Pasir kasar kering B. Pasir medium kering Pasir halus kering D. Pasir kasar basah W

Belt Conveyor 54

4.3.1 Pengaruh Tingkat Kelembaban Pasir Kasar

54 4.3.2 Pengaruh Tingkat Kelembaban Pasir Medium 56 4.3.3 Pengaruh Kelembaban Pasir Halus 59 4.4 Perbandingan Kondisi Kerja Efektif pada Berbagai Ukuran Butir dan Tingkat Kelembaban Pasir 61 4.5 Hubungan antara Ukuran Butir γ, Massa m, Massa Jenis ρ dan Kapasitas Transfer Q 64

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

65 5.2 Saran 65 DAFTAR PUSTAKA xv LAMPIRAN

A. Pasir kasar kering B. Pasir medium kering

C. Pasir halus kering D. Pasir kasar basah W

N = 12 E. Pasir kasar basah W N = 16 F. Pasir kasar basah W N = 18 G. Pasir medium basah W N = 12 H. Pasir medium basah W N = 16 I. Pasir medium basah W N = 18 J. Pasir halus basah W N = 12 K. Pasir halus basah W N = 16 L. Pasir halus basah W N = 18 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Geometri belt conveyor Gambar 2.2 Konstruksi konveyor sabuk Gambar 2.3 Penampang belt Gambar 2.4 Idler bagian atas Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Idler bagian bawah Gambar 2.6 Kontruksi roller Idler Gambar 2.7 Susunan Idler pada belt conveyor Gambar 2.8 Susunan puli pengegrak belt conveyor a dan b puli tunggal;c dan d sistem dua puli; e dan f menggunakan bagian penekan Gambar 2.9 Berbagai cara pengencangan sabukbelt Gambar 2.10 Pembeloken belt Gambar 2.11 Tumpukan bulk material diatas belt Gambar 2.12 Sudut Lilit Pada Puli Gambar 2.13 Dimensi Partikel Bulk Gambar 2.14 Container untuk menghitung berat bulk material aliran bebas Gambar 2.15 Angel Of Repose statik Gambar 2.16 Diagram fase pasir Gambar 2.17 Jenis besar butiran pasir Gambar 2.18 Analisis saringan pasir Sudut Lilit Pada Puli Gambar 2.19 Penampang Lintang Material pada Belt Coveyor Gambar 2.20 Hopper Gambar 2.21 Sudu Pencurah dan Poros Gambar 3.1 Prototype belt conveyor Gambar 3.2 Konstruksi Belt Conveyor Gambar 3.3 Screen Gambar 3.4 a Screen untuk butiran pasir kasar dengan no. mesh 16 b Screen untuk butiran pasir sedang dengan no. mesh 36 c Screen untuk butiran pasir halus dengan no. mesh 64 Gambar 3.5 Slide Regulator Gambar 3.6 Tachometer Digital Gambar 3.7 Timbangan Digital Gambar 3.8 Stopwatch Gambar 3.9 Pasir kasar dengan nomor mesh 16 Gambar 3.10 Pasir medium dengan nomor mesh 36 Gambar 3.11 Pasir halus dengan nomor mesh 64 Gambar 4.1 Gelas Ukur Pasir Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Hubungan kapasitas angkut Q belt conveyer dengan kecepatan belt V pada berbagai ukuran butir pasir kering dalam grafik titik. Gambar 4.3 Hubungan kapasitas angkut Q belt conveyor dengan kecepatan beltV pada berbagai ukuran butir pasir kering dalam grafik batangan Gambar 4.4 Pengaruh tingkat kelembabankebasahan pasir kasar terhadap kapasitas transfer belt conveyor pada dalam grafik titik. Gambar 4.5 Pengaruh tingkat kelembabankebasahan pasir kasar terhadap kapasitas transfer belt conveyor pada dalam grafik batangan. Gambar 4.6 Pengaruh tingkat kelembabankebasahan pasir medium terhadap kapasitas transfer belt conveyor pada dalam grafik titik. Gambar 4.7 Pengaruh tingkat kelembabankebasahan pasir medium terhadap kapasitas transfer belt conveyor dalam grafik batangan. Gambar 4.8 Pengaruh tingkat kelembabankebasahan pasir halus terhadap kapasitas transfer belt conveyor dalam grafik titk Gambar 4.9 Pengaruh tingkat kelembabankebasahan pasir halus terhadap kapasitas transfer belt conveyor dalam grafik batangan. Gambar 4.10 Kondisi kerja efektif berbagai jenis ukuran butir dan tingkat kelembabankebasahan pasir. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sudut kemiringan maksimum yang diizinkan pada geometri conveyor untuk beberapa jenis material. Tabel 2.2 Jumlah lapisan belt yang disarankan. Tabel 2.3 Tebal cover yang disarankan pada belt tekstil berlapis karet untuk beban tumpukan dan beban satuan. Tabel 2.4 Faktor keamanan sesuai dengan jumlah lapisan belt Tabel 2.5 Hubungan antara diameter roller idler dengan lebar belt Tabel 2.6 Jarak maksimum idler pada belt conveyor Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 Harga koefisien gesek μ dan e μα Tabel 2.8 Kecepatan belt yang direkomendasikan Tabel 2.9 Faktor tahanan untuk rolling hearing Tabel 2.10 Pengelompokan bulk material menurut ukuran partikelnya. Tabel 2.11 Distribusi bulk material berdasarkan berat. Tabel 2.12 Berat bulk, angle of repose dan faktor gesekan bulk material Tabel 2.13 Tabel berat jenis tanah Tabel 2.14 Standar ukuran saringan Tabel 3.1 Batas-batas ukuran butir Tabel 4.1 Data pengujian pengaruh ukuran butir pasir Tabel 4.2 Data pengujian kelembaban pasir kasar. Tabel 4.3 Data pengujian kelembaban pasir medium Tabel 4.4 Data pengujian kelembaban pasir halus Tabel 4.5 Data pengujian kondisi kerja yang paling efektif pada berbagai jenis ukuran butir dan tingkat kelembaban pasir. Tabel 4.6 Hubungan Ukuran Butir γ, Massa m,Massa Jenis ρ dan Kapasitas Transfer Q Universitas Sumatera Utara DAFTAR SIMBOL Simbol Arti Satuan A Luas penampang m 2 a Ukuran butir rata-rata Mm α Sudut Lilit o B Lebar Belt Mm B Sudut kemiringan geo metri belt konveyor o b Lebar Tumpukan Material Mm C Jarak Sumbu Poros Mm C 1 Faktor Frekuensi D Diameter Idler Mm d Diameter Poros Mm δ Tabel Belt e Epsilon, 2,718 F Gaya N f Koefesien Gesekan Dinamik f o Koefesien Gesekan Statik G p Berat Bagian Idler Yang Berotasi Kg H Beda Ketinggian M t Tinggi Tumpukan Material Mm i Jumlah Lapisan Belt j Jumlah Lapisan Idler K Faktor Sudut Lilit k Faktor Keamanan k i Faktor Numerik k p Faktor Proposional L Panjang Sistem M L 1,2 Umur Bantalan Jam I Panjang Jarak idler Mm n Putaran Rpm Q Kapasitas tonjam P Beban Kg ρ Sudut gesekan dinamik o S Gaya Tarik Belt Kg T Torsi Kg.mm Θ Kemiringan Idler o σ Tegangan Normal Kgmm 2 τ Tegangan Geser Ф Angel of repose material o Ф dyn Angel of repose dinamik o ψ Efisiensi Pembebanan V Laju Volume m 3 jam v Kecepatan Belt mdt W Tahanan Gerak Kg ω Koefisien Tahanan Belt γ Berat Jenis tonm 3 z 1 Jumlah Gigi Pada Sprocket Motor Hopper Z 2 Jumlah Gigi Pada Sprocket Poros Sudut Curah Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Pabrik pembuatan tiang beton yang menggunakan belt conveyor sebagai alat transportasi material yang berbentuk bulk. Material pasir adalah salah satu contoh material bulk, yang diangkut dengan belt conveyor untuk proses mix bahan baku dari beton seperti kerikil, semen, agregat dan lain-lain. Penggunaan belt conveyor ini akan meningkatkan efisiensi kerja dari pabrik pembuatan beton. Performansi belt conveyor tersebut perlu diidentifikasian secara baik dan benar. Identifikasi dilakukan dengan beban material transfer berupa pasir. Yang akan diamati adalah pengaruh ukuran butiran dan tingkat kelembaban material pasir 12 , 16 , dan 18 terhadap kecepatan dan kapasitas transfer belt conveyor. Dari pengujian di PT.WIKA BETON Medan, didapatkan kapasitas transfer terbesar adalah material pasir kasar kering dengan besar kapasitas transfer tertinggi 2,083 tonjam pada kecepatan belt 1,514 mdt dan putaran hopper 942,3 rpm. Sedangkan kapasitas transfer terendah didapatkan pada pengangkutan material pasir halus basah, kelembaban 18 dengan kapasitas transfer 0,472 tonjam pada kecepatan belt 0,498 mdt dan putaran hopper 866,3 rpm. Namun diproleh juga dari hasil penelitian ini, bahwa kondisi kerja yang paling efeketif pada setiap ukuran butir dan tingkat kelembaban pasir beton adalah untuk variasi ukuran butir, kondisi kerja belt conveyor yang paling efektif dan efisien adalah pada material pasir kasar ukuran 1,3 mm, yang lembab, pada tingkat kelembaban pasir 16 , untuk material pasir medium ukuran 0,3 mm yang lembab, adalah pada tingkat kelembaban pasir 12 , untuk material pasir halus ukuran 0,13 mm yang lembab, adalah pada tingkat kelembaban pasir 12 . Kata kunci : Belt Conveyor ; ukuran butir pasir ; tingkat kelembaban ; kapasitas transfer ; hopper Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN