16
2.3 Pendekatan Teori Perataan Laba
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan secara teoritis mengenai praktik perataan laba, yaitu :
2.3.1 Teori Sinyal Signalling Theory Teori sinyal ini berkaitan dengan adanya asimetri informasi yang terjadi
dimana salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi yang bersifat privat dan penting mengenai keadaan perusahaan. Gonedes dalam Narsa, et al. 2003
mengemukakan bahwa angka-angka akuntansi yang dilaporkan oleh pihak manajemen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa angka-angka tersebut dapat
mencerminkan informasi mengenai atribut-atribut keputusan perusahaan yang tidak terpantau. Asimetri informasi terjadi di pasar modal bila manajemen tidak
menyampaikan semua informasi yang dimiliki secara penuh. Dalam hal ini informasi yang tidak disampaikan tersebut dapat mempengaruhi nilai pasar
saham perusahaan tersebut, karena pasar akan merespon informasi yang dimiliki sebagai sinyal, maka nilai saham yang diperdagangkan dapat
overvalued atau undervalued. 2.3.2 Teori Akuntansi Positif Positive Accounting Theory
Menurut Watts dan Zimmerman dalam Narsa et, al. 2003 terdapat tiga hipotesis yang mendorong timbulnya fenomena manajemen laba. Ketiga
hipotesis tersebut adalah : a.
Hipotesis rencana bonus bonus plan hypothesis Rencana bonus seringkali dikaitkan dengan kesempatan bagi
manajer untuk menikmati bagian keuntungan tertentu bilamana perusahaan mampu menghasilkan suatu tingkat keuntungan tertentu
yang telah ditargetkan disepakati. Target tersebut biasanya
17
dinyatakan dalam satuan angka, misalnya, keuntungan bersih perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu, atau tingkat
pengembalian terhadap nilai buku asset perusahaan, atau pencapaian harga saham tertentu di pasar modal bursa.
Hipotesis rencana bonus bonus plan hypothesis menyatakan bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih cenderung
memilih prosedur akuntansi yang memindah laba untuk periode mendatang menjadi laba periode sekarang, Watts dan Zimmerman
dalam Narsa et, al. 2003. Karena alasan-alasan tertentu, manajer memiliki inisiatif untuk memanipulasi atau mengatur laba yang
dilaporkan dengan menggunakan kewenangannya melalui pemilihan metode akuntansi yang dapat mempengaruhibesar kecilnya laba.
b. Hipotesis biaya politis
Hipotesis ini menyatakan bahwa semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar tuntutan masyarakat
terhadap perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar diharapkan akan memberikan perhatian yang lebih terhadap lingkungan
sekitarnya dan terhadap pemenuhan atas peraturan yang diberlakukan oleh regulator.
c. Hipotesis kontrak hutang
Hipotesis ini menyebutkan bahwa pada perusahaan yang memiliki rasio debt to equity besar cenderung menggunakan metode
akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan maupun laba. 2.3.3 Teori Agensi Agency Theory
Jin dan Machfoedz 1998 mengemukakan bahwa terjadinya praktik perataan laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara pihak internal
manajemen dan pihak eksternal pemegang saham, kreditor dan pemerintah,
18
sehingga masing-masing pihak akan berusaha untuk mengoptimalkan kepentingannya terlebih dahulu. Pertentangan yang dapat terjadi di antara
pihak-pihak tersebut adalah : 1.
Manajemen berkepentingan
meningkatkan kesejahteraannya,
sedangkan pemegang
saham berkeinginan
meningkatkan kekayaannya.
2. Manajemen berkeinginan memperoleh kredit sebesar mungkin dengan
bunga rendah, sedangkan kreditor hanya ingin memberi kredit sesuai dengan kemampuan perusahaan.
3. Manajemen berkeinginan membayar pajak sekecil mungkin,
sedangkan pemerintah ingin memungut pajak setinggi mungkin. Masalah keagenan dapat terjadi karena adanya asymmetric information
antara pemilik dan manajer, yaitu ketika salah satu pihak memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh pihak yang lainnya, Scott 2000.
Upaya untuk mengatasi masalah perbedaan kepentingan tersebut, seringkali mendorong manajer untuk melakukan perataan laba melalui
pemilihan prosedur akuntansi, Prasetio 2002 dalam Ikayanti 2005 .
2.4 Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu