Riwayat Hidup BIOGRAFI IBN THUFAYL

BAB II BIOGRAFI IBN THUFAYL

A. Riwayat Hidup

Di Guadix atau di Wâdî ‘Âsy, disebut Cadiz, sebuah distrik terletak cukup jauh di Timur Laut Granada, Ibn Thufayl atau Abû Bakr Muhammad ibn ‘Abd al-Malik ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Thufayl al-Qaysyî dilahirkan pada tahun 1110 M. Pada masa itu Cadiz merupakan bagian Andalusia, kini disebut Spanyol, dan masa kecil Ibn Thufayl di Andalusia adalah masa-masa di mana terjadi pergolakan politik yang luar biasa. 1 Pada tahun 1086 – 1248 M. terdapat dua dinasti yang menonjol yakni dinasti Murâbithûn 1086 – 1143 M. dan dinasti Muwahhidûn 1146 – 1253 M. Kedua dinasti ini sebenarnya berasal dari Afrika Utara, dan berada di Andalusia atas undangan raja-raja Islam untuk membantu melawan serangan kaum Katolik Barat. Dalam beberapa dekade serangan dan pertahanan kedua dinasti cukup kuat, sehingga Islam masih tetap berkibar untuk sementara di Spanyol. Akan tetapi kaum Katolik dengan pasukannya yang besar dan kuat dapat menghancurkan dinasti tersebut, dan memaksa kedua pemimpin dinasti untuk kembali ke Afrika. 2 Kaum Katolik sejak tahun 1212 M. Mengalami kemenangan sehingga kota-kota besar Islam satu-persatu jatuh, salah satunya adalah kota Cordova yang jatuh ke tangan penguasa Katolik pada tahun 1238 M. Sepuluh tahun 1 M.M. Syarif, M.A., Para Filosof Muslim. Penerjemah Tim Penerjemah Mizan Bandung: Mizan,1998, h. 30 2 Philip K. Hitti, History of the Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005, h.654 8 kemudian kota Sevilla jatuh kepada peguasa 1248 M., bahkan hampir seluruh lapisan wilayah Andalusia jatuh ke tangan Katolik, kecuali hanya Granada yang masih dikuasai Bani Ahmar. 3 Ketika Islam berjaya di Andalusia, ilmu pengetahuan dan falsafat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Islam lahir sebagai agama pemersatu dan agama peradaban, sementara bangsa Yunani sedang terpuruk ke dalam kekuasaan yang kejam, di sisi lain khususnya dunia Islam mulai menyingsingkan fajar kemajuan dan kebebasan, terutama bagi berkembangnya ilmu pengetahuan. 4 Falsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh penguasa Muslim ketika itu, sehingga para ilmuwan dan failasuf ternama banyak lahir di dunia Islam, seperti Ibn Hazm dengan karyanya al-Milal wa al-Nihal, Abû Bakr Muhammad ibn al-‘Asyîq wafat 1138 yang dikenal dengan Ibn Bâjjah, Abû Bakr ibn Thufayl wafat 1185 yang dikenal dengan bukunya yang berjudul Hayy ibn Yaqzhân, Ibn Rusyd 1126 – 1198 M. yang dikenal dengan sebutan Averroes, karyanya antara lain Tahâfut al-Tahâfut. 5 Sebelas tahun setelah kelahirannya, Dinasti Murâbithûn yang didirikan oleh Yûsuf ibn Tasyfîn yang sebelumnya menggulingkan Muluk al-Thawâ’if, pengambil alih kekuasaan Daulah Umayyah, ditundukkan oleh Ibn Tûmart pada tahun 1121 dan kemudian mendirikan Dinasti Muwahhidûn. Setelah Dinasti Muwahhidûn berdiri, gejolak politik berangsur-angsur mereda. Kondisi kembali seperti masa-masa Dinasti Umayyah sebelumnya. Sevilla, 3 Philip K. Hitti, History of The Arabs, h. 658 4 Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: UI Press,1985, h.58 5 C.A. Qadir, Filsafat dan Ilmu pengetahuan dalam Islam, terj. Hasan Basri Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989, h. 118. Cordova, atau Andalusia secara umum kembali menjadi pusat peradaban Islam, yang menjadi salah satu paru yang berperan memajukan pendidikan Islam. Ilmu-ilmu warisan intelektual terkemuka seperti al-Kindî, al-Fârâbî, Ibn Sînâ, Ibn Bâjjah, bahkan al-Râzî juga al-Ghazâlî, kembali hidup menyala- nyala di wilayah-wilayah tersebut. 6 Ibn Thufayl muda mendapat pendidikan dinamis, dan dididik serta diajarkan berbagai ilmu oleh orang tuanya, antara lain falsafat, ilmu kedokteran, dan beragam ilmu lainnya. Hingga kemudian ia dikenal sebagai seorang dokter yang disegani di Andalusia. Peran pentingnya dalam tubuh pemerintahan Dinasti Muwahhidun dimulai ketika Ibn Thufayl diangkat menjadi Sekretaris Gubernur Granada, diteruskan menjadi Sekretaris Gubernur Ceuta dan Tangier. Ia mengabdi pada putra Muhammad ibn Tûmart 1080-1130 M., ‘Abd al-Mu’min ibn ‘Alî w.1163. Setelah al-Mu’min wafat, Ibn Thufayl menjadi dokter istana dan wazîr Abû Ya‘qûb Yûsuf 1163-1183. 7 Sebagai ahli falsafat, Ibn Thufayl adalah guru dari Ibn Rusyd Averroes, dan menguasai bermacam ilmu seperti ilmu hukum, pendidikan, dan kedokteran, sehingga Ibn Thufayl pernah menjadi dokter pribadi istana. Ibn Thufayl menjadi salah seorang terpenting di negerinya berada, serta memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Andalusia. 6 Lenman E Goodman, “Ibn Thufayl”, dalam Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, ed., Enklopedi Tematis Filsafat Islam, vol I. terj.Tim Penerjemah Mizan Bandung: Mizan, 2003, h. 389 7 M.M. Syarif, M.A., Para Filosof Muslim, h. 45 Abû Ya‘qûb Yûsuf yang cinta ilmu pengetahuan memberikan wewenang untuk mengundang orang berilmu dan terpelajar ke istana, salah satunya Ibn Thufayl yang terkenal membela mati-matian falsafat dalam Islam. Selain itu, seperti yang dikatakan oleh E. Goodman, Ibn Thufayl diangkat menjadi menteri kebudayaan Abû Ya‘qûb Yûsuf, selain juga sebagai dokter pribadinya. Jabatan tersebut lebih tepat disebut sebagai wazîr, jika melihat kedekatan antara Abû Ya‘qûb dan Ibn Thufayl. Pada saat itu sedikit orang saja dapat memiliki hubungan khusus dengan sultan. Meskipun jabatan menteri berada di bawah wazîr tetapi dimungkinkan adanya hubungan dekat. Namun hubungan itu akan tampak lebih relevan jika Ibn Thufayl adalah wazîr dari khalifah. 8 Dari seluruh paparan tersebut, kita dapat menyaksikan bahwa kehidupan Ibn Thufayl dapat dilihat sebagai sebuah kesuksesan yang dapat dijadikan aspirasi, aspirasi dari kehidupan seorang intelektual yang malang- melintang di dalam istana, dan memberikan sumbangan berharga bagi dunia. Akhirnya setelah melampui masa-masa indah sebagai manusia, menjalani tawa dan canda bersama orang-orang istana, Ibn Thufayl wafat di usia yang telah senja pada tahun 1185 M., di Maroko, ibu kota kerajaan dinasti Muwahhidûn.

B. Konteks Sosio-Kultural