ρ
1
= massa jenis fluida yang dicari viskositasnya ρ
2
= massa jenis air dalam suhu kamar 30 C = 0,99564 grml
t
1
= waktu alir fluida yang dicari viskositasnya t
2
= waktu alir air.
Kedua hasil pengukuran yaitu dengan menggunakan tabung Fenske no 100 dan tabung Ostwald seperti yang terlampir dalam lampiran menjadi nilai viskositas
secara teori pada perancangan alat.
2.3 Pengenalan Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroler yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil, dapat digunakan
untuk membuat suatu aplikasi. Pada mikrokontroler, program 13olynom disimpan dalam ROM yang ukurannya 13olynomi lebih besar, sementara RAM digunakan
sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan. Pada sistem 13olynomi perbandingan RAM
dan ROM nya besar, artinya program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam
ROM yang sangat kecil. Sedangkan pada mikrokontroler perbandingan RAM dan ROM nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya
13olynomi besar sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.
2.3.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMega 8535
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua intruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 satu
siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Selain itu AVR berteknologi RISC Reduced Instruction Set Computing.
Universitas Sumatera Utara
Secara garis besar arsitektur mikrokontroler ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut :
1. Saluran IO sebanyak 32 buah ysng terdiri dari 4 port yakni port A, port B, port C, port D
2. ADC 10 bit 8 pin di port A.0 sd port A.7 3. 3 buah timercounter dengan kemampuan pembandingan.
4. SRAM sebesar 512 byte. 5. Memori flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write
6. EEPROM 512 byte yang dapat deprogram saat operasi. 7. Antarmuka komparator analog.
8. Port USART antar komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
9. Unit interupsi internal dan eksternal. 10. 4 channel PWM
11. Watchdog Timer dengan osilator internal. 12. Port antarmuka SPI8535
13. 6 sleep modes Idle, ADC Noise Reduction, Power-Save, Power- Down, Standby and Extended Standby untuk penghematan daya
listrik. 14. Kecepatan maksimal 16 MHz.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATMega 8535
Berikut dijelaskan secara fungsional konfigurasi Pin mikrokontroler AVR ATMega8535 sebagai berikut :
1. VCC : merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan pin catu daya. 2. GND : merupakan pin ground.
3. Port A PA0..PA7 : merupakan pin IO dua arah dan pin masukan ADC. 4. Port B PB0..PB7 : merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu timercounter, komparator analog dan SPI. 5. Port C PC0..PC7 : merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog, input ADC dan Timer Oscilator. 6. Port D PD0..PD7 : merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus
yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. 7. RESET : merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 : merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF : merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Universitas Sumatera Utara
17
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.2 Port B
Merupakan 8-bit directional port IO. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port B dapat 18olyno
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B DDRB harus disetting terlebih dahulu sebelum port B digunakan.
Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk
fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Fungsi Pin-pin Port B
Port Pin Fungsi Khusus
PB0 T0 = timercounter 0 external counter input
PB1 T1 = timercounter 0 external counter input
PB2 AIN0 = analog comparator positive input
PB3 AIN1 = analog comparator negative input
PB4 SS = SPI slave select input
PB5 MOSI = SPI bus master output slave input
PB6 MISO = SPI bus master input slave output
PB7 SCK = SPI bus serial clock
2.3.3.3 Port C
Merupakan 8-bit directional port IO. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port C dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C DDRC harus disetting terlebih dahulu sebelum port C digunakan.
Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C PC6 dan
PC7 juga memiliki fungsi 18olynomial18 sebagai oscillator untuk timercounter 2.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.4 Port D
Merupakan 8-bit directional port IO. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port D dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D DDRD harus disetting terlebih dahulu sebelum port D digunakan.
Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki
untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Fungsi Pin-pin Port D
Port Pin Fungsi Khusus
PD0 RDX UART input line
PD1 TDX UART output line
PD2 INT0 external interrupt 0 input
PD3 INT1 external interrupt 1 input
PD4 OC1B TimerCounter1 output compare B match output
PD5 OC1A TimerCounter1 output compareA match output
PD6 ICP TimerCounter1 input capture pin
PD7 OC2 TimerCounter2 output compare match output
2.3.3.5. RESET Reset input
RESET RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem ini akan di-reset.
2.3.3.6. XTAL1 Input Oscillator
XTAL 1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit.
2.3.3.7. XTAL2 Output Oscillator
XTAL 2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.8.AVCC
AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A dan AD converter. Pin ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui low pass filter.
2.3.3.9.AREF
AREF adalah pin referensi analog untuk AD converter.
2.3.3.10.AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground
2.3.4 Peta Memori ATMega8535
AVR ATMega 8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi 3 bagian yaitu 32 register umum, 64
register IO dan 512 byte SRAM internal. Register untuk keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah yaitu 00 sampai 1F. Sementara itu register khusus
untuk menangani IO dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari 20 sampai 5F. Register tersebut merupakan register
yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register, timercounter,
fungsi fungsi IO, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara lengkap dapat dilihat pada tabel
dibawah . Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi 60 sampai dengan 25F.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu AVR Atmega sebanyak 512 byte. Alam
2.3.5 Status Register