9
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi
bahan teknik
dan material
rekayasa, mengakibatkan teknologi polimer dan komposit semakin berkembang, dengan
ditemukannnya berbagai jenis komposit yang memiliki keunggulan serta
kelebihannya masing-masing. Pertumbuhan dari teknologi komposit menjadi lebih meninggi seiring permintaan dari sektor industri seperti misalnya industri produksi
komponen struktural untuk konstruksi otomotif dan penerbangan Jacobs dan Kilduftt, 2005. Ada banyak alasan mengenai mengapa menggunakan komposit
antara lain seperti meningkatkan sifat mekanis, stabilitas dimensional dan pengembangan fleksibilitas disain, mengurangi berat dan cost produksi, dan lain
sebagainya. Komposit merupakan suatu bahan dimana dua komponen atau lebih
dikombinasikan dalam skala makroskopik untuk membentuk suatu material yang lebih berguna dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu
sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut. Salah satu komponen sering berupa serat yang kuat seperti fiber glass, kevlar, atau
serat karbon yang memberikan material kekuatan regang. Komponen lainnya biasa disebut matrix biasanya berupa resin seperti Polyester, Epoxy, Polipropilin dan lain
sebagainya, yang berfungsi mengikat serat, mendistrubusikan beban sehingga menghindar terjadinya patah.
Serat penguat komposit yang umum beredar dan sering digunakan adalah fibergalss yang harganya cukup mahal dan juga penggunaan serat gelas yang tidak
ramah lingkungan menyebabkan munculnya masalah lingkungan serat gelas tidak dapat terdegradasi secara alami serta serat gelas yang menghasilkan gas CO dan debu
yang berbahaya bagi kesehatan jika serat gelas didaur ulang Taurista dkk, 2003. Selain itu Wambua, dkk 2003 mengungkapkan bahwa beberapa dekade terakhir
perhatian dunia telah bergeser dari material tunggal menuju konsep material komposit serat dan matrik polimer yang dalam hal ini menggunakan serat alam. Serat
alam ini bisa didapat dari tanaman berserat, dengan memanfaatkan serat alam yang bersifat ramah lingkungan.
Mekanisme penguat komposit yang mengalami pergeseran dari penggunaan serat sintetis menuju serat alami yang disebabkan efek limbah serat sintetis yang
tidak dapat terurai secara alami tersebut juga dijadikan alternatif karena sifat
13 dan 0,5 dikelola oleh perusahaan negara Palungkun, 2003. Tapis kelapa belum
digunakan secara otimal dan dibuang begitu saja sebagai limbah, padahal serat tapis kelapa merupakan serat alami yang kiranya dapat digunakan sebagai bahan penguat
reinforcement komposit. Dari paparan diatas maka dilakukan penelitian yang difokuskan pada pengaruh
panjang dan fraksi volume serat terhadap koefisien serapan suara dan karakteristik mekanis komposit tersebut. Hal ini diteliti untuk mendapatkan kekuatan tarik,
kekuatan lentur dan kekuatan impaknya sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam pemilihan bahan misalnya untuk asesoris kendaraan, plafon, dinding bangunan
maupun peralatan rumah tangga lainnya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposit