Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                sejauh  mana  tarif  PPh  mempengaruhi  pendapatan  negara  dan  bagaimanakah formulasi  kebijakan  tarif  PPh  yang  tepat  bagi  Indonesia.  Aamir  et  al.  2011
menggolongkan  PPh  badan  dan  individu  termasuk  dalam  pajak  langsung  karena wajib  pajak  tidak  mengalihkan  kewajibannya  kepada  oranglain.  Pada  teori  kurva
Laffer, Laffer 2004 sendiri menekankan bahwa pemotongan tarif tidak selalu diikuti oleh  kenaikan  penerimaan  pajak,  akan  tetapi  kenaikan  penerimaan  pajak  tergantung
pada  perilaku  wajib  pajak  sebagai  respon  dari  tarif  pajak,  sistem  perpajakan,  serta kemudahan  untuk  memasuki  kegiatan  tak  kena  pajak  underground  activities.  Jika
tarif  pajak  dimasa  lalu  terlalu  tinggi  prohibitive  area,  maka  pemotongan  pajak dimasa kini akan menaikan penerimaan pajak dimasa depan. Dengan demikian maka
tarif pajak dan sistem perpajakanlah yang paling mempengaruhi penerimaan pajak. Agell  dan  Persson  2000  membagi  wajib  pajak  menjadi  dua  sektor,  yaitu
rumah tangga konsumsi dan rumah tangga produksi. Pembagian itu dilakukan karena perbedaan  respon  yang  ditimbulkan  dari  perubahan  tarif  pajak  itu  sendiri.  Dalam
model  perekonomian  tiga  sektor,  tarif  pajak  akan  mempengaruhi  penghasilan  dan kekayaan  serta  kurva  permintaan  sektor  konsumsi,  dan  tarif  pajak  akan
mempengaruhi  biaya  serta  kurva  penawaran  sektor  produksi.  Pada  akhirnya,  tarif pajak  tersebut  akan  berpengaruh  pada  perilaku  wajib  pajak  sebagai  respon  dari
perubahan tarif pajak. Setelah tarif pajak mempengaruhi rumah tangga produksi dan konsumsi,  ada
sektor tak kena pajak yang termasuk juga di dalamnya adalah underground activities. Kaitannya  adalah,  rumah  tangga  produksi  atau  konsumsi  akan  memasuki  area
underground  activities  sebagai  akibat  dari  tarif  pajak  dan  kemudahan  untuk memasuki  area  tersebut  Heijman  dan  Ophem,  2005.  Underground  activities
dikategorikan dalam perilaku wajib pajak karena berhubungan dengan perilaku wajib pajak untuk memasuki atau keluar dari wilayah tersebut setelah perubahan tarif pajak.
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
Pajak Tak Langsung Pajak Langsung
PPh Individu PPh Badan
Permintaan Penawaran
Perilaku Wajib Pajak
Sistem Perpajakan Tarif PPh
Penerimaan Pajak
Formulasi Kebijakan
Dari seluruh penjelasan di atas, dan mengacu pada asumsi dasar Laffer, maka diperoleh  kesimpulan  bahwa  perubahan  penerimaan  pajak  dipengaruhi  oleh  reaksi
berantai atau multiplier effect yang ditimbulkan dari perubahan tarif pajak dan sistem perpajakan. Penelitian ini lebih berkonsentrasi kepada perubahan tarif pajak sehingga
sistem  perpajakan  tidak  digunakan  dalam  variabel  bebas,  dengan  alasan  tarif  pajak merupakan pengaruh utama dalam kegiatan ekonomi sektor produksi dan konsumsi di
Indonesia.