PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN (BA) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK DENDROBIUM

(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Branti, Lampung Selatan pada tanggal 03 Juli 1989. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Suwito dan Widaningsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Eka Dyasa Branti Raya, Lampung Selatan pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SDN 2 Branti Raya yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah lanjutan tingkat pertama SLTPN 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMUN 1 Natar pada tahun 2007. Di tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)

Pada Tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomakmur, Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.


(2)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul PengaruhJenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium. Shalawat dan salam semoga

senantiasa dihaurkan untuk junjungan seluruh umat manusia Rasulullah Muhammad SAW.

Dalam penulisan skripsi ini telah banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P. sebagai Pembimbing Kedua dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan, dan bimbingan skripsi kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. sebagai Pembahas yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan dan masukan guna menyempurnakan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku Ketua Jurusan


(3)

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Hortikultura, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.

7. Bapak (Suwito), Ibunda (Widaningsih), Kakak penulis ( Melia Puja Kesuma, S.Pd.), adik penulis (Ayu Nevada), dan keluarga besar penulis, atas do’a, motivasi, kasih sayang, kesabaran, dan dukungan dalam segala hal kepada penulis.

8. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Annisa Ayu Fitri atas kebersamaan, motivasi, bantuan, saran dan dukungan yang diberikan. 9. Sahabat penulis : Fadhlina Sosiawati, S.P., Heni Juniyanti, S.P., Ria Riski

Irawan, Widiarti, Hasyiatun Yulia K.

10. Rekan-rekan di Laboratorium Mbak Yane, Kak Eko, Bang Yoga, Lia Kristianti, S.P., Arum Jayanti, S.P., Eka Purnama Sari, S.P, dan Vincentia Atika, S.P.

11. FORMATIN : Enggalih Melatri, S.P., Bagus Prambudi, Anggi Setyawan, S.P., Echa Desta Sagita, Akhmad komarudin, S.P, Tambat Arifin.

12. Tema-teman Hortikultura 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu atas semangat, kebersamaan, keceriaan, dan persaudaraannya selama ini serta seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.


(4)

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya, serta penulis berharap semoga Alloh SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesain skripsi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(5)

ABSTRACT

EFFECT OF LEAF FERTILIZER AND BENZILADENIN (BA) ON GROWTH AND FLOWERING ORCHID DENDROBIUM

By

Suvy Ethikasari

Dendrobium is a genus of orchids are much in demand for its beautiful flowers and species diversity. Orchid production is achieved with good cultivation, one with the use of fertilizers and plant growth regulators (PGR) to obtain orchid growth and flowering of good. This study aims to determine (1) the type of fertilizer Rosasol which produces the best response to the growth and flowering orchid Dendrobium, (2) the effect of giving the BA on the growth and flowering orchid Dendrobium, (3) the presence or absence of interaction between foliar fertilizer delivery Rosasol and BA in affects growth and flowering of Dendrobium orchids.

The research was conducted in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, University of Lampung months from February to October 2011. The experiment was conducted with complete randomized design with the first factor is the type of leaf fertilizer, which is Rosasol-N (h1), Rosasol-P (h2) and the second factor, Benziladenin (BA), ie without BA (b0) and 100 mg / l BA (b2).

The results showed that treatment of leaf fertilizer-P or alternate Rosasol N- RosasolP produces a better response than Rosasol-N on growth and flowering of Dendrobium orchids indicated by the addition of high, increasing the number of segments, length of panicle, and number of flowers, concentration of 100 mg / l BA gave the best response Dendrobium orchids indicated by the addition of variable height, and there is interaction between the type of fertilizer Rosasol leaf-P and without BA in the growth and flowering of Dendrobium orchids shown in the addition of a variable number of segments.


(6)

ABSTRAK

PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN (BA) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK

DENDROBIUM

Oleh

Suvy Ethikasari¹, Sri Ramadiana², Rugayah³

Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek yang banyak diminati karena keindahan bunga dan keanekaragaman spesiesnya. Produksi bunga anggrek dicapai dengan usaha budidaya yang baik, salah satunya dengan penggunaan pupuk dan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk memperoleh pertumbuhan dan pembungaan anggrek yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis pupuk Rosasol yang menghasilkan tanggapan terbaik pada pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium, (2) pengaruh pemberian BA terhadap

pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium, (3) ada atau tidaknya interaksi antara pupuk daun Rosasol dan pemberian BA dalam mempengaruhi pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Februari-Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan teracak sempurna dengan faktor pertama adalah jenis pupuk daun, yaitu Rosasol-N (h1), Rosasol-P (h2) dan faktor kedua, Benziladenin (BA), yaitu tanpa BA (b0) dan 100 mg/l BA (b2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun Rosasol- P atau alternate Rosasol N- Rosasol P menghasilkan respon yang lebih baik dibandingkan Rosasol-N pada pertumbuhan dan pembungaan anggrek

Dendrobium yang ditunjukkan oleh penambahan tinggi, penambahan jumlah ruas, panjang malai, dan jumlah kuntum bunga, konsentrasi 100 mg/l BA memberikan respon terbaik anggrek Dendrobium yang ditunjukkan oleh variabel penambahan tinggi, dan terdapat interaksi antara jenis pupuk daun Rosasol-P dan tanpa BA dalam pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium yang ditunjukkan pada variabel penambahan jumlah ruas.


(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Landasan Teori ... 4

1.4 Kerangka Pemikiran ... 8

1.5 Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Anggrek Dendrobium ... 10

2.2 Pemupukan Anggrek ... 13

2.3 Zat Pengatur Tumbuh ... 15

III. BAHAN DAN METODE ... 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Alat ... 18

3.3 Bahan Tanam ... 18

3.4 Metode Penelitian ... 19

3.5 Pelaksanaan Penelitian ... 20

3.6 Pemeliharaan ... 22

3.7 Pengamatan ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1 Hasil Pengamatan ... 25

4.1.1 Pengamatan pada Variabel Vegetatif ... 26

a. Penambahan tinggi ... 26

b. Penambahan jumlah ruas ... 27

c. Lebar daun ... 30


(8)

viii

e. Persentase bertunas ... 30

f. Tinggi tunas baru ... 31

g. Jumlah ruas tunas baru ... 31

h. Jumlah daun tunas baru ... 32

i. Lebar daun tunas baru ... 32

j. Panjang daun tunas baru ... 32

4.1.2 Pengamatan pada Variabel Generatif ... 35

a. Persentase berbunga ... 35

b. Waktu muncul bunga ... 35

c. Waktu mekar bunga ... 36

d. Lama mekar bunga ... 36

e. Panjang malai ... 38

f. Jumlah kuntum bunga ... 39

4.2 Penampilan bunga hasil silangan ... 40

4.3 Pembahasan ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(9)

ix DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi pupuk N, P, dan K pada setiap fase pertumbuhan

anggrek ... 14 2. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk pengaruh jenis pupuk daun

dan BA pada variabel pengamatan pertumbuhan dan pembungaan

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 25 3. Pengaruh perlakuan jenis pupuk daun Rosasol dan

Benziladenin pada pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 34 4. Pengaruh perlakuan jenis pupuk daun Rosasol dan

Benziladenin pada pertumbuhan generatif anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 37 5. Hasil pengamatan pengaruh jenis pupuk daun dan BA terhadap

penambahan tinggi tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 54 6. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam

untuk data penambahan tinggi tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 54 7. Analisis ragam untuk data penambahan tinggi tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 55 8. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap

penambahan jumlah ruas tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 55 9. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data penambahan jumlah ruas tanaman anggrek


(10)

x 10. Analisis ragam untuk data penambahan jumlah ruas

tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah

aklimatisasi ... 56 11. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap

lebar daun tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 57 12. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data lebar daun tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 57 13. Analisis ragam untuk data lebar daun tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 58 14. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap

panjang daun tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 58 15. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data panjang daun tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 59 16. Analisis ragam untuk data panjang daun tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 59 17. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap

persentase bertunas tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 60 18. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data persentase bertunas tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 60 19. Analisis ragam untuk data persentase bertunas tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 61 20. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap tinggi tunas baru tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 61 21. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam

untuk data tinggi tunas baru tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 62 22. Analisis ragam untuk data tinggi tunas baru tanaman


(11)

xi 23. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap

jumlah ruas tunas baru tanaman anggrek Dendrobiu

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 63 24. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data jumlah ruas tunas baru tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 63 25. Analisis ragam untuk data jumlah ruas tunas baru pada

tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah

aklimatisasi ... 64 26. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap jumlah daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 64 27. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data jumlah daun tunas baru tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 65 28. Analisis ragam untuk data jumlah daun tunas baru

pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 65 29. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap lebar daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 66 30. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data lebar daun tunas baru tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 66 31. Analisis ragam untuk data lebar daun tunas baru

pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 67 32. Data transformasi pengamatan pengaruh jenis pupuk

dan BA terhadap panjang daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium √(x+0,5) umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 67 33. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data panjang daun tunas baru tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 68 34. Analisis ragam untuk data panjang daun tunas

baru pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan


(12)

xii 35. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap persentase berbunga tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 69 36. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji

homogenitas ragam untuk data persentase berbunga tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 69 37. Analisis ragam untuk data persentase berbunga

pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 70 38. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap waktu muncul bunga tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 70 39. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data waktu muncul bunga tanaman

anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 71 40. Analisis ragam untuk data waktu muncul bunga

pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 71 41. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk

dan BA terhadap waktu mekar bunga tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 72 42. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data waktu mekar bunga tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 72 43. Analisis ragam untuk data waktu mekar bunga

pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 73 44. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap lama mekar bunga tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 73 45. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data lama mekar bunga tanaman anggrek

Dendrobium ... 74 46. Analisis ragam untuk data lama mekar bunga pada

tanaman anggrek Dendrobium Analisis ragam untuk data


(13)

xiii 47. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap panjang malai tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 75 48. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data panjang malai tanaman anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 75 49. Analisis ragam untuk data panjang malai pada

tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan

setelah aklimatisasi ... 76 50. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA

terhadap jumlah kuntum tanaman bunga anggrek Dendrobium

umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 76 51. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas

ragam untuk data jumlah kuntum bunga tanaman anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 77 52. Analisis ragam untuk data jumlah kuntum bunga

pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan


(14)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Indukan anggrek yang digunakan untuk persilangan ... 19 2. Bahan tanam yang digunakan pada penelitian merupakan hasil

silangan yang telah berumur 20 bulan setelah aklimatisasi ... 20 3. Pengaruh jenis pupuk daun pada penambahan tinggi

tanaman anggrek Dendrobium ... 26 4. Pengaruh Benziladenin pada penambahan tinggi tanaman

anggrek Dendrobium ... 27 5. Pengaruh pemberian jenis pupuk daun Rosasol pada

variabel penambahan jumlah ruas pada tanaman anggrek

Dendrobium pada masing-masing pemberian BA ... 28 6. Penampakan pengaruh jenis pupuk daun Rosasol

dan Benziladenin terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek

Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 29 7. Pengaruh jenis pupuk daun pada panjang malai tanaman

anggrek Dendrobium ... 38 8. Pengaruh jenis pupuk daun pada jumlah kuntum bunga

tanaman anggrek Dendrobium ... 39 9. Beberapa indukan anggrek Dendrobium silangan yang digunakan

pada penelitian ... 41 10. Penampakan bunga pada tanaman anggrek Dendrobium

silangan selama penelitian pada anggrek berumur 28 bulan


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://ph.groups.yahoo.com/group/agromania/message/19871. Diakses pada tanggal 10 Februari 2011.

Anonim. http://nusaanggrek.blogspot.com/2009/03/pertumbuhan-anggrek-dendrobium-sp.html. Diakses pada tanggal 10 Februari 2011.

Gunawan, L.W. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 91 hlm. Harjadi, S. S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm. Hew, C. S., dan J. W. H. Yong. 2004. The Physiology of Tropical Orchids in

Relation to the Industry. Word Scientific. Singapore. 2004. 510 hlm. Indradewa, D, S. Harsono dan U. Khoir. 2001. Pengaruh waktu Aplikasi dan

Konsentrasi Pupuk Daun Terhadap Proses Fisiologis dan Pertumbuhan Anggrek Dendrobium. Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 2. 76-82.

Kesuma, C. 2006. Induksi Protocorm-Like Bodies (Plbs) Dari Eksplan Potongan Daun dan Induksi Tunas Dari Eksplan Mata Tunas Tanggkai Bunga Anggrek Phalaenopsis sp. Pada Media ½ MS Dengan Berbagai Konsentrasi

Benziladenin (BA). (Skripsi). Universitas Lampung

Lestari, S. S. 2002. Mengenal dan Bertanam Anggrek. CV. Aneka Ilmu. Semarang. 124 hlm.

Lingga, P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hlm.

Novizan, Ir. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 130 hlm.


(16)

Parnata, A. S. 2005. Panduan Budidaya dan PerawatanAnggrek. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 194 hlm.

Pohan, Y. 2005. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun Pada Produksi Dua Varietas Anggrek Dendrobium Silangan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 69 hlm.

Ramadiana. S, Yusnita, D. Hapsoro dan A. Setiyani. 2006. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun Pada Pembungaan Tujuh Kultivar Anggrek Dendrobium. Penelitian Hibah Kompetitif 2. Pertanian Universitas Lampung.

Salisburry, F. Dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Diterjemahkan oleh Lukman, D., dan Sumaryo. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung. 241 hlm.

Sandra, Edhi. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2006

Sutiyoso, Y. 2003. Anggrek Potong Dendrobium. Penebar Swadaya. Jakarta. 63 hlm.

Sutiyoso, Yos dan B. Sarwono. 2006. Merawat Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hlm.

Tirta, I. G. 2006. Pengaruh Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Jamrud (Dendrobium macrophyllum A. Rich.). Jurnal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 7 (1) : 81—84. Redaksi Trubus. 2005. Trubus Info Kit Anggrek Dendrobium Vol. 01. PT Trubus

Swadaya. Jakarta. 218 hlm.

Wardiana, R. 2006. Tanggapan Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Bulan

(Phalaenopsis sp.) Terhadap Berbagai Macam Media Tanam Dan Aplikasi Empat Macam Pupuk Daun. (Skripsi). Universitas Lampung. 60 hlm. Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas

Institut Pertanian Bogor Bekerja Sama Dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB. 145 hlm.

Wati, Indah. 2009. Pengaruh Jenis Pupuk, Frekuensi Pemupukan, Vitamin B1 dan Benziladenin (BA) Pada Aklimatisasi dan Pembesaran Bibit Anggrek


(17)

Yusnita. 2010. Perbanyakan In Vitro Tanaman Anggrek. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung. 128 hlm.


(18)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Alloh SWT, atas limpahan berkat dan

rahmat-Nya jualah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana penuh perjuangan dan kesabaran

ini sebagai ungkapan rasa sayangku dan baktiku kepada :

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mencurahkan rasa sayang tanpa

henti, yang selalu mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang

terbaik, serta dalam doa dan sujud selalu menantikan keberhasilanku

dengan sabar dan pengertian.

Kakak dan adik tersayang serta semua keluarga besarku atas rasa

sayang, doa, perhatian, pengertian, pengorbanan, dan dorongan

semangat yang tulus, serta persaudaraan yang tak tergantikan.


(19)

1

I.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Anggrek merupakan tanaman dengan bunga yang cukup indah, menarik dan banyak penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran bunga yang bermacam-macam dengan ciri-ciri unik menjadi daya tarik anggrek. Kurang lebih 5000 jenis anggrek terdapat di Indonesia (Darmono, 2003). Dari ribuan jenis anggrek yang ada di Indonesia, jenis-jenih dari beberapa genus memiliki nilai komersial tinggi seperti genus Dendrobium, Vanda, Phalaenopsis, Cattleya, Oncidium, Renanthera, Aranda, dan Cymbidium. Dendrobium merupakan jenis Anggrek yang umum dibudidayakan, karena menghasilkan bunga yang menawan, bentuk yang khas, aneka jenis warna dan memiliki mahkota bunga yang unik (Sutiyoso, 2004).

Bunga merupakan unsur terpenting untuk tanaman anggrek yang memiliki struktur dasar sudah baku, terdiri dari tiga kelopak (sepal) dan tiga tajuk bunga (petal). Salah satu petal berubah menjadi bibir bunga atau labellum. Bagian inilah yang menjadi ciri khas bunga anggrek sehingga membedakan dengan famili tanaman berbunga lainnya ( Sandra, 2006).


(20)

2

Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan produksi bunga anggrek dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman secara efisien. Salah satunya dengan penggunaan pupuk dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk memperoleh pembungaan anggrek yang efisien.

Pupuk merupakan penyedia nutrisi bagi anggrek yang sangat penting. Media tanam untuk anggrek umumnya tidak dapat menyimpan dan menyediakan hara bagi tanaman. Sehingga pemupukan yang rutin merupakan keharusan dalam budidaya anggrek. Penggunaan pupuk majemuk dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhan maupun perkembangannya. Pupuk Rosasol-N dan Rosasol-P masing-masing merupakan pupuk daun lengkap dengan kandungan N dan P tinggi. Rosasol-N memiliki fungsi utama untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman awal dan pertumbuhan secara keseluruhan sedangkan Rosasol-P berfungsi untuk merangsang pertumbuhan generatif tanaman dan mempercepat pembungaan (Trubus,).

Diantara berbagai macam Zat Pengatur Tumbuh, BA memberi suatu efek konsisten pada induksi pembungaan anggrek. BA merangsang pembungaan Aranda Deborah, Dendrobium Louisae Dark dan Aranthera James Storie. Lebih baru-baru ini, BA telah pula memberi efek pembungaan pada anggrek monopodial (Hew dan Yong, 2004).

Pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) pada masa anggrek remaja diharapkan dapat memacu pertumbuhan dan pembungaan tanaman anggrek secara signifikan.


(21)

3

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Jenis pupuk Rosasol manakah yang menghasilkan tanggapan terbaik terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium?

2. Bagaimana pengaruh pemberian Benziladenin (BA) terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium?

3. Apakah ada interaksi antara pupuk daun Rosasol dan pemberian Benziladenin (BA) terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium?

1.2Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui jenis pupuk Rosasol yang menghasilkan tanggapan terbaik pada

pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

2. Mengetahui pengaruh pemberian Benziladenin (BA) terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

3. Mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara pupuk daun Rosasol dan pemberian Benziladenin (BA) dalam mempengaruhi pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.


(22)

4

1.3Landasan Teori

Diantara keluarga tanaman berbunga lainnya, sosok bunga anggrek termasuk paling beragam salah satunya adalah anggrek Dendrobium. Dendrobium merupakan anggrek yang tumbuh menempel pada tanaman lain namun tidak merugikan tanaman yang ditempelinya. Bunga yang indah, warna dan bentuk yang beragam serta

mahkota bunga yang tidak mudah rontok merupakan ciri Dendrobium.

Nilai ekonomis anggrek Dendrobium terutama dinilai dari keindahan bunga, daya tahan mekar, kelangkaan jenis, dan mudah tidaknya berbunga. Dewasa ini jenis yang banyak beredar di pasaran adalah anggrek silangan yang memiliki sifat-sifat unggul (Sandra, 2005).

Upaya Dendrobium untuk melakukan proses pertumbuhan dan pembungaan dengan baik diperlukan beberapa faktor yang secara bersama mempengaruhi proses

pembungaan. Faktor genetik merupakan faktor dasar yang dibawa dari dalam tubuh tanaman itu sendiri. Faktor fisiologis adalah aktifitas tanaman yang dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan serta perlakuan buatan yang dapat mendorong terjadinya proses pembungaan. Faktor lingkungan adalah kondisi lingkungan tertentu dapat merangsang proses pembungaan (Sandra, 2005)

Secara fisiologis pertumbuhan dan pembungaan anggrek tidak hanya dirangsang dari faktor internal saja tetapi juga diberikan dari luar tubuh tanaman misalnya aplikasi pemupukan dan pemberian hormon. Aplikasi yang umum dilakukan adalah pemberian pupuk daun dan hormon pembungaan.


(23)

5

Menurut Widiastoety (1986) dalam Tirta (1986) media pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri. Walaupun sukar

mengikat air dan miskin zat hara, tetapi arang kayu cukup baik untuk media anggrek. Penggunaan media tanam secara kombinasi diharapkan dapat memberikan

lingkungan perakaran lebih baik disamping tersedia air dan unsur hara bagi tanaman anggrek.

Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan unsur hara untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan unsur hara sama dengan tumbuhan lainnya, hanya saja anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihakan gejala devisensi, mengingat pertumbuhan anggrek yang sangat lamban.

Pemupukan adalah salah satu kunci keberhasilan yang utama. Pemupukan anggrek dapat dibagi menjadi dua, yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif adalah periode pertumbuhan anggrek dari semaian hingga menjadi anggrek muda, sedangkan fase generatif adalah periode pertumbuhan anggrek dewasa yang telah siap berbunga (Sandra, 2006).

Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan mikro dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Namun secara umum hara yang dominan dalam pupuk daun adalah hara makro dengan tambahan beberapa unsur hara mikro. Unsur hara mikro adalah zat yang tidak banyak diperlukan oleh tanaman tetapi turut menentukan


(24)

6

keuntungan yaitu dapat memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman, kelarutan yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk akar, serta pemberiannya dapat diatur sesuai pertumbuhan tanaman (Lingga dan Marsono, 2001).

Menurut (Havlin et al.,) 1999 dalam (Tirta) 2005 pemberian dosis pupuk N yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan ketersediaan unsur N dalam tanah, yang memacu aktifitas fotosintesis dan pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada saat tanaman dewasa dan mulai berbunga, proporsi pemberian pupuk dengan kandungan P dan K tinggi perlu ditingkatkan agar perkembangan bunga tidak terganggu (Yusnita, 2010). Unsur hara makro yang berperan dalam pembentukan bunga secara langsung adalah fosfor dan kalium, sedangkan unsur hara mikro yang menbantu dalam proses pembungaan adalah mangan. Mangan membantu dalam proses metabolisme seperti pembungaan (Salisbury dan Ross) 1995 dalam (Ramadiana, Yusnita, Hapsoro dan Setiyani) 2006.

Perhatian khusus harus diberikan kepada penerapan pupuk yang tepat. Waktu dan rotasi dalam aplikasi pupuk dengan nitrogen yang tinggi atau kalium tinggi dan / atau fosfat. Beberapa anggrek Aranda telah diobservasi mengalami perubahan dari tunas bunga muda menjadi tunas yang vegetatif setelah penerapan nitrogen yang tinggi. Jelas, ratio C/N perlu diperhatikan selama pembungaan anggrek (Hew dan Yong, 2004).

Pertumbuhan dan pembungaan anggrek juga dapat dirangsang melalui pemberian zat pengatur tumbuh dari golongan sitokinin seperti Benziladenin (BA) melalui daun.


(25)

7

Sitokinin berperan dalam memicu bunga pada anggrek dengan cara mengontrol aktifitas pembelahan sel secara mitosis dan mempercepat pendewasaan sel-sel di jaringan meristem (Ramadiana, dkk, 2006). Benziladenin (BA) merupakan sitokinin sintetik yaitu jenis sitokinin yang tidak diproduksi di dalam tubuh tanaman dan merupakan analog sitokininalami yang peranannya sangat penting dalam mengatur pertumbuhan dan morfogenesis eksplan di dalam kultur (Murashige, 1974 dalam Kesuma, 2006).

Hasil penelitian Wati (2009) menunjukkan bahwa pemberian BA 10 mg/l mempunyai pengaruh terbaik pada pembesaran anggrek dendrobium terhadap penambahan bobot, penambahan jumlah tunas, penambahan tinggi, penambahan jumlah daun,

penambahan jumlah akar dan penambahan panjang akar. Menurut Hew dan Yong (2004) pemberian BA dengan konsentrasi 200 mg/l dapat memacu pembungaan pada anggrek simpodial. Anggrek Aranda menghasilkan bunga setelah pemberian BA hanya selama atau tepat sebelum masa berbunga. Pemberian BA merangsang tanaman untuk menghasilkan tunas vegetatif, oleh karena itu, pemberian BA harus tepat pada waktunya. Waktu pembungaan pada anggrek mungkin didistribusi oleh level asimilasi/ ketersediaan karbon untuk perkembangan bunga. Keseluruhan status karbon pada anggrek mungkin rendah setelah masa berbunga dan akan memerlukan waktu untuk penambahan karbon melalui fotosintesis. BA memberi efek konsisten di induksi pembungaan dalam anggrek. BA merangsang berbunga anggrek Aranda Deborah, Dendrobium Louisae Dark dan Aranthera James Storie. (Hew dan Yong, 2004)


(26)

8

1.4Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah dalam penelitian ini disusun kerangka pemikiran sebagai berikut.

Anggrek Dendrobium sering dipilih sebagai tanaman hias bunga penghias taman atau ruangan. Daya tarik anggrek Dendrobium terletak pada bunganya yang banyak ragam, indah dan juga tahan lama. Selain sebagai tanaman penghias ruangan Anggrek Dendrobium juga dimanfaatkan sebagai bunga potong.

Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat semua batang telah dewasa dan cadangan makanan yang tersedia memadai untuk membentuk bunga. Bila pada anggrek cadangan makanan dan hasil fotosintesis kurang , pertumbuhan bunga tidak optimal, bunga berukuran kecil dan keriput bahkan tanaman akan sulit untuk berbunga. Pada kondisi seperti ini anggrek Dendrobium perlu mendapatkan asupan energi.

Ketika tanaman anggrek Dendrobium sudah hendak memasuki fase dewasa, pemberian nutrisi berupa pupuk harus berimbang antara yang ditujukan untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif berupa pembungaan.

Pemberian pupuk daun dengan perbandingan N yang lebih tinggi seperti Rosasol-N (29-10-10-3+TE) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif pada tanaman anggrek. Sedangkan pupuk daun Rosasol-P (15-30-15+TE) yang memiliki


(27)

9

perbandingan P lebih tinggi berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan generatif. Perbedaan kandungan unsur hara makro maupun mikro pada masing-masing pupuk memberikan pengaruh yang berbeda pada tanaman anggrek.

Pemberian pupuk daun dirasa belum cukup dalam pembungaan anggrek. Diperlukan juga pemberian Zat Pengatur Tumbuh untuk merangsang pembungaan pada anggrek. Benziladenin (BA) merupakan Zat Pengatur Tumbuh dari golongan sitokinin yang berperan untuk memicu pembungaan dengan mempercepat pendewasaan sel-sel di jaringan meristem.

1.5Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.

1. Pupuk daun Rosasol-P memberikan pengaruh terbaik bagi pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

2. Benziladenin (BA) memberikan pengaruh dalam pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

3. Terdapat interaksi antara pupuk daun Rosasol dengan Benziladenin (BA) dalam mempengaruhi pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.


(28)

10

III. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anggrek Dendrobium

Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Kontribusi Anggrek Indonesia dalam khasanah anggrek dunia cukup besar. Dari 20.000 spesies anggrek yang terbesar diseluruh dunia, 6.000 diantaranya berada di hutan- hutan Indonesia. Selain Anggrek spesies, dikenal juga beberapa hasil silangan atau hibrida. Diperkirakan setiap tahun dihasilkan 1000 hibrida baru (Sandra, 2006).

Menurut Sutiyoso dan Sarwono (2006), klasifikasi botani anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut:

Kingdom : Planthae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Orchidales

Famili : Orchidaceae Subfamili : Epidendroideae


(29)

11

Subtribe : Dendrobiinae Genus : Dendrobium

Spesies : D. bifale, D. macrophyllum

Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek terbesar yang terdapat di dunia. Diperkirakan anggrek ini terdiri dari 1.600 spesies. Bentuk bunga

Dendrobium memiliki sepal yang bentuknya hampir menyamai (berbentuk) segitiga, dasarnya bersatu dengan kaki tugu untuk membentuk taji. Petal biasanya lebih tipis dari sepal, bibir berbelah, dan menurut bentuk bungaan inilah maka jenis Dendrobium bisa dibedakan dalam beberapa golongan (Lestari, 2002).

Menurut Gunawan (2005), bentuk daun anggrek bervariasi, dari yang sempit

memanjang samapi bulat panjang. Seperti pada umumnya tanaman monokotil, daun anggrek mempunyai tulang daun yang sejajar dengan helaian daun. Tebal daun juga bervariasi dari tipis sampai tebal berdaging (sukulen). Daun tanaman anggrek Dendrobium berstruktur lunak, berdaging berkutikula dengan tangkai daun sangat pendek. Jumlah daun juga beragam, dari yang satu helai sampai yang banyak. Stomata terletak di permukaan daun terutama di bagian bawah, batang tanaman ukurannya beragam, dari yang pendek sampai yang panjang (Gunadi, 1985 dalam Pohan 2005).

Dendrobium memiliki pola pertumbuhan batang tipe simpodial yaitu pertumbuhan ujung batang lurus keatas dan terbatas. Pertumbuhannya akan terhenti setelah mencapai titik maksimal. Selanjutnya, tunas atau anakan baru keluar dari akar


(30)

12

rimpang dan tumbuh membesar. Batang dendrobium umumnya beruas-ruas dengan panjang yang hampir sama (Redaksi Trubus, 2005).

Buah anggrek berbentuk seperti kapsul dan didalamnya terdapat banyak biji dengan ukuran sangat kecil. Endosperm tidak terdapat pada biji anggrek padahal endosperm berfungsi sebagai cadangan makanan dan sangat berperan saat terjadi perkecambahan (Parnata, 2005).

Dendrobium mempunyai akar lekat atau akar substrat dan akar udara. Fungsi akar lekat digunakan sebagai penahan tanaman, sedangkan akar udara untuk kelangsungan hidup tanaman. Akar terbungkus jaringan berbentuk seperti bunga karang. Akar sehat berwarna putih dan tebal, di bagian ujung akar aktif berwarna hijau cerah (Redaksi Trubus, 2005)

2.2 Pemupukan Anggrek

Menurut Sandra (2006), berdasarkan aspek pemupukan, pertumbuhan anggrek dapat dibagi menjadi dua, yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatif. Fase vegetatif adalah periode pertumbuhan anggrek dari semaian hingga menjadi anggrek muda. Sedangkan fase generatif adalah periode pertumbuhan anggrek dewasa yang telah siap berbunga. Pada fase vegetatif perlu diberikan pupuk berkadar Nitrogen (N) tinggi karena unsur tersebut merupakan bahan pokok untuk menyusun protein yang sangat dibutuhkan dalam pembelahan sel. Pada fase generatif dapat diberikan unsur hara Phosphor (P) tinggi untuk merangsang proses pembungaan.


(31)

13

Pada fase generatif, kebutuhan kebutuhan unsur P tinggi karena unsur ini berperan dalam perangsangan bunga dan tumbuhnya biji. Unsur P juga berperan dalam merangsang pertumbuhan akar dan bibit. Kekurangan unsur P akan menyebabkan ujung- ujung daun menjadi coklat, perakaran tidak subur, bunga tidak membuka sempurna dan tangkai bunga mengering sebelum bunga mekar. Perbandingan kebutuhan unsur NPK saat anakan anggrek mulai tumbuh adalah 60:30:10, anggrek muda 30:30:30, dan anggrek dewasa yang siap berbunga 10:60:10 ( Parnata, 2005 Analisis jaringan tanaman anggrek menunjukkan bahwa terdapat tujuh hara mikro yang ada, yaitu Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, B, dan Cl, sedangkan hara makro meliputi S, P, Mg, Ca, K, dan N (Hew dan Yong, 2004).

Tabel 1. Komposisi Pupuk untuk Anggrek

Tanaman Anggrek N P K

Untuk seedlings (bibit) 60 30 10

Untuk mid-size (ukuran sedang) 30 30 30

Untuk flowering size (ukuran berbunga) 10 60 10

Pertumbuhan tanaman tidak akan optimal jika hanya mengandalkan tersedianya unsur hara dalam tanah. Tanaman hias anggrek memperoleh nutrisi melalui dua cara yitu melalui akar dan melalui daun. Tanaman anggrek menumbuhan unsur hara esensial dengan adanya penambahan mineral, natrium klorida, yodium, calsium, kapur, fosfor dan unsur dari bekas cucian beras, air kelapa muda atau sedikit bekas cucian daging (ikan). Air bekas cucian ini tidak langsung begitu saja diberikan, akan tetapi lebih dahulu diendapkan.


(32)

14

Menurut Rondonuwo dan Pioh (2009), pupuk daun dikemas dalam bentuk cair dalam botol atau bubuk dalam kemasan. Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan mikro dengan bahan baku berupa zat organik (dari tumbuhan) dan zat anorganik (zat kimia). Pupuk daun dibuat dengan tujuan agar unsur-unsur yang terdapat di

dalamnya dapat diserap daun melalui stomata.

Jika energi tersedia, tetapi unsur hara kurang, anggrek tidak akan berbunga. Energi yang lemah hanya dapat menarik Nitrogen, akibatnya tanaman akan tetap vegetatif dan tidak akan menghasilkan bunga (Sutiyoso dan Sarwono, 2006). Pemberian pupuk hanya membantu agar tanaman tercukupi kebutuhan haranya. (Trubus,2002).

Rosasol –N (29-10-10-3+TE) merupakan pupuk daun lengkap berbentuk kristal berwarna hijau yang berfungsi untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan tanaman hingga akhir masa pembungaan. Komposisi unsur haranya adalah 29% N, 3% NO3, 2% NH4, 24% NH2, 10% P2O5, 10% K2O, 5% Shulphur trioxide, 0,010% Boron, 0,0075% Cu, EDTA Chelated 0,032% Mn, EDTA Chelated 0,026% Cu, EDTA Chelated0,0235 Zn, EDTA Chelated. Rosasol-P (15-30-15+TE) juga

merupakan pupuk daun berbentuk kristal berwarna jingga atau orange yang berfungsi untukmerangsang dan memperbaiki akar dan umbi serta berguna untuk

memperbanyak bunga serta mencegah kerontokan. Komposisi unsur haranya adalah 15% N, 7,5% NO3, 1,0% NH2, 30% P2O5, 15% K2O, 5% Shulphur trioxide, 0,010% Boron, 0,0075% Cu, EDTA Chelated 0,026% Fe, EDTA Chelated 0,032% Mn, EDTA Chelated 0,023% Zn, EDTA Chelated (Agromania, 2011).


(33)

15

2.3. Pembungaan Anggrek

Menurut Harjadi (2009) Pembungaan merupakan proses fisiologis yang kompleks sebagai hasil interaksi faktor internal dan faktor lingkungan. Pada saat tanaman mencapai kedewasaan dengan segala perubahan internal tanaman yang menyertai pendewasaan, maka tanaman tersebut akan berbunga jika lingkungan mendukung. Tanaman remaja berumur 8-10 bulan.ia sudah memiliki 4-6 helai daun. Umumnya sudah dapat berbunga 3-4 bulan kemudian (Trubus, 2002).

Dendrobium yang dapat dipacu pembungaannya adalah tanaman yang sudah memiliki bunga akhir. Tanaman ini tidak memiliki tunas lagi. Tanaman tersebut memerlukan waktu minimal 1 bulan untuk menghasilkan bunga. Jika tanaman masih menghasilkan tunas, perlu waktu sekitar 2,5 bulan (Sutiyoso dan Sarwono, 2001).

2.4 Zat Pengatur Tumbuh

Hormon bisa membantu pertumbuhan tanaman. Hormon adalah zat pengatur pertumbuhan, metabolisme atau kegiatan lainnya, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan jaringan dan organ. Pemakaian hormon harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Pemakain yang terlalu banyak justru akan menimbulkan kelainan dan menhambat pertumbuhan. Hormon perangsang pertumbuhan banyak beredar


(34)

16

dipasaran. Contoh hormon yang telah dikenal luas adalah IAA (indol acetic acid), IBA (indol buteric acid), kinetin, GA3 dan NAA ( naphtyl acetic acid). Aplikasinya bisa dilakukan dengan melarutkan 2 ml hormon kedalam 1 liter air. Setelah larut, disemprotkan keseluruh bagian tanaman (Parnata, 2005).

Khusus untuk tanaman hari panjang dan tanaman yang butuh temperatur rendah untuk dapat berbunga, pemberian GA3 membantu pembentukan bunga. Namun pada jenis lain, hormon GA3 tidak berpengaruh, tetapi pemberian sitokinin dan zat

penghambat tumbuh dapat merangsang pembungaan.

BA (6-benzylaminopurine) merupakan salah satu sitokinin sintetik yang terkenal. Perannya dalam tumbuhan adalah sebagai berikut: mengatur pembelahan sel, pembentukan organ pembesaran sel dan organ, pencegahan kerusakan klorofil, pembentukan kloroplas, penundaan senecens, pembukaan dan penutupan stomata, serta perkembangan mata tunas dan pucuk (Harjadi, 2009).

BA mempunyai struktur yang serupa dengan kinetin. BA sangat aktif dalam

mendorong pertumbuhan kalus tembakau. Sitokinin mempengaruhi berbagai proses fisiologis di dalam tanaman. Aktifitas yang terutama ialah mendorong pembelahan sel dan aktifitas ini yang menjadi kriteria utama untuk menggolongkan suatu zat ke dalam sitokinin. Sitokinin memperlambat proses penghancuran butir-butir khlorofil pada daun-daun yang terlepas dari tanaman (detached leave) dan memperlambat proses senescence pada daun, buah dan organ-organ lainnya. Pengaruh sitokinin pada berbagai proses itu semua diduga pada tingkat pembuatan protein mengingat


(35)

17

kesamaan struktur sitokinin dengan adenine yang merupakan komponen dari DNA dan RNA (Wattimena, 1988)


(36)

17

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanaian Universitas Lampung mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2011.

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini berupa pot dengan diameter 18 cm, hand sprayer besar dan kecil, penggaris, selang air, pH meter, timbangan elektrik, kertas label, isolasi dan alat tulis.

3.3 Bahan Tanam

Adapun bahan yang digunakan adalah anggrek Dendrobium berumur 2 tahun yang siap berbunga, yang merupakan hasil silangan antara lain P1 x P3, P2 x P4, P5 x P1, P2 x P1, P1 x P16, P20 x P1, P14 x P1 dan P6 x Cs pupuk Rosasol-N (29-10-10-3+TE), Rosasol-P (15-30-15+TE), larutan Benziladenin (BA) 100 mg/l, cacahan pakis, arang kayu, styrofoam dan Dithane M-45 ( bahan aktif Mankozep 80%).


(37)

18

Gambar 1. Indukan anggrek yang digunakan

3.4 Metode Percobaan

Percobaan ini menggunakan rancangan teracak sempurna (RTS) dengan perlakuan yang disusun secara faktorial 3x2. Faktor pertama pupuk daun yang terdiri dari Rosasol-N (h1), Rosasol-P (h2) dan Rosasol-N dan Rosasol-P yang diberikan secara bergantian (h3). Faktor kedua adalah konsentrasi Benziladenin (BA) yang terdiri dari 0 ppm (b0) dan 100 ppm (b1). Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali masing-masing perlakuan terdiri dari 6 tanaman anggrek.

Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan jika perlakuan menunjukkan

pengaruh nyata maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%.

P1 P2 P3

P4 P5 P6


(38)

19

Gambar 2. Bahan tanam yang digunakan

3.5 Pelaksanaan Percobaan

3.5.1 Persiapan pot dan media baru

Pot baru yang akan digunakan yaitu pot dengan diameter 18 cm. Media tanaman yang digunakan yaitu arang kayu. Arang kayu yang berukuran besar dihancurkan terlebih dahulu agar memudahkan dalam pindah tanam dan media akan lebih padat sehingga media lebih kuat menopang anggrek.

3.5.2 Pindah tanam anggrek (Repotting)

Repotting atau pindah tanam dilakukan pada tanaman anggrek yang telah

memasuki usia dewasa dengan menggunakan pot yang berukuran lebih besar dari pot sebelumnya. Media tanam yang terdapat pada pot lama tetap digunakan namun ditambahkan media baru yakni arang kayu. Setelah repotting tanaman diberi label persilangan dan label perlakuan.


(39)

20

1.5.2 Perlakuan

1. Pemupukan

Pemupukan Rosasol-N dan Rosasol-P dilakuakan setiap 1 minggu 1 kali dengan menggunakan handsprayer. Penyemprotandilakukan antara pukul 08.00-09.00 WIB pada hari jumat, dengan konsentrasi pemupukan 2g/l. Sebelum pemupukan dilakukan pada sore hari sebelumnya tanaman disiram dahulu dan setelah dipupuk tidak dilakukan penyiraman selama 24 jam. Volume semprot pada setiap tanaman sebanyak 20 kali yakni 10 ml.

2. Pembuatan larutan Benziladenin (BA)

Pembuatan larutan BA yaitu menimbang BA sesuai dengan volume dan

konsentrasi yang diinginkan, lalu diberikan HCl 1N sebanyak 0,3 ml atu hingga BA larut oleh HCl. Kemudian dilakukan penambahan akuades dan ditera hingga volume akhir 1000 ml, terakhir untuk menentukan pH larutan menjadi 5,6

menggunakan pH meter dengan penambahan HCl atau KOH.

3. Pemberian Benziladenin (BA)

Pemberian Benziladenin (BA) dengan volume semprot sebanyak 7 ml/tanaman (10 kali semprot) yang diberikan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada awal bulan pertama dan 2 kali pada awal bulan kedua. Pemberian BA dilakukan sesuai dengan konsentrasi yang ditetapkan yaitu 0 mg/l dan 100 mg/l.


(40)

21

3.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu penyiraman dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali atau sesuai kondisi cuaca. Pengendalian hama penyakit menggunakan Dhitane M-45 dan Curacron yang pemberiannya tergantung dari kondisi tanaman.

3.6 Pengamatan

Variabel yang diamati dalam percobaan adalah:

1. Penambahan tinggi, tinggi tunas dihitung dari pangkal batang hingga ujung daun.

2. Penambahan jumlah ruas Peseudoub, dihitung jumlah ruas dari pangkal batang hingga titik tumbuh.

3. Lebar Daun, dihitung pada daun ke-2 dan 3 dari pucuk tanaman. 4. Panjang daun, dihitung pada daun ke-2 dan 3 dari pucuk tanaman.

5. Persentase bertunas, merupakan perbandingan antara tanaman yang bertunas dengan jumlah tanaman dikali 100%.

6. Tinggi tunas baru, tinggi tunas baru dihitung dari pangkal batang hingga ujung daun.

7. Jumlah ruas tunas baru, dihitung jumlah ruas dari pangkal batang hingga titik tumbuh.

8. Jumlah daun tunas baru, dihitung jumlah daun yang telah membuka pada akhir pengamatan.


(41)

22

10. Panjang daun tunas baru, dihitung pada daun ke-2 dan 3 dari pucuk tanaman. Pengamatan dilakukan setiap hari. Malai yang telah berukuran 3 cm sudah

dianggap berbunga.

11. Persentase berbunga, persentase tanaman berbunga dihitung dengan membagi jumlah tanaman yang berbunga hingga akhir pengamatan dengan jumlah tanaman yang ditanam pada awal percobaan dikalikan seratus persen (%). 12. Waktu muncul bunga per minggu, dihitung sejak munculnya malai hingga

lengkap dihitung dari malai berukuran 3cm.

13. Waktu mekar bunga, dihitung sejak bunga pertama mekar. Pengamatan dilakukan setiap hari.

14. Panjang malai, panjang malai dihitung dari pangkal malai hingga ujung malai (cm).

15. Jumlah kuntum bunga, dihitung adalah jumlah kuntum yang tumbuh selama penelitian


(42)

(43)

PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK DENDROBIUM

(skripsi)

Oleh Suvy Ethikasari

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN (BA) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK DENDROBIUM

Oleh Suvy Ethikasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Hortikultura Jurusan Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(45)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Sri Ramadiana, M. Si. _____________

Sekretaris : Ir. Rugayah, M.P. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. _____________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001


(46)

Judul Skripsi : Pengaruh Jenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium

Nama Mahasiswa : Suvy Ethikasari Nomor Pokok Mahasiswa : 0714012063 Program Studi : Hortikultura

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Ir. Sri Ramadiana, M.Si. Ir. Rugayah, M.P.

NIP 196912051994032002 NIP 196209281987032001

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP 196411181989021002


(47)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Branti, Lampung Selatan pada tanggal 03 Juli 1989. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Suwito dan Widaningsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Eka Dyasa Branti Raya, Lampung Selatan pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SDN 2 Branti Raya yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah lanjutan tingkat pertama SLTPN 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMUN 1 Natar pada tahun 2007. Di tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)

Pada Tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomakmur, Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.


(48)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul

PengaruhJenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium. Shalawat dan salam semoga senantiasa

dipanjatkan untuk junjungan seluruh umat manusia Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan skripsi ini telah banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P. sebagai Pembimbing Kedua dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan, dan bimbingan skripsi kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. sebagai Pembahas yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan dan masukan guna menyempurnakan skripsi ini.


(49)

4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Jurusan Agroteknologi Program Studi Hortikultura, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.

7. Bapak (Suwito), Ibunda (Widaningsih), Kakak penulis (Melia Puja Kesuma, S.Pd.), adik penulis (Ayu Nevada), dan keluarga besar penulis, atas do’a, motivasi, kasih sayang, kesabaran, dan dukungan dalam segala hal kepada penulis.

8. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Annisa Ayu Fitri atas kebersamaan, motivasi, bantuan, saran dan dukungan yang diberikan.

9. Sahabat penulis : Fadhlina Sosiawati, S.P., Heni Juniyanti, S.P., Ria Riski Irawan, Widiarti, Hasyiatun Yulia K.

10. Rekan-rekan di Laboratorium Mbak Yane, Kak Eko, Bang Yoga, Lia Kristianti, S.P., Arum Jayanti, S.P., Eka Purnama Sari, S.P., dan Vincentia Atika, S.P. 11. FORMATIN : Enggalih Melatri, S.P., Bagus Prambudi, S.P., Anggi Setyawan,

S.P., Echa Desta Sagita, S.P., Akhmad Komarudin, S.P., Tambat Arifin.

12. Teman-teman Hortikultura 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu atas semangat, kebersamaan, keceriaan, dan persaudaraannya selama ini serta seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.


(50)

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, serta penulis berharap semoga Alloh SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesain skripsi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(51)

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemberian pupuk daun Rosasol mampu meningkatkan penambahan tinggi, penambahan jumlah ruas, panjang malai dan jumlah kuntum bunga, tetapi belum ditemukan jenis pupuk daun yang menghasilkan tanggapan terbaik terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

2. Penambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh Benziladenin, pemberian 100 mg/l Benziladenin mampu meningkatkan pertambahan variabel tinggi tanaman, namun Benziladenin tidak banyak memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

3. Terdapat interaksi antaradua jenis pupuk daun masing masik pupuk daun Rosasol-N dan Rosasol-P dalam mempengaruhi pertumbuhan vegetatif bibit anggrek Dendrobium yang ditunjukkan penambahan jumlah ruas.


(52)

49

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan yaitu dapat dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap tanaman anggrek dewasa siap berbunga dengan menggunakan jenis pupuk majemuk yang memiliki kandungan P dan K lebih tinggi, dimaksudkan hanya untuk merangsang pembungaan anggrek. Disarankan juga agar frekuensi pemberian Benziladenin lebih ditingkatkan agar fungsi Benziladenin terlihat lebih nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.


(1)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Branti, Lampung Selatan pada tanggal 03 Juli 1989. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Suwito dan Widaningsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Eka Dyasa Branti Raya, Lampung Selatan pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SDN 2 Branti Raya yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah lanjutan tingkat pertama SLTPN 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMUN 1 Natar pada tahun 2007. Di tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)

Pada Tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomakmur, Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.


(2)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul

PengaruhJenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium. Shalawat dan salam semoga senantiasa

dipanjatkan untuk junjungan seluruh umat manusia Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan skripsi ini telah banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P. sebagai Pembimbing Kedua dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan, dan bimbingan skripsi kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. sebagai Pembahas yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan dan masukan guna menyempurnakan skripsi ini.


(3)

4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Jurusan Agroteknologi Program Studi Hortikultura, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.

7. Bapak (Suwito), Ibunda (Widaningsih), Kakak penulis (Melia Puja Kesuma, S.Pd.), adik penulis (Ayu Nevada), dan keluarga besar penulis, atas do’a, motivasi, kasih sayang, kesabaran, dan dukungan dalam segala hal kepada penulis.

8. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Annisa Ayu Fitri atas kebersamaan, motivasi, bantuan, saran dan dukungan yang diberikan.

9. Sahabat penulis : Fadhlina Sosiawati, S.P., Heni Juniyanti, S.P., Ria Riski Irawan, Widiarti, Hasyiatun Yulia K.

10. Rekan-rekan di Laboratorium Mbak Yane, Kak Eko, Bang Yoga, Lia Kristianti, S.P., Arum Jayanti, S.P., Eka Purnama Sari, S.P., dan Vincentia Atika, S.P. 11. FORMATIN : Enggalih Melatri, S.P., Bagus Prambudi, S.P., Anggi Setyawan,

S.P., Echa Desta Sagita, S.P., Akhmad Komarudin, S.P., Tambat Arifin.

12. Teman-teman Hortikultura 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu atas semangat, kebersamaan, keceriaan, dan persaudaraannya selama ini serta seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.


(4)

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, serta penulis berharap semoga Alloh SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesain skripsi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(5)

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemberian pupuk daun Rosasol mampu meningkatkan penambahan tinggi, penambahan jumlah ruas, panjang malai dan jumlah kuntum bunga, tetapi belum ditemukan jenis pupuk daun yang menghasilkan tanggapan terbaik terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

2. Penambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh Benziladenin, pemberian 100 mg/l Benziladenin mampu meningkatkan pertambahan variabel tinggi tanaman, namun Benziladenin tidak banyak memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.

3. Terdapat interaksi antaradua jenis pupuk daun masing masik pupuk daun Rosasol-N dan Rosasol-P dalam mempengaruhi pertumbuhan vegetatif bibit anggrek


(6)

49

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan yaitu dapat dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap tanaman anggrek dewasa siap berbunga dengan menggunakan jenis pupuk majemuk yang memiliki kandungan P dan K lebih tinggi, dimaksudkan hanya untuk merangsang pembungaan anggrek. Disarankan juga agar frekuensi pemberian Benziladenin lebih ditingkatkan agar fungsi Benziladenin terlihat lebih nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.