimiliki ibu juga mempengaruhi keaktifan kunjungan balita, pemahaman ibu tentang pentingnya manfaat posyandu dalam memantau kesehatan dan tumbuh kembang anaknya, akan meningkatkan kesadaran ibu dalam melakukan kunjungan ke posyandu. Berdasarkan keaktifan ibu balita dalam kunjungan balita menunjukkan responden bersifat positif.
Umur anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan balita, menurut Djaiman (2002) menyatakan bahwa umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menetukan perkembangan anak selanjutnya. Status pekerjaan ibu menurut Djaiman (2002) juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi kunjungan balita. Pada penelitian ini sebagian besar ibu bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 49%. Seorang Ibu Rumah Tangga bisa lebih banyak mendapatkan informasi penting tentang perkembangan balita dari posyandu. Hal ini karena Ibu Rumah Tangga mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu.
Hasil analisa juga menyatakan bahwa sebanyak 10 balita (23%) memiliki kunjungan tidak aktif, balita dikatakan tidak aktif bila melakukan
(59)
kunjungan < 8 kali setiap tahun ke posyandu. Kunjungan balita ke posyandu berhubungan dengan kesadaran Ibu dalam membawa balita ke posyandu. Kinerja atau pelayanan posyandu yang kurang baik juga akan mengakibatkan kunjungan balita menurun. Pengetahuan Ibu yang kurang juga mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu, karena mempengaruhi cara berpikir Ibu dalam meningkatkan kesadaran kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Hal lain yang menyebabkan balita tidak lagi hadir di posyandu khususnya balita di atas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan sosial anak yang semakin bertambah.
Didapatkan sebanyak 51% ibu balita bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Hal ini berpengaruh pada ketidakaktifan kunjungan balita ke posyandu, karena ibu tidak memiliki waktu untuk mencari informasi karena kesibukan dalam bekerja, sehingga berdampak pada berkurangnya keaktifan ibu membawa balita berkunjung ke posyandu. Tidak aktifnya kunjungan juga tidak lepas dari peran kader dan tenaga kesehatan yang ada, pengetahuan kader yang kurang dan kurang percaya dirinya para kader dalam menerapkan ilmunya serta kurang mampu dalam menerapkan informasi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. Peran kader dan petugas kesehatan yang tidak optimal dalam mensosialisasikan program posyandu dan jadwal posyandu kepada masyarakat juga mempengaruhi ketidak aktifan kunjungan balita ke posyandu.
(60)
Faktor yang mempengaruhi aktif atau tidaknya kunjungan menurut Djaiman (2002) meliputi umur anak, jumlah anak, status pekerjaan ibu dan jarak tempat tinggal.
C. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan
Kunjungan Balita
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 didapatkan nilai p-value
(Sig.) sebesar 0,044, karena p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga ada hubungan pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,309 antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita. Berdasarkan arahnya hubungan antara kedua variabel adalah searah, artinya semakin baik pengetahuan ibu balita maka semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu.
Pengetahuan yang baik tentang kegiatan posyandu akan mempermudah terjadinya perubahan perilaku, hal ini sesuai dengan pendapat Green yang menyatakan bahwa salah satu faktor penentu terjadinya perubahan perilaku
adalah adanya faktor predisposisi (predisposing factor) yang di dalamnya
termasuk pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2003). Hal ini dapat mempengaruhi kunjungan balita di posyandu, ibu yang memiliki pengetahuan baik akan menerima manfaat dengan hadir dan mengikuti kegiatan posyandu serta dengan suka rela membawa anaknya ke posyandu. Menurut Kresno (2008), jika ibu mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan di posyandu serta
(61)
gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang dimiliki.
Faktor penguat seperti peran orang tua dan kader juga mempengaruhi kunjungan balita. Pada penelitian ini sebagian besar informasi didapat dari Orang Tua sebanyak (37%), kurangnya peran kader dan tenaga kesehatan dalam melakukan pendekatan dengan memberikan promosi kesehatan melalui penyuluhan di posyandu membuat ibu balita lebih memilih bertanya pada Orang Tua.
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh Nur Dwi Sri Mulyanawati (2009) yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang peran dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan posyandu di kelurahan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang peran dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan posyandu. Uji statistik
menggunakan Spearman Rank dengan nilai r (rho) sebesar 0,518 yang
memberikan kontribusi tingkat hubungan kedua variabel adalah sedang dan korelasi r bertanda positif. Menurut penelitian Indah Dwi Purnaningsih (2011) yang meneliti tentang Hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh
(62)
kembang dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu, menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu dengan kategori rendah dan dengan arah positif. Metode analisis data yang digunakan uji statistik
adalah Pearson Product Moment, dengan rhitung sebesar 0,266 dengan
probabilitas sebesar 0,020 oeh karena p < 0,05 maka H0 ditolak.
D. Kendala Penelitian
Kendala atau keterbatasan yang dihadapi dan dirasakan oleh peneliti dalam penelitian ini diantaranya adalah waktu dan jumlah sampel yang terbatas.
(63)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu di Posyandu Ngesti Rahayu
sebagian besar masuk dalam kategori baik sebanyak 21 responden (49%).
2. Kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu mayoritas adalah aktif
sebesar 77% (33 balita).
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kegiatan
posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, dengan
nilai p-value< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,309 antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita.
B. SARAN
1. Bagi Peneliti
Pada saat penelitian sebaiknya dilakukan manajemen waktu yang tepat sehingga data yang diperoleh bisa lebih teliti, serta peneliti harus lebih mencari referensi yang lebih banyak lagi agar dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah kesalahan dapat dikurangi.
(64)
2. Bagi Responden
Diharapkan responden dapat menggunakan fasilitas posyandu secara maksimal dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki dan lebih bersikap terbuka dan positif dalam mengikuti kegiatan posyandu seperti mengikuti penyuluhan, sehingga diharapkan responden menjadi lebih tahu dan memahami pentingnya posyandu .
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Lebih meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan ibu balita, dengan melakukan promosi kesehatan seperti penyuluhan secara rutin yang dibantu oleh kader yang terlatih.
4. Bagi Puskesmas
Perlu mengembangkan program posyandu melalui revitalisasi posyandu dengan menempatkan para profesional kesehatan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan program melalui tindakan promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif .
5. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitan lebih lanjut mengenai pengetahuan dengan kunjungan balita dengan menambahkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti jumlah anak dan jarak tempat tinggal serta memperbanyak jumlah sampel.
(65)
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Dinas Kesehatan. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2010. Karanganyar. http://www.karanganyarkab.go.id/20110105/sosial-ekonomi/. Diakses 13 Juni 2012/ 20.00 WIB.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah 2007. Semarang: Dinkes Jateng.
. 2011. Buku Saku Kesehatan 2011.
Semarang: Dinkes Jateng.
Djaiman, S.P. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Balita Berkunjung Ke
Posyandu. Litbang Depkes RI: Jakarta
Erfandi, 2009. Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Malang:
Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi.
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
Hurlock, EB. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Jateng Info. 2011. Jateng Tingkatkan Program Perlindungan Anak.
http://jatenginfo.web.id. Diakses 3 Agustus 2012/ 23.15 WIB
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas2010.p
df. Diakses 13 Juni 2012/ 22.02 WIB.
. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
Kemenkes RI
Kresno. 2008. Laporan Penelitian Studi Pemanfaatan Posyandu di Kelurahan
Cipinang, Kec. Jatinegara Kodya Jakarta Timur. Jakarta: FKM UI
Machfoedz, I. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.
(66)
Meliono, I. 2007. MPKT Modul I. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. Diakses 20 Maret 2012/ 23.00 WIB.
Muaris, H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Muliadi, A. 2011.Beberapa Data (Proxy) Kesehatan Indonesia Tahun 2010/2011.
http://www.infodokterku.com. Diakses 3 Maret 2012/ 20.15 WIB.
Mulyanawati, N.D.S. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang
Peran dan Fungsi Posyandu Dengan Praktik Kunjungan Posyandu di Kelurahan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. KTI. Surakarta: FK UNS
Munib, A. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT Unnes Press
Notoatmodjo, S. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: P.T Rineka
Cipta
Purmaningsih, I.D. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Tumbuh
Kembang Dengan Kehadiran Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu. KTI. Surakarta: FK UNS
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Medika
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sutomo, B dan Anggraeni D.Y. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta:
Demedia.
Taufiqurrahman, M.A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Jawa Tengah: UNS Press
Willis. 2008. Tumbuh Kembang Bayi Dan Balita. Jakarta: Rineka Cipta
(1)
gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang dimiliki.
Faktor penguat seperti peran orang tua dan kader juga mempengaruhi kunjungan balita. Pada penelitian ini sebagian besar informasi didapat dari Orang Tua sebanyak (37%), kurangnya peran kader dan tenaga kesehatan dalam melakukan pendekatan dengan memberikan promosi kesehatan melalui penyuluhan di posyandu membuat ibu balita lebih memilih bertanya pada Orang Tua.
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh Nur Dwi Sri Mulyanawati (2009) yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang peran dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan posyandu di kelurahan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang peran dan fungsi posyandu dengan praktik kunjungan posyandu. Uji statistik menggunakan Spearman Rank dengan nilai r (rho) sebesar 0,518 yang memberikan kontribusi tingkat hubungan kedua variabel adalah sedang dan
(2)
kembang dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu, menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang dengan kehadiran ibu balita pada kegiatan posyandu dengan kategori rendah dan dengan arah positif. Metode analisis data yang digunakan uji statistik adalah Pearson Product Moment, dengan rhitung sebesar 0,266 dengan probabilitas sebesar 0,020 oeh karena p < 0,05 maka H0 ditolak.
D. Kendala Penelitian
Kendala atau keterbatasan yang dihadapi dan dirasakan oleh peneliti dalam penelitian ini diantaranya adalah waktu dan jumlah sampel yang terbatas.
(3)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu di Posyandu Ngesti Rahayu sebagian besar masuk dalam kategori baik sebanyak 21 responden (49%). 2. Kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu mayoritas adalah aktif
sebesar 77% (33 balita).
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Ngesti Rahayu, dengan nilai p-value< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,309 antara pengetahuan ibu dengan kunjungan balita.
B. SARAN
1. Bagi Peneliti
Pada saat penelitian sebaiknya dilakukan manajemen waktu yang tepat sehingga data yang diperoleh bisa lebih teliti, serta peneliti harus lebih mencari referensi yang lebih banyak lagi agar dalam pembuatan
(4)
2. Bagi Responden
Diharapkan responden dapat menggunakan fasilitas posyandu secara maksimal dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki dan lebih bersikap terbuka dan positif dalam mengikuti kegiatan posyandu seperti mengikuti penyuluhan, sehingga diharapkan responden menjadi lebih tahu dan memahami pentingnya posyandu .
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Lebih meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan ibu balita, dengan melakukan promosi kesehatan seperti penyuluhan secara rutin yang dibantu oleh kader yang terlatih.
4. Bagi Puskesmas
Perlu mengembangkan program posyandu melalui revitalisasi posyandu dengan menempatkan para profesional kesehatan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan program melalui tindakan promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif .
5. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitan lebih lanjut mengenai pengetahuan dengan kunjungan balita dengan menambahkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti jumlah anak dan jarak tempat tinggal serta memperbanyak jumlah sampel.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Dinas Kesehatan. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2010. Karanganyar. http://www.karanganyarkab.go.id/20110105/sosial-ekonomi/. Diakses 13 Juni 2012/ 20.00 WIB.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2007. Semarang: Dinkes Jateng.
. 2011. Buku Saku Kesehatan 2011. Semarang: Dinkes Jateng.
Djaiman, S.P. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Balita Berkunjung Ke Posyandu. Litbang Depkes RI: Jakarta
Erfandi, 2009. Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Malang: Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi.
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Hurlock, EB. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Jateng Info. 2011. Jateng Tingkatkan Program Perlindungan Anak. http://jatenginfo.web.id. Diakses 3 Agustus 2012/ 23.15 WIB
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas2010.p df. Diakses 13 Juni 2012/ 22.02 WIB.
. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI
(6)
Meliono, I. 2007. MPKT Modul I. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. Diakses 20 Maret 2012/ 23.00 WIB.
Muaris, H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muliadi, A. 2011.Beberapa Data (Proxy) Kesehatan Indonesia Tahun 2010/2011. http://www.infodokterku.com. Diakses 3 Maret 2012/ 20.15 WIB.
Mulyanawati, N.D.S. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Peran dan Fungsi Posyandu Dengan Praktik Kunjungan Posyandu di Kelurahan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. KTI. Surakarta: FK UNS
Munib, A. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT Unnes Press Notoatmodjo, S. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: P.T Rineka Cipta
Purmaningsih, I.D. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Tumbuh Kembang Dengan Kehadiran Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu. KTI. Surakarta: FK UNS
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Medika Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sutomo, B dan Anggraeni D.Y. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia.
Taufiqurrahman, M.A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Jawa Tengah: UNS Press
Willis. 2008. Tumbuh Kembang Bayi Dan Balita. Jakarta: Rineka Cipta