Pengaruh Media Tumbuh Aklimatisasi dan Jenis Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium (Dendrobium sp) Hasil Persilangan

PENGARUH MEDIA TUMBUH AKLIMATISASI DAN JENIS PUPUK
DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGREK DENDROBIUM
(Dendrobium sp) HASIL PERSILANGAN

SKRIPSI

OLEH:
SRI WARDANI
050307009/BDP-PET

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi


: Pengaruh Media Tumbuh Aklimatisasi dan Jenis Pupuk
Daun Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium
(Dendrobium sp) Hasil Persilangan
Nama
: Sri Wardani
NIM
: 050307009
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Ir. Hot Setiado, MS. Ph.D)
Ketua Pembimbing
NIP : 131 570 477

(Ir.Syafrudin Ilyas )
Anggota Pembimbing

NIP: 131 639 805 

Mengetahui :

(Ir. Edison Purba, MSc, Ph.D)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
NIP. 131 570 441

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The objective of the reserch was to know the effect of the acclimatization
medium and the tipe foliar fertilizer on the growth of the crossed a Dendrobium sp
orchid. The research was conducted at the Research and Tecnology Laboratory
and the Plant Breeding Laboratory Faculaty of Agriculture, North Sumatera
University, Medan from January 2009 to March 2009. The completely
randomized design was used with two factors. The first factor was the
acclimatization medium (rice hull charcoal, cocopeat and the mixture of rice hull
charcoal and cocopeat). The second factor was the tipe foliar fertilizer (control,

Bayfolan, Seprint). Parameter observed were : the persentage of plantlet life, the
increased of the plantlet height, the increased of the plantlet diameter, the
increased of the number of leaves planltlet, the increased of total weight of
plantlet, the time of shooted plantlet, the number of shoot of plantlet, the root
weight of plantlet, the root volume of plantlet and the number of the chlorophylls
of the platlet. The research showed that the interaction between the
acclimatization medium with the tipe foliar fertilizer significanthy affected the
time of shoot forme and the number of shoots.
Key words : Acclimatization, Orchid, Dendrobium sp.

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tumbuh
aklimatisasi dan jenis pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium sp
hasil persilangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset dan
Teknologi dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan yang dimulai dari bulan Januari 2009 sampai Maret 2009.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor.
Faktor pertama adalah media tumbuh aklimatisasi (arang sekam, cocopeat dan
campuran antara arang sekam dan cocopaet). Faktor yang kedua adalah jenis
pupuk daun (kontrol, Bayfolan, Seprint). Parameter yang diamati adalah
persentase kehidupan planlet, pertambahan tinggi planlet, pertambahan diameter
batang planlet, pertambahan jumlah daun planlet, pertambahan berat total planlet,
minggu bertunas planlet, jumlah tunas planlet, berat akar planlet, volume akar
planlet dan jumlah klorofil daun planlet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
interaksi media tumbuh aklimatisasi dengan jenis pupuk daun berpengaruh nyata
terhadap parameter minggu bertunas dan jumlah tunas.
Kata kunci : Aklimatisasi, Anggrek, Dendrobium sp.

ii
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 3 Maret 1987 sebagai anak
ke dua dari tiga bersaudara dari Ayahanda Purwadi dan Ibunda Mariati.

Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMK Negeri 8 Medan dan pada
tahun

2005

telah

terdaftar

sebagai

mahasiswi

Fakultas

Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) di Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Pemuliaan Tanaman.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten Biologi Umum

pada tahun 2006-2008 dan asisten Klasifikasi Tumbuhan pada tahun 2009.
Selama mengikuti perkuliahan penulis juga pernah mengikuti kegiatan intra
kampus seperti HIMADITA Nursery (HN), BKM Al-Mukhlisin dan juga Tim
Mentoring Agama Islam pada tahun 2007-2008.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan
Juni 2007 sampai bulan Juli 2007 di Balai Penelitian Karet Sungei Putih
Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Medan, Mei 2009

Penulis

iii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa
karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Media Tumbuh

Aklimatisasi dan Jenis Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium
(Dendrobium sp) Hasil Persilangan”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
bapak Ir. Hot Setiado, MS. Ph.D., sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak
Ir. Syafrudin Ilyas, sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingannya dan semangat kepada penulis sejak persiapan penelitian
sampai penyelesaian skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih
yang teristimewa kepada Ayahanda Purwadi dan Ibunda Mariati yang tercinta,
kak Widya Astuti, adikku M. Akbar yang disayangi, keluarga Paino, Bulek
Mariah, Tante Yus, kak Sutri, serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada M. Syahril Lubis, abangda Evans, Naim, Alfi, kak Risa, Rosdiana, Bobby,
Ariani, Febri, Hendri, Sitha, Laras, Mulia, Sani, Mukhairah, rekan-rekan di BKM
Al-Mukhlisin, HIMADITA NURSERY, teman-teman ARMYPLANT, adik-adik
mentoring, keluarga SMK N 8, serta rekan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
per satu, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.

iv


Universitas Sumatera Utara

Saran dan kritik yang bersifat membangun diperlukan demi perbaikan
skripsi ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan informasi
yang dibutuhkan. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Medan,

Mei 2009

Penulis

v
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRACT .............................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix
 

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
 

PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Hipotesa Penelitian ............................................................................
Kegunaan Penelitian .........................................................................

1
2
3
3


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .......................................................................................... 4
Syarat Tumbuh .................................................................................. 5
Iklim .................................................................................................. 5
Tempat Tumbuh ................................................................................ 7
Aklimatisasi ................................................................................................ 7
Media Tumbuh Aklimatisasi ....................................................................... 9
Jenis Pupuk Daun .......................................................................................11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................14
Bahan dan Alat Penelitian ..........................................................................14
Metode Penelitian .......................................................................................14
PELAKSANAAN PENELITIAN
Sterilisasi Media Tumbuh ...........................................................................17
Sterilisasi Planlet .........................................................................................17
Penanaman Planlet ......................................................................................18
Penyungkupan Planlet .................................................................................18
Pemeliharaan Planlet ...................................................................................18
Penyiraman ........................................................................................18
Aplikasi Pupuk Daun .........................................................................19

vi

Universitas Sumatera Utara

 

Pengendalian Hama dan Penyakit .....................................................19
Parameter ....................................................................................................19
Persentase Hidup (%) ........................................................................19
Pertambahan Tinggi Planlet (mm) .....................................................19
Pertambahan Diameter Batang (mm) ................................................19
Pertambahan Jumlah Daun (helai)......................................................20
Pertambahan Bobot Total (g) .............................................................20
Minggu Bertunas (MST) ...................................................................20
Jumlah Tunas (buah) .........................................................................20
Bobot Akar (gram) ............................................................................21
Volume Akar (ml) ..............................................................................21
Jumlah Klorofil Daun (butir) ..............................................................21

 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Persentase hidup (%) .........................................................................23
Pertambahan Tinggi Planlet (mm) .....................................................24
Pertambahan Diameter Batang (mm) ................................................25
Pertambahan Jumlah Daun Planlet (helai) .........................................26
Pertambahan Bobot Total (gram) .......................................................28
Minggu Bertunas (MST) ...................................................................29
Jumlah Tunas (buah) .........................................................................31
Bobot Akar (gram) ............................................................................32
Volume Akar (ml) ..............................................................................33
Jumlah Klorofil Daun (butir) ..............................................................34
Pembahasan
Pengaruh media aklimatisasi terhadap pertumbuhan anggrek
Dendrobium sp ...................................................................................36
Pengaruh jenis pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek
Dendrobium sp. ..................................................................................37
Pengaruh interaksi antara media tumbuh aklimatisasi dan jenis
pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium sp.............39
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................................41
Saran ...........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Hal

1. Rataan Persentase Hidup pada Beberapa Media Aklimatisasi dan Jenis
Pupuk Daun ................................................................................................. 23
2. Rataan Pertambahan Tinggi Planlet pada Beberapa Media Aklimatisasi
dan Jenis Pupuk Daun ................................................................................. 24
3. Rataan

Pertambahan

Diameter

Batang

pada

Beberapa

Media

Aklimatisasi dan Jenis Pupuk Daun ............................................................ 26
4. Rataan Pertambahan Jumlah Daun pada Beberapa Media Aklimatisasi
dan Jenis Pupuk Daun ................................................................................. 27
5. Rataan Pertambahan Bobot Total pada Beberapa Media Aklimatisasi
dan Jenis Pupuk Daun ................................................................................. 28
6. Rataan Minggu Bertunas pada Beberapa Media Aklimatisasi dan Jenis
Pupuk Daun ................................................................................................. 30
7. Rataan Jumlah Tunas Pada Beberapa Media Aklimatisasi dan Jenis
Pupuk Daun ................................................................................................. 31
8. Rataan Bobot Akar pada Beberapa Media Aklimatisasi dan Jenis Pupuk
Daun ............................................................................................................ 32
9. Rataan Volume Akar pada Beberapa Media Aklimatisasi dan Jenis
Pupuk Daun ................................................................................................. 33
10. Rataan Jumlah Klorofil Daun pada Beberapa Media Aklimatisasi dan
Jenis Pupuk Daun ........................................................................................ 35

viiii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Hal

1. Histogram Pertambahan Tinggi Planlet pada Perlakuan Jenis Pupuk
Daun. ........................................................................................................... 25
2. Histogram Pertambahan Diameter Batang pada Perlakuan Jenis Pupuk
Daun ............................................................................................................ 26
3. Histogram Pertambahan Jumlah Daun pada Perlakuan Jenis Pupuk Daun 28
4. Histogram Pertambahan Bobot Total pada Perlakuan Jenis Pupuk Daun .. 29
5. Histogram Minggu Bertunas pada Interaksi Antara Perlakuan Media
Tumbuh Aklimatisasi dengan Perlakuan Jenis Pupuk Daun....................... 30
6. Histogram Jumlah Tunas pada Interaksi Antara Perlakuan Media
Tumbuh Aklimatisasi dengan Perlakuan Jenis Pupuk Daun....................... 32
7. Histogram Volume Akar pada Perlakuan Jenis Pupuk Daun...................... 34
8. Histogram Jumlah Klorofil Daun pada Perlakuan Jenis Pupuk Daun ........ 35

ix
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

Hal

1. Data Persentase Hidup (%) .......................................................................... 45
2. Data Persentase Hidup (%) Setelah Transformasi (x+0,5)0.5 ....................... 45
3. Daftar Sidik Ragam Persentase Hidup (%) .................................................. 45
4. Data Pertambahan Tinggi Planlet (mm) ....................................................... 46
5. Data Pertambahan Tinggi Planlet (mm) Setelah Transformasi (x+0,5)0.5 ... 46
6. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Planlet (mm) .............................. 46
7. Data Pertambahan Diameter Batang (mm) .................................................. 47
8. Data Pertambahan Diameter Batang (mm) Setelah Transformasi
(X+0,5)0.5...................................................................................................... 47
9. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang (mm) .......................... 47
10. Data Pertambahan Jumlah Daun (helai)....................................................... 48
11. Data Pertambahan Jumlah Daun (Helai) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5 . 48
12. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun (helai) .............................. 48
13. Data Pertambahan Bobot Total (gram) ........................................................ 49
14. Data Pertambahan Bobot Total (gram) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5 .... 49
15. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Pertambahan Bobot Total (gram) .......... 49
16. Data Bobot Akar (gram)............................................................................... 50
17. Data Bobot Akar (gram) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5 .......................... 50
18. Daftar Sidik Ragam Bobot Akar (gram) ...................................................... 50
19. Data Minggu Bertunas (MST) ..................................................................... 51
20. Data Minggu Bertunas (MST) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5 ................. 51
21. Daftar Sidik Ragam Minggu Bertunas (MST) ............................................. 51
x
Universitas Sumatera Utara

22. Data Jumlah Tunas (buah) ........................................................................... 52
23. Data Jumlah Tunas (buah) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5 ....................... 52
24. Daftar Sidik Ragam Jumlah Tunas (buah) .................................................. 52
25. Data Volume Akar (ml) ............................................................................... 53
26. Data Volume Akar (ml) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5............................ 53
27. Daftar Sidik Ragam Volume Akar (ml) ....................................................... 53
28. Data Jumlah Klorofil Daun (butir) ............................................................... 54
29. Data Jumlah Klorofil Daun (butir) Setelah Transformasi (X+0,5)0.5........... 54
30. Daftar Sidik Ragam Jumlah Klorofil Daun (butir) ...................................... 54
31. Bagan Penelitian .......................................................................................... 55
32. Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................................... 56
33. Foto Penelitian di Laboratorium Riset dan Teknologi ................................. 57
34. Foto Penelitian di Laboratorium Pemuliaan Tanaman................................. 57
35. Foto per Perlakuan ....................................................................................... 58
 

 

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The objective of the reserch was to know the effect of the acclimatization
medium and the tipe foliar fertilizer on the growth of the crossed a Dendrobium sp
orchid. The research was conducted at the Research and Tecnology Laboratory
and the Plant Breeding Laboratory Faculaty of Agriculture, North Sumatera
University, Medan from January 2009 to March 2009. The completely
randomized design was used with two factors. The first factor was the
acclimatization medium (rice hull charcoal, cocopeat and the mixture of rice hull
charcoal and cocopeat). The second factor was the tipe foliar fertilizer (control,
Bayfolan, Seprint). Parameter observed were : the persentage of plantlet life, the
increased of the plantlet height, the increased of the plantlet diameter, the
increased of the number of leaves planltlet, the increased of total weight of
plantlet, the time of shooted plantlet, the number of shoot of plantlet, the root
weight of plantlet, the root volume of plantlet and the number of the chlorophylls
of the platlet. The research showed that the interaction between the
acclimatization medium with the tipe foliar fertilizer significanthy affected the
time of shoot forme and the number of shoots.
Key words : Acclimatization, Orchid, Dendrobium sp.

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tumbuh
aklimatisasi dan jenis pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium sp
hasil persilangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset dan
Teknologi dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan yang dimulai dari bulan Januari 2009 sampai Maret 2009.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor.
Faktor pertama adalah media tumbuh aklimatisasi (arang sekam, cocopeat dan
campuran antara arang sekam dan cocopaet). Faktor yang kedua adalah jenis
pupuk daun (kontrol, Bayfolan, Seprint). Parameter yang diamati adalah
persentase kehidupan planlet, pertambahan tinggi planlet, pertambahan diameter
batang planlet, pertambahan jumlah daun planlet, pertambahan berat total planlet,
minggu bertunas planlet, jumlah tunas planlet, berat akar planlet, volume akar
planlet dan jumlah klorofil daun planlet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
interaksi media tumbuh aklimatisasi dengan jenis pupuk daun berpengaruh nyata
terhadap parameter minggu bertunas dan jumlah tunas.
Kata kunci : Aklimatisasi, Anggrek, Dendrobium sp.

ii
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya
adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis spesies anggrek tersebar di hutan
wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta
anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek
silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Tidak dipungkiri bahwa metode
yang terbaik hingga saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah
dengan kultur jaringan (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2008).
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangkan secara generatif.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan
adalah

pembuatan

media,

inisiasi,

sterilisasi,

multiplikasi,

pengakaran,

aklimatisasi (http://www.dephit.go.id, 2008).
Planlet yang dipelihara dalam keadaan steril dengan lingkungan (suhu dan
kelembaban) optimal, sangat rentan terhadap lingkungan eksternal. Planlet yang
tumbuh dalam kultur jaringan di laboratorium memiliki karakteristik stomata
daun yang lebih terbuka dan sering tidak memiliki lapisan lilin pada
permukaan daun. Dengan demikian planlet sangat rentan terhadap kelembaban
rendah. Mengingat sifat-sifat tersebut, sebelum ditanam di lapangan maka
planlet memerlukan aklimatisasi. Dalam aklimatisasi, lingkungan tumbuh

Universitas Sumatera Utara

2
(terutama kelembaban) berangsur-angsur disesuaikan dengan kondisi lapangan
(Mariska dan Sukmadjaja, 2003).
Media tumbuh bagi bibit merupakan lingkungan baru dalam proses
aklimatisasi. Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak cepat melapuk dan
terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi
dan draenase yang baik serta lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara
optimal, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, untuk pertumbuhan
anggrek dibutuhkan pH media 5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan
relatif murah harganya. (Ginting, 2008)
Secara garis besarnya pemupukan pada tanaman anggrek dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu pupuk tidak langsung merupakan pupuk yang diberikan
ke dalam tanah atau media. Pemupukan langsung merupakan pemupukan melalui
seluruh bagian tanaman di atas permukaan tanah terutama daun. Pupuk yang
diberikan biasanya berupa larutan dengan konsentrasi rendah (Ginting, 1990).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian “Pengaruh Media Tumbuh Aklimatisasi dan Jenis Pupuk Daun
Terhadap Anggrek (Dendrobium sp) Hasil Persilangan”.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh media tumbuh aklimatisasi dan jenis
pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek dendrobium (Dendrobium sp) hasil
persilangan.

Universitas Sumatera Utara

 
 

3
Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh media tanam aklimatisasi terhadap pertumbuhan anggrek
Dendrobium sp.
2. Ada

pengaruh

jenis

pupuk

daun

terhadap

pertumbuhan

anggrek

Dendrobium sp.
3. Ada pengaruh interaksi media tumbuh aklimatisasi dan jenis pupuk daun
terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium sp.

Kegunaan Percobaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Dendrobium adalah salah satu kelompok terbesar kedua di antara genus
dalam keluarga anggrek (Orchidaceae), kurang lebih 1600 spesies tersebar mulai
dari Jepang, Korea, Malaysia, Indonesia, New Guinea dan Australia
(Teo, 1979 dalam Jenimar, 1990).
Anggrek dendrobium termasuk anggrek epifit memiliki sifat hidup
menumpang tetapi tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Akar tanaman
anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media
tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga. Lapisan
ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di
kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah lapisan velamen terdapat lapisan
yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit yang berambut pendek atau nyaris
tak berambut. Pada anggrek terestrial (jenis anggrek tanah), akar mempunyai
rambut yang cukup rapat dan cukup panjang. Fungsi rambut akar ini adalah untuk
menyerap air dan zat organik yang ada di tanah (Iswanto, 2002).
Anggrek dendrobium berbatang ganda yang tumbuh ke samping dari
rhizome yang menjalar ke medium tempat tumbuh. Pada ruas-ruas rhizome atau
pangkal batang terdapat tunas tidur yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan
batangnya di sebut “bulb” atau pseudobulb (Ginting, 1990).
Bentuk daun tanaman anggrek menyerupai jenis tanaman monokotil pada
umumnya, yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunya

Universitas Sumatera Utara

5

bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda tergantung
jenisnya (Ashari, 1995).
Anggrek dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang
semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga
pembungaannya terpacu. Begitu selesai mengalami proses pembungaan, segera
tumbuh tunas vegetatif baru yang akan berubah menjadi bunga setelah tunas
serabut dewasa. Proses pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang
semu dan daun dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001).
Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, sekitar 3-9 bulan kemudian muncul
buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya.
Misalnya, pada dendrobium akan matang dalam 3-4 bulan. Pada anggrek vanda,
umumnya buah matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek cattleya,
buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera, artinya
buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya,
bukan di ujung atau pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung
jenisnya (Iswanto, 2002).

Syarat Tumbuh

Iklim
Tanaman anggrek dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat.
Di India, tanaman ini dapat tumbuh mulai dari 0-5000 m di atas permukaan laut.
Jenis anggrek yang tumbuh pada dataran rendah (0-300 m dpl) antara lain
Vanda roxburghii, Acampe praemorsa. Sedangkan jenis anggrek dataran tinggi
(ketinggian 3500-5000 m dpl) yang tumbuh di pegunungan Himalaya yaitu jenis

Universitas Sumatera Utara

6

Bulbophyillum retusiusculum, Habenaria cummisiana, Herminium longilobatum
(Ashari, 1995).
Secara umum dapat dikatakan bahwa anggrek dendrobium memerlukan
sinar sebanyak 50-60 %; ini berarti bahwa jenis anggrek tersebut menyukai tipe
sinar yang agak teduh. Anggrek dendrobium merupakan jenis anggrek epifit,
sehingga keteduhan yang diperlukannya diperoleh dengan selalu berada di bawah
dedaunan pohon yang ditumpanginya tersebut (Gunadi, 1985).
Suhu maksimum untuk anggrek ialah 40 0 C dan minimum 10 0 C. Suhu
berhubungan erat dengan intensitas cahaya dan mempengaruhi proses asimilasi.
Intensitas cahaya yang tinggi akan lebih cepat meningkatkan suhu. Proses
asimilasi pada anggrek akan meningkat melampaui titik optimumnya.
Pembungaan jenis anggrek tertentu dipengaruhi oleh suhu malam hari kira-kira
210 C. Anggrek Cymbidium sp yang berbunga besar membutuhkan suhu malam
15-170 C. Pada dendrobium, suhu malam yang tinggi menyebabkan terbentuknya
anakan pada ujung batang (Ginting, 1990).
Tanaman anggrek pada umumnya membutuhkan kelembaban cukup tinggi
yang disertai dengan kelancaran sirkulasi udara. Kelembaban nisbi (RH) yang
dibutuhkan tanaman anggrek berkisar antara 60-80 %. Fungsi kelembaban yang
tinggi ini antara lain untuk menghindari proses respirasi atau penguapan yang
berlebihan (Iswanto, 2002).

Universitas Sumatera Utara

7

Tempat Tumbuh
Berdasarkan habitatnya, anggrek dibedakan menjadi lima jenis, yaitu :
1. Anggrek epifit, yakni anggrek yang tumbuh menumpang pada tanaman
lain tanpa merugikan tanaman yang ditumpangi (tanaman inang). Anggrek
epifit membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Contohnya, anggrek
dendrobium, cattleya, oncidium, dan phalaenopsis.
2. Anggrek semi-epifit. Anggrek ini tumbuh menumpang pada tanaman lain,
namun akarnya menggantung sebagai akar udara. Contohnya, anggrek
brassavola, epidendrum, laelia.
3. Anggrek terrestrial, yakni anggrek yang tumbuh di atas tanah. Anggrek jenis
ini membutuhkan cahaya matahari penuh dan cahaya matahari langsung.
4. Anggrek litofit, yakni anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Contohnya,
anggrek dendrobium dan phalaenopsis.
5. Anggrek saprofit, yakni anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung
humus atau daun-daun kering. Contohnya, Goodyera sp.
(Iswanto, 2002).

Aklimatisasi

Tahapan akhir dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
adalah aklimatisasi planlet. Aklimatisasi dilakukan dengan memindahkan planlet
ke media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan nisbi
tinggi, kemudian secara berangsur-angsur kelembabannya diturunkan dan
intensitas cahayanya dinaikkan (Yusnita, 2003). Tahap ini merupakan tahap
yang kritis karena kondisi iklim di rumah kaca atau rumah plastik dan

Universitas Sumatera Utara

8

di

lapangan

sangat

berbeda

dengan

kondisi

di

dalam

botol

kultur

(Marlina dan Rusnandi, 2007).
Pengeluaran seedling dari dalam botol untuk kemudian dipindahtanamkan
dalam pot sering menyebabkan kegagalan perbanyakan. Sewaktu masih di dalam
botol, seedling sudah terbiasa manja dengan makanan yang sudah tersedia. Pada
saat dikeluarkan, seedling-seedling harus berjuang sendiri membuat makanan.
Perubahan inilah yang membuat tanaman anggrek yang baru beranjak dewasa
menjadi stres (Sarwono, 2002).
Masalah yang ada dalam memindahkan planlet yang telah berakar
ke dalam pot dan pemeliharaanya. Biasanya planlet yang ditumbuhkan secara
in vitro tersebut lebih peka terhadap cahaya yang kuat, intensitas cahaya perlu
dinaikkan dan kelembaban diturunkan, keduanya dilakukan secara bertahap
dan tahap ini lazim disebut dengan aklimatisasi. Tahap aklimatisasi harus
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerugian akibat kematian tanaman
(Wetherell, 1988 dalam Setiawan, 2002).
Masa aklimatisasi merupakan masa yang sangat krisis, karena pucuk atau
planlet in vitro menunjukkan beberapa sifat yang tidak menguntungkan, seperti
lapisan kutikula tidak berkembang dengan baik, lignifikasi batang kurang, sel-sel
palisade daun sedikit, jaringan pembuluh dari akar ke pucuk kurang berkembang,
selain itu biasanya stomata pada daun sering kali tidak berfungsi (tidak menutup
pada penguapan tinggi) (Gunawan, 1997).
Intensitas cahaya tinggi merupakan istilah relatif. Tanaman-tanaman yang
ternaungi mengalami kerusakan reversibel bila ditumbuhkan pada intensitas

Universitas Sumatera Utara

9
 

cahaya harian normal. Pada tanaman Solidago virgaurea yang telah teradaptasi
dengan keadaan ternaungi, tumbuh seminggu pada intensitas cahaya tinggi,
mempunyai respon yang tidak baik terhadap cahaya dari pada tanaman
pembanding, tetapi seminggu pada intensitas rendah kerusakan ini telah dapat
teratasi. Penyebab kerusakan adalah terdapat bentuk menyimpang dari struktur
kloroplas (Fitter dan Hay, 1991).

Media Tumbuh Aklimatisasi
Pertumbuhan tanaman anggrek baik vegetatif maupun generatif tidak
hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti cahaya, suhu, kelembaban, kadar O2 dan media tumbuh. Media
tumbuh merupakan salah satu syarat penting yang perlu diperhatikan dalam
budidaya anggrek, karena media berfungsi sebagai tempat berpijaknya tanaman,
mempertahankan kelembaban dan tempat penyimpanan hara serta air yang
diperlukan (Batchelor, 1981, dalam Wuryan, 2008).
Dalam usaha pengembangan budidaya, salah satu syarat penting yang
perlu diperhatikan adalah penggunaan media tumbuh. Media tumbuh yang baik
harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : tidak cepat melapuk, tidak menjadi
sumber penyakit, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah
didapat dalam jumlah yang diinginkan dan murah, ramah lingkungan. Beberapa
jenis media yang dapat digunakan untuk anggrek dendrobium antara lain : arang
sekam, sekam padi, sabut kelapa, pakis, atau mos. Adapun keutamaan dari arang
sekam yaitu : tidak lekas melapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri,
sukar mengikat air dan miskin zat hara, hanya mengandung unsur karbon (C)

Universitas Sumatera Utara

10
saja sehingga penggunaannya harus diimbangi dengan pemberian unsur
hara lain, daya tahan ± 2 tahun. Sedangkan pada sabut kelapa yaitu,
mudah

melapuk,

sehingga

perlu

mempunyai

diatur

daya

penyiramannya,

menyimpan
merupakan

air
sumber

sangat
kalium

baik
(K)

(http://jakarta.litbang.deptan.go.id, 2008)
Sekam bakar dikenal sebagai campuran media yang cukup baik
untuk mengalirkan air, sehingga media tetap terjaga kelembabannya. Arang
sekam atau sekam bakar adalah sekam yang sudah melewati proses pembakaran
yang tak sempurna. Komposisi kimiawi dari arang sekam terdiri dari SiO2
dengan kadar 52% dan C sebanyak 31%. Sementara kandungan lainnya terdiri
dari Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah yang kecil.
Karakteristik fisik dari sekam bakar yaitu : berat yang sangat ringan dan kasar,
membuat sirkulasi udara dan air dalam media tanam jadi lebih tinggi
(http://tabloidgallery.wordpress.com, 2008).
Yang dimaksud dengan media tunggal yakni penggunaan satu jenis bahan
baku, diantaranya : humus andam, sekam mentah, atau serbuk sabut kelapa
(cocopeat). Di tanah air, Dr. Benny Tjia, praktisi tanaman hias di Bogor,
menggunakan media serbuk sabut kelapa. Serbuk sabut kelapa itu sanggup
menahan air dalam jumlah banyak dan waktu lama. Struktur pori-porinya
berkemampuan tinggi menangkap dan menahan air. Apalagi coir dus (nama
lainnya) mudah didapat dan harganya relatif murah. Umumnya derajat keasaman
coir dust mendekati 6. Pada kondisi hampir netral itu, unsur hara yang bisa
diserap tanaman banyak tersedia, seperti nitrogen, kalsium, fosfor, dan sulfur
(www.duniaflora.com, 2006).

Universitas Sumatera Utara

11

Penggunaan media campuran cenderung mendorong pertumbuhan anggrek
menjadi lebih baik dibanding dengan media tunggal. Karena masing-masing
media dapat saling mendukung. Campuran dua macam bahan dapat memperbaiki
kekurangan sifat masing-masing bahan antara lain : kecepatan pelapukan, tingkat
pelapukan, tingkat tersedianya hara dan kondisi kelembaban dalam media tanam
(Ginting, 2008).
Intinya, media harus bersifat menyimpan air dan tidak mudah
memadat. Media padat menyebabkan air tergenang sehingga aerasi udara
rendah. Gejala yang tampak, daun dan batang menjadi layu. Akar sehat biasanya
berwarna putih dan memiliki rambut-rambut halus. Jika aerasi rendah, akar yang
putih berubah jadi coklat lalu menghitam. Jumlah rambut akar berkurang
bahkan tak ada. Padahal akar berfungsi untuk menyerap hara. Selain masalah
aerasi, media padat juga mengundang bakteri dan cendawan penyebab busuk
(www.duniaflora, 2006)

Jenis Pupuk Daun
 

Untuk

mendukung

pertumbuhan

dan

perkembangannya,

tanaman

memerlukan nutrisi berupa pupuk. Sumber pupuk dapat diperoleh dari bahan
organik dan non organik. Di dalam setiap tanaman terdapat potensi genetik untuk
dapat memberikan hasil yang maksimal, dimana potensi hasil yang maksimal
dapat diberikan dengan dukungan nutrisi yang terukur (misal 1 gram per liter atau
1 ml per liter). Nutrisi tanaman dalam bentuk pupuk organik pada dasarnya sudah
memberikan hasil yang baik namun belum maksimal, misal pupuk kandang
mempunyai kandungan N yang berfluktuasi (naik-turun), hal ini tergantung dari

Universitas Sumatera Utara

12
makanan yang dimakan oleh hewan tersebut. Untuk itu diperlukan tambahan
pupuk non organik yang terukur antara lain : pupuk Urea, Gandasil Hijau,
Bayfolan, dan lain-lain untuk memberikan hasil yang maksimal (Yudhie, 2008).
Cara yang sering dilakukan dalam memupuk anggrek adalah pemupukan
melalui daun. Pemberian pupuk akan lebih efektif melalui daun dari pada melalui
media tanam. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar
90 %, sedangkan akar hanya mampu menyerap sekitar 10 %. Air dan unsur hara
tersebut masuk ke dalam daun melalui lapisan kutikula. Pemberian pupuk pada
daun sebaiknya dilakukan saat penyinaran cahaya cukup. Pada kondisi seperti ini
penyerapan unsur hara akan lebih baik dibandingkan saat penyinaran berlebihan.
Penyinaran berlebihan menyebabkan kandungan air dalam jaringan tanaman akan
menguap, garam-garam pun mengendap di permukaan jaringan tanaman anggrek.
Akibatnya, penyerapan unsur hara menjadi terlambat dan pertumbuhan tanaman
menjadi tidak sehat (Iswanto, 2002).
Ada satu hal kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu
penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk yang diberikan
lewat akar. Akibatnya, tanaman akan cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak
rusak. Oleh karena itu, pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil
dibandingkan lewat akar (Lingga dan Marsono, 2004).
Jenis media tanam yang digunakan juga sangat berpengaruh. Umumnya
semakin porous sebuah media tanam, maka akan semakin membutuhkan dosis
pemupukan yang lebih sering, terutama pemupukan lewat akar. Hal ini
dikarenakan sifat media yang sangat porous, menyebabkan aliran air (yang
umumnya

juga

menghanyutkan

pupuk) menjadi

lebih

besar,

sehingga

Universitas Sumatera Utara

kertersediaan pupuk dalam mediapun akan sering berkurang. Demikian juga iklim
dan ukuran tanaman akan sangat berpengaruh dalam aplikasi dan dosis
pemupukan (http://emirgarden.com, 2008).
Sebenarnya fungsi media tanam bagi anggrek hanya sebatas mengatur
tegaknya tanaman. Tidak seperti anggapan yang ada selama ini bahwa 13
media
tanam juga menyuplai bahan makanan untuk anggrek. Untuk menyuplai tanaman
perlu pupuk dengan kandungan lengkap. Pupuk tersebut diberikan lewat
penyemprotan atau penaburan pada media tanam (Sandra, 2001).
Pupuk berbentuk cair yang lengkap sebagai bahan makanan secara foliar
dan akar, cocok untuk semua tanaman agrikultural dan holtikultural serta tanaman
hias dan rumah. Disamping kandungan makronutrisi, Bayfolan juga mengandung
besi, magnesium, boron, copper, zinc, cobalt dan molybdenum. Bayfolan masuk
ke dalam tanaman melalui daun dan akar. Pemakaian regular pupuk foliar
menghindari tanaman dari defisiensi (http://www.bayer.co.id, 2008).
Hasil analisis terhadap beberapa merk pupuk di NTB menunjukkan bahwa
pupuk Bayfolan berdasarkan analisa laboratorium memiliki kandungan hara
N (6,12 %), P2O5 (5,4 %), K2O (6,83 %), sedangkan berdasarkan label kemasan
memiliki kandungan N (11%), P2O5 (8 %), K2O (6%). Pada pupuk Seprint
berdasarkan analisa laboratorium memiliki kandungan hara N (6,53%), P2O5 (0,13
%), K2O (2,88 %), sedangkan berdasarkan label kemasan memiliki kandungan N
(9,6 %), P2O5 (0,67 %), K2O (2,11 %) (Hipi, dkk, 2002).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi dan
Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2009 sampai dengan
bulan Maret 2009.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah planlet botolan anggrek
Dendrobium sp hasil persilangan antara D. Milroy x D. Jacquelyn thomas, media
arang sekam, serbuk sabut kelapa (cocopeat), fungisida Dithane M-45, pupuk
Bayfolan, pupuk Seprint dan bahan-bahan yang mendukung lainnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aqua cup, handsprayer,
autoklaf, timbangan analitik, pisau, kertas label, kertas millimeter, sungkup,
pinset, Chlorophyll Meter, termometer dan alat-alat yang mendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial
yang terdiri dari dua faktor, yaitu :
Faktor I : Media Tumbuh Aklimatisasi (M), yaitu :
M1 : arang sekam
M2 : serbuk sabut kelapa (cocopeat)

Universitas Sumatera Utara

15

M3 : arang sekam + cocopeat 1 : 1
Faktor II : Jenis Pupuk Daun (P), yaitu :
P0 : Tanpa Pupuk
P1 : Pupuk Bayfolan
P2 : Pupuk Seprint
Sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan, yaitu :
M1P0

M2P0

M3P0

M1P1

M2P1

M3P1

M1P2

M2P2

M3P2

Jumlah Perlakuan

:9

Jumlah Ulangan

:3

Jumlah Planlet Tiap Plot

:4

Jumlah Sampel Tiap Plot

:2

Jumlah Sampel Seluruhnya

: 54

Jumlah Plot

: 27

Jumlah Seluruh Planlet

: 108

Adapun model linier yang digunakan untuk RAL Faktorial adalah sebagai
berikut :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
i=1,2,3 j=1,2,3

k=1,2,3

dimana :
Yijk

= Hasil Pengamatan dari faktor media tumbuh aklimatisasi ke-i dan faktor
pupuk daun ke-j dan pengaruh ulangan ke-k.

µ

= Nilai tengah

Universitas Sumatera Utara

16
 

αi

= Pengaruh media tumbuh aklimatisasi ke-i

βj

= Pengaruh pemberian pupuk daun ke-j

(αβ)ij = Pengaruh kombinasi perlakuan media tumbuh aklimatisasi ke-i dan
pemberian pupuk daun ke-j
εijk

= Efek dari faktor media tumbuh aklimatisasi ke-i dan pemberian pupuk
daun ke-j dan pengaruh ulangan ke-k.
Bila perlakuan berpengaruh nyata pada Analisis Sidik Ragam terhadap

parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan BNJ pada taraf 5 %
(Steel dan Torrie, 1993).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

Sterilisasi Media Tumbuh

Media tumbuh aklimatisasi yang digunakan adalah arang sekam yang
sudah siap digunakan, cocopeat yang merupakan serbuk sabut kelapa yang telah
diuraikan, arang sekam dan cocopeat yang semuanya telah digabungkan menjadi
rata dengan perbandingan 1 :1.
Masing-masing media tersebut dibungkus rapi dengan plastik lalu
disterilkan di dalam autoklaf pada tekanan 15 psi dengan suhu 1210 C selama
60 menit.
Tahap selanjutnya adalah masing-masing media tersebut dimasukkan
ke dalam ⅔ bagian aqua cup sebagai tempat media tumbuhnya.
Sterilisasi Planlet

Planlet yang digunakan berasal dari bibit botolan hasil kultur jaringan.
Setelah dikeluarkan dari botol, planlet dicuci dengan aquades steril dengan
maksud menghilangkan agar-agar dari bekas media in vitro karena agar-agar yang
masih menempel dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang merugikan anggrek.
Setelah disterilkan, planlet direndam di dalam larutan fungisida Dithane
M-45 sebanyak 2 cc/L air selama 5 menit. Selanjutnya planlet diletakkan di atas
kertas koran dan dikering anginkan agar bebas dari air.

Universitas Sumatera Utara

18
 

Penanaman Planlet

Tahap ini merupkan tahap pemidahan planlet dari lingkungan in vitro
ke lingkungan aklimatisasi dengan aqua cup sesuai perlakuan masing-masing.
Penanaman dapat dilakukan dengan melubangi media tumbuh dengan sekup kecil
ataupun jari tangan, kemudian planlet dimasukkan ke dalam lubang tersebut
hingga leher batang dan akhirnya lubang ditutup kembali.

Penyungkupan Planlet

Setelah planlet ditanam, planlet disungkup untuk menjaga kelembabannya.
Sungkup yang digunakan adalah plastik transparan. Setiap dua hari sekali
sungkup dibuka selama 20 menit untuk membiasakan planlet beradaptasi dengan
kondisi autrotop.
Penyungkupan planlet dilakukan selama 5 minggu. Setelah 5 minggu
berikutnya sungkup tersebut dapat dibuka.

Pemeliharaan Planlet

Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handsprayer setiap pagi atau
sore hari. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menjaga kelembaban dari
planlet. Penyiraman juga sangat tergantung pada kondisi lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

19
 

Aplikasi Pupuk Daun
Pemupukan diaplikasikan pada minggu ke-5 yang menggunakan pupuk
daun Bayfolan dan Seprint 0,5 cc/L air. Penyemprotan dilakukan dengan
handsprayer agar diperoleh semprotan yang merata.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan Decis
dan Dithane M-45 yang dilakukan apabila ada planlet yang terserang hama dan
penyakit.

Parameter

Persentase Hidup (%)
Persentase hidup diamati setiap saat dengan menghitung jumlah planlet
yang hidup.
Persentase hidup dapat dihitung dengan rumus :
Persentase hidup = Jumlah planlet yang hidup per plot x 100 %
Jumlah planlet per plot

Pertambahan Tinggi Planlet (mm)
Pertambahan tinggi planlet diukur dengan menggunakan kertas millimeter
yang dilakukan pada akhir penelitian dengan menghitung selisih dari tinggi awal.

Pertambahan Diameter Batang (mm)
Pertambahan diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong
yang diukur pada bagian terlebar dari batang planlet. Pertambahan diameter

Universitas Sumatera Utara

20
 

batang dihitung dengan menghitung selisih dari diameter batang akhir dengan
diameter awal.

Pertambahan Jumlah Daun (helai)
Pertambahan jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka
sempurna, dihitung dengan menghitung selisih jumlah daun akhir dengan jumlah
daun awal.

Pertambahan Bobot Total (gram)
Pertambahan bobot total ditimbang dengan menggunakan timbangan
analitik diakhir penelitian. Bobot total dihitung dari selisih bobot akhir dan bobot
awal.

Minggu Bertunas (MST)
Minggu bertunas dilakukan dengan mengamati tunas yang muncul setiap
minggu.

Jumlah Tunas (buah)
Jumlah tunas dihitung pada akhir penelitian yang dilakukan dengan
menghitung jumlah tunas yang keluar dari planlet.

Bobot Akar (gram)
Bobot akar ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Akar
yang ditimbang merupakan akar yang dipotong mulai pangkal batang.

Universitas Sumatera Utara

21
 

Volume Akar (ml)
Volume akar diambil dengan cara memotong akar yang telah dibersihkan
terlebih dahulu. Kemudian dimasukkan pada gelas ukur yang telah berisi air.
Volume akar diukur berdasarkan pertambahan volume air.

Jumlah Klorofil Daun (butir)
Jumlah klorofil daun diamati dengan menggunakan alat Chlorophyll
Meter. Daun yang akan diamati klorofilnya diambil pada bagian ujung, tengah dan
pangkal daun kemudian diambil rata-ratanya.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan media tumbuh
aklimatisasi berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan minggu bertunas
dan jumlah tunas, tetapi perlakuan media tumbuh aklimatisasi tidak berpengaruh
nyata terhadap parameter persentase hidup, pertambahan tinggi planlet,
pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah daun, pertambahan bobot
total, bobot akar, volume akar dan jumlah klorofil daun.
Pada perlakuan jenis pupuk daun yang diberikan berpengaruh nyata
terhadap parameter pertambahan tinggi planlet, pertambahan diameter batang,
pertambahan jumlah daun, pertambahan bobot total, minggu bertunas, jumlah
tunas, bobot akar, volume akar dan jumlah klorofil daun, tetapi perlakuan jenis
pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter persentase hidup.
Interaksi antara perlakuan media tumbuh aklimatisasi dengan perlakuan
jenis pupuk daun berpengaruh nyata terhadap parameter minggu bertunas dan
jumlah tunas, tetapi tidak pengaruh nyata terhadap persentase hidup, pertambahan
tinggi planlet, pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah daun,
pertambahan bobot total, bobot akar, volume akar dan jumlah klorofil daun.

Universitas Sumatera Utara

23
 

Persentase Hidup (%)
Hasil pengamatan persentase hidup dapat dilihat pada Lampiran 1 dan
sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 3. Dari sidik ragam diperoleh bahwa
pada perlakuan media tumbuh aklimatisasi, perlakuan jenis pupuk daun serta
interaksi antara perlakuan media tumbuh aklimatisasi dengan perlakuan jenis
pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup planlet.
Rataan persentase hidup pada beberapa perlakuan media tumbuh
aklimatisasi dan perlakuan jenis pupuk daun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Persentase Hidup Planlet Anggrek pada Beberapa Perlakuan
Media Tumbuh Aklimatisasi dan Perlakuan Jenis Pupuk Daun.
Pupuk

Media

Rataan

M1 (%)

M2 (%)

M3 (%)

P0

100,000

91,667

100,000

97,222

P1

100,000

100,000

100,000

100,000

P2

91,667

91,667

91,667

91,667

Rataan

97,222

94,444

97,222

96,296

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rataan persentase hidup mencapai
96,296% (104 planlet) dari 100% (108 planlet). Dari Tabel 1 tersebut diperoleh
bahwa rataan dari ketiga perlakuan media tumbuh aklimatisasi yang tertinggi
adalah sebesar 97,222 % yaitu pada perlakuan M1 dan M3. Sedangkan perlakuan
jenis pupuk daun yang tertinggi pada P1 (100%) dan yang terendah pada
P2 (91,667%). Interaksi antara perlakuan media tumbuh aklimatisasi dengan
perlakuan jenis pupuk daun yang tertinggi adalah pada M1P0, M3P0, M1P1,
M2P1 dan M3P1 (100%), sedangkan yang terendah pada M1P2, M2P0, M2P2,
M3P2 (91,667%).

Universitas Sumatera Utara

24
 

Pertambahan Tinggi Planlet (mm)
Data hasil pengamatan parameter pertambahan tinggi planlet dapat dilihat
pada Lampiran 4 dan sidik ragam parameter pertambahan tinggi planlet dapat
dilihat pada Lampiran 6. Dari sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan jenis pupuk
daun berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan tinggi planlet sedangkan
perlakuan media tumbuh aklimatisasi dan interaksi antara perlakuan media
tumbuh aklimatisasi dengan perlakuan jenis pupuk daun tidak berpengaruh nyata
terhadap pertambahan tinggi planlet.
Rataan pertambahan tinggi plan