PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN RASIO TOBIN Q TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN RASIO TOBIN Q TERHADAP TAX
AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH:
DEBORA SASA ROGEL LAMTARULI TAMPUBOLON NIM. 7123220014
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
i ABSTRAK
Debora Sasa Rogel Lamtaruli Tampubolon, NIM. 7123220014. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Komisaris Independen, dan Rasio Tobin Q Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2016.
Permasalahan penelitian ini apakah corporate social responsibility,
profitabilitas, komisaris independen, dan rasio tobin q berpengaruh terhadap tax
avoidance. Dengan tujuan memperoleh bukti empiris apakah corporate social responsibility, profitabilitas, komisaris independen, dan rasio tobin q berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Populasi penelitian ini seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 sebanyak 141 perusahaan. Pemilihan
sampel menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 34
perusahaan. Data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan yang di download melalui situs www.idx.co.id.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan CSR, profitabilitas, komisaris independen, dan rasio tobin q memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-hitung 5,340 > F-tabel
2,49 dan nilai signifikansi 0,05 (0,001 < 0,05). Sedangkan secara parsial CSR (0,874 > 0,05), komisaris independen (0,577 > 0,05), dan rasio tobin q (0,323 >
0,05) tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Dan profitabilitas
(0,041 < 0,05) berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh CSR, profitabilitas,
komisaris independen, dan rasio tobin q terhadap tax avoidance secara
bersama-sama. Sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Komisaris Independen, Tax Avoidance.
(6)
ii ABSTRACT
Debora Sasa Rogel Lamtaruli Tampubolon, NIM. 7123220014. The Influence of Corporate Social Responsibility, Profitability, Independent Commissioner, and Tobin's Q Ratio Against Tax Avoidance In Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. Thesis, Department of Accounting, Faculty of Economics, University of Medan, 2016.
The problem of this research is corporate social responsibility, profitability, independent commissioners, and the ratio of Tobin q effect on tax avoidance. With the goal of obtaining empirical evidence whether corporate social responsibility, profitability, independent commissioners, and the ratio of Tobin q effect on tax avoidance.
This study population all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2012-2014 as many as 141 companies. The sample selection using purposive sampling method obtained a sample of 34 companies. Secondary data such as annual reports and financial statements were downloaded via the site www.idx.co.id.
The results showed that simultaneous CSR, profitability, independent commissioners, and Tobin q ratio has a significant effect on tax avoidance. It can be seen from the F-count 5.340> table F-value of 2.49 and 0.05 (0.001 <0.05). While partially CSR (0.874> 0.05), independent directors (0.577> 0.05), and Tobin q ratio (0.323> 0.05) no significant effect on tax avoidance. And profitability (0.041 <0.05) significantly affects tax avoidance.
The conclusion of this study is the influence of CSR, profitability, independent commissioners, and Tobin q ratio against tax avoidance together. While partially affect the profitability of tax avoidance.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Profitability, Independent Commissioner, Tax Avoidance.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas Berkat dan Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas,
Komisaris Independen, dan Rasio Tobin Q Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Medan. Penyusunan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari banyak pihak. Teristimewa kepada kedua orangtua saya, Drs. J. Tampubolon, M.Pd dan D. Sitorus, terimakasih atas segala kasih sayang, didikan, nasihat, materi dan motivasi serta doa yang tiada hentinya diberikan kepada penulis dalam mendukung penyelesaian skripsi ini. Serta kepada kakak saya Dennita RPL Tampubolon, S.Pd, dan abang saya Erwin RBP Tampubolon, S.Pd., terimakasih atas kasih sayang, nasihat dan doa yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang
(8)
iv
4. Bapak Muhammad Ishak, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Nasirwan, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Penguji saya yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Muhammad Rizal, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
saya yang telah banyak meluangkan waktu, dan memberikan bimbingan serta arahan mulai dari awal sampai selesainya skripsi ini.
7. Bapak Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si., Ak., CA., selaku Dosen penguji
saya yang telah memberikan kritik, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Arfan Ikhsan Lubis, SE., M.Si., selaku Dosen penguji saya yang
telah memberikan kritik, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi yang telah banyak memberikan
bimbingan dan bekal ilmu pegetahuan kepada penulis selama menjalani perkuliahan. Serta para Pegawai dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan terkhusus kepada bang Riky Adrian terimakasih atas seluruh bantuannya.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Akuntansi Stambuk 2012 terkhusus
kelas B, terimakasih buat canda tawa, kebersamaan, dan kerjasamanya selama dibangku kuliah.
11. Terimakasih buat teman terbaikku dalam suka dan duka selama masa-masa
(9)
v
dan Vanny Nabila atas canda tawa, pelukan, kritikan, teguran, masukan, ide-ide dan kebersamaan yang telah kita jalani bersama.
12. Terimakasih buat sahabat terbaikku Hirim Uli Manullang dan Maria
Regina E. Mahulae atas dukungan, semangat, bantuan, pengertian dan doa-doanya yang diberikan kepada penulis.
13. Terimakasih buat Samuel Sibarani yang tak henti memberi semangat,
dukungan dan doanya kepada penulis.
14. Terimakasih buat teman-teman Naposobulung HKBP Griya Martubung
atas dukungan dan doa-doa yang diberikan kepada penulis.
15. Terimakasih buat teman-teman sepelayanan IFRS Alfaron, Oca, Febrina,
Leni, Tessa, Esra, Refdi, Elshadai, Asri, atas semangat, motivasi, serta doa-doanya yang telah diberikan.
16. Tak lupa juga untuk adik kecilku yang baru lahir Claudya Ronatio Siagian
yang menambah semangat tante dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun kearah yang lebih baik lagi. Ahkir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Maret 2016 Penulis
Debora Sasa Rogel L. Tampubolon NIM. 7123220014
(10)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
1.3 Pembatasan Masalah ... 12
1.4 Rumusan Masalah ... 12
1.5 Tujuan Penelitian ... 13
1.6 Manfaat Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 15
(11)
vii
2.1.2 Teori Stakeholder ... 17
2.1.3 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) ... 18
2.1.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 20
2.1.5 Profitabilitas ... 22
2.1.6 Komisaris Independen ... 23
2.1.7 Rasio Tobin Q ... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Berpikir ... 35
2.4 Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
3.2 Populasi dan Sampel ... 43
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 45
3.3.1 Variabel Penelitian ... 45
3.3.2 Definisi Operasional ... 45
3.3.2.1 Variabel Dependen ... 46
3.3.2.2 Variabel Independen ... 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.5 Teknik Analisa Data ... 51
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 51
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 51
3.5.2.1 Uji Normalitas ... 51
(12)
viii
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ... 53
3.5.3 Analisis Regresi Berganda ... 54
3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 55
3.5.3.2 Uji Hipotesis ... 56
3.5.3.2.1 Uji Statistik F ... 56
3.5.3.2.2 Uji t ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 58
4.1.1 Gambaran Umum Sampel ... 58
4.1.2 Hasil Pengujian Data ... 65
4.1.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 65
4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 66
4.1.2.2.1 Uji Normalitas ... 66
4.1.2.2.2 Uji Multikolonieritas ... 69
4.1.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 70
4.1.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 72
4.1.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 73
4.1.2.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 75
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis ... 76
4.1.2.5.1 Uji F ... 76
(13)
ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi dan Target Penerimaan Negara Pada Sektor Pajak ... 3
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 30
Tabel 3.1 Daftar Variabel ... 45
Tabel 3.2 Indikator Index GRI G3.1 Yang Digunakan Dalam Penelitian ... 47
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan ada Tidaknya Autokorelasi ... 54
Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 58
Tabel 4.2 Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian dan Sub Sektor Perusahaan ... 59
Tabel 4.3 Total Aset Perusahaan Sampel ... 60
Tabel 4.4 Umur Perusahaan Sampel ... 62
Tabel 4.5 Kepemilikan Asing Perusahaan Sampel ... 63
Tabel 4.6 Hasil Ouput Uji Deskriptif ... 65
Tabel 4.7 Hasil Output Uji Normalitas Sebelum Outlier ... 67
Tabel 4.8 Hasil Output Uji Normalitas Sesudah Outlier ... 68
Tabel 4.9 Hasil Output Uji Multikolonieritas ... 69
Tabel 4.10 Hasil Output Uji Glejser ... 71
Tabel 4.11 Pengambilan Keputusan ada Tidaknya Autokorelasi ... 72
Tabel 4.12 Hasil Output Uji Autokorelasi ... 72
Tabel 4.13 Hasil Output Analisis Regresi Berganda ... 74
Tabel 4.14 Hasil Output Koefisien Determinasi (R2) ... 76
(15)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41 Gambar 4.1 Scatterplot ... 70
(16)
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran A.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Lampiran A.2 Indikator Item Pengungkapan CSR
Lampiran B
TABULASI DATA PENELITIAN:
Lampiran B.1 Tabulasi Data CSR Tahun 2012-2014
Lampiran B.2 Tabulasi Data Profitabilitas Tahun 2012-2014
Lampiran B.3 Tabulasi Data Komisaris Indepeden Tahun 2012-2014 Lampiran B.4 Tabulasi Data Rasio Tobin Q Tahun 2012-2014
Lampiran B.5 Tabulasi Data Tav Avoidance Tahun 2012-2014
Lampiran C
HASIL PENGOLAHAN DATA:
Tabel C.1 Hasil Output Uji Deskriptif
Tabel C.2 Hasil Output Uji Normalitas Sebelum Outlier
Tabel C.3 Hasil Output Uji Normalitas Sesudah Outlier
Tabel C.4 Hasil Output Uji Multikolonieritas
Gambar C.1 Gambar Scatterplot (Uji Heteroskedastisitas)
Tabel C.5 Hasil Output Uji Glejser
Tabel C.6 Hasil Output Uji Autokorelasi
Tabel C.7 Hasil Output Analisis Regresi Berganda
Tabel C.8 Hasil Output Koefisien Determinasi (R2)
Tabel C.9 Hasil Output Uji F
Gambar C.2 Gambar Histogram
Gambar C.3 Gambar Normal P-P Plot
Lampiran D
BERKAS ADMINISTRASI: Permohonan Judul Skripsi Nota Tugas
Surat Penelitian Daftar Riwayat Hidup
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar bagi perekonomian Indonesia. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran
negara dan pembangunan negara. Pembangunan itu sendiri diartikan “sebagai
upaya untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, yang hasilnya ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat” (Pohan, 2013:1). Oleh karena itu “masyarakat diharapkan
ikut berperan aktif memberikan kontribusinya bagi peningkatan pendapatan
negara, sesuai dengan kemampuannya” (Pohan, 2013:2). Pajak merupakan
kewajiban pembayaran oleh rakyat kepada pemerintah. Setiap wajib pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi dalam pembayaran pajak. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Waluyo (2011:2) mengatakan “bahwa salah satu usaha untuk mewujudkan
kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu
menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak”. Pajak
digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Ardyansah (2014:1) mengatakan:
Pajak memiliki peran sebagai salah satu penerimaan negara yang terbesar, sehingga pemerintah lebih memberi perhatian khusus pada sektor pajak dan melakukan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi dalam upaya untuk mengoptimalkan sektor perpajakan.
(18)
2
Pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem perpajakan menjadi lebih baik untuk meningkatkan penerimaan negara. Pemerintah juga berupaya untuk
meningkatkan tax rasio dengan bertahap dalam mengoptimalkan pemasukan dari
sektor pajak. Upaya pemerintah dalam meningkatkan tax rasio adalah dengan
membuat kebijakan yang mendorong para pengusaha dalam negeri untuk mengembangkan dan memajukan usahanya. Kebijakan yang dibuat pemerintah adalah dengan memberikan insentif penurunan tarif Pajak badan dalam negeri yang tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat (2b) menjelaskan bahwa:
Wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Selain itu Pemerintah juga melakukan penyederhanaan perhitungan pajak dalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tentang penyederhanaan perhitungan pajak, dimana wajib pajak badan yang memiliki penghasilan dari usaha yang diperoleh tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam 1 (satu) tahun dikenakan tarif pajak sebesar 1%. Dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah ini diharapkan dapat mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak.
Namun pada kenyataanya terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan pemerintah dalam proses pemungutan pajak. Pemerintah dalam hal ini melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berusaha untuk terus menaikkan penerimaan dari sektor pajak. Sedangkan wajib pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin. Sehingga penerimaan negara dari sektor pajak masih
(19)
3
belum maksimal hasilnya. Dapat dilihat dari target yang telah ditetapkan pemerintah dibandingkan dengan pencapaian yang telah diterima tidak sebanding antara target dengan realisasi.
Berdasarkan sumber dari Kementerian Keuangan, tercatat penerimaan negara dari sektor perpajakan pada tahun 2011 sebesar Rp872,6 triliun dari target sebesar Rp878,7 triliun. Hal ini berarti realisasi penerimaan mencapai 99,3%. Di tahun 2012 nilai realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp980,17 triliun dari target Rp1.011,70 triliun dengan pencapaian 96,88%. Dan pada tahun 2013 nilai realisasi mengalami penurunan mencapai 93,36%. Di tahun 2014 realisasi penerimaan perpajakan mengalami penurunan lagi menjadi 91,73%. Hingga di tahun 2015 realisasi penerimaan perpajakan terus mengalami penurunan menjadi 81,5%. Dari perbedaan antara realisasi dan target tersebut menunjukkan bahwa penerimaan dan target penerimaan dari sektor pajak tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berikut tabel realisasi dan target penerimaan negara dalam sektor
perpajakan pada tahun 2011 – 2015:
Tabel 1.1
Realisasi dan Target Penerimaan Negara Pada Sektor Pajak
Tahun Realisasi
(triliun)
Target (triliun)
Pencapaian (%)
2011 Rp 872,6 Rp 878,7 99,30
2012 Rp 980,17 Rp 1.011,7 96,88
2013 Rp 1.072,1 Rp1.148,4 93,36
2014 Rp 1.143 Rp 1.246 91,73
2015 Rp 1.055 Rp 1.294,25 81,5
Sumber: Kementerian Keuangan (diolah sendiri oleh peneliti)
Adapun kendala yang dihadapi pemerintah dalam mengoptimalkan
(20)
4
Zain (2007:49) mengatakan “penghindaran pajak merupakan tindakan yang
menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau
sama sekali tidak kena pajak”. Menurut Pohan (2013:23) mengenai perlakuan
penghindaran pajak adalah:
Penghindaran pajak dilakukan dengan suatu strategi dengan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri dengan cara meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan.
Pengusaha tidak ada yang ingin pendapatan usahanya berkurang karena dengan membayar pajak akan mengurangi labanya. Disamping itu juga pengusaha merasa rugi dikenakan beban pajak karena imbalan yang tidak secara langsung dirasakan oleh wajib pajak yang telah membayar pajak.
Dapat dilihat pada beberapa kasus yang melakukan penghindaran pajak, salah satunya seperti PT Coca-Cola Indonesia. PT CCI diduga mengakali pajak di
tahun 2002-2006, hasil penelusuran Direktorat Jenderal Pajak menemukan ada
pembengkakan biaya yang besar pada tahun itu. Beban biaya yang besar menyebabkan penghasilan kena pajak berkurang, sehingga setoran pajaknya pun
mengecil. Sehingga menimbulkan kekurangan pembayaran pajak kepada pemerintah
senilai Rp49,24 milyar. Beban biaya itu adalah untuk iklan produk minuman dengan total sebesar Rp. 566,84 milyar.
Dirilis salah satu koran nasional terungkap bahwa salah satu orang kaya Indonesia versi Majalah Forbes tersangkut dengan kasus HSBC Swiss yang menghebohkan dunia terkait pada praktik penghindaran pajak. Selain Swiss, sudah jadi rahasia umum dan berlangsung lama bahwa banyak perusahaan besar
(21)
5
Indonesia memilih kantor pusat di Singapura padahal sumber penghasilan berada di Indonesia. Tarif pajak di Indonesia sudah diturunkan menjadi 25% pada tahun 2010. Akan tetapi, tarif ini relatif masih tinggi apabila dibandingkan negara tetangga di Asean, seperti Thailand tarif pajaknya 20%, Vietman tarif pajaknya 22%, dan Singapura tarif pajaknya 17%. Di luar Asia Tenggara seperti Hongkong menetapkan tarif pajaknya 16,5%. Apalagi untuk negara yang kerap disebut surga
pajak (Tax Haven Countries), seperti Bermuda, Bahamas, Cayman Islands yang
tidak memungut PPh Badan atau dengan kata lain tarif pajaknya 0%.
Direktur Utama Bank Mandiri dalam sebuah kesempatan mengatakan, terdapat dana simpanan orang kaya Indonesia dan uang perusahaan yang tersimpan di Singapura masing-masing bernilai USD 150 Milyar. Ini merupakan suatu fenomena yang bukan hanya terjadi di tanah air, namun juga secara global. Pada Februari 2015 lalu, Eropa dikejutkan kasus perpajakan yang dilakukan HSBC Swiss. Dalam laporannya, HSBC Swiss diduga telah membantu nasabah kaya menghindari pajak dengan menawarkan skema agresif untuk mengurangi pajak di negara asal, khususnya Eropa. Kasus HSBC Swiss semakin menambah deretan kasus penghindaran pajak di benua biru. (Dispenda Jabar, 2015 - diakses tanggal 25 Januari 2016).
Pengalaman Inggris menggambarkan penghindaran pajak dilakukan
dengan terstruktur. Akhir tahun 2012, badan pajak Inggris HM Revenue and
Customs (HMRC) menisik pelaporan pajak 4 perusahaan global. Adapun salah
satu kasusnya adalah dari Franchisor kedai kopi asal Amerika Serikat (AS).
(22)
6
kerugian sebesar 112 juta pounds selama 2008-2010 dan tidak membayar Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) pada tahun 2011. Namun, dalam laporan ke
investor, Franchisor menyatakan omset selama 2008-2010 dengan nilai 1,2 miliar
pounds atau Rp18 triliun. Modus Franchisor dengan membuat laporan keuangan
seolah rugi dilakukan dengan tiga cara. Satu, membayar royalti offshore licensing
atas desain, resep dan logo ke cabangnya di Belanda. Kedua, membayar bunga utang sangat tinggi, dimana utang tersebut justru digunakan untuk ekspansi kedai kopi di negara lain. Ketiga, dengan membeli bahan baku dari cabangnya di Swiss walaupun pengiriman barang langsung dari negara produsen dan tidak masuk ke Swiss. (Anandita Budi Suryana (2013), diakses tanggal 25 Januari 2016).
Bagi perusahaan “kegiatan penghindaran pajak dapat menghasilkan biaya
dan manfaat yang signifikan” (Muzakki, 2015:3). Kegiatan penghindaran pajak ini
akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Karena perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan mengurangi penerimaan negara sebagai salah satu tujuan dalam rangka pembiayaan fasilitas publik. Penghindaran pajak ini ada beberapa istilah yang digunakan yaitu agresivitas pajak dan manajemen pajak atau perencanaan pajak. Pada dasarnya perusahaan dituntut untuk mampu bertanggung
jawab atas seluruh aktivitasnya terhadap para stakeholder. Tanggung jawab
perusahaan ini biasa disebut sebagai Corporate Social Responsibility.
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa: Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
(23)
7
Lanis dan Richardson (2012) dalam Nugraha (2015) mengatakan “bahwa CSR
sebagai faktor kunci dalam keberhasilan dan keberlangsungan hidup perusahaan”.
Untuk menciptakan kesinambungan hubungan antara perusahaan dan masyarakat dapat dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek ekonomi dan aspek sosial. Jika dilihat dari aspek ekonomi, perusahaan harus menjalankan usahanya untuk mendapatkan keuntungan untuk menghasilkan laba yang tinggi. Sedangkan dilihat dari aspek sosial, perusahaan harus ikut berperan dalam membangun lingkungan masyarakatnya, karena keberlangsungan hidup perusahaan bukan hanya pada pendapatan laba saja akan tetapi juga pada lingkungan sekitarnya. Namun tingkat kesadaran perusahaan untuk menerapkan CSR dalam operasinya masih hanya beberapa saja yang sadar akan pentingnya menerapkan CSR.
“Semakin perusahaan peduli terhadap pentingnya CSR, maka perusahaan tersebut
semakin sadar akan pentingnya pajak bagi masyarakat pada umumnya” (Yoehana,
2013). Sehingga perusahaan yang menerapkan CSR diasumsikan tidak melakukan tindakan penghindaran pajak.
Kaitan antara CSR dengan penghindaran pajak telah diteliti oleh beberapa peneliti dengan hasil yang berbeda diantaranya penelitian yang dilakukan Yoehana (2013) dan Muzakki (2015) yang menemukan bahwa CSR berpengaruh
negatif terhadap penghindaran pajak (tax avoidance), yang berarti semakin tinggi
tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, semakin rendah praktik penghindaran pajaknya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih, Prasetyono, dan Kusufi (2014) menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap tindakan penghindaran pajak, karena informasi CSR yang diungkapkan
(24)
8
dalam laporan belum tentu sesuai dengan kondisi sebenarnya. Sehingga tingkat pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan tidak bisa dijadikan jaminan akan rendahnya tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan.
Praktik penghindaran pajak juga dipengaruhi oleh karakteristik keuangan. Karakteristik keuangan dapat dilihat dari profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang dilihat dari kinerja suatu
perusahaan. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah Return
on Assets (ROA) yang dapat mencerminkan performa keuangan perusahaan. Jika
nilai ROA semakin tinggi maka semakin baik performa perusahaan dengan
menggunakan aset dalam memperoleh laba bersih. Perusahaan yang memperolah laba tinggi diasumsikan melakukan penghindaran pajak. Dikarenakan perusahaan mampu mengelola asetnya dengan baik salah satunya dengan memanfaatkan beban penyusutan dan amortisasi, serta memperoleh keuntungan dari insentif pajak dan kelonggaran pajak lainnya sehingga perusahaan tersebut terlihat melakukan penghindaran pajak.
Penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas dilakukan oleh Utami (2013) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan Waluyo, Basri, dan Rusli (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, karena perusahaan yang memiliki profitabilitas
(25)
9
dengan ROA yang tinggi perusahaan akan secara maksimal mempergunakan total
asetnya untuk memperoleh laba.
Dalam penelitian ini proksi dari corporate governance yang digunakan
adalah komisaris independen, untuk melihat pengaruh komisaris independen
dalam berperan mengawasi perusahaan. Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) menyatakan bahwa:
Komisaris Independen berfungsi untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan
praktik-praktik transparansi, disclosure, kemandirian, akuntabilitas dan praktek
keadilan menurut ketentuan yang berlaku di suatu sistem perekonomian (negara), serta merencanakan strategi perusahaan secara periodik.
Melalui komisaris independen yang berkewajiban melakukan pengawasan
terhadap perusahaan maka dengan “semakin banyaknya jumlah komisaris
independen akan semakin ketat pengawasan terhadap manajemen perusahaan,
sehingga perusahaan tidak agresif terhadap penghindaran pajak” (Pradipta dan
Supriyadi, 2015).
Maharani dan Suardana (2014) dan Ardyansah (2014) melakukan
penelitian dengan hasil komisaris independen berpengaruh terhadap tax
avoidance. Ini berarti keberadaan dewan komisaris independen efektif dalam usaha mencegah tindakan penghindaran pajak. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2014) dan Meiza (2015) menemukan hasil bahwa
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Karena keberadaan komisaris independen hanya sebagai pemenuh kebutuhan terhadap kepatuhan peraturan, selain itu peran pemegang saham mayoritas dalam perusahaan masih sangat kuat sehingga kinerja dewan komisaris tidak meningkat.
(26)
10
Perusahaan dalam kegiatan bisnisnya memiliki tujuan untuk meningkatkan laba setinggi-tingginya yang akan menambah nilai perusahaannya. Nilai perusahaan dilihat dari harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Investor akan tertarik pada perusahaan yang memiliki laba yang tinggi, karena perusahaan yang memiliki laba yang tinggi memiliki nilai perusahaan yang baik dan kinerja perusahaan yang baik pula. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih diminati para investor untuk menanamkan modalnya sehingga dapat menaikkan nilai perusahaan di pasar saham. Pengelola dalam peningkatan nilai perusahaan dicapai melalui
pelaksanaan yang diputuskan oleh manajemen. “Salah satu keputusan manajemen
yang dibuatnya adalah melakukan aktivitas penghindaran pajak yang akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan” (Simarmata, 2014). Pihak manajemen
ingin laba perusahaan selalu meningkat tinggi, agar para investor berinvestasi di perusahaan tersebut. Untuk mempertahankan labanya maka manajemen melakukan aktivitas penghindaran pajak yang diharapkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan di pasar saham.
Pada penelitian ini proksi dari nilai perusahaan yang digunakan adalah rasio tobin Q. Rasio tobin Q untuk melihat seberapa baik pertumbuhan perusahaan. Penelitian yang berkaitan dengan nilai perusahaan dengan proksi rasio tobin Q telah diteliti oleh beberapa peneliti seperti Pohan (2008) dengan
hasil menunjukkan rasio tobin Q berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Begitu juga penelitian Pohan (2009) yang selanjutnya menunjukkan hasil rasio
(27)
11
dengan kinerja dan nilai perusahaan baik, lebih besar pengaruh menurunkan penghindaran pajaknya daripada perusahaan yang mempunyai kinerja relatif kurang baik. Sementara hasil penelitian Simarmata (2014) dengan menguji
pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan, dengan alat ukur yang
digunakan adalah rasio tobin Q menunjukkan hasil tax avoidance tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang hasilnya masih ada perbedaan, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Profitabilitas, Komisaris Independen, dan Rasio Tobin Q Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi praktik penghindaran pajak?
2. Apakah terdapat celah dalam peraturan perpajakan sehingga perusahaan
dapat melakukan praktik penghindaran pajak?
3. Apakah upaya pemerintah dalam mengoptimalkan penerimaan negara
melalui berbagai strategi kurang memadai?
4. Bagaimanakah pengaruh corporate social responsibility terhadap tax
(28)
12
5. Bagaimanakah pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance?
6. Bagaimanakah pengaruh komisaris independen terhadap tax avoidance?
7. Bagaimanakah pengaruh rasio tobin Q terhadap tax avoidance?
1.3 Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas maka batasan masalah
dalam penelitian ini dibatasi dengan melihat pengaruh corporate social
responsibility, komisaris independen, profitabilitas, dan rasio tobin Q terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance). Pajak yang menjadi penelitian ini adalah PPh
Badan pada perusahaan manufaktur dan menggunakan tahun penelitian 2012 sampai 2014.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah corporate social responsibility, profitabilitas, komisaris
independen dan rasio tobin Q berpengaruh terhadap tax avoidance?
2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap tax
avoidance?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance?
4. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap tax avoidance?
(29)
13
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji apakah ada pengaruh corporate social responsibility,
profitabilitas, komisaris independen dan rasio tobin Q terhadap tax
avoidance?
2. Untuk menguji apakah ada pengaruh CSR terhadap tax avoidance.
3. Untuk menguji apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance.
4. Untuk menguji apakah ada pengaruh komisaris independen terhadap tax
avoidance.
5. Untuk menguji apakah ada pengaruh rasio tobin Q terhadap tax avoidance.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai peraturan perpajakan khusunya di Indonesia.
2. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bukti empiris ilmu pengetahuan serta dapat menambah wawasan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
(30)
14
3. Bagi Pemerintah
Memberikan masukan bagi kebijakan pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak agar lebih mengupayakan lagi untuk lebih memperketat peraturan perpajakan, sehingga dapat mencegah praktik penghindaran pajak perusahaan.
(31)
84 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa:
1. CSR, profitabilitas, komisaris independen, dan rasio tobin q berpengaruh
secara bersama-sama tehadap tax avoidance. Hasil tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.15 bahwa F hitung adalah sebesar 5,340 > 2,49 dengan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05.
2. CSR tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya pelaporan pengungkapan CSR tidak bisa menjadi ukuran terhadap kinerja CSR yang diungkapkan oleh perusahaan karena laporan pengungkapan CSR-nya belum tentu sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
3. Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif terhadap tax avoidance pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya semakin tinggi nilai ROA, maka semakin rendah tindakan penghindaran pajak. Karena perusahaan yang memeperoleh laba semakin tinggi, perusahaan mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya. Dan sebaliknya semakin rendah nilai ROA suatu perusahaan maka semakin tinggi tingkat praktik penghindaran pajaknya.
(32)
85
4. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya keberadaan komisaris independen terlihat hanya sebagai pemenuh kebutuhan terhadap kepatuhan peraturan saja.
5. Rasio Tobin Q tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya perlakuan penghindaran pajak tidak menjadikan nilai pasar perusahaan meningkat.
6. Hasil yang ditunjukkan oleh Adjusted R2 bahwa tax avoidance dapat
dijelaskan oleh CSR, profitabilitas, komisaris independen, dan rasio tobin Q sebesar 17,3%. Sisanya sebesar 82,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
5.2 Saran
Adapun saran peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel tidak hanya pada jenis
perusahaan manufaktur saja, tetapi pada semua jenis perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan model proksi lain untuk menghitung
variabel tax avoidance, profitabilitas, dan rasio tobin Q sebagai nilai
perusahaan.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan agar menggunakan variabel lain yang diduga
(33)
86
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lainnya pada tata
kelola perusahaan agar dapat menggambarkan kefektifan tata kelola perusahaan tersebut.
(34)
DAFTAR PUSTAKA
Ardyansah, Danis. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity
Rasio, dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (ETR). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Bursa Efek Indonesia (BEI). 2004. Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan
Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan TercatatNomor Kep-305/BEJ/07-2004. Jakarta.
Dispenda Jabar. 2015. Prihatin! Menghindari Pajak Di Tanah Air. Bandung.
Diakses pada tanggal 25 Januari 2016.
Forum for Corporate Governance in Indonesian. Fungsi Komisaris Independen.
www.fcgi.org.id. Diakses Januari 2016.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Global Reporting Initiative (GRI). 2010. Pedoman Laporan Berkelanjutan (GRI–
G3). Versi Bahasa Indonesia. Retrieved Desember 08, 2015 from
http://www.globalreporting.org
Herdiyanto, Dedy Ghozim. 2015. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Indonesia. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. 2004. Peraturan No. IX.1.5 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Kep. Kep-29/PM/2004. Jakarta: Bapepam.
Jessica dan Agus Arianto Toly. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Tax and Accounting Review, Vol. 4, No. 1.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Kurniasih Dan Sari. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No. 1, Februari 2013.
Landolf, Urs. 2006. Tax and Corporate Responsibility. International Tax Review.
(35)
Maharani dan Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014) : 525-539.
Meilinda, Maria. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen
Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Meiza, Randi. 2015. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance Dan
Deferred Tax Expense Terhadap Tax Avoidance. Artikel Ilmiah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang, Padang.
Muzakki, Muadz Rizki. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Nugraha, Novia Bani. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan
Pajak dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Coorporate Governance, Rasio Tobin’s q,
Perata Laba terhadapPenghindaran Pajak padaPerusahaan Publik.
http://hotmanpohan.blogspot.com
Pohan, Hotman T. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q,
Akrual Pilihan, Tarif Efektif Pajak, Dan Biaya Pajak Ditunda Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol. 4, No. 2, Juli 2009, Hal. 113-135.
Pradipta dan Supriyadi. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR),
Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik Penghindaran Pajak. Jurnal. Universitas Gadjah Mada.
Prayogo, Kosyi Hadi. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Puspita, Silvia Ratih. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
(36)
Pusita, Silvia Ratih dan Harto, Puji. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal of Accounting, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-13.
Rachmithasari, Annisa Fadilla. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun 2007. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Insentif
Penurunan Tarif Pajak. Lembaran Negara RI Tahun 2008. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tentang
Penyederhanaan Perhitungan Pajak. Lembaran Negara RI Tahun 2013. Sekretariat Negara. Jakarta.
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan: Teori dan Kasus (Edisi 7). Jakarta: Salemba
Empat.
Simarmata, Ari Putra Permata. 2014. Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Sudarmadji dan Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek Sipil). ISSN 1858-2559. Vol. 2.
Suharto, Edi. 2007. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat
Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: Refika Aditama.
Surbakti, Theresa Adelina Victoria. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak Di Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2010. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Depok.
Suryana, Anandita Budi. 2013. Menyelisik Pajak Perusahaan Global. Diakses
(37)
Utami, Nurindah Wahyu, 2013. Pengaruh Struktur Corporate Governance, Size, Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia (Edisi 10). Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo, Basri dan Rusli. 2015. Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal SNA 18 Universitas Sumatera Utara 2015. Medan.
Wijaya dan Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Winarsih, Prasetyono dan Kusufi. 2014. Pengaruh Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility Terhadap Pajak Agresif (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2012). Jurnal SNA 17 Mataram, Universitas Mataram 2014. Lombok.
Yoehana, Maretta. 2013. Analisis Pengaruh Corporate social responsibility
Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011). Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Zain, Mohammad. 2007. Manajemen Perpajakan (Edisi 3). Jakarta: Salemba
Empat.
www.kemenkeu.go.id www.pajak.go.id www.wikipedia.org
(1)
85
4. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya keberadaan komisaris independen terlihat hanya sebagai pemenuh kebutuhan terhadap kepatuhan peraturan saja.
5. Rasio Tobin Q tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya perlakuan penghindaran pajak tidak menjadikan nilai pasar perusahaan meningkat. 6. Hasil yang ditunjukkan oleh Adjusted R2 bahwa tax avoidance dapat
dijelaskan oleh CSR, profitabilitas, komisaris independen, dan rasio tobin Q sebesar 17,3%. Sisanya sebesar 82,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
5.2 Saran
Adapun saran peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel tidak hanya pada jenis perusahaan manufaktur saja, tetapi pada semua jenis perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan model proksi lain untuk menghitung variabel tax avoidance, profitabilitas, dan rasio tobin Q sebagai nilai perusahaan.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan agar menggunakan variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi tax avoidance (penghindaran pajak).
(2)
86
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lainnya pada tata kelola perusahaan agar dapat menggambarkan kefektifan tata kelola perusahaan tersebut.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ardyansah, Danis. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity Rasio, dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (ETR). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Bursa Efek Indonesia (BEI). 2004. Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat Nomor Kep-305/BEJ/07-2004. Jakarta.
Dispenda Jabar. 2015. Prihatin! Menghindari Pajak Di Tanah Air. Bandung. Diakses pada tanggal 25 Januari 2016.
Forum for Corporate Governance in Indonesian. Fungsi Komisaris Independen.
www.fcgi.org.id. Diakses Januari 2016.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Global Reporting Initiative (GRI). 2010. Pedoman Laporan Berkelanjutan (GRI– G3). Versi Bahasa Indonesia. Retrieved Desember 08, 2015 from http://www.globalreporting.org
Herdiyanto, Dedy Ghozim. 2015. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Indonesia. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. 2004. Peraturan No. IX.1.5 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Kep. Kep-29/PM/2004. Jakarta: Bapepam.
Jessica dan Agus Arianto Toly. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Tax and Accounting Review, Vol. 4, No. 1.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kurniasih Dan Sari. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No. 1, Februari 2013. Landolf, Urs. 2006. Tax and Corporate Responsibility. International Tax Review.
(4)
Maharani dan Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014) : 525-539.
Meilinda, Maria. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Meiza, Randi. 2015. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance Dan Deferred Tax Expense Terhadap Tax Avoidance. Artikel Ilmiah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang, Padang.
Muzakki, Muadz Rizki. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Nugraha, Novia Bani. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Coorporate Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik.
http://hotmanpohan.blogspot.com
Pohan, Hotman T. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q, Akrual Pilihan, Tarif Efektif Pajak, Dan Biaya Pajak Ditunda Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol. 4, No. 2, Juli 2009, Hal. 113-135.
Pradipta dan Supriyadi. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik Penghindaran Pajak. Jurnal. Universitas Gadjah Mada.
Prayogo, Kosyi Hadi. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Puspita, Silvia Ratih. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
(5)
Pusita, Silvia Ratih dan Harto, Puji. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal of Accounting, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-13.
Rachmithasari, Annisa Fadilla. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun 2007. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Insentif
Penurunan Tarif Pajak. Lembaran Negara RI Tahun 2008. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tentang Penyederhanaan Perhitungan Pajak. Lembaran Negara RI Tahun 2013. Sekretariat Negara. Jakarta.
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan: Teori dan Kasus (Edisi 7). Jakarta: Salemba Empat.
Simarmata, Ari Putra Permata. 2014. Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Sudarmadji dan Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek Sipil). ISSN 1858-2559. Vol. 2.
Suharto, Edi. 2007. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: Refika Aditama.
Surbakti, Theresa Adelina Victoria. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak Di Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
Suryana, Anandita Budi. 2013. Menyelisik Pajak Perusahaan Global. Diakses pada tanggal 25 Januari 2016.
(6)
Utami, Nurindah Wahyu, 2013. Pengaruh Struktur Corporate Governance, Size, Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia (Edisi 10). Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo, Basri dan Rusli. 2015. Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal SNA 18 Universitas Sumatera Utara 2015. Medan.
Wijaya dan Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Winarsih, Prasetyono dan Kusufi. 2014. Pengaruh Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Pajak Agresif (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2012). Jurnal SNA 17 Mataram, Universitas Mataram 2014. Lombok.
Yoehana, Maretta. 2013. Analisis Pengaruh Corporate social responsibility Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011). Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Zain, Mohammad. 2007. Manajemen Perpajakan (Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.
www.kemenkeu.go.id www.pajak.go.id www.wikipedia.org