Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Dalam Proses Aklimatisasi Anggrek Dendrobium (Dendrobium Discolor Transfly)

PENGARUH

MEDIA

TUMBUH

DAN

PUPUK

DAUN

TERHADAP PERTUMBUHAN DALAM PROSES
AKLIMATISASI ANGGREK DENDROBIUM
(Dendrobium discolor transfly)

SKRIPSI

OLEH :

FAHRIATUN NISA NASUTION

050307011

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH

MEDIA

TERHADAP

TUMBUH DAN

PUPUK


DAUN

PERTUMBUHAN DALAM PROSES

AKLIMATISASI ANGGREK DENDROBIUM
(Dendrobium discolor transfly)

SKRIPSI

OLEH :

FAHRIATUN NISA NASUTION
050307011

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

: Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk Daun
Terhadap Pertumbuhan Dalam Proses Aklimatisasi Anggrek
Dendrobium (Dendrobium Discolor Transfly)
Nama
: Fahriatun Nisa Nasution
NIM
: 050307011
Departemen : Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman


Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.Jenimar,MS.)
Ketua

(Luthfi A.M. Siregar,SP.MSc.Ph.D)
Anggota

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

FAHRIATUN NISA NASUTION : Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk
Daun Terhadap Pertumbuhan Dalam Proses Aklimatisasi Anggrek Dendrobium
(Dendrobium Discolor Transfly), dibimbing oleh Prof.Dr.Ir.Jenimar,MS.dan
Luthfi A.M. Siregar,SP.MSc.Ph.D.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media tumbuh
dan pupuk daun terhadap pertumbuhan dan aklimatisasi anggrek Dendrobium
(Dendrobium transflay). penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan

Tanaman Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang di mulai
dari bulan April 2010 sampai Juni 2010. Penelitian menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan dua faktor. faktor pertama adalah jenis media tumbuh
(campuran arang sekam dan pakis, campuran arang sekam dan cocopeat,
campuran cocopeat dan pasir, dan campuran kompos dan pasir). Faktor yang
kedua adalah konsentrasi Pupuk daun seprint ( 0 cc/l,
1 cc/l, 2 cc/l, 3
cc/l). parameter yang diamati adalah persentase hidup, Tingggi Planlet, Diameter
Batang, Jumlah Daun, Minggu Bertunas, Jumlah tunas, Jumlah akar, Jumlah
Klorofil Daun.
hasil penelitian menunjukan bahwa media tumbuh berbeda nyata terhadap
jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang, klorofil daun, jumlah akar. pupuk
daun tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. interaksi perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap semua parameter.
Kata Kunci : Anggrek, Media Dan Pupuk Daun

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT


FAHRIATUN NISA NASUTION : effect of the medium and foliar fertilizer
on the growth and acclimatization of Dendrobium transflay.supervised by
Prof.Dr.Ir.Jenimar,MS and Luthfi A.M. Siregar,SP.MSc.Ph.D.
the objective of the research was to know the effect of the medium and
foliar fertilizer on the growth and acclimatization of Dendrobium transflay. the
research was conducted at plant breeding laboratory, faculty of Agriculture, North
Sumatera University, Medan in April until Juni 2010.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Perbaungan pada tanggal 15 Oktober 1987 sebagai
anak ke sembilan dari sembilan bersaudara dari ayahanda (Alm) H. Ahmad Yacub
Nasution dan Ibunda Hj. Maimunah Lubis.
Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Perbaungan dan pada
tahun 2005 telah terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan melalui Seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) di
departemen Budidaya Pertanian Program studi pemuliaan tanaman. selama
mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten Pemuliaan tanaman

membiak vegetatif 2008-2009 dan assisten pemuliaan tanaman lanjutan
2009-2010.
penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada Bulan Juni 2009
sampai bulan ajuli 2009 di PTPN IV Kebun Adolina, kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Medan,

Juli 2010

Penulis

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelsaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk
Daun Terhadap Pertumbuhan Dalam Proses Aklimatisasi Anggrek Dendrobium

(Dendrobium discolor transfly)” yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu
Prof. Dr. Ir. Jenimar, MS. sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Luthfi
A.M. Siregar,SP.MSc. Ph.D. sebagai anggota komisi pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Ir. Hot Setiado, MS. Ph.D., yang telah mambantu dan
memberikan masukan pada penelitian ini. selain itu penulis juga mengucapkan
terimakasih

yang

teristimewa

Kepada

Ayahanda

tercinta


(Alm) H. Ahmad Yacub Nasution dan Ibunda Hj. Maimunah Lubis yang tercinta,
kakak – kakak ku tercinta kak saadah, kak yani, kak sari, kak ivo yang telah
memberikan dukungan dan semangat, juga abang-abang ku tercinta bang im, bang
memen,

bang

mamal,

bang

wiwi.

keponakan

ku

yang


tersayang

sendi,andre,vira,anggi,abib,aqila,nabila dan vanya. terimakasih ku ucapkan
kepada abang ku Erfin Fachrurrazi yang telah membantu dan memberikan
dukungan dan semangat.buat teman-temanku nurul, vira, ami, sri, ebi, sahril,
denis, helmi, baboy, azra, bang evan, k’asni, hendri, dan teman-teman

Universitas Sumatera Utara

ARMYPLANT, serta rekan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ....................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................................ 4
Syarat Tumbuh ............................................................................................. 5
Iklim .............................................................................................. 5
Tempat Tumbuh ............................................................................. 6
Aklimatisasi .................................................................................................. 7
Media Tumbuh ............................................................................................. 9
Pupuk Daun .................................................................................................. 10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 12
Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................. 12
Metode Penelitian ......................................................................................... 12
PELAKSANAAN PENELITIAN
Sterilisasi Media Tumbuh ............................................................................. 15
Sterilisasi Planlet .......................................................................................... 15
Penanaman Planlet ........................................................................................ 15
Penyungkupan Planlet ................................................................................... 16
Pemeliharaan Planlet ..................................................................................... 16
Penyiraman
Aplikasi Pupuk Daun .................................................................................... 16
Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................................. 16
Parameter
Persentase Hidup (%) ..................................................................... 17

Universitas Sumatera Utara

Tinggi Planlet (mm) ....................................................................... 17
Diameter Batang (mm) ................................................................... 17
Jumlah Daun (helai) ....................................................................... 17
Minggu Bertunas (MST)................................................................. 18
Jumlah Tunas (buah) ...................................................................... 18
Jumlah Akar (gr) ............................................................................ 18
Jumlah Klorofil Daun (butir) .......................................................... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Hal

1. Persentase hidup dari perlakuan mediatumbuh, konsentrasi pupuk
dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk………….20
2. Tinggi tanaman dari perlakuan media tumbuh, dengan konsentrasi pupuk
Dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk…………21
3. Diameter batang dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk
dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk…………22
4. Jumlah daun dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi
antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk…………………………23
5. Umur muncul tunas dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan pupuk…………………………...24
6. Jumlah tunas dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan pupuk…………………………...25
7. Jumlah akar dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan pupuk…………………………...26
8. Jumlah klorofil daun dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan pupuk…………………………...27

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Judul

Hal

1. Tabel Pengamatan Persentase Hidup…………………………………... 34

2. Tabel Pengamataan Persentase Hidup Setelah Transformasi Y’ = Y1/2…34
3. Tabel Sidik Ragam Persentase Hidup…………………………………...35
4. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman……………………………………..36
5. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman…………………………………….36
6. Tabel Pengamatan Diameter Batang…………………………………….37
7. Tabel Sidik Ragam Diameter Batang……………………………………37
8. Tabel Pengamatan Jumlah Daun...............................................................38
9. Tabel Sidik Ragam Jumlah Daun..............................................................38
10. Tabel Pengamatan Minggu Bertunas........................................................39
11. Tabel Pengamatan Minggu Bertunas Setelah Transformasi Y’ = Y1/2….39
12. Tabel Sidik Ragam Minggu Bertunas…………………………………..40
13. Tabel Pengamatan Jumlah Tunas.............................................................41
14. Tabel Pengamatan Jumlah Tunas Setelah Transformasi..........................41
15. Tabel Sidik Ragam Jumlah Tunas............................................................42
16. Tabel Pengamatan Jumlah Akar...............................................................43
17. Tabel Sidik Ragam Jumlah Akar..............................................................43
18. Tabel Pengamatan Jumlah Klorofil Daun.................................................44
19. Tabel Sidik Ragam Jumlah Klorofil Daun...............................................44
20. Bagan Penelitian.......................................................................................45
21. Foto Penelitian..........................................................................................46

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

FAHRIATUN NISA NASUTION : Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk
Daun Terhadap Pertumbuhan Dalam Proses Aklimatisasi Anggrek Dendrobium
(Dendrobium Discolor Transfly), dibimbing oleh Prof.Dr.Ir.Jenimar,MS.dan
Luthfi A.M. Siregar,SP.MSc.Ph.D.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media tumbuh
dan pupuk daun terhadap pertumbuhan dan aklimatisasi anggrek Dendrobium
(Dendrobium transflay). penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan
Tanaman Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang di mulai
dari bulan April 2010 sampai Juni 2010. Penelitian menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan dua faktor. faktor pertama adalah jenis media tumbuh
(campuran arang sekam dan pakis, campuran arang sekam dan cocopeat,
campuran cocopeat dan pasir, dan campuran kompos dan pasir). Faktor yang
kedua adalah konsentrasi Pupuk daun seprint ( 0 cc/l,
1 cc/l, 2 cc/l, 3
cc/l). parameter yang diamati adalah persentase hidup, Tingggi Planlet, Diameter
Batang, Jumlah Daun, Minggu Bertunas, Jumlah tunas, Jumlah akar, Jumlah
Klorofil Daun.
hasil penelitian menunjukan bahwa media tumbuh berbeda nyata terhadap
jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang, klorofil daun, jumlah akar. pupuk
daun tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. interaksi perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap semua parameter.
Kata Kunci : Anggrek, Media Dan Pupuk Daun

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

FAHRIATUN NISA NASUTION : effect of the medium and foliar fertilizer
on the growth and acclimatization of Dendrobium transflay.supervised by
Prof.Dr.Ir.Jenimar,MS and Luthfi A.M. Siregar,SP.MSc.Ph.D.
the objective of the research was to know the effect of the medium and
foliar fertilizer on the growth and acclimatization of Dendrobium transflay. the
research was conducted at plant breeding laboratory, faculty of Agriculture, North
Sumatera University, Medan in April until Juni 2010.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya
adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan
wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta
anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek
silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi tersebut akan menjadi tidak
berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi di hutan
kita, sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan
pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan
dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga
saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan,
karena melalui kuljar banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan
metode konvensional (http://www.anggrek.org/, 2009).
Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat prosfektif. Produksi
tanaman anggrek masih jauh dari permintaan pasar. Bahkan, kebutuhan dalam
negeri masih banyak didatangkan dari luar negeri. Salah satu bentuk pemanfaatan
bunga anggrek yang cukup besar adalah bunga potong. Selain itu tanaman
anggrek juga banyak di beli untuk hiasan rumah, oleh kolektor, pecinta, maupun
pembeli biasa
Anggrek Dendrobium merupakan salah satu kelompok anggrek epifit
terbesar didunia. Mereka terdiri atas 1.400 spesies. Bunganya cantik penuh warna-

Universitas Sumatera Utara

warni dan tahan lama. Batang dan daunnya yang kuat membuat anggrek
dendrobium digemari banyak orang (Agromedia,2006).
Bibit anggrek yang dihasilkan melalui kultur jaringan memerlukan proses
adaptasi terhadap lingkungan eksternal yang disebut dengan aklimatisasi. Media
tumbuh yang digunakan mempengaruhi keberhasilan dalam aklimatisasi.
Pemupukan perlu dilakukan untuk memacu pertumbuhan awal tanaman yang
diaklimatisasi.
Media tumbuh bagi bibit merupakan lingkungan baru dalam proses
aklimatisasi. Media tumbuh yang baik bagi anggrek harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain tidak cepat melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi
sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi dan draenase yang baik serta
lancar,

mampu

mengikat

air dan zat-zat hara secara optimal, dapat

mempertahankan kelembaban di sekitar akar, untuk

pertumbuhan anggrek

dibutuhkan pH media 5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan relatif
murah harganya (Ginting, 2008).
Penggunaan media tanam secara kombinasi diharapkan dapat memberikan
lingkungan perakaran lebih baik disamping tersedia air dan unsur hara bagi
tanaman anggrek (Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, 2009).
Secara garis besarnya pemupukan pada tanaman anggrek dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu pupuk tidak langsung merupakan pupuk yang diberikan
kedalam tanah atau media. Pemupukan langsung merupakan pemupukan melalui
seluruh bagian tanaman diatas permukaan tanah terutama daun. Pupuk yang
diberikan biasanya merupakan larutan dengan konsentrasi rendah (Ginting, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pengaruh media tumbuh aklimatisasi dan pupuk daun terhadap
pertumbuhan anggrek dendrobium (Dendrobium discolor transfly .)
Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengaruh Media Tumbuh Dan Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan

Dalam

Proses

Aklimatisasi

Anggrek

Dendrobium

(Dendrobium discolor transfl).

Hipotesis Penelitian

Ada Perbedaan Nyata Pada Pertumbuhan Dalam Proses Aklimatisasi
Anggrek Dendrobium Akibat Pengaruh Media Tanam, Konsentrasi Pupuk Daun
Serta Interaksi Antara Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Daun.

Kegunaan Penelitian

Sebagai Bahan Dalam Penyusunan Skripsi Yang Merupakan Salah Satu
Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan. dan Sebagai Bahan Informasi Bagi Pihak Yang
Membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Anggrek Dendrobium merupakan jenis Anggrek asli Indonesia yang
mempunyai banyak warna, bentuk dan aroma yang khas, serta bunga Anggrek
Dendrobium dapat bertahan kurang lebih 2 mingguan. Anggrek Dendrobium
adalah salah satu genus Anggrek terbesar yang terdapat pada dunia ini.
Diperkirakan Anggrek ini terdiri dari 1600 spesies (Amalia, 2007)
Anggrek epifit mempunyai akar yang menempel pada batang atau dahan
tanaman lain. Akar yang menempel umumnya berbentuk agak mendatar
mengikuti bentuk permukaan batang, sedangkan rambut akarnya pendek-pendek.
Akar ini mempunyai jaringan velamen yang memudahkan akar menyerap air
hujan yang jatuh pada kulit pohon inang. Velamen juga berfungsi sebagai alat
pernapasan. Velamen terdiri dari jaringan bunga karang dengan selubung luar
berupa selaput bewarna putih dan keadaan biasa sel-selnya hanya berisi udara
(Widhiastuti, dkk,2007).
Anggrek Dendrobium termasuk anggrek simpodial yaitu memiliki pola
tumbuh horisontal seperti tumbuhan merambat. Batang tumbuhnya disebut
rhizome. Rhizome tumbuh secara horisontal pada permukaan tanah dan akarakarnya tumbuh disepanjang rhizome dengan arah menyamping dan membentuk
batang vertikal yang disebut umbi semu (pseudobulb) (Agromedia, 2006).
Bentuk daun tanaman anggrek menyerupai jenis tanaman monokotil pada
umumnya, yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunnya

Universitas Sumatera Utara

bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda sesuai dengan
jenisnya (Ashari, 1995).
Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang
semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga
pembungaannya terpacu. Begitu selesai mengalami proses pembungaan, segera
tumbuh tunas vegetatif baru yang akan berubah menjadi bunga setelah tunas
serabut dewasa. Proses pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang
semu dan daun dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001).
Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, sekitar 3-9 bulan kemudian muncul
buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya.
Misalnya pada dendrobium akan matang dalam 3-4 bulan. Buah anggrek
merupakan buah lantera, artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang
membuka adalah bagian tengahnya, bukan diujung atau di pangkal buah
(Iswanto, 2002).

Syarat Tumbuh

Iklim

Secara umum dapat dikatakan bahwa Anggrek Dendrobium memerlukan
sinar sebanyak 50-60 %, ini berarti bahwa jenis anggrek tersebut menyukai tipe
sinar yang agak teduh. Anggrek Dendrobium merupakan jenis anggrek epifit,
sehingga keteduhan yang diperlukannya diperoleh dengan selalu berada di bawah
dedaunan pohon yang ditumpanginya tersebut (Gunadi, 1985).
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara
60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk

Universitas Sumatera Utara

menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga
agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas
muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah.
Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan
cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan
bantuan sprayer (http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/, 2009).
Suhu maksimum untuk anggrek ialah 400C dan minimum 100C. suhu
berhubungan erat dengan intensitas cahaya dan mempengaruhi proses asimilasi.
Intensitas cahaya yang tinggi akan lebih cepat meningkatkan suhu. Proses
asimilasi pada anggrek akan meningkat melampaui titik optiumnya. Pembungaan
jenis anggrek tertentu dipengaruhi oleh suhu malam hari kira-kira 20 0 C. anggrek
Cymbidium sp yang berbunga besar membutuhkan suhu malam 15 – 17 0 C. pada
dendrobium, suhu malam yang tinggi menyebabkan terbentuknya anakan pada
ujung batang (Ginting, 1990).

Tempat Tumbuh
Jenis-jenis tanaman anggrek berdasarkan habitat dan tempat hidupnya
Dari tempat tumbuh dan habitatnya tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi
lima pengelompokan jenis,yaitu:
1) Anggrek epifit (ephytis) adalah jenis anggrek yang menumpang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan tanaman yang ditumpangi
(tanaman inang). Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan
akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara. Anggrek epifit
membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Di habitas aslinya, anggrek ini
kerap menempel dipohon-pohon besar dan rindang. Contoh anggrek epifit antara

Universitas Sumatera Utara

lain:

Dendrobium,

Cattleya,

Ondocidium,

dan

Phalaenopsis.

2) Anggrek semi epifit adalah jenis anggrek yang juga menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi. Pada anggrek semi
epifit, selain untuk menempel pada media, akar lekatnya juga berfungsi seperti
akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang. Contoh anggrek semi
epifit

antara

lain

:Epidendrum,

Leila,

dan

Brassavola.

3) Anggrek tanah (anggrek terestris) adalah jenis anggrek yang hidup di atas
permukaan tanah. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya matahari penuh atau
cahaya matahari langsung. Contoh anggrek teresterial antara lain Vanda,
Renanthera, Arachnis dan Aranthera.
4) Anggrek saprofit, adalah anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung
humus atau daun-daun kering. Anggrek saprofit dalam pertumbuhannya
membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh jenis ini antara lain: Goodyera sp.
5) Anggrek litofit adalah jenis anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Anggrek
jenis ini biasanya tumbuh dibawah sengatan cahaya matahari penuh. Contoh jenis
ini antara lain: Dendrobium dan Phalaenopsis (Iswanto, 2002).

Aklimatisasi
Aklimatisasi atau penyesuaian terhadap lingkungan baru dari lingkungan
yang terkendali ke lingkungan yang relatif berubah. Bibit anggrek hasil
perbanyakan secara in vitro membutuhkan proses adaptasi sebelum tumbuh besar
menjadi tanaman (http://lcnursery.wordpress.com, 2008).
Penyesuaian terhadap iklim pada lingkungan baru yang dikenal dengan
aklimatisasi merupakan masalah penting apabila membudidayakan tanaman
menggunakan bibit yang diperbanyak dengan teknik kultur jaringan. Masalah ini

Universitas Sumatera Utara

dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain : 1. Pada habitatnya yang alami,
anggrek epifit biasanya tumbuh pada pohon atau ranting. Oleh karena itu,
pemindahan tanaman dari botol ke media dalam pot sebenarnya telah
menempatkan tanaman pada lingkungan yang tidak sesuai dengan habitatnya. 2.
Tumbuhan yang dikembangkan menggunakan teknik kultur jaringan memiliki
kondisi lingkungan yang aseptik dan senyawa organik yang digunakan tanaman
sebagian besar didapat secara eksogenous. Oleh karena itu, apabila dipindahkan
kedalam pot, maka tanaman dipaksa untuk dapat membuat sendiri bahan organik
secara endogenous (Adiputra, 2009).
Masa aklimatisasi merupakan masa yang kritis karena pucuk atau planlet
yang diregenerasikan dari kultur in vitro menunjukan beberapa sifat yang kurang
menguntungkan, seperti lapisan lilin (kutikula tidak berkembang dengan baik,
kurangnya lignifikasi batang, jaringan pembuluh dari akar ke pucuk kurang
berkembang dan stomata sering kali tidak berfungsi (tidak menutup ketika
penguapan tinggi). Keadaan itu menyebabkan pucuk-pucuk in vitro sangat peka
terhadap transpirasi, serangan cendawan dan bakteri, cahaya dengan intensitas
tinggi dan suhu tinggi. Oleh karena itu, aklimatisasi pucuk-pucuk in vitro
memerlukan penanganan khusus, bahkan diperlukan modifikasi terhadap kondisi
linkungan terutama dalam kaitannya dengan suhu, kelembaban dan intensiitas
cahaya. Disamping itu, medium tumbuh pun memiliki peranan yang cukup
penting khususnya bila puucuk-pucuk mikro yang diaklimatisasikan belum
membentuk sistem perakaran yang baik (Zulkarnain, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Media Tumbuh
Tanaman juga memerlukan akar untuk menyerap hara agar dapat tumbuh
dengan baik, sehingga dalam tahap aklimatisasi ini diperlukan suatu media yang
dapat mempermudah pertumbuhan akar dan dapat menyediakan hara yang cukup
bagi tanaman (planlet) yang diaklimatisasi tersebut. Media yang remah akan
memudahkan pertumbuhan akar dan melancarkan aliran air, mudah mengikat air
dan hara, tidak mengandung toksin atau racun, kandungan unsur haranya tinggi,
tahan lapuk dalam waktu yang cukup lama (Waluya, 2009).
Media harus bersifat menyimpan air dan tidak mudah memadat. Media
padat menyebabkan air tergenang sehingga aerasi udara rendah. Gejala yang
tampak, daun dan batang menjadi layu. Akar sehat biasanya bewarna putih dan
memiliki rambut-rambut halus. Jika aerasi rendah, akar yang putih berubah jadi
coklat lalu menghitam. Jumlah rambut akar berkurang bahkan tak ada. Padahal ia
berfungsi untuk menyerap hara. Selain masalah aerasi, media padat juga
mengundang bakteri dan cendawan penyebab busuk (www.DuniaFlora, 2008).
Pakis baik untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, serta
aerasi dan draenase yang baik. Pakis juga sangat awet karena melapuk secara
perlahan-lahan dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk
pertumbuhannya. Arang merupakan media yang cukup baik untuk digunakan
karena tidak cepat lapuk dan tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri.
Namun, arang sukar mengikat air dan miskin zat hara. Serabut kelapa mudah
melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit tetapi daya
menyimpan air sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan
serta mudah didapat dan murah harganya.(Agromedia, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Kompos sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki produktivitas tanah,
baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah. Secara fisik kompos bisa
menggemburkan tanah, memperbaiki aerase dan draenase tanah secara kimia
kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), ketersediaan unsur
hara, secara biologis kompos merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme
tanah (Simamora dan Salundik, 2006).
Tanah pasir banyak mengandung pori-pori makro, sedikit pori-pori sedang
dan pori-pori mikro. Tipe tanah seperti ini sulit untuk menahan air, tetapi
mempunyai aerase dan draenase yang baik. Pada umumnya tanah berpasir banyak
didominasi mineral primer jenis kwarsa (SiO2) yang tahan terhadap pelapukan,
unsur

hara

rendah

dan

tidak

produktif

untuk

pertumbuhan

tanaman

(Hanafiah, 2005).

Pupuk Daun

Cara yang sering dilakukan dalam memupuk anggrek adalah pemupukan
melalui daun. Pemberian pupuk akan lebih efektif melalui daun dari pada melalui
media tanam. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90%,
sedangkan akar hanya mampu menyerap sekitar 10%. Air dan unsur hara tersebut
masuk kedalam daun melalui lapisan kutikula. Pemberian pupuk pada daun
sebaiknya dilakukan saat penyinaran cahaya cukup. Pada kondisi seperti ini
penyerapan unsur hara akan lebih baik dibandingkan saat penyinaran berlebihan.
Penyinaran berlebihan menyebabkan kandungan air dalam jaringan tanaman
anggrek. Akibatnya, penyerapan unsur hara menjadi terlambat dan pertumbuhan
tanaman menjadi tidak sehat (Iswanto, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Ada satu hal kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu
penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk yang diberikan
lewat akar. Akibatnya, tanaman akan cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak
rusak. Oleh karena itu, pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil
dibandingkan lewat akar (Lingga dan Marsono, 2004).
Berikut merupakan hasil analisis terhadap jenis merk pupuk seprint di
NTB, yaitu:
Jenis

Kadar unsur hara
(%)

karakteristik

pupuk
daun

Analisa laboratorium
N

Label kemasan

P2O5

K2O

N

P2O5

K2O

Seprint 6,53 0,13

2,88

9,6

0,67

2,11

Bentuk

Cair

Warna

Hijau muda

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Pemuliaan Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian
± 25 m dpl. Penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai Juni 2010.

Bahan dan Alat

Adapun bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah planlet
botolan anggrek Dendrobium discolor transfly yang berumur 6 bulan, media
arang sekam, pakis, cocopeat, kompos, pasir, fungisida dithane M-45, pupuk
seprint dan bahan yang mendukung lainnya.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot plastik
handsprayer, autoklaf, timbangan analitik, kertas milimeter, plastik sungkup,
pinset, Chlorophyl meter, dan alat yang mendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial
yang terdiri dari 2 faktor yaitu :
Faktor I : Media tumbuh (M) yaitu :
M1

: arang sekam + pakis

M2

: arang sekam + cocopeat

M3

: cocopeat + pasir

M4

: kompos + pasir

Universitas Sumatera Utara

Faktor II: Pupuk daun seprint (P) yaitu :
P0

: 0 cc/l

P1

:1 cc/l

P2

: 2 cc/l

P3

: 3 cc/l
Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu

MIP0 M2P0 M3P0 M4P0
M1P1 M2P1 M3P1 M4P1
M1P2 M2P2 M3P2 M4P2
M1P3 M2P3 M3P3 M4P3
Jumlah Perlakuan

: 16

Jumlah ulangan

:3

Jumlah tanaman tiap plot

:4

Jumlah sampel per plot

:4

Jumlah plot

: 48

Jumlah seluruh tanaman

: 192

Adapun model linier yang digunakan untuk Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial adalah sebagai berikut :
Yijk = μ + αi + βi + (αβ)ij + έijk
Dimana :
Yijk

= Hasil pengamatan dari faktor media tumbuh ke-i dan faktor pupuk daun
ke-j dan pengaruh ulangan ke-k.

μ

= Nilai tengah

αi

= pengaruh media tumbuh ke-i

Universitas Sumatera Utara

βi

= pengaruh pemberian pupuk daun ke-j

(αβ)ij = pengaruh kombinasi perlakuan media tumbuh aklimatisasi ke-i dan
pemberian pupuk daun ke-j
έijk

= Efek dari faktor media tumbuh ke-i dan pemberian pupuk daun ke-j dan
pengaruh ulangan ke-k.
Bila perlakuan berpengaruh nyata pada analisis ragam terhadap parameter

yang diamati maka dilanjutkan dengan BNJ (Beda Nyata Jujur)pada taraf 5 %

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

Sterilisasi Media Tumbuh
Media tumbuh aklimatisasi yang digunakan adalah arang sekam, pakis,
cocopeat, kompos, dan pasir yang sudah siap digunakan, dibungkus rapi dengan
plastik lalu disterilkan di dalam autoklaf pada tekanan 15 psi denagn suhu 1210 C
selama 60 menit.
Tahap selanjutnya adalah masing-masing media dimasukan kedalam
⅔ bagian pot plastik sebagai tempat media tumbuhnya.
Sterilisasi Planlet
Planlet yang dihasilkan berasal dari bibit botolan hasil kultur jaringan.
Setelah dikeluarkan dari botol, planlet dicuci dengan aquades steril dengan
maksud menghilangkan agar-agar dari bekas media in vitro karena agar-agar yang
masih menempel dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang merugikan anggrek.
Setelah disterilkan, planlet direndam di dalam larutan fungisida Dithane
M-45 sebanyak 2 cc/L airselama 5 menit. Selanjutnya planlet diletakan diatas
kertas koran dan dikering anginkan agar bebas dari air.

Penanaman Planlet
Tahap ini merupakan tahap pemindahan planlet dari lingkungan in vitro
kelingkungan aklimatisasi dengan pot plastik sesuai perlakuan masing-masing.
Penanaman dapat dilakukan dengan melubangi media tumbuh dengan sekup kecil
ataupun jari tangan, kemudian planlet dimasukan kedalam lubang tersebut hingga
leher batang dan akhirnya lubang ditutup kembali.

Universitas Sumatera Utara

Penyungkupan Tanaman
Setelah planlet ditanam, planlet disungkup untuk menjaga kelembabannya.
Sungkup yang digunakan adalah plastik transparan. Setiap dua hari sekali
sungkup dibuka selama 20 menit untuk membiasakan planlet beradaptasi dengan
kondisi autrotop.
Penyungkupan planlet dilakukan selama 5 minggu. Setelah 5 minggu
berikutnya sungkup tersebut dapat dibuka.

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handsprayer setiap pagi atau
sore hari. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menjaga kelembaban dari
tanaman. Penyiraman juga sangat tergantung pada kondisi lingkungan.
Aplikasi Pupuk Daun
Penyemprotan pupuk daun diaplikasikan pada minggu ke-5 dan ke-7 yang
menggunakan pupuk daun seprint sesuai perlakuan. Penyemprotan dilakukan
dengan handsprayer agar diperoleh semperotan yang merata.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian serangan jamur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida
Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 gr/l air

Universitas Sumatera Utara

Pengamatan Parameter

Persentase Hidup (%)
Persentase hidup diamati setiap hari dengan menghitung jumlah tanaman
yang hidup. Persentase hidup dapat dihitung dengan rumus :
Persentase Hidup = jumlah tanaman yang hidup persampel x 100%
Jumlah tanaman persempel
Tingggi Tanaman (cm)
Tingggi tanaman diukur dengan menggunakan kertas milimeter yang
diukur dari pangkal tanaman hingga titik tumbuh tanaman dilakukan pada akhir
penelitian.
Diameter Batang (cm)
Dimeter batang diukur menggunakan jangka sorong yang diukur pada
bagian terlebar dari batang tanaman dilakukan pada akhir penelitian.
Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna.
Minggu Bertunas (MST)
Minggu bertunas dilakukan dengan mengamati tunas yang muncul setiap
minggu.
Jumlah tunas (buah)
Jumlah tunas dihitung pada akhir penelitian dilakukan dengan menghitung
jumlah tunas yang keluar dari tanaman.
Jumlah akar (buah)

Universitas Sumatera Utara

Jumlah akar dihitung dengan menghitung selisih jumlah akar akhir dengan
jumlah akar awal.
Jumlah Klorofil Daun (unit/6mm3)
Jumlah klorofil daun diamati dengan menggunakan alat Chlorophyll
Meter. Daun yang akan diamati klorofilnya diambil pada bagian ujung, tengah dan
pangkal daun kemudian diambil rata-ratanya.dilakukan di akhir penelitian.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data dengan menggunakan analisis varian diperoleh
bahwa faktor media tumbuh berpengaruh nyata pada parameter tinggi
tanaman,diameter batang, jumlah daun, umur muncul tunas, jumlah akar dan
klorofil daun, sedangkan pada parameter persentase hidup dan jumlah tunas belum
menunjukkan pengaruh yang nyata. Sedangkan faktor konsentrasi pupuk
beseluruh parameter yang diamati. dan interaksi antara konsentrasi pupuk dan
media tumbuh berpengaruh nyata terhadap parameter umur muncul tunas
sedangkan pada parameter yang lain belum menunjukkan pengaruh yang nyata.

Persentase Hidup (%)
Data pengamatan dan tabel sidik ragam dari parameter persentase hidup
dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 3. Dari hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media
tumbuh dengan konsentrasi pupuk menunjukkan belum berpengaruh nyata
terhadap parameter persentase hidup. Rataan persentase hidup dari perlakuan
media tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan
konsentrasi pupuk dapat dilihat pada Tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Persentase hidup dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan

M1
(arangsekam+pakis)

Pupuk
P0 (0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

(%)
83.33
66.66
75.00
66.66
72.91

Media Tumbuh
M2
(arangsekam+cocopeat)

(%)
66.66
66.66
91.66
58.33
70.83

M3

(cocopeat+pasir)

(%)
91.66
75.00
83.33
100.00
87.500

M4

Rataan

(pasir+kompos)

(%)
100.00
100.00
91.66
100.00
97.91

85.41
77.08
85.41
81.25
82.29

Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh tidak
berpengaruh nyata dalam parameter persentase hidup dimana persentase tertinggi
terdapat pada M4(kompos+arangsekam) sebesar 97,91% dan yang terendah
terdapat pada perlakuan M2(arangsekam+cocopeat) sebesar 70,83%. Pada faktor
konsentrasi pupuk juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap
persentase hidup dimana persentase tertinggi terdapat pada perlakuan P0(0cc/l)
dan P2(2cc/l) sebesar 85,41% dan yang terendah terdapat pada perlakuan
P1(1cc/l)sebesar 77,08%. Pada perlakuan interaksi persentase tertinggi terdapat
pada

perlakuan

M4P0

(kompos+pasir+0cc/l),

M4P1(kompos+pasir+1cc/l),

M4P3(kompos+pasir + 3cc/l) dan M3P3(cocopeat+pasir+3cc/l) sebesar 100% dan
yang terendah terdapat pada perlakuan M2P3(arangsekam+cocopeat+3cc/l)
sebesar 58,33%

Tinggi Tanaman (cm)
Data pengamatan dan Tabel sidik ragam dari parameter tinggi tanaman
dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10. Dari hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa faktor media tumbuh menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
parameter tinggi tanaman sedangkan konsentrasi pupuk dan interaksi antara media
tumbuh dengan konsentrasi pupuk menunjukkan belum berpengaruh nyata

Universitas Sumatera Utara

terhadap parameter tinggi tanaman. Rataan tinggi tanaman dari perlakuan media
tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi
pupuk dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tinggi tanaman dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan

Media Tumbuh
M2

M1
Pupuk
P0(0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

(arangsekam+pakis)

(arangsekam+cocopeat)

(cm)
2.90
3.72
3.30
3.01
3.23b

(cm)
2.95
3.33
3.04
3.04
3.09b

Rataan
M3

M4

(cocopeat+pasir)

(kompos+pasir)

(cm)
3.62
3.11
4.43
3.44
3.65b

(cm)
4.94
4.53
4.10
4.56
4.53a

3.60
3.67
3.72
3.51
3.63

Ket: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%.
Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh berpengaruh
nyata dalam parameter tinggi tanaman dimana tinggi tanaman tertinggi terdapat
pada M4(kompos+pasir) sebesar 4,53 cm dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M2(arangsekam+cocopeat) sebesar 3,09 cm. Pada faktor konsentrasi
pupuk menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman dimana
tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (2cc/l) sebesar 3,72 cm dan
yang terendah terdapat pada perlakuan P3(3cc/l) sebesar 3,51 cm. Pada perlakuan
interaksi

tinggi

tanaman

tertinggi

terdapat

pada

perlakuan

M4P0(kompos+pasir+0cc/l) sebesar 4,94 cm dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M1P0(arangsekam+pakis) sebesar 2,90 cm.

Diameter Batang (cm)
Data pengamatan dan Tabel sidik ragam dari parameter Diameter Batang
dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Dari hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa faktor media tumbuh menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

Universitas Sumatera Utara

parameter diameter batang sedangkan konsentrasi pupuk dan interaksi antara
media tumbuh dengan konsentrasi pupuk menunjukkan belum berpengaruh nyata
terhadap parameter diameter batang. Rataan diameter batang dari perlakuan media
tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi
pupuk dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Diameter batang dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan

Media Tumbuh
M2

M1
Pupuk
P0(0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

(arangsekam+pakis)

(arangsekam+cocopeat)

(cm)
0.15
0.13
0.11
0.12
0.13b

(cm)
0.12
0.10
0.11
0.11
0.11b

Rataa
M3

M4

(cocopeat+pasir)

(kompos+pasir)

(cm)
0.12
0.11
0.13
0.13
0.12b

(cm)
0.18
0.14
0.18
0.16
0.16a

0.14
0.12
0.13
0.13
0.13

Ket: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%.
Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh berpengaruh
nyata pada diameter batang dimana diameter batang tertinggi terdapat pada
M4(kompos+pasir) sebesar 0,16cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan
M2(arangsekam+cocopeat) sebessar 0,11cm. Pada faktor konsentrasi pupuk
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap diameter batang dimana
diameter batang tertinggi terdapat pada perlakuan P0(0cc/l) sebesar 0,14cm dan
yang terendah terdapat pada perlakuan P1(1cc/l) sebesar 0,12cm. Pada perlakuan
interaksi

diameter

batang

tertinggi

terdapat

pada

perlakuan

M4P0(kompos+pasir+0cc/l) sebesar 0,18cm dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M2P0(arangsekam+cocopeat+0cc/l) sebesar 0,10cm.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Daun (Helai)

Data pengamatan dan Tabel sidik ragam dari parameter jumlah daun dapat
dilihat pada Lampiran 8 dan 9. Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
faktor media tumbuh menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter
jumlah daun sedangkan konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh
dengan konsentrasi pupuk menunjukkan belum berpengaruh nyata terhadap
parameter jumlah daun. Rataan jumlah daun dari perlakuan media tumbuh,
konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah daun dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan

Media Tumbuh
M2

M1
(arangsekam+pakis)

Pupuk
P0(0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

(arangsekam+cocopeat)

(helai)
4.80
3.60
4.30
4.40
4.27b

(helai)
4.30
4.30
4.80
4.00
4.35b

Rataan
M3

M4

(cocopeat+pasir)

(kompos+pasir)

(helai)
4.20
4.80
4.90
5.00
4.72ab

(helai)
5.40
5.20
5.00
5.80
5.35a

4.70
4.50
4.80
4.80
4.7

Ket: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%.
Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh berpengaruh
nyata dalam parameter jumlah daun dimana jumlah daun

tertinggi terdapat

pada M4(kompos+pasir) sebesar 5,35 helai dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M1(arangsekam+pakis) sebesar 4,27helai. Pada faktor konsentrasi
pupuk menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah daun dimana
jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan P3(3cc/l) sebesar 4,80 helai dan
yang terendah terdapat pada perlakuan P1(1cc/l) sebesar 4,50helai. Pada
perlakuan

interaksi

jumlah

daun

tertinggi

terdapat

pada

perlakuan

Universitas Sumatera Utara

M4P3(kompos+pasir+3cc/l) sebesar 5,80 helai dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M1P1(arangsekam+pakis+1cc/l) sebesar 4.80 helai.

Umur Muncul Tunas (MST)
Data pengamatan dan Tabel sidik ragam dari parameter umur muncul
tunas

dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 12. Dari hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa faktor media tumbuh menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap parameter umur muncul tunas, konsentrasi pupuk belum menunjukan
berpengaruh nyata terhadap parameter umur muuncul tunas dan interaksi antara
media tumbuh dengan konsentrasi pupuk menunjukkan pengaruh nyata terhadap
parameter umur muncul tunas. Rataan umur muncul tunas dari perlakuan media
tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi
pupuk dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Umur Muncul Tunas dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk
dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan
M1
Pupuk
P0(0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

Media Tumbuh
M2

Rataan
M3

M4

(arangsekam+pakis)

(arangsekam+cocopeat)

(cocopeat+pasir)

(kompos+pasir)

(MST)
4,50bcd
1,67h
0.00h
0.00h
1,54d

(MST)
0.00h
5,67ab
2.00fgh
4.00bcdef
2,91c

(MST)
6.83a
4.50bcd
4,00bcdef
4,43bcd
4.94a

(MST)
4.83abcd
5.20abc
4,03bcdef
3,87bcdefg
4.48ab

4.04
4.26
2.50
3.07
3.47

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor media tumbuh berbeda nyata
dalam parameter umur muncul tunas dimana umur muncul tunas tertinggi terdapat
pada M1 (arang sekam + pasir ) sebesar (6.17) dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M3 (cocopeat + pasir) sebesar (19,76 MST). Pada faktor konsentrasi
pupuk menunjukan pengaruh yang tidak nyata terhadap umur muncul tunas
dimana umur muncul tunas tertinggi pada perlakuan P2 2cc/l (10.03 MST) dan

Universitas Sumatera Utara

terendah terdapat pada perlakuan P0 (0.00 cc/l air) sebesar (18.16 MST) pada
perlakuan interaksi media tumbuh dan pupuk daun berpengaruh nyata dalam
parameter

umur

muncul

tunas

tertinggi

terdapat

pada

perlakuan

M3P0 (cocopeat + pasir + 0 cc/l air) sebesar (6.83 MST) yang terendah terdapat
pada perlakuan M1P2(arang sekam + pasir + 2cc/l air) sebesar (0.00 MST) dan
M1P3 (arang sekam + pasir + 3cc/l air) sebesar (0.00 MST).

Jumlah Tunas (Buah)
Data pengamatan dan Tabel sidik ragam dari parameter jumlah tunas dapat
dilihat pada Lampiran 13 dan 15. Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh
dengan konsentrasi pupuk menunjukkan belum berpengaruh nyata terhadap
parameter jumlah tunas. Rataan jumlah tunas dari perlakuan media tumbuh,
konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.Jumlah tunas dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan
M1
(arangsekam+pakis)

Pupuk
P0(0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

(buah)
0.30
0.40
0.00
0.00
0.20

Media Tumbuh
M2
(arangsekam+cocopeat)

(buah)
0.20
0.60
0.20
0.10
0.30

Rataan
M3

M4

(cocopeat+pasir)

(kompos+pasir)

(buah)
0.50
0.40
0.40
0.50
0.50

(buah)
0.30
0.30
0.40
0.30
0.30

0.30
0.40
0.30
0.20
0.30

Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh tidak
berpengaruh nyata dalam parameter jumlah tunas dimana jumlah tunas tertinggi
terdapat pada M3(cocopeat+pasir) sebesar 0,50 dan yang terendah terdapat pada

Universitas Sumatera Utara

perlakuan M1(arangsekam+pakis) sebesar 0,20. Pada faktor konsentrasi pupuk
juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah tunas dimana
jumlah tunas tertinggi terdapat pada perlakuan P1(1cc/l) sebesar 0,40 dan yang
terendah terdapat pada perlakuan P3 (3cc/l) sebesar 0,20. Pada perlakuan interaksi
persentase tertinggi terdapat pada perlakuan M2P1 (arangsekam+cocopeat+1cc/l)
sebesar

0,60

dan

yang

terendah

terdapat

pada

perlakuan

M1P2

(arangsekam+pakis+2cc/l) dan M1P3 (arangsekam+pakis+3cc/l) sebesar 0.00.
Jumlah Akar (buah)
Data pengamatan dan Tabel sidik ragam dari parameter jumlah akar dapat
dilihat pada Lampiran 16 dan 17. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa faktor media tumbuh menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
parameter jumlah akar sedangkan konsentrasi pupuk dan interaksi antara media
tumbuh dengan konsentrasi pupuk menunjukkan belum berpengaruh nyata
terhadap parameter jumlah akar. Rataan jumlah akar dari perlakuan media
tumbuh, konsentrasi pupuk dan interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi
pupuk dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah akar dari perlakuan media tumbuh, konsentrasi pupuk dan
interaksi antara media tumbuh dengan konsentrasi pupuk.
Perlakuan
M1
Pupuk
P0(0cc/l)
P1(1cc/l)
P2(2cc/l)
P3(3cc/l)
Rataan

Media Tumbuh
M2

Rataan
M3

M4
(kompos+pasir)

(arangsekam+pakis)

(arangsekam+cocopeat)

(cocopeat+pasir)

(buah)
2.83
2.87
3.25
2.91
2.96bc

(buah)
3.08
2.66
2.50
3.33
2.89c

(buah)
3.52
3.25
3.50
3.36
3.41ab

(buah)
4.10
3.37
3.41
3.28
3.54a

3.38
3.04
3.16
3.22
3.20

Ket: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh berpengaruh
nyata pada jumlah akar dimana jumlah akar tertinggi terdapat pada
M4(kompos+pasir) sebesar 3,54 dan yang terendah terdapat pada perlakuan
M2(arangsekam+cocopeat) sebesar 2,89. Pada faktor konsentrasi pupuk
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah ak