Teori Kurva Laffer Tinjauan Teoritis
besar daripada titik E dapat mengakibatkan lumpuhnya kegiatan ekonomi serta lesunya transaksi antara konsumen dan produsen fullerton, 1980.
Gambar 2.1 Kurva Laffer Wanniski, 1978
Selalu ada dua level tarif pajak yang menghasilkan penerimaan pajak yang sama, di mana pada saat tarif pajak berada di kedua titik ekstrim 0 dan 100,
penerimaan pajak sama dengan nol. Pada titik ekstrim 0, penerimaan pemerintah dari pajak adalah nol, karena tidak ada masyarakat yang terbebani oleh pajak. Titik
ekstrim kedua yaitu 100 dimana pada titik ini, berapa pun pendapatan masyarakat yang diperoleh dari bekerja akan diserahkan semuanya kepada pemerintah, dengan
demikian masyarakat tidak akan termotivasi untuk bekerja atau menaikkan pendapatan karena berapapun pendapatan yang mereka terima akan habis untuk
membayar pajak. Penerimaan yang sama juga diperoleh pada saat tarif pajak berada di titik A dan B, begitu pula dengan titik C dan D. Penerimaan pajak maksimum
diperoleh pada titik E seperti yang terlihat pada kurva Laffer di atas Wanniski, 1978.
E
D C
B A
Penerimaan Pajak 100
Lebih detail lagi dipandang dari efek ekonomi, pajak memiliki dua efek terhadap perilaku individu Kohn, 1997:
1. Efek pendapatan ; meningkatkan tarif pajak pendapatan akan mengakibatkan disposable income berkurang, sehingga daya beli masyarakat pun menurun. Tentu
saja penurunan daya beli masyarakat ini akan mempengaruhi konsumsi nasional pada suatu Negara.
2. Efek Subtitusi ; efek ini membuat harga suatu barang atau jasa naik, sehingga
konsumen akan beralih menggunakan barang atau jasa subtitusional dari barang dan jasa yang tarif pajaknya dinaikan.
Pada analisis dinamis, kedua efek ekonomis dari perubahan tarif tersebut secara bertahap akan mempengaruhi penerimaan pajak suatu negara. Laffer menekankan
bahwa penerimaan pajak yang merespon perubahan pada tarif pajak tergantung pada sistem perpajakan, periode waktu, kemudahan untuk berpindah ke aktifitas
underground ilegal, tingkat pajak yang ada, pemalsuan laporan akuntansi, serta angka penggelapan pajak.
Menurut Agell dan Persson 2000, tarif pajak akan mempengaruhi pendapatan masyarakat dan selanjutnya akan mempengaruhi rumah tangga konsumsi. Jika tarif
pajak ditingkatkan maka disposable income individu akan turun sesuai dengan besaran tarif pajak yang dibebankan. Sedangkan pada pada penerimaan pemerintah,
jika diasumsikan ceteris paribus dan hanya pajak yang mempengaruhi penerimaan pemerintah maka penerimaan pemerintah akan naik seiring dengan tarif yang naik.
Akan tetapi konsumsi masyarakat dan investasi akan melemah meskipun transfer payment dan pengeluaran pemerintah bertambah sehingga akan mengalami
perlambatan pertumbuhan pendapatan nasional.