PENGARUH PROFITABILITAS, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR), KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

PENGARUH PROFITABILITAS, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR), KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN PROPORSI
KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2015)

THE IMPACT OF PROFITABILITY, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR), FAMILY OWNER, AND PROPORTION
OF INDEPENDENT COMMISSIONERS OF TAX AVOIDANCE
(Study at Manufacturing Company listed in Indonesian Stock Exchange
2013-2015)

Disusun Oleh:
ENDAH MUSHONAH
20130420436

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

PENGARUH PROFITABILITAS, CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR), KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN PROPORSI
KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2015)
THE IMPACT OF PROFITABILITY, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR), FAMILY OWNER, AND PROPORTION OF
INDEPENDENT COMMISSIONERS OF TAX AVOIDANCE
(Study at Manufacturing Company listed in Indonesian Stock Exchange
2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh
ENDAH MUSHONAH
20130420436

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


PERNYATAAN

Dengan ini saya,
Nama

: Endah Mushonah

Nomor mahasiswa : 20130420436

Menyatakan

bahwa

skripsi

ini

dengan


judul:



PENGARUH

PROFITABILITAS, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR),
KEPEMILIKAN

KELUARGA,

DAN

PROPORSI

KOMISARIS

INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi

pada


Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20132015)” tidak mendapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya
tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 31 Desember 2016

Endah Mushonah

MOTTO

“Dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah SWT), hendaknya kamu
berharap”.
(Q.S Al Insyirah: 8)

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, Tabarun cinta dan kasih
saying-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Solawat serta
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rosululloh Muhammadiyah SAW.
1. Mama Listi dan Almarhum Bapak Miswan yang telah membesarkan,
memberikan dukungan, kasih saying dan cinta serta memberikan motivasi
dan doa sehingga skripsi ini berjalan lancar dan memperoleh hasil terbaik.
2. Ketiga Kakakku Gunawan Noviar, Netti Ferawati dan Ati Sundari
tersayang yang selalu memberikan motivasi dan nasehat.
3. Bapak Alek Murtin selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
memberikan arahan, bimbingan dan semangat selama pengerjaan skripsi
berlangsung.
4. Sahabat-sahabat solehahku Annisa Yuni Noorindah, Ekta Sofiyana, Hasna
Fitria Zain, Farida Atik Nirawati dan Riska Yuanita yang selalu ada untuk
mewarnai hari-hariku, memberikan semangat dan keceriaan.
5. Wahyu Putro Dewanto selaku sahabat, kakak, guru, yang selalu bertahan
dalam keadaan apapun, selalu berbagi dan saling membantu untuk
segalanya.
6. Temen-temen keluarga macam apa, Herlina, Ita, Rizqya, Endratna, Nanda,

Ahlun, Yogi, Daryan yang mengajarkan arti apa adanya dan semangat.
7. Seluruh teman-teman organisasi HIMA, BEM UMY, dan Dosen-dosen
Akuntansi, serta teman-teman yang lain yang tidak saya sebutkan.
Almamater tercinta…

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas,
corporate social responsibility, kepemilikan keluarga, dan proporsi komisaris
independen terhadap penghindaran pajak. Penghindaran pajak merupakan variabel
dependen dalam penelitian ini. Penghindaran pajak diukur dengan cash effective
tax rate (CETR). Variabel independen yang diteliti antara lain profitabilitas,
corporate social responsibility, kepemilikan keluarga dan proporsi komisaris
independen.
Sampel penelitian ini adalah 104 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013–2015. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji
asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negative
terhadap penghindaran pajak. Sedangkan corporate social responsibility,

kepemilikan keluarga dan komisaris tidak berpengaruh terhadap penghindaran
pajak.
Kata Kunci : Profitabilitas, CSR, Kepemilikan Keluarga, Proporsi Komisaris
Independen, dan Penghindaran Pajak

Abstract

This research aims to analyze the effect of Profitabilitass, corporate social
responsibility, family ownership, and proportion of independent commissioners on
tax avoidance. Tax avoidance are dependent variable on this research. Tax
avoidance was measured by cash effective tax rate (CETR). Profitabilitass, CSR,
family ownership, and proportion of independent commissioners are independent
variables on this research.
The sample of this research was 104 manufactur companies listed in
Indonesia Stock Exchange for the years 2013-2015. This research used purposive
sampling criteria and double linear regress ion analysis test. The result show that
Profitabilitass have significant negatif effect on tax avoidance. While CSR, family
ownership variable, and proportion of independent commissioners haven’t
significant effect on tax avoidance.
Keywords: profitibility, corporate social responsibility, family owners, proportion

of independent commissioners, and tax avoidance

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas,
Corporate Social Responsibility (CSR), Kepemilikan Keluarga, dan Proporsi
Komisaris Independen terhadap Penghindaran Pajak (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015)”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universiras
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat
memberikan masukan bagi pemerintah maupun pihak perusahaan manufaktur
untuk memperhatikan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tindakan
penghindaran pajak dan memberikan ide pengembangan penelitian bagi peneliti
selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1.


Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan
selama penulis menyelesaikan studi.

2.

Bapak Alek Murtin. SE., M.Si., AK., CA yang dengan penuh kesabaran
telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian
karya tulis ini.

3.

Ayah dan Ibu serta saudara-saudara saya yang senantiasa memberikan
dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

4.

Semua pihak yang telah memberikn dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan
pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya
tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 31 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ............................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
INTISARI.......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 13
A. Landasan Teori...................................................................... 13
1. Teori Stakeholder.............................................................. 13

2. Teori Legitimasi................................................................ 13
3. Pajak ................................................................................14
4. Penghindaran Pajak ......................................................... 16
5. Profitabilitas ..................................................................... 18
6. Corporate Social Responsibility ....................................... 18
7. Kepemilikan Keluarga ...................................................... 19
8. Proporsi Komisaris Independen ........................................ 20
B.

Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis .................. 20

C. Model Penelitian ................................................................... 26
BAB III

METODE PENELITIAN ............................................................ 27
A. Objek Penelitian.................................................................... 27
B. Jenis Data ............................................................................. 27
C. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 27
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 28
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 28
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data .......................................... 31
G. Uji Hipotesis dan Analisa Data ............................................. 33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 33
A. Gambaran Umum Penelitian................................................. 36
B. Hasil Uji Statistik Deskripif.................................................. 37
C. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 38
D. Hasil Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ........................ 43

E.
BAB V

Pembahasan………….……………………………………..48

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
PENELITIAN .............................................................................. 52
A. Kesimpulan ........................................................................... 52
B. Keterbatasan ......................................................................... 54
C. Saran ..................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
4.1 Hasil Pemilihan Sampel .............................................................................. 36
4.2 Statistik Deskriptif ...................................................................................... 37
4.3 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 38
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................................... 39
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 41
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................................ 42
4.7 Hasil Regresi Linier Berganda .................................................................... 43
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 44
4.9 Hasil Uji F ................................................................................................... 45
4.9 Hasil Uji T ................................................................................................... 46

DAFTAR GAMBAR

2.1 Model Penelitian ......................................................................................... 26

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas,
corporate social responsibility, kepemilikan keluarga, dan proporsi komisaris
independen terhadap penghindaran pajak. Penghindaran pajak merupakan variabel
dependen dalam penelitian ini. Penghindaran pajak diukur dengan cash effective
tax rate (CETR). Variabel independen yang diteliti antara lain profitabilitas,
corporate social responsibility, kepemilikan keluarga dan proporsi komisaris
independen.
Sampel penelitian ini adalah 104 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013–2015. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji
asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negative
terhadap penghindaran pajak. Sedangkan corporate social responsibility,
kepemilikan keluarga dan komisaris tidak berpengaruh terhadap penghindaran
pajak.
Kata Kunci : Profitabilitas, CSR, Kepemilikan Keluarga, Proporsi Komisaris
Independen, dan Penghindaran Pajak

Abstract
This research aims to analyze the effect of Profitabilitass, corporate social
responsibility, family ownership, and proportion of independent commissioners on
tax avoidance. Tax avoidance are dependent variable on this research. Tax
avoidance was measured by cash effective tax rate (CETR). Profitabilitass, CSR,
family ownership, and proportion of independent commissioners are independent
variables on this research.
The sample of this research was 104 manufactur companies listed in
Indonesia Stock Exchange for the years 2013-2015. This research used purposive
sampling criteria and double linear regress ion analysis test. The result show that
Profitabilitass have significant negatif effect on tax avoidance. While CSR, family
ownership variable, and proportion of independent commissioners haven’t
significant effect on tax avoidance.
Keywords: profitibility, corporate social responsibility, family owners, proportion
of independent commissioners, and tax avoidance

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak oleh negara dianggap sebagai pendapatan utama dan terbesar
bagi negara. Pembayaran pajak wajib dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada
negara yang dipungut melalui fiskus. Iuran wajib yang dipungut tersebut
nantinya akan digunakan oleh negara untuk membiayai segala pengeluaran
negara dan membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan fasilitas
serta pelayanan umum.
Pajak memiliki dua fungsi

dalam pembangunan perekonomian

negara, yaitu fungsi anggaran dan fungsi mengatur (Mardiasmo, 2011).
Fungsi anggaran dapat diartikan sebagai sumber dana yang akan diterima
pemerintah dan akan digunakan untuk membiayai segala pengeluaranpengeluaran terkait dengan proses pembangunan. Oleh karena itu, fungsi
anggaran dari pajak penting karena dengan adanya pajak sebagai sumber
dana, maka tujuan untuk menyeimbangkan antara posisi pendapatan dan
pengeluaran akan terpenuhi.
Selain sebagai sumber dana, pajak juga memiliki fungsi mengatur.
Dalam fungsi mengatur, pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial maupun
ekonomi. Pajak dalam fungsi mengatur juga dapat digunakan sebagai alat
untuk mengendalikan laju inflasi, alat untuk mendorong kegiatan ekspor,
perlindungan terhadap barang produksi dalam negeri, dan untuk mengatur

1

2

dan menarik investasi modal yang bisa membantu perekonomian agar
semakin produktif.
Pembayaran pajak memang tidak dapat dinikmati secara langung
oleh Wajib Pajak, tetapi program pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembayaran pajak
juga memberikan manfaat yang sangat besar, tidak hanya untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara yang bersifat produktif saja,
tetapi juga untuk membiayai pengeluaran reproduktif seperti pengeluaran
yang memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat.
Sistem perpajakan yang digunakan pada saat ini berbeda dengan
sistem perpajakan yang digunakan sebelumnya. Sebelumnya, fiskus
memiliki wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Sistem tersebut dinamakan Official Assesment System.
Kemudian sistem tersebut berubah menjadi Self Assessment system. Sistem
ini berbeda dengan sistem yang digunakan sebelumnya dari sisi wewenang
penentuan besarnya pajak terutang.
Dalam Self Assesment System, Wajib Pajak diberi wewenang untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo, 2011).
Artinya bahwa wajib pajak disini merupakan wajib pajak aktif karena
mereka harus menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang kepada fiskus. Sedangkan, fiskus hanya berperan untuk
mengawasi dan tidak ikut campur dalam penentuan besarnya pajak
terutang. Dengan berlakunya Self assessment system pada saat ini,

3

diharapkan pendapatan negara akan meningkat dan wajib pajak dapat
melakukan perencanaan pajak (Tax Planning) dengan baik.
Dengan adanya sistem perpajakan, wajib pajak tidak terlepas dari
perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak merupakan bagian
dari manajemen pajak. Perencanaan pajak bermanfaat bagi wajib pajak
khususnya wajib pajak badan dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai laba yang maksimum (Librata, 2010). Namun, bagi wajib pajak
khususnya wajib pajak badan, pembayaran pajak justru dianggap sebagai
suatu beban. Oleh karena itu wajib pajak sering kali melakukan usahausaha agar pajak yang mereka bayarkan menjadi lebih ringan. Manajemen
pajak yang dilakukan oleh wajib pajak dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu Tax Avoidance dan Tax Evasion.
Usaha untuk meringankan beban pajak dengan tidak melanggar
undang-undang, namun dapat memunculkan resiko bagi perusahaan antara
lain denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik dinamakan
dengan Tax Avoidance (Prakosa 2014). Sedangkan Tax Evasion
merupakan usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar
undang-undang atau melakukan penggelapan pajak (Prakosa, 2014).
Berdasarkan siaran pers Kementerian Keuangan, realisasi total
penerimaan pajak (netto) tahun 2015 mencapai Rp 1.055 triliun. Selain
pertama kali sepanjang sejarah di atas Rp 1.000 triliun, pencapaian
tersebut lebih tinggi 7,4 % dibandingkan penerimaan pajak tahun 2014
yang sebesar Rp 981,9 triliun. Tapi, realisasi pajak tahun lalu tersebut

4

hanya 81,5 % dari target penerimaan pajak dalam APBN-Perubahan 2015
yang dipatok Rp 1.294,3 triliun.
Dengan kata lain, selisih antara target dengan realisasi penerimaan
pajak mencapai Rp 239,3 triliun atau kekurangan (shortfall) pajak tahun
2015 sebesar 18,5 persen. Realisasi penerimaan pajak tahun 2015 tersebut
merupakan yang terendah jika mengacu kepada data Bank Indonesia (BI)
sejak tahun 1990 silam. Sebagai gambaran dalam lima tahun terakhir ini
realisasi penerimaan pajak selalu di atas 90 % meski setiap tahun
persentasenya terus menurun. Contohnya, pada 2013 dan 2014, realisasi
penerimaan pajak sebesar 92 % dari target. Hal tersebut diduga karena
kurangnya kesadaran Wajib Pajak akan kewajibannya dalam membayar
pajak, khususnya wajib pajak badan usaha.
Secara umum penghindaran pajak merupakan usaha untuk
meminimalkan beban pajak yang masih dalam koridor undang-undang
(Prakosa, 2014). Tindakan penghindaran pajak mampu menghasilkan
biaya dan manfaat yang signifikan bagi perusahaan. Perusahaan yang
berusaha untuk meminimalkan beban pajaknya akan memilih melakukan
Tax Avoidance karena dianggap masih berada pada koridor Undangundang. Namun, ketika perusahaan melakukan hal ini, perusahaan dapat
dikatakan tidak berkontribusi terhadap pemerintah. Hal tersebut karena
tindakan penghindaran pajak merupakan salah satu tindakan yang tidak
bertanggung jawab.

5

Sebagai contoh tindakan penghindaran pajak adalah terungkapnya
rahasia keuangan panama papers yang mengindikasikan perilaku tidak
terbuka dan tidak etis. Panama Papers merupakan kumpulan 11,5 juta
dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama,
Mossack Fonseca. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari
214.000 perusahaan luar negeri. Mossack Fonseca mengelola banyak
perusahaan selama bertahun-tahun. Perusahaan-perusahaan tersebut
memindahkan uangnya ke Mossack Fonseca dengan tujuan untuk
menghindari pajak yang besar di masing-masing negaranya. Oleh karena
itu

perusahaan

melakukan

tindakan

penghindaran

pajak

dengan

memindahkan uangnya ke perusahaan Mossack Fonseca yang berada di
negara Panama yang memiliki pajak yang tidak terlalu besar agar beban
pajaknya menjadi kecil.
Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa apa yang terjadi tidak
seperti apa yang seharusnya terjadi. Wajib Pajak cenderung menginginkan
beban pajak yang lebih kecil sehingga perusahaan berusaha untuk
melakukan tindakan-tindakan untuk menghindari pajak. Tindakan ini
tentunya berdampak pada penerimaan pajak negara. Sedangkan negara
menginginkan Wajib Pajak untuk membayarkan pajaknya secara optimal.
Hal ini karena pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang akan
digunakan untuk membiayai kepentingan umum dan sangat membantu
dalam perekonomian negara.

6

Praktik penghindaran pajak dalam perusahaan dapat dipengaruhi
oleh karakteristik keuangan, diantaranya adalah Profitabilitas dan
Corporate Social Responsibility (CSR). Profitabilitas menggambarkan
kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan

keuntungan

yang

mencerminkan kinerja suatu perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013).
Artinya perusahaan juga mampu mengelola asetnya dengan baik untuk
memperoleh keuntungan yang optimal. Dalam mengukur tingkat
Profitabilitas suatu perusahaan, dapat digunakan rasio Return On Asset
(ROA). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Laba
yang diperoleh oleh perusahaan akan menjadi dasar dalam pengenaan
pajak yang harus dibayarkan perusahaan.
Perusahaan dapat dikategorikan memiliki performa yang baik
apabila nilai ROA yang diraih oleh perusahaan semakin tinggi. ROA yang
bernilai positif menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
mengelola keseluruhan aktiva dari modal yang diinvestasikan untuk
memperoleh laba. Selain mampu mengelola asetnya dengan baik,
perusahaan juga telah melakukan perencanaan pajak untuk mengetahui
besarnya pajak yang akan dibayarkan.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi menunjukan
bahwa perusahaan telah melakukan perencanaan pajak dengan baik
sehingga perusahaan mampu membayarkan pajaknya secara optimal dan
dapat menurunkan tindakan penghindaran pajak pada perusahaan (Prakosa

7

2014). Peneliti yang melakukan penelitian menggunakan Profitabilitas
seperti Kurniasih dan Sari (2014); Maharani dan Suardana (2014); Prakosa
(2014); Pradipta dan Supriyadi (2015); dan Waluyo dkk (2015)
menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Pada dasarnya perusahaan dituntuk untuk mampu bertanggung
jawab atas seluruh aktivitasnya terhadap para stakeholder. Corporate
Social Responsibility (CSR) dapat dikatakan sebagai bentuk kontribusi
dari perusahaan kepada stakeholder. Berdasarkan Pasal 74 UU No.40
Tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas berbunyi “Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan”.
CSR dapat menambah nilai bagi perusahaan, karena artinya bahwa
perusahaan dalam jangka panjang mampu menyeimbangkan dan
menyelaraskan

semua

kepentingan

stakeholder.

Perusahaan

yang

melakukan CSR dianggap tidak hanya mementingkann kepentingan
perusahaannya sendiri. Namun, selain menganggarkan dananya untuk
kegiatan tanggung jawab sosial, perusahaan juga harus menganggarkan
dananya untuk membayar pajak.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki tujuan untuk
memperoleh laba yang maksimal tanpa mengesampingkan kegiatan
tanggung jawab sosial. Namun disisi lain perusahaan juga memiliki
kewajiban membayar pajak kepada pemerintah.

8

Perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR yang tinggi pada
laporan keuangan tahunannya, maka akan menurunkan tindakan
penghindaran pajak (Pradipta dan Supriyadi, 2015). Hal ini dikarenakan
perusahaan dapat melakukan penganggaran dana yang baik pada kegiatan
CSR dan kewajibannya dalam membayar pajak. Peneliti sebelumnya yang
menginterpretasikan CSR adalah Pradipta dan Supriyadi (2015); Winarsih
dkk

(2014); Sari dan Utama (2013) dan Muzakki (2015). Penelitian

tersebut menunjukan bahwa tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan
berpengaruh terhadap tindakan penghidaran pajak.
Pada negara berkembang,

kepemilikan saham perusahaannya

masih di dominasi oleh Perusahaan Keluarga. Dalam perusahaan keluarga,
kehadiran pendiri perusahaan yang memiliki posisi top management
maupun sebagai pemegang saham yang dominan dalam perusahaan
keluarga berdampak pada tindakan penghindaran pajak yang dilakukan
perusahaan (Sirait dan Martani, 2012).
Pemilik saham keluarga memiliki dua karakteristik dalam tindakan
yang akan diambil yaitu perhatian keluarga terhadap kemampuan
perusahaan untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan reputasi
keluarga serta perusahaan. Pada karakteristik pertama, pemilik saham
keluarga menginginkan keturunan dari mereka yang akan mewarisi
perusahaan tersebut dan tidak mendifesifikasikan portofolionya. Hal
tersebut memunculkan kepedulian pemilik saham keluarga. Mereka juga

9

lebih

mementingkan

untuk

memaksimalisasi

nilai

perusahaan

dibandingkan dengan nilai pemegang saham.
Karakteristik kedua, pemilik keluarga peduli pada reputasi
keluarga dan perusahaan. Pemilik keluarga cenderung untuk melakukan
investasi keluarga jangka panjang dan bertindak konsisten atas tindakan
dan keputusan yang akan diambil. Oleh karena itu, kepedulian ini muncul
terkait dengan konsekuensi ekonomi jangka panjang yang akan dirasakan
dari reputasi yang baik.
Perusahaan yang konsentrasi kepemilikan keluarganya lebih besar
akan cenderung untuk tidak melakukan tindakan Tax Avoidance (Rusydi
dan Martani,2013). Perusahaan keluarga berusaha untuk menjaga citra dan
nama baik keluarga agar tidak tercemar karena mereka juga memiiki
tanggung jawab pada Stakeholder. Sehingga hal tersebut dapat mendorong
perusahaan keluarga untuk selalu mematuhi peraturan perpajakan yang ada
di Indonesia. Peneliti sebelumnya yang mengnterpretasikan mengenai
variabel kepemlikan keluarga adalah Prakosa (2013); Rusydi dan Martani
(2013); Hidayah (2013) dan Sirait dan Martani (2013) menyatakan bahwa
Kepemilikan keluarga memiliki pengaruh terhadap Tax Avoidance.
Selain

karakteristik

keuangan

dan

kepemilikan

keluarga,

perusahaan dalam tindakan penghindaran pajak juga dapat terkait dengan
tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan dapat mempengaruhi cara
suatu perusahaan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Salah
satu pihak internal perusahaan yang merupakan bagian dari tata kelola

10

perusahaan

adalah

komisaris

independen.

Keberadaan

komisaris

independen mampu secara efektif mencegah tindakan penghindaran pajak
perusahaan (Maharani dan Suardana, 2014). Adanya fungsi pengawasan
secara ketat dari pihak internal mampu memaksa manajer untuk
melakukan tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan akan lebih
objektif dalam pengelolaan aset perusahaan.
Berdasarkan latar belakang dan dan hasil dari penelitian terdahulu
maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Profitabilitas, Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Keluarga,
dan Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance” (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Kesit Bambang Prakosa (2014) dengan perbedaan
penelitian sebagai berikut: sampel lebih up to date, yaitu 2013-2015,
menambah variabel independen yang dapat mempengaruhi tax avoidance,
seperti Corporate Social Responsibility, dan mengukur penghindaran
pajak sulit dilakukan dan data untuk pembayaran pajak dalam surat
pemberitahuan pajak sulit didapatkan untuk itu perlu pendekatan tidak
langsung guna menghitung penghindaran pajaknya yaitu dengan Cash
Effective Tax Rate (CETR).

11

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat
ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap tindakan Penghindaran
Pajak?
2. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap
tindakan Penghindaran Pajak?
3. Apakah Kepemilikan Keluarga berpengaruh terhadap tindakan
Penghindaran Pajak?
4. Apakah Proporsi Komisaris Independen berpengaruh terhadap
tindakan Penghindaran Pajak?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini sesuai dengan perumusan masalah
yang sudah dijabarkan di atas, yaitu :
1. Untuk menguji

dan

membuktikan secara

empiris apakah

Profitabilitas berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Corporate
Social Responsibility berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
3. Untuk menguji

dan

membuktikan secara

empiris apakah

Kepemilikan Keluarga berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
4. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Proporsi
Komisaris Independen berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.

12

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari Pengaruh
Profitabilitas, Corporate Social Responsibility (CSR), Proporsi
Kepemilikan

Keluarga,

dan

Komisaris

Independen

terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
2. Bagi Akademisi dan Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris dan
mendukung penelitian-penelitian terdahulu. Serta sebagai wawasan,
informasi, dan bahan masukan dalam melakukan penelitian lainnya.

13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Stakeholder
Dalam teori ini, suatu perusahaan tidak hanya beroperasi
untuk kepentingan perusahaan sendiri, melainkan mampu memberi
manfaat pada para stakeholder (Yoehana, 2013). Semua pihak
yang berkepentingan berpengaruh pada tindakan dan keputusan
yang akan diambil dalam menjalankan perusahaannya.
Teori stakeholder umumnya digunakan untuk memenuhi
kepentingan semua pihak. Teori ini menunjukkan bahwa
perusahaan

tidak

hanya

memiliki

tanggung

jawab

pada

kesejahteraan perusahaannya saja, namun juga pada semua pihak,
seperti pemegang saham, institusi, dan pemerintah sebagai pihak
yang akan terkena dampak atas tindakan dan kebijakan strategi
perusahaan (Pradipta dan Supriyadi, 2015). Apabila perusahaan
mampu

untuk

menyeimbangkan

seluruh

kepentingan

para

stakeholder, maka perusahaan dapat dikatakan telah sukses dalam
menjalankan perusahaannya.
2. Teori Legitimasi
Pada teori legitimasi, perusahaan memfokuskan pada
interaksi dengan para stakeholder. Hal ini penting karena
perusahaan memerlukan adanya pengakuan dari investor, kreditor,

konsumen, pemerintah, maupun masyarakat sekitar. Perusahaan
yang sadar akan kelangsungan hidupnya akan sangat bergantung
pada masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan
harus mampu melakukan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan
nilai-nilai justice dan batasan norma yang berlaku di masyarakat
(Pradipta dan Supriyadi, 2015).
Perusahaan menyadari bahwa keberlangsungan hidup
suatu perusahaan bergantung pada reputasi dari perusahaan itu
sendiri (Yoehana, 2013). Sehingga legitimasi dari masyarakat
sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan.
3. Pajak
Soemitro dalam Mardiasmo (2011) menyatakanbahwa
pajak merupakan iuran yang wajib dibayarkan kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
menerima jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum negara. Dasar hukum Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan telah diatur dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1983
dan telah diperbaharui menjadi UU No.16 Tahun 2009.
Pajak juga merupakan pendapatan terbesar dan utama bagi
negara. Hal ini dikarenakan pajak memiliki 2 fungsi dalam
perekonomian negara yaitu fungsi budgeting dan fungsi mengatur.
Dalam fungsi budgeting, pajak digunakan sebagai dana bagi

pemerintah

untuk

membiayai

pengeluaran-pengeluarannya,

sedangkan fungsi mengatur, sebagai alat pelaksana kebijakan
pemerintah seperti pengenaan pajak pada objek-objek tertentu.
Jenis Pajak di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu Pajak Negara dan Pajak Daerah (Mardismo, 2011). Didalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah adalah
kontribusi terutang dari WP orang pribadi maupun badan terhadap
Daerah untuk pemenuhan keperluan Daerah tersebut dan demi
kemakmuran rakyatnya yang sifatnya memaksa namun manfaatnya
tidak dapat dirasakan dan diterima secara langsung oleh wajib
pajak itu sendiri.
Pajak Negara yang sampai saat ini masih belaku menurut
Mardiasmo (2011) antara lain ; (1) Pajak Penghasilan (PPh), (2)
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPN dan PPn BM), (3) Pajak Bea Materai, (4) Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan (5) Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTP).
Pajak Daerah menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 terdiri
atas 2 jenis : 1) Pajak Provinsi, yaitu Pajak Kendaraan bermotor,
Bea balik nama kendaraan bermotor, Bahan bakar kendaraan
bermotor, Air permukaan dan Rokok. 2) Pajak Kota, yaitu Pajak
Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, Penerangan Jalan, Mineral

bukan Logam dan Batuan, Parkir, Air Tanah, Bumi dan Bangunan
dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Tax

Avoidance

merupakan

upaya

meminimalkan,

mengurangi, dan meringankan beban pajak dengan cara yang
masih berada dalam koridor undang-undang (Mardiasmo, 2011).
Wajib pajak yang berupaya meminimalkan biaya pajak dengan
menaati peraturan
diperbolehkan

yang berlaku dan bersifat legal serta

dalam

perundang-undangan

perpajakan

menimbulkan dampak bagi pemerintah. Sehingga tidak dapat
melakukan penuntutan secara hukum, meskipun tindakan ini akan
mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak (Ngadiman
dan Puspitasari, 2013). Penghindaran pajak sengaja dilakukan oleh
perusahaan selain untuk memperkecil tingkat pembayaran pajak
juga dilakukan untuk meningkatkan cash flow perusahaan.
Bagi perusahaan, tindakan penghindaran pajak dapat
memberikan beberapa manfaat (Sirait dan Martani, 2012). Dengan
adanya penghindaran pajak, maka perusahaan akan memperoleh
penghematan pajak yang lebih besar. Hal ini dapat memberikan
keuntungan bagi pemegang saham maupun manajer perusahaan
sebagai pembuat keputusan. Selain itu, penghindaran pajak dapat
memberi reaksi yang positif terhadap pasar. Perusahaan perlu
melakukan penghindaran pajak dan harus mampu mempertahankan

tingkat pengungkapannya agar timbur reaksi yang baik dari pasar.
Penghindaran pajak juga memberi manfaat pada pembuat
keputusan untuk melakukan atau menyelubungi rent extraction.
Penghindaran pajak juga memiliki karakter-karakter.
Komite urusan fiskal dari Organization for Economic Cooperation
and Development (OEDC) menyebutkan tiga karakter pada
penghindaran pajak:
1. Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolaholah terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan
karena ketiadaan faktor pajak.
2. Memanfaatkan

loopholes

dari

undang-undang

atau

menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai
tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan
oleh pembuat undang-undang.
3. Para konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan
penghindaran pajak dengan syarat Wajib Pajak menjaga
serahasia mungkin (Council of Executive Secretaries of Tax
Organization, 1991). Beberapa resiko yang ditimbulkan
oleh kegiatan Tax Avoidance antara lain: denda, publisitas,
dan reputasi (Friese, 2006).

4.

Profitabilitas
Profitabilitas merupakan gambaran mengenai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba yang mencerminkan kinerja
suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diproksikan dengan Return
on Asset (ROA). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk
megukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin
tinggi nilai dari laba bersih perusahaan dan semakin tinggi
profitabilitasnya (Kurniasih dan Sari, 2013).
Menurut Richardson dan Lanis (2007) semakin besar
penghasilan yang diperoleh perusahaan maka akan berpengaruh
terhadap besarnya pajak penghasilan yang harus dibayarkan.

5.

Corporate Social Responsibility
Berdasarkan Pasal 74 UU No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas berbunyi “Perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Artinya bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk manjalankan
aktivitas tanggung jawab dan sosial.
Corporate Social Responsibility (CSR) dipandang sebagai
suatu bentuk kepedulian suatu perusahaan terhadap lingkungan dan
sekitar dengan menjalankan aktivitas di berbagai bidang seperti
pendidikan, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya (Winarsih dkk,

2013). Dengan adanya CSR perusahaan harus melakukan tax
planning yang baik karena perusahaan tidak hanya mengalokasikan
dananya kegiatan tanggung jawab sosial saja, tetapi juga untuk
membayar kewajiban perpajakannya.
6.

Kepemilikan Keluarga
Dalam kepemilikan keluarga, kepemilikan saham dominan
dimiliki oleh perusahaan keluarga. Menurut Chen et al. (2010)
family owner dalam hal pembayaran pajak akan membayarkan
pajaknya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan nonkeluarga. Hal ini dikarenakan perusahaan yang didominasi
kepemilikan keluarga tidak ingin reputasi perusahaannya menjadi
buruk. Jika perusahaan terkena sanksi perpajakan, maka tidak
hanya reputasi perusahaan yang buruk, namun perusahaan juga
harus menanggung biaya yang cukup besar.
Pemilik saham keluarga memiliki karakteristik yang
membedakan dengan pemilik saham non-keluarga. Karakteristik
pertama, keluarga peduli pada kemampuan perusahaan bertahan
pada jangka panjang. Hal ini karena keluarga ingin mewarisinya
kepada keturunan mereka. Kedua, pemilik saham keluarga peduli
pada reputasi keluarga dan perusahaan. Reputasi yang baik akan
dirasakan oleh keluarga maupun perusahaan. Dengan investasi
keluarga yang bersifat jangka panjang, pihak eksternal akan

berhadapan pada pengelolaan perusahaan yang sama dalam jangka
panjang.
7.

Proporsi Komisaris Independen
Komisaris Independen merupakan seseorang yang tidak
memiliki jabatan direksi dan afiliasi dengan para stakeholder
seperti pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris (Pradipta
dan Supriyadi, 2015). Namun, komisaris independen memiliki
beberapa peran diantaranya mengawasi dan mengarahkan
beroperasinya perusahaan agar sesuai dengan peraturan yang
berlaku, serta menjadi penengah dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan, khususnya
mengenai perpajakan.
Dengan adanya komisaris independen, perusahaan akan
beroperasi tanpa melanggar peraturan yang berlaku. Oleh karena
itu, komisaris independen memiliki peran yang cukup penting
bagi perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak
Profitabilitas penting karena menggambarkan keuntungan
yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan penelitian Prakosa (2014),
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
Hal ini dikarenakan perusahaan dengan profitabilitas tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki perencanaan pajak yang

baik sehingga memperoleh pajak yang optimal, hal tersebut
berakibat

kecenderungan

perusahaan

untuk

melakukan

penghindaran pajak akan menurun. Hasil serupa juga ditunjukkan
oleh penelitian Pradipta dan Supriyadi (2015).
Berbeda dengan penelitian Darmawan dan Sukartha (2014)
yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak. Artinya semakin tinggi laba bersih
perusahaan, maka semakin tinggi pula penghindaran pajak yang
dilakukan perusahaan.
Perusahaan

pastinya

bertujuan

untuk

memperoleh

keuntungan yang besar dengan memperoleh profitabilitas yang
tinggi.

Sehingga

perusahaan

juga

melakukan

perencanaan

keuangan sebaik-baiknya untuk memperoleh laba. Apabila dilihat
dari teori stakeholder, perusahaan memiliki wewenang untuk
menyejahterakan dan menyeimbangkan kepentingan semua pihak.
Jadi dengan adanya profit yang tinggi, perusahaan tidak hanya
memenuhi

kepentingan

perusahaan

dan

menyejahterakan

perusahaannya sendiri, namun semua pihak seperti investor,
institusi, atau pemerintah. Maka, perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi akan

mampu membayarkan pajaknya

secara optimal dan menurunkan tindakan penghindaran pajak.
Berdasarkan penjelasan hipotesis yang dibangun adalah:

H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Penghindaran
Pajak
2. Pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap
Penghindaran Pajak
Kepedulian

perusahaan

terhadap

lingkungan

dapat

dilakukan dengan berbagai aktivitas. Penelitian yang dilakukan
oleh Pradipta dan Supriyadi (2015) menyatakan bahwa CSR
mampu menurunkan tindakan penghindaran pajak. Artinya bahwa
perusahaan yang memiliki tingkat pengungkapan CSR yang tinggi
akan mampu meminimalkan tindakan penghindaran pajak yang
dilakukan perusahaan. Penelitian ini juga sejalan dengan Yoehana
(2013).
Berbeda dengan hasil penelitian Winarsih dkk (2013) dan
Rohmati (2013) yang menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh
terhadap tindakan penghindaran pajak. Pelaporan CSR dalam
perusahaan tidak bisa dijadikan sebagai ukuran terhadap kinerja
CSR perusahaan. Hal itu dikarenakan kebenaran informasi dalam
pengungkaan CSR belum tentu sesuai dengan kebenarannya
(Rohmati, 2013). Sehingga kebenaran informasi CSR yang
diungkapkan belum tentu dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan teori legitimasi, untuk memperoleh pengakuan
baik dari masyarakat dan lingkungan, perusahaan harus mampu
melakukan aktivitas tanggung jawab sosial sebagai suatu bentuk

interaksi dengan stakeholder, serta mampu menganggarkan
dananya dengan baik tidak hanya untuk melakukan aktivitas
tanggung jawab sosial tetapi juga untuk membayar pajak. Hal ini
karena hal tersebut mendukung reputasi dan respon yang baik dari
masyarakat. Sehingga perusahaan akan membayar pajak secara
optimal dan menurunkan penghindaran pajak. Dari penjelasan
tersebut dapat dibangun hipotesis:
H2 : CSR berpengaruh negatif terhadap Penghindaran Pajak
3. Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran
Pajak
Kepemilikan keluarga merupakan kepemilikan saham
keluarga yang memiliki proposi saham dominan atau lebih dari
50%. Penelitian Rusydi dan Martani (2013) menunjukan bahwa
perusahaan keluarga memiliki tingkat penghindaran pajak yang
lebih

kecil

dibanding

perusahaan

non-keluarga.

Hal

ini

dikarenakan, perusahaan keluarga sangat menjaga nama baik dan
citra perusahaannya di hadapan semua stakeholder. Penelitian ini
juga didukung oleh Prakosa (2014) yang menyatakan bahwa
perusahaan keluarga dapat menurunkan tindakan penghindaran
pajak.
Berlawanan dengan hasil penelitian Hidayah (2013) dan
Harunman (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini juga

tidak didukung oleh Sirait dan Martani (2013) yang justru
menyatakan bahwa perusahaan keluarga berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak.
Perusahaan Keluarga umumnya memiliki dua kriteria yaitu
menjaga agar reputasi perusahaan baik dimata masyarakat dan
sangat peduli pada keberlangsungan hidup perusahaan untuk
jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan akan cenderung untuk
mematuhi setiap peraturan yang ada khususnya peraturan mengenai
perpajakan.

Dengan

mematuhi

peraturan,

maka

reputasi

perusahaan akan terjaga dan keberlangsungan perusahaan dalam
jangka panjang akan terjamin. Sehingga perusahaan akan
membayar pajak secara optimal dan menurunkan penghindaran
pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang dibangun
adalah:
H3 :

Kepemilikan

Keluarga

bepengaruh

negatif

terhadap

Penghindaran Pajak
4. Pengaruh

Proporsi

Komisaris

Independen

terhadap

Penghindaran Pajak
Komisaris independen merupakan bagian dari tata kelola
perusahaan.

Sebagai

pihak

internal

perusahaan,

komisaris

independen memiliki fungsi monitoring untuk mengawasi seluruh
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh

Prakosa (2014), komisaris independen

memiliki pengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Hal ini
dikarenakan komisaris independen memiliki fungsi pengawasan
yang cukup baik terhadap manajemen perusahaan, sehingga
mampu mencegah terjadinya penghindaran pajak.
Menurut Pradipta dan Supriyadi (2015) dan Dewi dan Jati
(2014), komisaris independen justru tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan keberadaan komisaris
independen hanya sebagai pemenuh kebutuhan terhadap kepatuhan
peraturan, selain itu peran pemegang saham mayoritas dalam
perusahaan masih sangat kuat sehingga kinerja dewan komisaris
tidak meningkat.
Komisaris Independen bertugas melakukan pengawasan
pada aktivitas perusahaan terutama dalam pembuatan laporan
keuangan yang dilakukan manajer perusahaan. Dengan proporsi
komisaris independen yang tinggi, maka diharapkan pengawasan
terhadap kinerja perusahaan khususnya pada laporan keuangan
perusahaan yang dibuat dapat bersifat objektif. Sehingga dapat
menurunkan tindakan penghindaran pajak. Berdasarkan penjelasan
tersebut hipotesis yang dibangun adalah:
H4 :

Komisaris

independen

Penghindaran Pajak

berpengaruh

negatif

terhadap

C. Model Penelitian
Berikut ini merupakan model penelitian mengenai pengaruh
profitabilitas, kepemilikan keluarga, proporsi komisaris independen, dan
corporate social responsibility (CSR) terhadap penghindaran pajak pada
perusahaan manufaktur di Indonesia.

Profitabilitas/R
eturn On Asset
(ROA)
(X1)
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)

Penghindaran
Pajak (Tax
Avoidance)

Kepemilikan
Keluarga

(Y)

(X3)
Proporsi
Komisaris
Independen
(X4)

Gambar 2.1
Model Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara
tahun 2013-2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

B.

Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sek
under, yaitu berupa data kuantitatif atau angka yang di sajikan dalam
laporan keuangan yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai dari
variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

C.

Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Perusahaan manufaktur yang memuat dan mempublikasikan laporan
keuangan yang berakhir 31 Desember periode 2013-2015 secara
berturut-turut.

2.

Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami rugi selama periode
2013-2015.

3.

Menggunakan nilai mata uang rupiah.

4.

Nilai CETR < 1.

5.

Perusahaan yang memiliki data mengenai variabel yang dibutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumentasi, yaitu teknik yang mendokumentasikan data yang telah
dipublikasikan. Data dokumentasi diperoleh dari database Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi
pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literature yang memuat
pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurnya
1. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Tax Avoidance (penghindaran pajak) merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan atau
meringankan beban pajak yang dapat dilakukan dengan cara yang
masih berada pada koridor undang-undang (Kurniasih dan Sari, 2013).
Pengukuran Penghindaran pajak dalam penelitian ini menggunakan
Cash Effective Tax Rate (CETR). CETR dalam penelitian ini akan
dihitung dengan rumus yang diperagakan oleh Dyreng at al., (2010)
sebagai berikut:

Beban Pajak
CETR =

Penghasilan
Pendapatan Sebelum
Pajak

2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan gambaran mengenai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba yang mencerminkan kinerja
suatu perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas di proksikan
dengan return on asset (ROA). ROA merupakan rasio yang digunakan
untuk

megukur

kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Menurut Kurniasih dan Sari (2013)
ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

ROA =

Laba (Rugi) Bersih Setelah
Pajak
Total

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 143 104

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013

14 170 107

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 42 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

Pengaruh karakteristik perusahaan dan kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak : Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014

5 32 116