Pengujian Performansi Generator Set Menggunakan Bahan Bakar Solar Dan Pertamina Dex

(1)

PENGUJIAN PERFORMANSI GENERATOR SET

MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN

PERTAMINA DEX

SKRIPSI

Skripsi Yang DiajukanUntukMelengkapi SyaratMemperolehGelarSarjanaTeknik

JULIYO MARTHIN GIRSANG NIM. 080401143

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Abstrak

Permasalahan penting yang dihadapi masalah lingkungan, khususnya pencemaran udara karena penggunaan bahan bakar. Solusi agar dapat keluar dari permasalahan tersebut dibutuhkan suatu inovasi tertentu, yang mengurangi masalah pencemaran satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah bahan pertadex. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan bahan bakar solar dan pertadex yang dilihat dari performa motor diesel tanpa dilakukan perubahan penyetelan mesin standar. setiap pengujian mengisi bahan bakar sebanyak 50 ml , lalu menghitung putaran mesin dengan menggunakan tacho meter, multi meter sebagai alat penghitung volt dan ampere meter pada rangkaian lampu dibuat sebagai beban yang dihubungkan dari generator, dari hasil pengujian performa mesin lebih baik menggunakan bahan bakar pertadex. Pengujian dilakukan di laboratorium motor bakar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU selama lebih kurang 2 bulan dari data.


(3)

Abstract

Important problems the faced the problem of environment, specially contamination of air because usage of fuel. Solution so that/ to be earning exit of the problems required a[n certain innovation, the lessening the problem of contamination one alternative fuel which[is have potency to overcome the the problems is materials of pertadex. This research aim to to know comparison of diesel fuel fuel and of pertadex seen of performa of diesel motor without made a change by tuning of standard machine. each;every examination bunker counted 50 ml , last count/calculate machine rotation by using metre tacho, metre multi as a means of numerator of metre ampere and volt at lamp network made as connective burden of generator, from result of examination of performa of better machine use fuel of pertadex. Examination done/conducted by in motor laboratory burn Department Technical Engineering Faculty Of Technique of USU during more or less 2 months of data.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada TUHAN Yang Maha kuasa atas segala karunianya yang telah diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tugas ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Teknik,Departemen teknik mesin Universitas Sumatera Utara.adapun tugas skripsi ini berjudul “Pengujian Performansi Generator Set Menggunakan bahan Bakar Solar Dan Pertamina Dex”

Penyusun dan penulis skripsi ni menyadari tidak akan dapat menyelesaikan sendiri.semua yang tercapai tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak.maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir.Mulfi Haszwi M.sc,selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak DR.Ing Ir.Ikwansyah Isranuri selaku ketua Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU.

3. Bapak Ir.Syahril Gultom MT selaku sekretaris Departeme Teknik Mesin Fakultas Teknik USU

4. Bapak/ibu staff pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU. 5. Kedua orang tua penulis Ayahanda S.Girsang dan Ibunda P.br Simbolon

yang selalu dukungan dan mengarahkan penulis.

6. Maruli cesko gultom, rizky, alan, edu,kiki, junita, ayu G,yang membimbing dan serta teman-teman mengarahkan penulis.

7. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa teknik Mesin Fakultas Teknik USU 8. Staff laboratorium motor bakar Departemen Teknik Mesin USU

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini oleh sebab tu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan menyempurnakan skripsi ini.sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan 16 mei 2012 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR NOTASI...Viii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang...1

1.2 Tujuan penelitian...2

1.3 batasan masalah...2

1.4 metodologi penulisan...2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mtor diesel...4

2.2 klasifikasi motor bakar...4

2.2.1 Perbedaan motor diesel dan bensin...5

2.2.2 Kekuragan dan kelbihan motor bensin dan bensin………...5

2.3 Prinsip kerja motor bakar...5

2.3.1 Prinsip kerja motor bensin... 6

2.3.2Prinsip kerja motor diesel...8

2.4 Performansi motor diesel...10

2.4.1 Daya poros...10

2.4.2 Torsi...11

2.4.3 Konsumsi bahan bakar spesifik(SFC)... 11

2.4.4 Nilai kalor bahan bakar...12

2.4.5 Efisiensi Thermal brake...13

2.5 Emisi gas buang...14

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 waktu dan tempat...17


(6)

3.2.1 Alat...17

3.2.2 Bahan... 20

3.3 Metodepengumpulan data...20

3.4 Metode pengolahan data...21

3.5 pengamatan dan tahap pengujian... 21

3.6 Prosedur pengujian performansi motor diesel...21

BAB 4 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN 4.1 Daya...24

4.2 Torsi...24

4.3 Konsumsi bahan bakar spesifik...29

4.3.1 analisa perhitungan sfc menggunakan bahan bakar...………...…..29

4.3.2 analisa perhitungan sfc menggunakan bahan bakar pertamina dex...34

4.4 Efisiensi Termal Brake...40

4.4.1 analisa perhitungan efisiensi thermal brake Menggunakan bahan bakar solar...40

4.4.2 analisa perhitungan efisiensi thermal menggunakan Bahan bakar pertamina dex...43

4.5 Emisi Gas Buang... 47

4.5.1 Emisi bahan bakar solar...47

4.5.2 Emisi bahan bakar pertamina dex...52

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...57

5.2 Saran...58

DAFTAR PUSTAKA...59 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 tabel hasil perhitungan torsi...27

Tabel 4.2 tabel hasil perhitungan... 38

Tabel 4.3 tabel hasil perhitungan efisiensi termal ...45

Table 4.4 emisi gas buang baan bakar solar beban 400 watt……….48

Table 4.5 emisi gas buang baan bakar solar beban 800 watt……….50

Table 4.6 emisi gas buang baan bakar pertamina dex beban 400 watt…………..52


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 diagram P-V dan T-S siklus oto ideal...8

Gambar 2.2 diagram P-V dan T-S diesel...9

Gambar 3.1 gambar mesin generator set 4 langkah...17

Gambar 3.2 gambar auto gas analyzer...17

Gambar 3.3 gambar tacho meter...18

Gambar 3.4 gambar multi meter...18

Gambar 4.1 grafik torsi vs putaran untuk daya 400 watt... 27

Gambar 4.2 grafik torsi vs putaran untuk daya 800watt...28

Gambar 4.3 grafik konsumsi bahan bakar 400watt...39

Gambar 4.4 grafik konsumsi bahan bakar 800watt...39

Gambar 4.5 grafik efisiensi termal beban 400watt...46

Gambar 4.6 grafik efisiensi termal beban 800watt...47

Gambar 4.7 grafik emisi gas buang solar beban 400watt...49

Gambar 4.8 grafik emisi gas buang solar beban 800watt...51

Gambar 4.9 grafik emisi gas buang pertadex beban 400watt...54


(9)

DAFTAR NOTASI

Lambang

keterangan

Satuan

P

B

Daya keluaran

Watt

n

Putaran mesin

rpm

T

Torsi

N.m

Sfc

konsumsi bahan bakar

g.w/h

m

f

Laju Aliran Bahan Bakar kg/jam

η

b

Efisiensi Thermal brake

t

Waktu jam


(10)

Abstrak

Permasalahan penting yang dihadapi masalah lingkungan, khususnya pencemaran udara karena penggunaan bahan bakar. Solusi agar dapat keluar dari permasalahan tersebut dibutuhkan suatu inovasi tertentu, yang mengurangi masalah pencemaran satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah bahan pertadex. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan bahan bakar solar dan pertadex yang dilihat dari performa motor diesel tanpa dilakukan perubahan penyetelan mesin standar. setiap pengujian mengisi bahan bakar sebanyak 50 ml , lalu menghitung putaran mesin dengan menggunakan tacho meter, multi meter sebagai alat penghitung volt dan ampere meter pada rangkaian lampu dibuat sebagai beban yang dihubungkan dari generator, dari hasil pengujian performa mesin lebih baik menggunakan bahan bakar pertadex. Pengujian dilakukan di laboratorium motor bakar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU selama lebih kurang 2 bulan dari data.


(11)

Abstract

Important problems the faced the problem of environment, specially contamination of air because usage of fuel. Solution so that/ to be earning exit of the problems required a[n certain innovation, the lessening the problem of contamination one alternative fuel which[is have potency to overcome the the problems is materials of pertadex. This research aim to to know comparison of diesel fuel fuel and of pertadex seen of performa of diesel motor without made a change by tuning of standard machine. each;every examination bunker counted 50 ml , last count/calculate machine rotation by using metre tacho, metre multi as a means of numerator of metre ampere and volt at lamp network made as connective burden of generator, from result of examination of performa of better machine use fuel of pertadex. Examination done/conducted by in motor laboratory burn Department Technical Engineering Faculty Of Technique of USU during more or less 2 months of data.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Salah satunya adalah Generator Set (Genset), dimana dalam penggunaannya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin.

Untuk dapat mengoptimalkan mesin dalam arti seefektif mungkin, maka diperlukan suatu pengujian. Pengujian disini meliputi pengujian untuk mengetahui performansi dari mesin tersebut, Dari hasil pengujian dapat diketahui apakah kondisi, fungsi dan kualitas mesin masih sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

Bahan bakar diesel merupakan isu yang telah lama muncul, akan tetapi samapai saat ini penggunaan mesin diesel tetap menjadi idola dalam dunia transportasi maupun dunia industri. Pada motor pembakaran dalam, bahan bakar yang dipergunakan salah satunya adalah bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak adalah suatu senyawa organik yang dibutuhkan dalam suatu pembakaran dengan tujuan untuk mendapatkan energi atau tenaga.

Minyak bumi sebagai sumber bahan bakar utama memegang peran yang sangat penting. Cadangan minyak bumi yang terbatas sementara pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan sarana tranportasi dan aktivitas industri, Sehingga kebutuhan akan bahan bakar cair juga makin meningkat. Hal ini yang mendorong kita untuk mengembangkan energi alternatif. Berbagai upaya telah dilakukan guna mendapatkan sumber energi alternatif. Untuk mengetahui dan membandingkan bahan bakar minyak solar dan pertadex terhadap parameter prestasi motor diesel, maka dilakukan pengujian pada motor diesel dengan memvariasikan bahan bakar solar dan pertadex.

1.2 Tujuan penelitian


(13)

1. Memperoleh perbandingan performansi generator set yang menggunakan bahan bakar solar dan pertamina dex

2. Mengetahui pengaruh senyawa gas (emisi) yang ditemukan pada gas buang motor.

3. Perbandingan performansi mesin tersebut yang berupa: Daya, Torsi, Sfc, Efesiensi Termal, Emisi dan Nilai Kalor.

1.3 Batasan masalah

Kajian penelitian terdiri dari:

1. Bagaimana pengaruh bahan bakar pengganti terhadap motor diesel.

2. Bagaimana perbandingan performansi motor bakar dengan menggunakan bahan bakar dan dengan bahan bakar pertamina dex.

1.4 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang terkait.

b. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel,gambar-gambar dan buku elektronik (e-book) serta data-data lain yang berhubungan.

c. Metode studi lapangan, yaitu dengan mengambil data dari hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium Fakultas Teknik.

d. Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab dan masing-masing terdiri dari sub bab dengan garis besar tiap bab adalah sebagai berikut :

Bab 1 ini berisikan latar belakang, tujuan, batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. Adapun dalam bab 2 akan dibahas mengenai defenisi motor bakar, klasifikasi motor bakar, pemilihan jenis motor bakar dan bahan bakar. Selanjutnya bab 3 ini mengenai tempat pelaksanaan pengujian, alat dan bahan yang dipakai serta tahapan dan


(14)

prosedur pengujian. Bab 4 ini berisikan hasil pengujian dan perhitungan perbandingan performansi, yang berdasarkan data dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan bab 5 ini sebagai penutup berisikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil perhitungan didalam perencanaan mesin pembakaran dalam.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor diesel

Motor diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam karakteristik utama pada mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar yang lain, terletak pada metode pembakaran bahan bakarnya. Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.

Pada mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine (ECE) proses pembakaran terjadi di luar mesin, energi thermal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui dinding pemisah, Contohnya mesin uap. Pada mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga sebagai internal combustion engine(ICE), proses pembakaran berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya dikenal juga dengan nama motor bakar. Dalam kelompok ini terdapat motor bakar torak dan sistem turbin gas.

2.2 Klasifikasi Motor Bakar

Motor bakar torak dapat diklasifikasikan atas motor bensin dan motor diesel. Perbedaan pokok antara kedua mesin ini ada pada sistem penyalaannya. Pada motor bensin penyalaan bahan bakar dilakukan oleh percikan bunga api listrik dari busi. Oleh sebab itu motor bensin dikenal juga dengan sebutan spark ignition engine. Sedangkan pada motor diesel penyalaan bahan bakar terjadi dengan sendirinya, oleh sebab itu bahan bakar disemprotkan/diinjeksikan ke dalam ruang bakar yang berisi udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi. Bahan bakar tersebut terbakar dengan sendirinya oleh udara yang mengandung 21% volume O2, setelah temperatur campuran itu melampaui temperatur nyala

bahan bakar, Motor diesel disebut juga dengan compression ignition engin. 2.2.1 Perbedaan motor diesel dan bensin:

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:


(16)

1. Gas yang diisap pada langkah motor bensin adalah campuran antara bahan bakar dan udara sedangkan pada motor diesel adalah udara murni.

2. Bahan bakar pada motor bensin terbakar oleh loncatan bunga api busi, sedangkan pada motor diesel oleh suhu kompresi tinggi.

3. Motor bensin menggunakan busi sedangkan motor diesel menggunakan injector (nozzel).

2.2.2 Kelebihan dan kekurangan antara motor bensin dan motor diesel

Kelebihan motor bensin adalah getarannya lebih halus dan pada ukuran dan kapasitas yang sama mesin motor bensin lebih ringan. Sedangkan kekurangan motor bensin adalah antara lain:

• Motor bensin tidak tahan bekerja terus-menerus dalam waktun yang lama sedangkan diesel sebaliknya.

• Motor bensin peka pada suhu yang tinggi terutama komponen sistem pengapiannya, sedangkan motor diesel tahan bekerja pada suhu yang tinggi.

• Bahan bakar motor bensin harus bermutu baik karena peka terhadap bahan bakar, beda dengan dengan motor diesel hampir dapat menggunakan bahan bakar dari berbagai jenis dan mutu. Keduanya baik motor bensin dan diesel keduanya bekerja dengan proses 4 tak dan 2 tak, dimana motor 4 tak adalah motor yang bekerja setiap satu kali pembakaran bahan bakarnya memerlukan 4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.

2.3 Prinsip Kerja Motor Bakar

Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada motor gerak). Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya digunakan pada teknik mobil. Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor bensin dengan menggunakan bahan bakar bensin (premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel.


(17)

Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga mekanik melalui pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses kimia dimana Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara.Jika pembakaran berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam motor kemudian b)Bahan bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran menimbulkan panas dan menghasilkan tekanan, kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Campuran masuk kedalam motor mengandung udara dan bahan bakar. Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara 12-15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen)15% atau 1/5, bagian dengan karbon dioksida dan zat air, Zat lemas (N) tidak mengambil bagian dalam pembakaran.

2.3.1 Prinsip Kerja motor bensin

Langkah-langkah yang terjadi pada motor bensin 4 langkah adalah : 1. Langkah isap

Pada langkah isap campuran udara yang telah bercampur pada karburator diisap ke dalam silinder (ruang bakar). Torak bergerak turun dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang akan menyebabkan kehampaan (vacum) di dalam silinder, maka dengan demikian campuran udara dan bahan bakar (bensin) akan diisap ke dalam silinder. Selama langkah torak ini, katup isap akan terbuka dan katup buang akan menutup.

2. Langkah Kompresi

Pada langkah kompresi, campuran udara dan bahan bakar yang berada di dalam silinder dimampatkan oleh torak, dimana torak akan bergerak dari TMB ke TMA dan kedua katup isap dan buang akan menutup, sedangkan busi akan memercikan bunga api dan bahan bakar mulai terbakar akibatnya terjadi proses pemasukan panas.

3. Langkah Ekspansi

Pada langkah ekspansi, campuran udara dan bahan bakar yang diisap telah terbakar.Selama pembakaran sejumlah energi dibebaskan, sehingga suhu dan tekanan dalam silinder naik dengan cepat. Setelah mencapai TMA, piston akan didorong oleh gas bertekanan tinggi menuju TMB. Tenaga mekanis ini diteruskan


(18)

ke poros engkol. Saat sebelum mencapai TMB, katup buang terbuka, gas hasil pembakaran mengalir keluar dan tekanan dalam silinder turun dengan cepat. 4. Langkah buang

Pada langkah buang,torak terdorong ke bawah menuju TMB dan naik kembali ke TMA untuk mendorong ke luar gas-gas yang telah terbakar di dalam silinder. Selama langkah ini, katup buang membuka sedangkan katup isap menutup.

Pada motor bensin 4-langkah, poros engkol berputar sebanyak dua putaran penuh dalam satu siklus dan telah menghasilkan satu tenaga

Siklus otto dapat dilihat pada gambar 2.1 proses yang terjadipada siklus otto adalah:

Proses a-b : kompresi isentropic.

Proses b-c : Proses pembakaran volume konstan dianggap sebagai proses pemasukan kalor.

Proses c-d : Proses isentropic udara panas dengan tekanan tinggi mendorong piston turun menuju TMB.

Proses d-a : Proses pelepasan kalor pada volume konstan piston.

Gambar.2.1 Diagram P-V


(19)

2.3.2Prinsip Kerja Motor Diesel

Prinsip kerja engine diesel 4 tak sebenarnya sama dengan prinsip kerja engine otto, yang membedakan adalah cara memasukkan bahan bakarnya. Pada motor diesel bahan bakar di semprotkan langsung ke ruang bakar dengan menggunakan injector. Dibawah ini adalah langkah dalam proses engine diesel 4 tak :

1. Langkah Isap

Pada langkah ini piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah). Saat piston bergerak ke bawah katup isap terbuka yang menyebabkan ruang didalam silinder menjadi vakum, sehingga udara murni langsung masuk ke ruang silinder melalui filter udara.

2. Langkah kompresi

Pada langkah ini piston bergerak dari TMB menuju TMA dan kedua katup tertutup.Karena udara yang berada di dalam silinder didesak terus oleh piston,menyebabkan terjadi kenaikan tekanan dan temperatur, sehingga udara di dalam silinder menjadi sangat panas. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA, bahan bakar di semprotkan ke ruang bakar oleh injector yang berbentuk kabut.

3. Langkah Usaha

Pada langkah ini kedua katup masih tertutup, akibat semprotan bahan bakar di ruang bakar akan menyebabkan terjadi ledakan pembakaran yang akan meningkatkan suhu dan tekanan di ruang bakar. Tekanan yang besar tersebut akan mendorong piston ke bawah yang menyebkan terjadi gaya aksial. Gaya aksial ini dirubah dan diteruskan oleh poros engkol menjadi gaya radial (putar).

4. Langkah Buang

Pada langkah ini, gaya yang masih terjadi di flywhell akan menaikkan kembali piston dari TMB ke TMA, bersamaan itu juga katup buang terbuka sehingga udara sisa pembakaran akan di dorong keluar dari ruang silinder menuju exhaust manifold dan langsung menuju knalpot.

Begitu seterusnya sehingga terjadi siklus pergerakan piston yang tidak berhenti. Siklus ini tidak akan berhenti selama faktor yang mendukung siklus tersebut tidak ada yang terputus.


(20)

Siklus diesel dapat dilihat pada gambar 2.2 proses yang terjadi pada siklus diesel adalah

Proses a-b :Langkah kompresi.

Proses b-c :Proses pemasukan kalor pada tekanan konstan. Proses c-d :Langkah ekspansi.

Proses d-a :Proses pembuangan kalor pada volume konstan.

Gambar.2.2 Diagram P-V

(sumber:http://willyyanto.wordpress.com/tag/t-s-diagram/) 2.4 Performansi Motor Diesel

2.4.1 Daya Poros

Daya mesin adalah besarnya kerja mesin selama waktu tertentu. Pada motor bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut menggerakan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator, yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak selanjutnya menggerakan semua mekanisme, sebagian daya indikator dibutuhkan untuk mengatasi gesekan mekanik, seperti pada torak dan dinding silinder dan gesekan antara poros dan bantalan. Prestasi motor bakar pertama-tama tergantung dari daya yang dapat ditimbulkannya. Semakin tinggi frekuensi putar motor makin tinggi daya yang diberikan hal ini disebabkan oleh semakin besarnya frekuensi semakin banyak langkah kerja yang dialami pada waktu yang sama. Dengan demikian besar daya poros itu adalah :

2π(n.T)

PB

=

(W) (2.1) Lit 3 hal 3-9

6000 Dimana :

PB = daya (W)

T = torsi terukur (Nm) n = putaran mesin (rpm)


(21)

2.4.2 Torsi

Torsi adalah perkalian antara gaya dengan jarak. Selama proses usaha maka tekanan-tekanan yang terjadi di dalam silinder motor menimbulkan suatu gaya yang luar biasa kuatnya pada torak. Gaya tersebut dipindahkan kepada pena engkol melalui batang torak, dan mengakibatkan adanya momen putar atau torsi pada poros engkol. Untuk mengetahui besarnya torsi digunakan alat dynamometer. Biasanya motor pembakaran ini dihubungkan dengan dynamometer dengan maksud mendapatkan keluaran dari motor pembakaran dengan cara menghubungkan poros motor pembakaran dengan poros dynamometer dengan menggunakan kopling elastik. Dengan demikian besarnya torsi tersebut adalah:

T = F.l = m.g.l (2.2) lit 3 dimana :

T = torsi (N.m)

m = massa yang diukur pada dynamometer (kg) g = percepatan gravitasi (m/s2)

l = panjang tuas pada dynamometer (m)

2.4.3Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)

Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan salah satu parameter prestasi yang penting di dalam suatu motor bakar. Parameter ini biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang terpakai per jam untuk setiap daya kuda yang dihasilkan. Sebelum menghitung konsumsi bahan bakar spesifik, maka harus menghitung konsumsi bahan bakar terlebih dahulu.

m

f

=

.

3600

1000

.

��( kg/jam)

Dengan :

Mf = konsumsi bahan bakar (kg/jam)

b = volume bahan bakar yang dipakai dalam pengujian (cc) t = waktu diperlukan dalam detik (s)

ρbb = massa jenis bahan bakar (kg/I)

maka : SFC = ��

� ( kg/KWh)

Dimana :


(22)

Mf = konsumsi bahan bakar (kg/jam)

P = daya (kW)

2.4.4 Nilai Kalor Bahan Bakar

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkan panas. Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan bakar dibakar sempurna disebut nilai kalor bahan bakar(Calorific Value, CV ). Nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah.

Nilai kalor atas ( High Heating Value,HHV ),merupakan nilai kalor yang diperoleh secara experiment dengan menggunakan kalorimeter dimana hasil pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar uap air yang terbentuk dari pembakaran hidrogen mengembun dan mengeluarkan panas latennya. Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila diketahui komposisi bahan bakarnya dengan menggunakan persamaan berikut:

HHV = 33950 C + 144200 ��2− �2

8� + 9400 S

Dimana:

HHV = Nilai kalor atas (kj/kg)

C = Persentase karbon dalam bahan bakar H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar

O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar

S = Persentase sulfur dalam bahan bakar

Nilai kalor bawah (Low Heating Value,LHV), merupakan nilai kalor bahan bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya kandungan hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15% yang berarti dalam satu satuan bahan bakar 0,15 bagian merupakan hidrogen. Pada proses pembakaran sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah mol dari jumlah hidrogennya.

Selain berasal dari pembakaran hydrogen, uap air yang terbentuk pada proses pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada didalam bahan bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada tekanan parsial 20 KN/m2 (tekanan yang umum timbul pada gas buang) adalah


(23)

sebesar 2400 kj/kg, sehingga besarnya nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2)

dimana:

LHV = Nilai kalor bawah (kj/kg)

M = Persentase kandungan air dalam bahan bakar (moisture)

Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat mengggunakan nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan air. Namun dapat juga menggunakan nilai kalor atas (HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih cepat tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan ASME (American of Mechanical Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor atas (HHV), Sedangkan peraturan SAE (Society of Automotive Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor bawah (LHV).

2.4.5 Efisiensi Thermal Brake

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energy yang dibangkitkan piston karena sejumlah enegi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis (mechanical losses). Dengan alas an ekonomis perlu dicari kerja maksimium yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut juga sebagai efisiensi termal brake (brake thermal efficiency,ηb).

η

b

=

������������������ ������������������

Laju panas yang masuk Q, dapat dihitung dengan rumus berikut: Q = mf . LHV

Jika daya keluaran N dalam satuan KW, laju aliran bahan bakar mf dalam satuan

kg/jam, maka:

η

b

=

� � . ���

. 3600 2.5 Emisi Gas Buang

Bahan pencemar (polutan) yang berasal dari kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori sebagai berikut :


(24)

1. Sumber

Polutan dibedakan menjadi polutan primer atau sekunder. Polutan primer seperti nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC), langsung dibuangkan ke udara bebas dan mempertahankan bentuknya seperti pada saat pembuangan. Polutan sekunder seperti ozon (O3) dan peroksiasetil nitrat (PAN) adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi fotokimia, hidrolisis atau oksidasi. 2. Komposisi Kimia

Polutan dibedakan menjadi organik dan inorganik. Polutan organik mengandung karbon dan hidrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen, nitrogen, sulfur atau fosfor, contohnya : Hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan lain-lain. Polutan inorganik seperti :karbon monoksida(CO), karbonat, nitrogen oksida, ozon dan lainnya.

3. Bahan Penyusun

Polutan dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat dibagi menjadi padatan dan cairan seperti : debu, asap, abu, kabut dan spray, partikulat dapat bertahan di atmosfer. Sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer dan bercampur dengan udara bebas.

a.) Partikulat

Polutan partikulat yang berasal dari kendaraan bermotor umumnya merupakan fasa padat yang terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa padatan tersebut berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dengan udara, sehingga terjadi tingkat ketebalan asap yang tinggi. Selain itu partikulat juga mengandung timbal yang merupakan bahan aditif untuk meningkatkan kinerja pembakaran bahan bakar pada mesin kendaraan.

Apabila butir-butir bahan bakar yang terjadi pada penyemprotan kedalam silinder motor terlalu besar atau apabila butir–butir berkumpul menjadi satu, maka akan terjadi dekomposisi yang menyebabkan terbentuknya karbon–karbon padat atau angus. Hal ini disebabkan karena pemanasan udara yang bertemperatur tinggi, tetapi penguapan dan pencampuran bahan bakar dengan udara yang ada didalam silinder tidak dapat berlangsung sempurna, terutama pada saat–saat dimana terlalu banyak bahan bakar disemprotkan yaitu pada waktu daya motor akan


(25)

diperbesar, misalnya untuk akselerasi, maka terjadinya angus itu tidak dapat dihindarkan. Jika angus yang terjadi itu terlalu banyak, maka gas buang yang keluar dari gas buang motor akan bewarna hitam.

b.) Unburned Hidrocarbon (UHC)

Hidrokarbon yang tidak terbakar dapat terbentuk tidak hanya karena campuran udara bahan bakar yang gemuk, tetapi bisa saja pada campuran kurus bila suhu pembakarannya rendah dan lambat serta bagian dari dinding ruang pembakarannya yang dingin dan agak besar. Motor memancarkan banyak hidrokarbon kalau baru saja dihidupkan atau berputar bebas (idle) atau waktu pemanasan.

Pemanasan dari udara yang masuk dengan menggunakan gas buang meningkatkan penguapan dari bahan bakar dan mencegah pemancaran hidrokarbon. Jumlah hidrokarbon tertentu selalu ada dalam penguapan bahan bakar, di tangki bahan bakar dan dari kebocoran gas yang melalui celah antara silinder dari torak masuk kedalam poros engkol yang disebut dengan blow by gasses (gas lalu). Pembakaran tak sempurna pada kendaraan juga menghasilkan gas buang yang mengandung hidrokarbon. Hal ini pada motor diesel terutama disebabkan oleh campuran lokal udara bahan bakar tidak dapat mencapai batas mampu bakar.

c.) Carbon Monoksida (CO)

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Gas ini akan dihasilkan bila karbon yang terdapat dalam bahan bakar (kira–kira 85 % dari berat dan sisanya hidrogen) terbakar tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila campuran udara bahan bakar lebih gemuk dari pada campuran stoikiometris dan terjadi selama idling pada beban rendah atau pada output maksimum. Karbon monoksida tidak dapat dihilangkan jika campuran udara bahan bakar gemuk. Bila campuran kurus karbon monoksida tidak terbentuk.


(26)

d.) Oksigen (O2)

Oksigen (O2) sangat berperan dalam proses pembakaran, dimana oksigen tersebut akan diinjeksikan keruang bakar. Dengan tekanan yang sesuai akan mengakibatkan terjadinya pembakaran bahan bakar.


(27)

BAB 3

METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat

Pengujian dilakukan di laboratorium motor bakar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara selama lebih kurang 2 bulan. 3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang dipakai dalam ekperimental ini terdiri dari: 1. Motor diesel 4 langkah 1 silinder (Genset)

Gambar.3.1 mesin generator set 4 langkah

Mesin generator set 4 langkah ini sebagai alat pengujian yang menggunakan bahan bakar solar dan pertamina dex.

Spesifikasi:

Max output : 4,86 Kw (6,6 Ps) Rated output : 4,41 Kw (6 Ps) Rated speed : 2600 rpm Net weight : 60 kg Borex stroke : 75 x80 Displacement :0,353


(28)

2. Auto gas analyzer untuk megetahui emisi gas buang motor

Gambar.3.2 auto gas analyzer

Auto gas analyzer ini digunakan sebagai alat uji emisi gas buang dengan cara kerja nya kita menghubungkan ke laptop/komputer yang sebelumnya kita telah menginstal saftware dari auto gas analyzer.

spesifikasi

Range Resolution

HC 0-30000ppm 1ppm

CO 0-15% 0.001 vol%

CO2 0-20% 0.01 vol%

O2 0-25% 0.01 vol%

Nox 0-5000ppm 1ppm

Temperature : 0-50 C oper,-20 to 70 C storage Humidity : Up to 95% non-condensing

Altituude -300 to 2,500m

Vibration 1.5 G sinusoidal 5-1000 Hz

Shock 1.22m drop to concrete floor (gas analyzer)


(29)

3. Tacho meter untuk mengukur putaran mesin

Gambar.3.3 tacho meter

Alat ni digunakan tuk mengetahui putaran mesin karena dalam pengujian ini melakukan beberapa variasi putaran mesin.

Spesifikasi:

Display Counts : 99.999 counts LCD Range rpm : 5 to 99.999

Ft/min : 0.2 to 6560

M/min : 0.05 to 1999.9 Basic Accuracy : ±0.05% ±1d Max RPM Resolution (rpm) : 0.1

4.Multi meter

Gambar.3.4 multi meters


(30)

Spesifikasi:

Power Supply: 2x AA 1.5V Battery Dimension : 180 x 89 x 51. 1mm

AC Volts : 400mV / 4V / 40V/ 400V / 400V /1000V, +/-3.0+3, 0.1Mv to 1,000V

DC Volts : 400mV / 4V /40V / 400V / 1000V, +/-1.0+10, 0.1Mv to 1,000V AC Curret : 400uA / 4000 ua / 40mA / 400mA / 4A / 10A, +/-1.5%+3 ,0.1UA to 10A

DC Current : 400uA / 4000uA / 40mA / 400mA / 4A / 10A, +/-1.5%+3 ,0.1UA to 10A

Capacitance : 50nF/ 200Nf / 2Uf / 20Uf / 200Uf / 20Mf ,+/-2%+5, 0.01nF to 100uF

Resistance : 400 / 4K / 40K / 400K / 4M / 40M Ohm, +/-0.5%+3, 0.1 0hm to 40Mohm

5.Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci ring, obeng, tang, palu, dan lain sebagainya.

6.Stop watch untuk menentukan waktu yang dibutuhkan mesin untuk menghabiskan bahan bakar dengan volume 50 mili liter (ml).

3.2.2 Bahan

Bahan yang menjadi objek pengujian ini adalah bahan bakar solar dan pertadex.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi :

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing– masing pengujian.

2. Data sekunder, merupakan data tentang karakteristik bahan bakar yang digunakan dalam pengujian.

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan rumus yang ada, kemudian hasil dari peritungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. 3.5 Pengamatan dan Tahap Pengujian

Parameter yang akan diamati dalam pengujian ini adalah : 1. Torsi motor ( T )


(31)

2. Daya motor ( N )

3. Konsumsi bahan bakar spesifik ( sfc ) 4. Efisiensi

5. Emisi gas buang

Prosedur pengujian dibagi menjadi beberapa tahap,yaitu : 1. Pengujian motor diesel menggunakan bahan bakar solar

2. Pengujian motor diesel menggunakan bahan bakar pertamina dex

3.6 Prosedur Pengujian Performansi Motor Diesel

Secara ringkas prosedur pengujian performansi motor yang akan dilakukan dapat dilihat pada diagram alir pengujian berikut :


(32)

Diagram Alir Pengujian Performansi Motor

Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat auto logic gas analyzer.Prosedur pengujian dapat dilihat melalui diagram alir berikut ini :

Mulai

• Volume bahan bakar yang diuji • Putaran mesin • Beban

• Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan bahan bakar • Mencatat temperatur gas buang

Menganalisa data hasil pembacaan alat ukur menggunakan rumus

Pengulangan pengujian kembali


(33)

Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Bang

Pengujian emisi gas buang meliputi kadar CO2,O2 ,HC,CO dan NOX yang

terdapat pada hasil pembakaran,bahan bakar Pengujian ini dilakukan bersamaan dengan unjuk kerja motor bakar diesel dimana gas buang yang dihasilkan oleh mesin uji pada saat pengujian diukur untuk mengetahui kadar emisi pada gas buang.

Memasukkan gas fitting ke dalam knalpot motor

Menyambungkan perangkat auto gas analyzer ke komputer

Mulai

Menunggu kira-kira 2 menit hingga tampilan stabil dan melihat tampilannya di komputer

selesai


(34)

BAB 4

HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Daya

Besarnya daya yang dihasilkan oleh mesin menggunakan bahan bakar solar, biosolar dan pertadex pada saat pengujian dilaksanakan dapat dilihat dari besar kuat arus pada bola lampu yang digunakan,yaitu sebesar 400 Watt Dan 800 Watt.

4.2 Torsi

Besarnya torsi mesin dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

PB =

2�� 60 x T

T = ��.60

2��

Dimana :

PB = Daya (Watt)

n = Putaran mesin (rpm) T = Torsi (N.m)

Dengan daya yang sama pada masing-masing pengujian, maka besarnya torsi yang dihasilkan mesin mengunakan bahan bakar solar dan pertadex akan menjadi sama juga yaitu pada variasi putaran mesin yang sama.

Untuk Daya PB 400 Watt

N=550 rpm

400 = 2.3,14.550

60

T = 24000

3454 = 6,94 N.m

N=600 rpm

400 = 2.3,14.600

60

T = 24000

3768 = 6,36 N.m

N=650 rpm

400 = 2.3,14.650

60

T = 24000

4082 = 5,87 N.m


(35)

400 = 2.3,14.700

60

T = 24000

4396 = 5,45 N.m

N=750 rpm

400 = 2.3,14.750

60

T = 24000

4710 = 5,09 N.m

Daya,PB : 800 Watt

N=550 rpm

800 = 2.3,14.550

60

T = 48000

3454 = 13,89 N.m

N=600 rpm

800 = 2.3,14.600

60

T = 48000

3768 = 12,73 N.m

N=650 rpm

800 = 2.3,14.650

60

T = 48000

4082 = 11,75 N.m

N=700 rpm

800 = 2.3,14.700

60

T = 48000

4396 = 10,91 N.m

N=750 rpm

800 = 2.3,14.750

60

T = 48000

4710 = 10,19 N.m

Tabel 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Torsi

Daya (Watt) Putaran (rpm) Torsi (N.m)

400

550 6,94

600 6,36

650 5,87

700 5,45

750 5,09

800

550 13,89

600 12,73

650 11,75

700 10,91

750 10,19

Perbandingan harga torsi untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:


(36)

Gambar 4.1 Grafik Torsi vs Putaran Untuk Daya 400 Watt

Analisa :

1. Torsi minimum pada daya 400 watt diperoleh pada putaran 750 rpm yaitu sebesar 5,09 N.m

2. Torsi maximum pada daya 400 watt diperoleh pada putaran 550 rpm yaitu sebesar 6,94 N.m

Gambar 4.2 Grafik Torsi vs Putaran Untuk Daya 800 Watt

Analisa :

1. Torsi minimum pada daya 800 watt diperoleh pada putaran 750 rpm yaitu sebesar 10,19 N.m

2. Torsi maximum pada daya 800 watt diperoleh pada putaran 550 rpm yaitu sebesar 13,89 N.m

0 1 2 3 4 5 6 7 8

550 600 650 700 750

T

or

si

(N

.m

)

Putaran(rpm)

Grafik Torsi Vs Putaran

Torsi

0 2 4 6 8 10 12 14 16

550 600 650 700 750

T

or

si

(N

.m

)

Putaran(rpm)

Grafik Torsi Vs Putaran


(37)

4.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik (spesific fuel consumption, sfc) dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

SFC = ���10

3

Dengan :

SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h) mf = laju aliran bahan bakar (kg/jam)

PB = daya (w)

4.3.1 Analisa Perhitungan SFC Menggunakan Bahan Bakar Solar Daya,PB : 400 Watt

Putaran : 550 rpm

Pada putaran 550 rpm, lamanya waktu yang diperoleh untuk menghabiskan 50 cc bahan bakar adalah 14,05,85 menit atau 843 detik. Untuk analisa perhitungan nilai SFC pada variasi putaran yang lain, data hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran.

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

843

x

3600

= 0,17508 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,17508�10

3

0,4

= 437,7 g/kW.h

Putaran : 600 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

802,2

x

3600

= 0,18399 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,18399�10

3

0,4

= 459,97 g/kW.h

Putaran : 650 rpm

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

669

x

3600


(38)

Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,22062�103

0,4

= 551,55 g/kW.h

Putaran : 700 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10−3

603

x

3600

= 0,24477 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,24477�10

3

0,4

= 611,92 g/kW.h

Putaran :750 rpm

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

486,6

x

3600

= 0,30332 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,30332�10

3

0,4

= 758,3 g/kW.h

Daya,PB : 800 Watt

Putaran : 550 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

787,2

x

3600

= 0,1875 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,1875�10

3

0,8

= 234,37 g/kW.h

Putaran : 600 rpm

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

629,4

x

3600


(39)

Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,2345�103

0,8

= 293,12 g/kW.h

Putaran : 650 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10−3

509,4

x

3600

= 0,28975 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,28975�10

3

0,8

= 362,18 g/kW.h

Putaran : 700 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

489

x

3600

= 0,30184 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,30184�10

3

0,8

= 377,3 g/kW.h

Putaran : 750 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

429

x

3600

= 0,34405 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,34405�103

0,8

= 430,06 g/kW.h

4.3.2 Analisa Perhitungan SFC Menggunakan Bahan Bakar Pertadex Daya,PB : 400 Watt

Putaran : 550 rpm

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10−3


(40)

= 0,17761 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,17761�103

0,4

= 444,02 g/kW.h

Putaran : 600 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10−3

793,8

x

3600

= 0,18594 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,18594�10

3

0,4

= 464,85 g/kW.h

Putaran : 650 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

726

x

3600

= 0,2033 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,2033�10

3

0,4

= 508,25 g/kW.h

Putaran : 700 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

610,8

x

3600

= 0,24165 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,24165�10

3

0,4

= 604,12 g/kW.h

Putaran : 750 rpm

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

546

x

3600


(41)

Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,27032�103

0,4

= 675,8 g/kW.h

Daya,PB : 800 Watt

Putaran : 550 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10−3

799,2

x

3600

= 0,18468 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,18468�10

3

0,8

= 230,85 g/kW.h

Putaran : 600 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

630

x

3600

= 0,23428 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,23428�10

3

0,8

= 292,85 g/kW.h

Putaran : 650 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

554,4

x

3600

= 0,26623 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,26623�10

3

0,8

= 332,78 g/kW.h

Putaran : 700 rpm

mf = ����50�10

−3

x

3600

= 0,82�50�10

−3

500,4

x

3600


(42)

Maka :

SFC = ���10

3

��

= 0,29496�103

0,8

= 368,7 g/kW.h

Putaran : 750 rpm mf =

����50�10−3

x

3600

= 0,82�50�10−3

441,6

x

3600

= 0,33423 kg/jam Maka :

SFC = ���10

3

= 0,33423�10

3

0,8

= 417,78 g/kW.h

Hasil perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik menggunakan bahan bakar solar dan pertamina dex dengan variasi beban dan putaran yang berbeda dapat dilihat lebih jelas pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Beban

(Watt)

Putaran (rpm)

sfc (g/kW.h)

Solar Pertamina Dex

400

550 437,7 444,02

600 459,97 464,85

650 551,55 508,25

700 611,92 604,12

750 758,3 675,8

800

550 234,37 230,85

600 293,12 292,85

650 362,18 332,78

700 377,3 368,7

750 430,06 417,78

Perbandingan harga sfc untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:


(43)

Gambar 4.3 Grafik SFC vs Putaran Untuk Beban 400 Watt

Analisa :

1. SFC maximum diperoleh saat menggunakan bahan bakar solar pada putaran 750 rpm yaitu sebesar 758 g/kW.jam.

2. Untuk putaran 650, 700, dan 750 rpm SFC minimum diperoleh saat menggunakan bahan bakar pertadex.

3. Untuk beban 400 watt SFC lebih baik saat menggunakan bahan bakar pertadex.

4. Semakin besar nilai laju aliran bahan bakar, semakin besar pula konsumsi bahan bakar spesifiknya

0 100 200 300 400 500 600 700 800

550 600 650 700 750

sf

c (

g

/k

W

.h)

Putaran (rpm)

SFC vs Putaran

Solar


(44)

Gambar 4.4 Grafik Sfc vs Putaran Untuk Beban 800 Watt Analisa :

1. SFC maximum diperoleh saat menggunakan bahan bakar solar pada putaran 750 rpm yaitu sebesar 430,06 g/kW.jam

2. SFC minimum diperoleh saat pengujian menggunakan beban 800 Watt 3. Semakin besar beban atau daya yang digunakan semakin kecil konsumsi

bahan bakarnya 4.4 Efisiensi Thermal Brake

Efisiensi thermal brake dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

η

b

=

��

. ��

3600 dimana :

η

b : efisiensi thermal brake

CV : nilai kalor bahan bakar (kj/kg)

4.4.1 Analisa Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Menggunakan Bahan Bakar Solar

Daya,PB : 400 Watt

CV solar = 55588,35 kj/kg Putaran : 550 rpm

Pada putaran 550 rpm, nilai ṁf dapat dilihat pada perhitungan nilai ṁf untuk

putaran 550 rpm. Untuk nilai ṁf pada variasi putaran yang lain juga dapat dilihat

pada perhitungan nilai ṁf pada masing-masing variasi putarannya. Untuk nilai

0 5 10 15 20 25 30 35

550 600 650 700 750

S

F

C

(

g

/k

W

.h)

Putaran (rpm)

SFC vs Putaran

Efisiensi Thermal (%) Pertamina Dex


(45)

kalor (Caloric Value,CV) untuk masing-masing bahan bakar dapat dilihat pada lampiran hasil pengujian menggunakan bom kalorimeter.

Putaran : 550 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,4

0,17508�55588,35

3600

= 0,147951 = 14,7951 % Putaran : 600 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,4

0,18399�55588,35

3600

= 0,140791 = 14,0791 % Putaran : 650 rpm

η

b

=

. ��

3600 = 0,4

0,22062�55588,35

3600

= 0,117413 = 11,7413 % Putaran : 700 rpm

η

b

=

��

. ��

3600 = 0,4

0,24477�55588,35

3600

= 0,105830 = 10,583 % Putaran : 750 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,4

0,30332�55588,35

3600

= 0,085401 = 8,5401 % Daya,PB : 800 Watt

Putaran : 550 rpm

η

b

=

�� . ��

3600 = 0,8

0,1875�55588,35

3600

= 0,276316 = 27,6316 % Putaran : 600 rpm

η

b

=

. ��

3600 = 0,8

0,2345�55588,35

3600


(46)

Putaran : 650 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,8

0,28975�55588,35

3600

= 0,177226 = 17,7226 % Putaran : 700 rpm

η

b

=

�� . ��

3600 = 0,8

0,30184�55588,35

3600

= 0,171645 = 17,1645 % Putaran : 750 rpm

η

b

=

�� . ��

3600 = 0,8

0,34405�55588,35

3600

= 0,150584 = 15,0584 %

4.4.2 Analisa Perhitungan Efisiensi Thermal Menggunakan Bahan Bakar Pertadex

Daya,PB : 400 Watt

CV Pertadex : 60000,15 kj/kg Putaran : 550 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,4

0,17761�60000,15

3600

= 0,135121 = 13,5121 % Putaran : 600 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,4

0,18594�60000,15

3600

= 0,129072 = 12,9072 % Putaran : 650 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,4

0,2033�60000,15

3600

= 0,118048 = 11,8048 % Putaran : 700 rpm

η

b

=

�� . ��

3600 = 0,4

0,24165�60000,15

3600

= 0,099316 = 9,9316 % Putaran : 750 rpm

η

b

=

�� . ��


(47)

= 0,4

0,27032�60000,15

3600

= 0,08878 = 8,878 % Daya,PB : 800 Watt

Putaran : 550 rpm

η

b

=

�� . ��

3600 = 0,8

0,18468�60000,15

3600

= 0,259901 = 25,9901 % Putaran : 600 rpm

η

b

=

. ��

3600 = 0,8

0,23428�60000,15

3600

= 0,204877 = 20,4877 % Putaran : 650 rpm

η

b

=

��

. ��

3600 = 0,8

0,26623�60000,15

3600

= 0,180292 = 18,0292 % Putaran : 700 rpm

η

b

=

��

. ��

3600 = 0,8

0,29496�60000,15

3600

= 0,162731 = 16,2731 % Putaran : 750 rpm

η

b

=

��

�� . ��

3600 = 0,8

0,33423�60000,15

3600

= 0,143609 = 14,3609 %

Hasil perhitungan efisiensi thermal brake menggunakan bahan bakar solar dan pertamina dex dengan variasi beban dan putaran yang berbeda dapat dilihat lebih jelas pada tabel di bawah ini:


(48)

Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Beban

(Watt)

Putaran (rpm)

Efisiensi Thermal (%) Solar Pertamina Dex

400

550 14,7951 13,5121 600 14,0791 12,9072 650 11,7413 11,8048 700 10,583 9,9316 750 8,5401 8,878

800

550 27,6316 25,9901 600 22,0927 20,4877 650 17,7226 18,0292 700 17,1645 16,2731

750 15,0584 16,8912 14,3609

Perbandingan harga efisiensi thermal untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Thermal vs Putaran Beban 400 Watt

Analisa :

1. Efisiensi thermal minimum diperoleh saat menggunakan bahan bakar solar pada daya 400 watt diperoleh pada putaran 750 rpm yaitu sebesar 8,5401 %

2. Semakin besar nilai laju aliran bahan bakarnya, semakin kecil efisiensi thermalnya

0 2 4 6 8 10 12 14 16

550 600 650 700 750

E

fis

ie

n

si T

h

e

rm

a

l (

%

)

Putaran (rpm)

Efisiensi Thermal vs Putran

Solar


(49)

Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Thermal vs Putaran Untuk Beban 800 Watt Analisa :

1. Efisiensi thermal minimum diperoleh saat menggunakan bahan bakar pertadex pada putaran 750 rpm yaitu sebesar 14,3609 %

2. Untuk putaran 550, 600, 700 dan 750 rpm Efisiensi thermal minimum diperoleh saat menggunakan bahan bakar pertadex

3. Semakin besar nilai laju aliran bahan bakarnya, semakin kecil efisiensi thermalnya

4. Semakin besar nilai kalor bahan bakarnya, semakin kecil efisiensi thermalnya

5. Semakin besar beban atau daya yang digunakan, semakin besar efisiensi thermalnya

4.5 Emisi Gas Buang

4.5.1 Emisi Gas Buang Bahan Bakar Solar

Kadar emisi gas buang dari hasil pengujian menggunakan bahan bakar solar pada masing-masing putaran dan pembebanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

0 5 10 15 20 25 30

550 600 650 700 750

E

fis

ie

n

si T

h

e

rm

a

l (

%

)

Putaran (rpm)

Efisiensi Thermal vs Putaran

Solar


(50)

Tabel 4.4 Emisi Bahan Bakar Solar Beban 400 Watt Putaran

(rpm)

CO2

%

CO % HC ppm

O2 % Noxppm NoxCor AFR

550 5,64 2,501 188,2 2,344 2,5 2,5 1123,08 600 5,46 2,435 186,4 2,542 2,4 2,32 1084,36 650 5,64 2,415 185,8 2,56 2,7 2,54 1114,39 700 5,45 2,421 186,8 2,396 2,44 2,64 1102,48 750 5,51 2,355 187,2 2,412 2,5 2,42 1109,52

Gambar 4.7 Grafik Emisi Gas Buang Solar Vs Putaran Beban 400 Watt Analisa:

1. Untuk kadar emisi CO2, CO, HC, dan Nox masih dalam batas normal.

Untuk CO2 batas normalnya adalah 12-15%, CO sebesar 2,5%, HC

sebesar 500 ppm, Nox sebesar 100 ppm

2. Untuk kadar O2 sudah sedikit melewati batas normal, dimana batas normal

untuk kandungan O2 sekitar 1%-2%

Tabel 4.5 Emisi Bahan Bakar Solar Beban 800 Watt Putaran

(rpm)

CO2

%

CO % HC ppm

O2 % Nox

ppm

NoxCor AFR

550 5,37 2,54 186,2 2,58 2,53 2,64 1111,78 600 5,28 2,359 186,8 2,33 2,5 2,58 1109,72 650 5,34 2,338 188,6 2,48 2,38 2,52 1112,55 700 5,4 2,43 183,2 2,53 2,36 2,48 1112,47 750 5,51 2,431 186,4 2,46 2,54 2,52 1116,73

0 1 2 3 4 5 6

550 600 650 700 750

K ad ar E m is i Putaran (rpm)

Grafik Emisi vs Putaran

CO2 % CO % O2 % Noxppm


(51)

Gambar 4.8 Grafik Emisi Gas Buang Solar Vs Putaran Beban 800 Watt Analisa:

1. Untuk kadar emisi CO2, CO, HC, dan Nox masih dalam batas normal

2. Untuk kadar O2 sudah sedikit melewati batas normal, dimana batas normal

untuk kandungan O2 sekitar 1%-2%

Gambar 4.9 Grafik Emisi Gas Buang Biosolar Vs Putaran Beban 800 Watt Analisa:

1. Untuk kadar emisi CO2, CO, HC, dan Nox masih dalam batas normal

2. Untuk kadar O2 sudah sedikit melewati batas normal, dimana batas normal

untuk kandungan O2 sekitar 1%-2%

3. Pada putaran 700 rpm kadar CO sudah melewati batas normal yaitu 2,65%, dimana batas normalnya adalah 2,5%

0 1 2 3 4 5 6

550 600 650 700 750

K

ad

ar

E

m

is

i

Putaran (rpm)

Grafik Emisi vs Putaran

CO2 % CO % O2 % Nox ppm

0 1 2 3 4 5 6

550 600 650 700 750

K

ad

ar

E

m

is

i

Putaran (rpm)

Grafik Emisi vs Putaran

CO2 % CO % O2 % Nox ppm


(52)

4.5.3Emisi Gas Buang Bahan Bakar Pertadex

Kadar emisi gas buang dari hasil pengujian menggunakan bahan bakar pertadex pada masing-masing putaran dan pembebanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Emisi Bahan Bakar Bakar Pertadex Beban 400 Watt Putaran

(rpm)

CO2

%

CO % HC ppm

O2 % Nox ppm NoxCor AFR

550 5,58 2,41 186,6 2,6 2,34 2,51 1114,77 600 5,64 2,349 186 2,6 2,48 2,4 1121,57 650 5,58 2,394 186,6 2,45 2,39 2,38 1123,92 700 5,43 2,527 187 2,42 2,53 2,39 1108,81 750 5,42 2,654 186,4 2,59 2,4 2,52 1107,46

Gambar 4.10 Grafik Emisi Gas Buang Pertadex Vs Putaran Beban 400 Watt Analisa:

1. Untuk kadar emisi CO2, CO, HC, dan Nox masih dalam batas normal

2. Untuk kadar O2 sudah sedikit melewati batas normal, dimana batas normal

untuk kandungan O2 sekitar 1%-2

3. Pada putaran 750 rpm kadar CO sudah melewati batas normal yaitu 2,65%, dimana batas normalnya adalah 2,5%

Tabel 4.9 Emisi Bahan bakar Pertadex Beban 800 Watt Putaran

(rpm)

CO2

%

CO % HC ppm

O2 % Nox ppm NoxCor AFR

550 5,42 2,343 187,4 2,64 2,43 2,47 1114,25 600 5,42 2,488 187,2 2,6 2,49 2,42 1112,34 650 5,51 2,391 186,2 2,53 2,42 2,48 1120,43 700 5,53 2,54 186,8 2,67 2,52 2,46 1115,43 750 5,42 2,31 185,2 2,35 2,32 2,46 1121,45

0 1 2 3 4 5 6

550 600 650 700 750

K ad ar E m is i Putaran (rpm)

Grafik Emisi vs Putaran

CO2 % CO % O2 % Nox ppm


(53)

Gambar 4.11 Grafik Emisi Gas Buang Pertadex Vs Putaran Beban 800 Watt Analisa:

1. Untuk kadar emisi CO2, CO, HC, dan Nox masih dalam batas normal

2. Untuk kadar O2 sudah sedikit melewati batas normal, dimana batas normal

untuk kandungan O2 sekitar 1%-2%

0

1 2 3 4 5 6

550 600 650 700 750

K

ad

ar

E

m

isi

Putaran (rpm)

Grafik Emisi vs Putaran

CO2 % CO % O2 % Nox ppm


(54)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Semakin tinggi putaran mesin semakin kecil torsi yang dihasilkan. Torsi Maximum pada daya 400 watt diperoleh pada putaran 550 rpm, yaitu sebesar 6,94 N.m. Sedangkan torsi minimum diperoleh pada putaran 750 rpm, yaitu sebesar 5,09 N.m

2. Semakin besar daya atau beban yang dipakai semakin besar Torsi yang dihasilkan. Torsi Maximum pada daya 800 watt diperoleh pada putaran 550 rpm, yaitu sebesar 13,89 N.m. Sedangkan torsi minimum diperoleh pada putaran 750 rpm, yaitu sebesar 10,19 N.m

3. Pada saat menggunakan beban 400 watt sfc lebih baik saat menggunakan bahan bakar pertadex, yaitu pada putaran 600, 650, 700 dan 750 rpm. Sedangkan pada putaran 550 rpm sfc minimum diperoleh saat menggunakan bahan bakar biosolar.

4. Semakin besar beban atau daya yang digunakan semakin kecil konsumsi bahan bakarnya. Dimana pada saat pembebanan 800 watt konsumsi bahan bakarnya lebih saat menggunakan bahan bakar biosolar.

5. Efisiensi thermal yang lebih baik diperoleh saat menggunakan bahan bakar biosolar, baik pada beban 400 watt dan 800 watt.

6. Kadar emisi gas buang CO2, CO, HC, dan Nox lebih saat menggunakan

bahan bakar pertadex. Sedangkan kadar O2 lebih baik saat menggunakan

bahan bakar biosolar. 5.2 Saran

1. Melengkapi alat ukur pada saat pengujian untuk memperoleh hasil pengujian yang lebih baik

2. Menunggu putaran mesin stabil pada saat menaikkan dan menurunkan putaran agar mendapat putaran mesin yang tepat pada saat pengujian pada putaran yang berbeda melalui pembacaan pada tachometer


(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arismunandar, Wiranto. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Edisi kelima. Penerbit : ITB Bandung,1988

2. Arismunanadar, Wiranto. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004

3. TD 110-115 Test Bed And Instrumentation For Small Engines. TQ Education And Training Ltd,2000

4. Heywod, Jhon B. Internal Combustion Engine Fundamentals. McGraw Hill Book Company, New York, 1988

5. Pulkrabek, Willard W. Engineering Fundamentals Of The Internal Combustion Engine. Prentice Hall, New Jersey

6. Dexzrecc.wordpress.com/prinsip-kerja-motor-bensin/2008/11/17 7. http://nanozr.co.id/article/mesin-bensin-vs-mesin-diesel

8.

9.

motor-bensin.html

10.

11.

12.

13.

14.


(56)

LAMPIRAN


(57)

Rata-Rata Hasil Pengujian Bahan Bakar Solar

Beban 400 Watt Putaran (rpm) Komsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (menit) Kuat Arus (A) Tegangan (v)

550/1217 50 14,05,85 0,007 119

600/1313 50 13,37,59 0,013 149,5

650/1418 50 11,15,40 0,018 185,5

700/1626 50 10,05,87 0,024 214,6

750/1626 50 8,11,71 0,026 240,4

Beban 800 Watt Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1210 50 13,12,15 0,005 94,1

600/1309 50 10,49,31 0,007 131,3

650/1425 50 8,49,08 0,015 168,6

700/1532 50 8,15,12 0,021 193,7

750/1628 50 7,15,86 0,024 212,2

Bahan Bakar Pertamina Dex Beban 400 Watt

Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1213 50 13,85,22 0,008 124,2

600/1312 50 13,23,60 0,010 142,3

650/1425 50 12,10,27 0,015 173,9

700/1526 50 10,18,75 0,021 200,8

750/1618 50 9,10,93 0,025 228,5

Beban 800 Watt Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1205 50 13,32,96 0,005 90,8

600/1312 50 10,50,54 0,007 118,6

650/1418 50 9,24,25 0,014 165,2

700/1527 50 8,38,99 0,018 192,5


(58)

Data Hasil Pengujian Bahan Bakar solar Beban 400 Watt Pengujian 1

Putaran (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1205 50 15,21,96 0,007 120,3

600/1314 50 13,04,04 0,013 152,7

650/1409 50 11,03,94 0,018 180,2

700/1501 50 9,47,60 0,025 213,6

750/1622 50 8,01,78 0,026 243,6

Pengujian2 Putaran

(rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1218 50 14,34,62 0,007 112,6

600/1308 50 13,14,59 0,015 156,5

650/1420 50 11,57,94 0,020 188,3

700/1514 50 9,16,56 0,024 212,7

750/1609 50 8,10,49 0,025 233,4

Pengujian 3 Putaran (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1211 50 13,54,90 0,008 110,7

600/1307 50 13,21,15 0,010 126,5

650/1402 50 10,49,04 0,018 188,4

700/1519 50 10,08,52 0,022 216,7


(59)

Pengujian 4 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1220 50 13,20,54 0,008 132,1

600/1317 50 12,43,68 0,014 158,4

650/1409 50 11,31,73 0,018 181,6

700/1532 50 10,15,25 0,024 214,8

750/1626 50 8,23,47 0,027 239,2

Pengujian 5 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1236 50 14,17,23 0,008 119,5

600/1317 50 13,04,51 0,015 153,7

650/1453 50 11,34,38 0,019 189,2

700/1519 50 9,41,42 0,024 215,4

750/1648 50 8,13,17 0,025 241,7

Beban 800 Watt Pengujian 1 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1201 50 13,48,65 0,006 99,6

600/1300 50 10,45,46 0,006 134,8

650/1408 50 8,50,11 0,017 168,3

700/1526 50 7,57,85 0,022 192,2

750/1629 50 7,19,17 0,025 213,7

Pengujian 2 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1207 50 12,38,35 0,005 88,6

600/1312 50 10,15,14 0,012 129,7

650/1411 50 8,37,27 0,018 171,2

700/1525 50 7,48,94 0,026 196,4


(60)

Pengujian 3 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1209 50 13,35,53 0,006 90,8

600/1316 50 11,16,07 0,008 126,4

650/1425 50 8,22,00 0,015 172,1

700/1519 50 8,03,15 0,019 197,6

750/1633 50 7,13,76 0,021 212,5

Pengujian4 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1227 50 13,10,63 0,006 98,6

600/1302 50 10,26,41 0,006 130,3

650/1431 50 9,04,75 0,012 163,1

700/1548 50 8,11,84 0,019 191,4

750/1622 50 7,26,38 0,024 210,5

Pengujian 5 Putaran (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1209 50 13,27,62 0,005 93,1

600/1317 50 10,43,50 0,007 135,6

650/1452 50 8,31,27 0,017 168,4

700/1543 50 7,53,85 0,021 191,2

750/1636 50 7,09,48 0,024 211,9

Data Hasil Pengujian Bahan Bakar Pertandex Beban 400 Watt

Pengujian 1 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1204 50 13,57,27 0,006 118,5

600/1311 50 13,07,64 0,008 128,7

650/1425 50 12,50,35 0,012 155,4

700/1531 50 11,07,92 0,015 188,8


(61)

Pengujian 2 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1205 50 14,06,24 0,009 128,7

600/1306 50 13,17,63 0,010 146,4

650/1421 50 12,49,05 0,010 153,2

700/1513 50 11,54,18 0,014 164,6

750/1624 50 9,33,32 0,021 206,3

Pengujian 3 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1220 50 13,37,31 0,010 130,2

600/1312 50 13,03,30 0,012 149,4

650/1419 50 11,15,26 0,018 187,1

700/1527 50 9,56,46 0,024 215,4

750/1625 50 8,13,94 0,028 243,3

Pengujian 4 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1213 50 14,09,74 0,009 121,3

600/1311 50 13,54,83 0,011 142,7

650/1408 50 11,29,10 0,021 188,3

700/1530 50 9,53,52 0,028 218,5

750/1613 50 8,41,26 0,020 241,8

Pengujian 5 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1227 50 14,15,67 0,009 122,7

600/1321 50 13,34,61 0,012 144,3

650/1456 50 11,07,63 0,018 185,6

700/1533 50 9,21,75 0,026 216,7


(62)

Beban 800 Watt Pengujian 1

n mesin / n generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1205 50 13,39 0,006 103,9

600/1307 50 10,47 0,009 120,3

650/1412 50 9,41,24 0,016 160,5

700/1524 50 9,10,22 0,019 188,4

750/1630 50 7,54,74 0,026 215,8

Pengujian 2 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1203 50 12,52,12 0,005 89,7

600/1310 50 10,34,71 0,007 122,6

650/1418 50 8,53,81 0,015 165,4

700/1527 50 8,14,92 0,019 194,1

750/1624 50 7,25,59 0,024 212,3

Pengujian 3 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1202 50 13,12,06 0,004 86,4

600/1304 50 10,23,64 0,007 120,6

650/1419 50 8,47,69 0,015 171,3

700/1520 50 8,34,84 0,018 195,2

750/1632 50 7,42,51 0,023 213,7

Pengujian 4 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1205 50 13,07 0,005 87,3

600/1312 50 11,10,86 0,006 123,5

650/1415 50 9,25,73 0,016 167,4

700/1530 50 8,21,56 0,019 194,7


(63)

Pengujian 5 n mesin / n

generator (rpm) Konsumsi Bahan Bakar (ml) Waktu (Menit) Kuat Arus (A) Tegangan (V)

550/1210 50 12,54,64 0,005 86,7

600/1327 50 10,36,52 0,008 122,4

650/1426 50 8,52,79 0,012 161,5

700/1535 50 8,13,45 0,017 190,4

750/1619 50 7,47,78 0,024 219,3

Tabel Emisi-SOLAR Beban 400 Watt Putaran 550

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,52 2,387 187 2,41 2,7 2,4 1123,08 Pengujian

2

5,7 2,398 190 2,32 2,7 2,5 1070,89 Pengujian

3

5,8 2,475 187 2,16 2,6 2,6 1073,1 Pengujian

4

5,6 2,712 189 2,33 2,3 2,4 1112,05 Pengujian

5

5,59 2,533 188 2,5 2,2 2,6 1114,99

Putaran 600 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,22 2,352 186 2,82 2,7 2,3 1122,31 Pengujian

2

5,4 2,682 187 2,25 2,5 2,2 1099,23 Pengujian

3

5,8 2,521 190 2,56 2,5 2,7 1128,2 Pengujian

4

5,2 2,5 184 2,58 2,4 2 932,71 Pengujian

5


(64)

Putaran 650 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,53 2,874 187 2,45 2,7 2,7 1038,55 Pengujian

2

5,4 1,997 185 2,75 2,7 2,4 1129,69 Pengujian

3

5,4 2,501 185 2,64 2,6 2,5 1107,6 Pengujian

4

5,2 2,206 185 2,28 2,6 2,8 1169,38 Pengujian

5

5,78 2,5 187 2,28 2,9 2,3 1126,75

Putaran 700 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,45 2,488 187 2,39 2,4 2,7 1062,07 Pengujian

2

5,6 2,354 186 2,37 2,7 2,8 1131,16 Pengujian

3

5,4 2,463 183 2,82 2,5 2,5 1118,6 Pengujian

4

5,6 2,33 189 2,2 2,3 2,6 1100,29 Pengujian

5

5,21 2,474 189 2,2 2,3 2,6 1100,29

Putaran 750

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,45 2,268 185 2,36 2,5 2,5 1123,8 Pengujian

2

5,2 2,486 186 2,69 2,4 2,1 1121,61 Pengujian

3

5,8 2,231 188 2,4 2,8 2,6 1064,2 Pengujian

4

5,6 2,424 190 2,34 2,6 2,5 1117,2 Pengujian

5


(65)

Beban 800 Watt Putaran 550 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,1 2,521 188 2,49 2,6 2,5 1114,99 Pengujian

2

5,48 2,676 184 2,51 2,6 2,8 1108,38 Pengujian

3

5,328 2,554 185 2,78 2,45 2,7 1105,5 Pengujian

4

5,56 2,522 187 2,46 2,2 2,7 1115,73 Pengujian

5

5,41 2,437 187 2,7 2,8 2,5 1114,3

Putaran 600 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,07 2,816 186 2,52 2,5 2,1 1078,25 Pengujian

2

5,37 2,478 186 2,12 2,4 2,7 1107,69 Pengujian

3

5,22 2,234 187 2,06 2,7 2,6 1114,3 Pengujian

4

5,47 2,123 189 2,098 2,4 2,9 1123,82 Pengujian

5

5,27 2,147 186 2,88 2,5 2,6 1124,55

Putaran 650 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,26 2,379 190 2,65 2,3 2,3 1109,12 Pengujian

2

5,2 2,439 188 2,01 2,5 2,7 1098,83 Pengujian

3

5,73 2,352 190 2,49 2,4 2,7 1130,43 Pengujian

4

5,29 2,478 186 2,65 2,2 2,5 1104,26 Pengujian

5


(66)

Putaran 700 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,36 2,552 187 2,33 2,5 2,7 1096,44 Pengujian

2

5,51 2,286 189 2,75 2,3 2,4 1126,02 Pengujian

3

5,31 2,506 176 2,64 2,3 2,3 1107,7 Pengujian

4

5,49 2,399 185 2,19 2,2 2,2 1119,14 Pengujian

5

5,35 2,409 179 2,74 2,5 2,8 1112,79

Putaran 750 rpm

CO2 CO% Hc ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,83 2,215 185 2,63 2,4 2,3 1141,23 Pengujian

2

5,37 2,68 187 2,37 2,6 2,8 1098,3 Pengujian

3

5,49 2,451 186 2,22 2,6 2,4 1113,53 Pengujian

4

5,52 2,417 188 2,69 2,5 2,3 1119,41 Pengujian

5


(1)

Pengujian 2 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1205 50 14,06,24 0,009 128,7

600/1306 50 13,17,63 0,010 146,4

650/1421 50 12,49,05 0,010 153,2

700/1513 50 11,54,18 0,014 164,6

750/1624 50 9,33,32 0,021 206,3

Pengujian 3 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1220 50 13,37,31 0,010 130,2

600/1312 50 13,03,30 0,012 149,4

650/1419 50 11,15,26 0,018 187,1

700/1527 50 9,56,46 0,024 215,4

750/1625 50 8,13,94 0,028 243,3

Pengujian 4 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1213 50 14,09,74 0,009 121,3

600/1311 50 13,54,83 0,011 142,7

650/1408 50 11,29,10 0,021 188,3

700/1530 50 9,53,52 0,028 218,5

750/1613 50 8,41,26 0,020 241,8

Pengujian 5 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1227 50 14,15,67 0,009 122,7

600/1321 50 13,34,61 0,012 144,3

650/1456 50 11,07,63 0,018 185,6

700/1533 50 9,21,75 0,026 216,7


(2)

Beban 800 Watt Pengujian 1

n mesin / n generator

(rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1205 50 13,39 0,006 103,9

600/1307 50 10,47 0,009 120,3

650/1412 50 9,41,24 0,016 160,5

700/1524 50 9,10,22 0,019 188,4

750/1630 50 7,54,74 0,026 215,8

Pengujian 2 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1203 50 12,52,12 0,005 89,7

600/1310 50 10,34,71 0,007 122,6

650/1418 50 8,53,81 0,015 165,4

700/1527 50 8,14,92 0,019 194,1

750/1624 50 7,25,59 0,024 212,3

Pengujian 3 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1202 50 13,12,06 0,004 86,4

600/1304 50 10,23,64 0,007 120,6

650/1419 50 8,47,69 0,015 171,3

700/1520 50 8,34,84 0,018 195,2

750/1632 50 7,42,51 0,023 213,7

Pengujian 4 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1205 50 13,07 0,005 87,3

600/1312 50 11,10,86 0,006 123,5

650/1415 50 9,25,73 0,016 167,4

700/1530 50 8,21,56 0,019 194,7


(3)

Pengujian 5 n mesin / n

generator (rpm)

Konsumsi Bahan Bakar

(ml)

Waktu (Menit)

Kuat Arus (A)

Tegangan (V)

550/1210 50 12,54,64 0,005 86,7

600/1327 50 10,36,52 0,008 122,4

650/1426 50 8,52,79 0,012 161,5

700/1535 50 8,13,45 0,017 190,4

750/1619 50 7,47,78 0,024 219,3

Tabel Emisi-SOLAR Beban 400 Watt Putaran 550

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,52 2,387 187 2,41 2,7 2,4 1123,08 Pengujian

2

5,7 2,398 190 2,32 2,7 2,5 1070,89 Pengujian

3

5,8 2,475 187 2,16 2,6 2,6 1073,1

Pengujian 4

5,6 2,712 189 2,33 2,3 2,4 1112,05 Pengujian

5

5,59 2,533 188 2,5 2,2 2,6 1114,99

Putaran 600 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,22 2,352 186 2,82 2,7 2,3 1122,31 Pengujian

2

5,4 2,682 187 2,25 2,5 2,2 1099,23 Pengujian

3

5,8 2,521 190 2,56 2,5 2,7 1128,2

Pengujian 4

5,2 2,5 184 2,58 2,4 2 932,71

Pengujian 5


(4)

Putaran 650 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,53 2,874 187 2,45 2,7 2,7 1038,55 Pengujian

2

5,4 1,997 185 2,75 2,7 2,4 1129,69 Pengujian

3

5,4 2,501 185 2,64 2,6 2,5 1107,6

Pengujian 4

5,2 2,206 185 2,28 2,6 2,8 1169,38 Pengujian

5

5,78 2,5 187 2,28 2,9 2,3 1126,75

Putaran 700 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,45 2,488 187 2,39 2,4 2,7 1062,07 Pengujian

2

5,6 2,354 186 2,37 2,7 2,8 1131,16 Pengujian

3

5,4 2,463 183 2,82 2,5 2,5 1118,6

Pengujian 4

5,6 2,33 189 2,2 2,3 2,6 1100,29

Pengujian 5

5,21 2,474 189 2,2 2,3 2,6 1100,29

Putaran 750

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,45 2,268 185 2,36 2,5 2,5 1123,8 Pengujian

2

5,2 2,486 186 2,69 2,4 2,1 1121,61 Pengujian

3

5,8 2,231 188 2,4 2,8 2,6 1064,2

Pengujian 4

5,6 2,424 190 2,34 2,6 2,5 1117,2

Pengujian 5


(5)

Beban 800 Watt Putaran 550 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,1 2,521 188 2,49 2,6 2,5 1114,99 Pengujian

2

5,48 2,676 184 2,51 2,6 2,8 1108,38 Pengujian

3

5,328 2,554 185 2,78 2,45 2,7 1105,5 Pengujian

4

5,56 2,522 187 2,46 2,2 2,7 1115,73 Pengujian

5

5,41 2,437 187 2,7 2,8 2,5 1114,3

Putaran 600 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,07 2,816 186 2,52 2,5 2,1 1078,25 Pengujian

2

5,37 2,478 186 2,12 2,4 2,7 1107,69 Pengujian

3

5,22 2,234 187 2,06 2,7 2,6 1114,3 Pengujian

4

5,47 2,123 189 2,098 2,4 2,9 1123,82 Pengujian

5

5,27 2,147 186 2,88 2,5 2,6 1124,55

Putaran 650 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,26 2,379 190 2,65 2,3 2,3 1109,12 Pengujian

2

5,2 2,439 188 2,01 2,5 2,7 1098,83 Pengujian

3

5,73 2,352 190 2,49 2,4 2,7 1130,43 Pengujian

4


(6)

Putaran 700 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,36 2,552 187 2,33 2,5 2,7 1096,44 Pengujian

2

5,51 2,286 189 2,75 2,3 2,4 1126,02 Pengujian

3

5,31 2,506 176 2,64 2,3 2,3 1107,7 Pengujian

4

5,49 2,399 185 2,19 2,2 2,2 1119,14 Pengujian

5

5,35 2,409 179 2,74 2,5 2,8 1112,79

Putaran 750 rpm

CO2 CO% Hc

ppm

O2 % Nox ppm

NoxCor AFR Pengujian

1

5,83 2,215 185 2,63 2,4 2,3 1141,23 Pengujian

2

5,37 2,68 187 2,37 2,6 2,8 1098,3

Pengujian 3

5,49 2,451 186 2,22 2,6 2,4 1113,53 Pengujian

4

5,52 2,417 188 2,69 2,5 2,3 1119,41 Pengujian

5