Analisis Kaligrafi ( Al-Khattu ) Dan Ornamen Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan – Kota Medan

ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA OLEH MAHMUDA 060704022
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB MEDAN 2012

ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA Oleh : MAHMUDA 060704022

PEMBIMBING I

PEMBIMBING II

( Dra. Nursukma M.Ag ) NIP. 19631225 198703 2 018

( Dra. Fauziah M.A) NIP . 19650112 199003 2 001

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Disetujui Oleh :


FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB Ketua,

Skretaris,

Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D NIP. 19621204 198803 2 001

Dra. Fauziah M.A NIP. 19650112 199003 2 001

PENGESAHAN
Diterima Oleh: Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA ILMU BUDAYA dalam bidang Ilmu Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Pada,

Hari

:


Tanggal :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Dekan ,

Dr. Syahron Lubis .M.A NIP19511013 197603 1 001.
Panitia Ujian : No. Nama 1. Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D 2. Dra. Fauziah M.A 3. Dra.Nursukma Suri M.A 4. Muaz Tanjug M.A 5. Mahmud Khudri M.Hum

Tanda Tangan ( ……………. )
( …………….. ) ( ……………. )
( …………….. ) ( ……………. )

/ Allᾱhumma agfirlana żunubanᾱ waliwᾱlidayna warhamhumᾱ kamᾱ rabbayanᾱ şagirᾱn/
Ya Allah ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami dan sayangilah mereka
sebagaimana mereka telah menyangi kami”
KUPERSEMBHKAN TULISAN INI UNTUK : AYAH DAN IBUNDA TERCINTA (AMRAN DAN RUSNIATI)
YANG SELALU MENYAYANGIKU Seperti hujan yang mengguyur bumi ini,
aku merasakan cinta dan sayang itu seperti matahari yang mampu menyinari jagad raya ini,
aku merasakan tulusnya belaian itu seperti hembusan angin di pagi hari,

aku merasakan keamaian itu seuntai cinta dan sayang telah mewarnai lembar hidupku
setulus kasih sayang yang menguatkan diriku, perhatian selalu menghampiri disetiap langkah kakiku
semua tak akan pernah pupus dalam ingatanku, tak ada kata yang lebih indah untuk di sampaikan selain doa dan terima kasih yang tulus dari hatiku

PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi manapun. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain dan telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan ketentuan penulisan ilmiah. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku.
Medan, Juli 2012
Mahmuda

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

Huruf Arab

Nama Alif bā` tā` śā`
Jīm hā`
khā` Dāl Żāl rā` Zai Sīn Syīn șād
ḍad
țā` zā`
`ain Gain fā` Qāf Kāf Lām


Huruf Latin -
b
t


Keterangan Tidak dilambangkan -
s dengan titik di atasnya

jḥ h dengan titik di
bawahnya kh dż z dengan titik di atasnya rzssy ṣ s dengan titik di bawahnya
ḍ d dengan titik di bawahnya
ṭ t dengan titik di bawahnya ẓ z dengan titik di bawahnya
‘ Koma terbalik gfqkl-

Mīm Nūn Wāwu hā` Hamzah
yā`

m-
n-

w-
h-
` Apostrop, tetapi lambang ini tidak di pergunakan untuk hamzah di awal kata
y-

II. Konsonan Rangkap Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. ditulis Aḥmadiyyah
III. Tā`marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
ditulis jamā’ah 2. Bila dihidupkan ditulis t
ditulis karāmatul-awliyā`
IV. Vokal Pendek Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

V. Vokal Panjang A panjang ditulis ā, i pajang ditulis ī, dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.
VI. Vokal Rangkap Fathah + yā` tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (`)
ditulis a`antum

ditulis mu`annaṡ
VIII. Kata Sandang Alif + Lām 1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
ditulis Al-Qur`an 2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf l diganti dengan huruf syamsiah yang
mengikutinya.

ditulis as-syī’ah IX. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat 1. Ditulis kata per kata, atau 2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.
ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam.

KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbi al-alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya serta kesehatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Salawat beriring salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan hingga saat ini. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Bahasa Arab Fakutas Ilmu Budaya USU, maka penulis mengajukan skripsi yang berjudul “ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN.” Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua Program Studi Bahasa Arab, penulis berusaha menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan penuh dengan tangung jawab dengan mengharapkan taufik dan hidayahya dari Allah SWT. Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi serta menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri serta pembaca khususnya peminat Kaligrafi.
Medan, Juli, 2012 Penulis,
Mahmuda 060704022

UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai ungkapan kebahagian yang tak terhingga, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua tercinta , Ayahanda “ Amran dan ibu Rusniati” yang telah mengasuh
dan mendidik penulis dengan sepenuh hati dari kecil hingga saat ini dengan penuh perhatian, kesabaran dan kasih saying yang tak terhingga. Terima kasih selalu telah mendoakan penulis serta telah memberikan dukungan semangat dan nasihat buat penulis serta dalam bentuk biaya untuk membiayai penulis dalam menuntut ilmu dari pertama sekolah hingga saat ini. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat, hidayahnya dan karunianya kepada keduanya di dunia dan di akhirat. Hanya kepadaMulah ya Rab tempat berserah dan memohon bersujud , ampunilah mereka amin. 2. Bapak Dr. Syahron Lubis .M.A , selaku Dekan Fakulats Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta pembantu Dekan I,II,dan III yang telah menyediakn sarana dan prasarana selama masa perkuliahan. 3. Ibu, Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D, selaku Ketua Program Studi Bahasa Arab Fakulats Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara 4. Ibu, Dra. Nursukma M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Dra. Fauziah M.A selaku dosen pembimbing II yang telah mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.Semoga Allah menambahkan ilmu dan memurahkan rezkinya amin. 5. Bapak Dr.M.Husnan Lubis,M.A selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama masih dalam perkuliahan, dan seluruh staf pengajar Fakulats Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,

khususnya Program Studi Bahasa Arab yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, serta Bang Andika selaku Tata Usaha jurusan yang telah membantu penulis dalam proses admiistrasi. 6. Buat Istriqu tercinta “ Anggita Sartika N. yang telah memberikan semangat buat penulis, baik dalam suka maupun duka, dan senantiasa mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan buat keluarga Istriqu Dr. Juminar Hellen, N yang telah memberikan semangat dan bantuan berupa alat pendukung dalam penyelesaian skripsi yang penulis lakukan. Serta dukungan dari pihak keluaraga yang selalu memberikan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis 7. Teman-teman angkatan 2006 yang tidak bisa saya sebut namanya satu persatu, yang selalu senang dan memberikan masukan kepada penulis. 8. Keluarga besar kenaziran Masjid Raya Al-Osmani medan Labuhan Kota Medan, khususnya bpk. H. Ahmad Faruni yang telah bersedia membantu penulis dalam memberikan informasi yang sebaik-baiknya, sehingga penulis dapat meneliti dengan baik. 9. Keluarga besar LEMKASU (Lembaga Kaligrafi SumateraUtara), khususnya kepada bapak Abdurrahman Lbs, selaku ketua Lemkasu, yang telah banyak memberikan saya bantun berupa buku atau literatur-literatur mengenai Ornamen yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Juli , 2012 Penulis
Mahmuda

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ABSTRAKSI ……………………………………………………………………………… BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………………………. 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………… 1.4. Manfaat penelitian …………………………………………………………………. 1.5. Metode Penelitian ………………………………………………………………….. BAB II. Tinjauan Pustaka ………………………………………………………………
BAB III. Hasil dan Pembahasan ………………………………………………………. 3.1 Jenis-jenis Khat/ Kaligrafi pada Masjid Raya Al–Osmani Medan Labuhan Kota
Medan. ……………………………………………………………………………… 3.2 Objek Penulisan Khat/ Kaligrafi pada Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota
Medan, Al-Quran, Al-Hadist, Al-Hikam ............................................................... 3.3 Jenis-jenis Ornamen pada bangunan Masjid Raya Al – Osmani Medan Labuhan Kota

Medan………………………………………………………………………………
BAB IV . PENUTUP 4.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 4.2. Saran …………………………………………………………………………………

LAMPIRAN - Foto masjid - Dena lokasi - Gambar Kaligrafi - Gambar Ornamen - Angket

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF–MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU,

ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET

Jenis-jenis Kaligrafi

2.2 Jenis Khat Naskhi ……………………………

2.2 Jenis Khat Sulus ……………………………..

2.2 Jenis Khat Kufi……………………………….

2.2 Jenis Khat Diwani …………………………...


2.2 Jenis Khat diwani Jali ………………………..

2.2 Jenis Khat Riq’ah……………………………..

2.2 Jenis Khat Farisi……………………………....

2.2 Jenis Khat Raihani ……………………………

Motif-motif Ornamen 2.3 Motif ornamen secara umum…………………

Ornamen Melayu

2.4 Jenis- jenis ornamen Melayu …………………

Ornamen Arab

2.5 Jenis- jenis ornamen Arab…………………….

Lampiran


Dena Lokasi ………………………………......

Peta ……………………………………………

Gambar Masjid Raya …………………………

Prasasti ……………………………………….

Kaligrafi Masjid ………………………………

Ornamen Masjid Raya ………………………..

Angket ………………………………………..

ABSTRAK
MAHMUDA, 2012. ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN
Kaligrafi merupakan kajian tentang tulisan yang indah yang sering disebut sebagai “ seninya Islam ”.Permasalahan yang diteliti mengenai jenis khat yang terdapat pada masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis khat yang terdapat pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan, dan mengetahui jenis bacaan apakah yang digunakan dalam penulisan khat tersebut, serta mengetahui jenis ornamen yang ada di dalam dan di luar bangunan Masjid. Teori yang digunakan adalah teori Sirajuddin dan Sinar. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research ) yang menggunakan metode deskriptif yang didukung dengan risert kepustakaan ( library research ) dengan memproleh data dari buku-buku yang relevan di bidang ilmu tersebut. Adapun hasil Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan terdapat 2 jenis khat , yaitu jenis khat khat Sulus dan khat Kufi. Sedangkan jenis bacaan yang digunakan dalam penulisan khat tersebut adalah bacaan Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 144 (1kali), kalimat Syahadatain (2 klimat syahadat, 2 kali ), kalimat Ajja Wajalla (1kali), kalimat Khataman anibiya (1kali). Selain itu masjid memiliki bentuk-bentuk ornamen, diantaranya adalah : (Bunga Ketola, Itik pulang petang dan Bunga Ketola serta Daun Sayap, Daun Selada Bunga cengkeh serta Daun Sayap, Bunga Cina, Pucuk Rebung, Lebah Bergantung, Hewan Kupu-Kupu, Bunga Cengkeh bersusun, Daun Pakis dan hiasan dedaunan, Bunga Ketola dan Bunga Kundur, Ekor Burung Merak dan Awan Petang).

ABSTRAK

MAHMUDA, 2012. ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN
Kaligrafi merupakan kajian tentang tulisan yang indah yang sering disebut sebagai “ seninya Islam ”.Permasalahan yang diteliti mengenai jenis khat yang terdapat pada masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis khat yang terdapat pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan, dan mengetahui jenis bacaan apakah yang digunakan dalam penulisan khat tersebut, serta mengetahui jenis ornamen yang ada di dalam dan di luar bangunan Masjid. Teori yang digunakan adalah teori Sirajuddin dan Sinar. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research ) yang menggunakan metode deskriptif yang didukung dengan risert kepustakaan ( library research ) dengan memproleh data dari buku-buku yang relevan di bidang ilmu tersebut. Adapun hasil Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan terdapat 2 jenis khat , yaitu jenis khat khat Sulus dan khat Kufi. Sedangkan jenis bacaan yang digunakan dalam penulisan khat tersebut adalah bacaan Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 144 (1kali), kalimat Syahadatain (2 klimat syahadat, 2 kali ), kalimat Ajja Wajalla (1kali), kalimat Khataman anibiya (1kali). Selain itu masjid memiliki bentuk-bentuk ornamen, diantaranya adalah : (Bunga Ketola, Itik pulang petang dan Bunga Ketola serta Daun Sayap, Daun Selada Bunga cengkeh serta Daun Sayap, Bunga Cina, Pucuk Rebung, Lebah Bergantung, Hewan Kupu-Kupu, Bunga Cengkeh bersusun, Daun Pakis dan hiasan dedaunan, Bunga Ketola dan Bunga Kundur, Ekor Burung Merak dan Awan Petang).

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Ungkapan kaligrafi (dari bahasa Inggris yang disederhanakan Calligrafhy) diambil dari kata Latin”kalios ” yang berarti indah dan,” graph ” yang berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata kaligrafi adalah : kepandaian menulis indah , atau tulisan yang indah. Bahasa Arab sendiri menyebut khat yang berarti garis atau tulisan indah. ( Sirojuddin : 1992 : 1 ) Ungkapan kaligrafi (Calligraphy), secara etimolgis berasal dari bahasa Yunani yaitu Kalios ( indah ) dan graphia ( coretan atau tulisan ) dan disebutlah dengan tulisan indah. ( Ensiklopedia Islam 3 : 1994 : 1 ) Kaligrafi ditemukan pertama kali di Mesir. Kemudian kaligrafi tersebar ke Asia, Eropa, dan telah mengalami perubahan. Akar kaligrafi Arab (kaligrafi Islam) adalah tulisan hieroglif Mesir (Kanaan, Semit) lalu, terpecah menjadi khat Feniqi ( Fenisia) yang terpecah lagi menjadi Arami ( Aram ) dan Musnad ( kitab yang memuat segala macam hadits ). Dalam Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (1993 : 1 ) Ilmu seni tulisan Arab lazim disebut dengan ilmu Khat. Pengetahuan tentang tulis menulis ini sebahagian dari apa yang dinamakan dengan pengetahuan huruf-huruh abjad, bentuk huruf, tata cara merangkaikannya, halus dan kasarnya serta tinggi rendahnya. Dalam dunia Islam, kaligrafi sering disebut dengan seninya Islam (The Art Of Islam), suatu kualifikasi dan penilaian yang menggambarkan kedalam makna yang ensensinya berasal dari konsep keimanan. Oleh karena keimanan telah mendorong kaum muslimin memperindah kaligrafi dalam menyalin Al-Quran, maka penamaan kaligrafi Islam menurut tokoh kaligrafi Libanon, Kamil Al- Baba dapat diterima. Mengingat bahwa peranan Islam dalam usaha pengembangan kaligrafi Arab, maka dalam berbagai literatur sebutan Seni Kaligrafi Islam jauh lebih populer dari pada sebutan Seni Kaligrafi Arab. ( Ensiklopedia Islam 3 : 1994 : 6 )

Kaligrafi Islam erat kaitannya dengan sejarah muncul dan berkembangnya huruf Arab sampai huruf tersebut dipilih untuk menuliskan Al-Quran dan menjadi alat komunikasi, sehingga dikenal hampir diseluruh pelosok dunia dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Islam. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan tulis menulis yang mendapat sokongan tak sedikit dari para intelektual dan penguasa di kota – kota pusat budaya islam di Arabia, Andalusia, Sudan, Persia bahkan di India, Cina, sehingga kota dan wilayah tertentu muncul jenis-jenis tulisan dan huruf yang mampu menjadi identitas sendiri. ( Herwandi : 2003 : 2 )
Seni Kaligrafi Islam merupakan kebesaran seni Islam, lahir di tengah-tengah dunia arsitektur dengan penuh keindahan . Ini dapat dibuktikan pada keanekaragaman hiasan kaligrafi yang memenuhi masjid-masjid dan bangunan yang lainya, yang ditumpahkan dalam paduan ayat-ayat Al-Quran yang mulia, hadist, atau kata-kata hikmah para ulama yang bijaksana. Demikian pula mushaf-mushaf Al-Quran banyak ditulis dengan pelbagai model Kaligrafi yang disapu corak-corak hias yang mempesona. ( Sirojuddin : 1992 : 4 )
Sewaktu Islam berkembang dengan pesat, banyak bangsa-bangsa kelas wahid berduyun-duyun masuk Islam. Di antara orang-orang Persia, Syiria Mesir dan India, yang memilih Islam sebagai panutan terakhir, terdapat seniman-seniman mahir kenamaan di negerinya. Lantas mereka menumpahkan kepandaian seni yang dimlikinya ke dalam Islam. Keadaan tersebut telah mendorong seni kaligrafi Islam menjadi semacam “tempat penampungan” karya arsitektur yang dikagumi. Tidak dapat disangkal lagi, bahwa penerimaan seni kaligrafi sebagai model dan primadona yang merata di sebahagian kalangan umat Islam adalah karena pengaruh motivasi Al- Quran untuk mempelajarinya. Pena, tinta kertas, adalah materi-materi pokok untuk menyalurkan kaligrafi. ( Sirojuddin : 1992 : 4-5 )

Beragam pendapat tentang siapa yang mula-mula mencipatakan kaligrafi. Cerita keagamaan adalah yang paling tepat dijadikan pegangan. Para pengabar Arab mencatat, bahwa Nabi Adam As, yang pertama kali mengenal kaligrafi. Pengetahuan tersebut datang dari Allah SWT sendiri melalui wahyu. Inilah yang dimaksud, “Allah mengajari Adam pengetahuan tentang semua nama, ” seperti diterangkan dalam Al-Quran ( Surat Al- Baqarah,Ayat 31 ).
   
   
Wa‘allama ādamal- asmā’a kullahā ṡumma ‘ara- dahum ‘alal- malāikati faqāla anbi’uni bi asma’i hā ulā’i in kuntum sādiqin /31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian lihatkan kepada Para Malaikat seraya berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama semua benda itu jika kamu yang benar !" ( Depag : 2006 :7) dalam (Sirojuddin : 1992 : 5 )
Dikatakan bahwa 300 tahun sebelum wafatnya Adam As, menulis di atas lempengan tanah yang selanjutnya dibakar dan menjadi tembikar. Setelah itu dilanda banjir Bah, jaman Nabi Nuh As, menjadi surut setiap bangsa atau kelompok turunan mendapatkan tembikar bertulisan tersebut. Dari sinipulalah lahir anggapan bahwa setiap bangsa telah punya tulisan masing-masing. ( Sirojuddin : 1992 : 5 )
Di antara semua perwujudan seni budaya Islam di Indonesia, agaknya seni kaligrafi berada pada kedudukan yang sangat menentukan. Sebab kaligrafi merupakan bentuk seni kebudayaan Islam yang untuk pertama kali ditemukan di Indonesia. Kaligrafi menandai bahwa Islam telah masuk di Indonesia. Ini dibuktikan dari hasil penelitian tentang arkeologi kaligrafi Islam di Indonesia yang di lakukan oleh Dr. Hasan Muarif Ambary. Menurutnya setelah mengkaji secara etikgrafis, telah berkembang kaligrafi gaya Kufi ( abad IX-XV M ), gaya Sulus dan Nasta’lik ( abad XII- XIX M ) serta gaya kontemporer lain (sejak abad XIX

sampai beberapa abad kemudian ). Data-datanya ditemukan pada batu nisan, makam raja-raja Islam Aceh, kompleks makam di Troloyo, Mojokerto, Keraton, Cirebon, Mataram, Ternate, Jawa, Madura, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. ( Chatibul Umam : 1997 : 3 ) dalam karya ilmiah ( Nur Sukma Suri : 1999 : 9 )
Namun dalam kesenian kaligrafi itu sendiri memiliki rumus–rumus kaligrafi yang paling banyak digunakan, mencakup bentuk-bentuk huruf tunggal, gaya sambung, kemudian mengolahnya menjadi rangkaian kata-kata atau kalimat. Ketujuh rumus ini adalah : Gaya Sulus, Naskhi, Farisi, Diwani, Diwani Jali, Kufi, Dan Riq’ah. ( Sirojudin : 1992 : 264 )
Ketertarikan penulis terhadap keindahan kaligrafi yang menghiasi hampir seluruh masjid-masjid di belahan dunia, menginspirasikan penulis untuk menelitinya. Namun, penulis hanya membatasi penelitian kaligrafi pada salah satu masjid tertua di Indonesia bahkan menjadi masjid tertua di Kota medan, yakni masjid Raya Al-Osmani Medan labuhan kota Medan. Dengan demikian, masyarakat dapat mengagumi dan merasakan keidahan yang ditampilkan pada setiap penulisan kaligrafi yakni ayat-ayat Al-Quran, Hadits, dan lain sebagainya, dan Ornamen-ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.


Ornamen berasal dari kata “ORNARE” (bahasa Latin) yang berarti menghias. Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain dekoratif ataudisain ragam hias. Dalam Ensiklopedia Indonesia hal: 1017 ornamen adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk di abadikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai gajah/motif kaki elang) (www.balispot.co.id.2007/5/12)
Sementara itu ornamen Melayu yang di lakukan oleh pengukir Melayu masa lampau baik pada kayu, metal, batu maupaun pada kain, maka tak bisa lagi kita kemukakan dan menghargai serta mengapresisasi falsafah dan tujuan kreasi mereka itu. Mereka bukan saja menciptakan benda yang rumit dan megah, tetapi dapat ditelusuri bagaimana mereka mengapresiasikan perasaan dalam setiap aspek karya seni. Melalui kreativitas mereka dalam memahami alam sekitar yang diciptakan Allah SWT. Ornamen Melayu hanyalah segelintir dari kesenian yang dimiliki oleh budaya Melayu, tetapi secara umum di zaman dahulu banyak sekali dilakukan oleh orang Melayu pada waktu senggang mereka, bahkan jauh sebelumnya, sejak masa kebudayaan magelaith keahlian orang Melayu dalam pahat-memahat patung, seperti dapat kita saksikan pada sisa biara padang lawas, candi-candi di Muara Takus maupun penggalan sisa patung dan biara di Palembang, Jambi dan kota-kota Cina ( Labuhan Deli,

Medan) , ataupun kaligrafi pada batu nisan raja dan orang-orang yang terkemuka, dan pada mimbarnya, serta pada rumah dan senjata-senjata masyarakat dahulu.
Istana raja terbuat dari kayu merupakan seni ukir tersendiri dengan tabir layar yang tinggi, papan tabir layar melengkung, tabir layar dinding yang tambal dengan papan tipis. Istana selalui di hiasi dengan papan yang diukir halus,pada dinding sebelah luar yang dipasangkan pada pintu, jendela dan lubang angin . Sering pula papan timbul diukir dengan ayat-ayat Al-Quran dipasang pada pintu sebelah dalam menuju keruang tidur. Istana terkadang memiliki tiang-tiang tinggi dan juga ada ukiran timbul, begitu juga tiang tangganya. Kebanyaan ukiran diilhami dari daun-daunan , bunga, bentuk imajinasi hewan seperti itik, ketam dll. Bentuk manusia tidak digambarkan , karena sesuai dngan larangan dalam agama Islam. Hal itu disebaban karena defenisi orang Melayu : “ Orang Melayu adalah beragama Islam, berbahasa Melayu sehari-hari dan beradat-istidat Melayu”. Orang Melayu pada umumnya tinggal di pesisir pantai selat Malaka dan Laut Cina Selatan, yang merupakan lintasan utama dari Barat ke Timur. Sejak zaman dahulu kala, banyaklah terdapat ornamen Melayu, ornamen itu pengaruh dari berbagai bangsa. Karena mereka tinggal di sepanjang pantai dan muara sungai serta tepi sungai, dengan masa pasang surutnya, maka rumah tinggal mereka bertiang-tiang . Seni ukir kayu, dan logam juga sejak ada pada zaman dahulu sejak zaman pra Islam, tetapi setelah orang Melayu memeluk agama Islam dan budayanya menyesuaikan diri dengan budaya dan perdaban Islam, seperti kata pepatah Melayu “ Adat bersendikan hukum syara’, syara’ bersendikan kitabullah”, maka ukiran Melayu itu pada umumnya bersifat Foliage (rangkaian dan daun bunga serta tumbuhan) ( Sinar : 1993 : 1-2)

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Deli terletak di tepi jalan Medan Belawan Km 18 bertepatan di jalan Yos Sudarso. Secara administrasi bangunan masjid masuk dalam wilayah desa Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. (Anom, I.G.N : 1999 : 32 )
Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan di bangun pada masa pemerintahan Sultan Osman dari kerajaan Melayu Deli. Beliau memerintah pada tahun 1854 -1858, saat itu ibukota Kesultanan Deli ada di Labuhan Deli. Bekas istananya berdiri tidak jauh dari masjid, tetapi sekarang tidak tampak lagi, tinggal puing-puing saja. (Anom, I.G.N : 1999 : 33 )
Masjid yang berdiri megah di Jalan Yos Sudarso Km 18 Medan Labuhan ini adalah masjid tertua di kota Medan. Masjid ini didirikan pada tahun 1854 oleh Sultan Osman Perkasa Alam, pertama kali dibuat dari bahan kayu pilihan asal Belanda yang masuk dari Pelabuhan Belawan di Labuhan Deli, di tahun 1870 hingga 1872, Sultan Deli VIII Sultan Makhmun Al Rasyid atau Sultan Mahmud Perkasa Alam merenovasi bangunan masjid ini. Dengan mempercayakan arsitek asal Jerman, GD Langereis, Sultan pun merombak sebagian besar bangunan. Masjid ini dijadikan permanen, batu-batu dari Eropa dan Persia di datangkan untuk mempercantik masjid ini, masjid ini juga diperluas menjadi 26x26 meter.
Masjid Raya Al Osmani merupakan salah satu masjid tertua di kota Medan dan salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Melayu Deli yang dibangun tahun 1854 M oleh Sultan Deli VII Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Masjid yang dibangun dengan arsitektur perpaduan Timur Tengah, India, Persia, Melayu dan China ini menjadi salah satu objek wisata di Medan. Masjid Al-Osmani merupakan masjid tertua di Kota Medan, berlokasi di Kec. Medan Labuhan atau dikenal tanah Raja Lama Pekan Labuhan dan terbukti disini terdapat makam sultan. Secara geografis, posisi keberadaan sekitar Masjid Al-Osmani juga terdapat sejumlah bangunan pekong maupun Vihara agama Budha persisnya di jalan Lama Pajak Pagi Pekan Labuhan Kota Medan. Melihat bentuk dan

keunikan dari bangunan yang tua itu, masjid Al-Osmani bukanlah sembarang masjid peninggalan bersejarah, justru hingga kini masjid berwarna kuning kehijauan tersebut dijadikan sebagai pusat kegiatan Islam seperti tepung tawar keberangkatan haji maupun banyak dimanfaatkan sebagai lokasi acara para calon-calon Legislatif maupun Pilkada yang akan terpilih. [Sumber : www.google.co.id 17:5:2010]. Detik News 16/09/2008]
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu pengurus masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan, kaligrafi pada masjid raya Al-Osmani memiliki variasi warna yang berbeda-beda dikarenakan adanya perehaban masjid. Penulisan kaligrafi pada mulanya hanya sebatas pelengkap masjid, namun dengan adanya pendanaan dari pihak masyarakat, serta bantuan dari Presiden RI. Tahun 1991-1992, pengembangan masjid terus dilakukan dengan penambahan seni kalgrafi pada masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan kaligrafi terpusat didalam bangunan masjid, dan hingga sampai sekarang pemugaran masjid terus dilakukan dan penulisan kaligrafi hingga pewarnaan terus diakukan dengan motif, dan gaya khat yang berbeda-beda. Akan tetapi selain dari tulisan kaligrafi, di masjid tersebut juga terdapat ornamen-ornamen yang berada pada bangunan masjid.
Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti janis-jenis khat yang terdapat pada Masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan, dan berbentuk bacaan apakah kaligrafi yang ada pada Masjid Raya tersebut, serta bentuk-bentuk ornamen masjid yang ada di dalam dan di luar masjid.
Alasan penulis melakukan penelitian ini karena penulis melihat sisi keindahan dari Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, terutama yang dihiasi dengan kaligrafi pada dinding masjid dan terdapat ornamen-ornamen yang menghiasai bangunan masjid . Selain itu ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian pada masjid ini, karena

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, merupakan salah satu masjid bersejarah dan tertua khusunya di kota Medan.
Menurut penulis, pentingnya penelitian terhadap kaligrafi dan ornamen masjid dimaksud agar masyarakat tahu bahwa kaligrafi dan ornamen memiliki nilai yang tinggi dalam seni islam. Oleh sebab itu disini penulis ingin mengkaji dan meneliti jenis-jenis khat kaligrafi yang ada pada masjid serta bentuk-bentuk ornamen yang ada pada bangunan Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan kota Medan .
Penelitian mengenai analisis kaligrafi di Program studi Bahasa Arab fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sebelumnya sudah pernah diteliti, antara lain: oleh Elfi Fitriyani Hrp ( Nim : 900704003 ) dengan judul sejarah kaligrafi Arab secara umum. Kemudian Sdri. Lusilawati ( Nim: 900704012 ) yang berjudul Perkembangan Kaligrafi Islam dan Kaitannya dengan Sejarah Penulisan Al-Quran pada masa Nabi SAW sampai Usman. Dan Devi Khairina ( Nim : 040704022 ) membahas Analisis Kaligrafi pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan beliau menjelaskan bahwa khat pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ditemukan seluruh jenis khat kaligrafi yang umum dipakai dalam penulisan kaligrafi. Dan dalam penelitian yang penulis lakukan pada Masjid Raya Al – Osmani Medan Labuhan Kota Medani ini, tidak semua jenis khat kaligrafi ditemukan , dan jenis kaligrafi yang ditemukan adalah jenis khat sulus, dan khat kufi. Selain kaligrafi masjid ini juga banyak dihiasi dengan bentuk ornamen-ornamen yang menghiasi bagian dalam dan luar bangunan masjid.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan sumber bacaan yang sesuai dan mendukung dalam proses penelitian ini. Sumber penelitian yang penulis pergunakan yaitu dengan menggunakan teori Sirajuddin Dan Sinar.

1.2. Perumusan Masalah : 1.Jenis-jenis khat kaligrafi Arab apa saja yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan? 2.Bacaan apakah yang tertulis pada Masjid Raya Al– Osmani Medan Labuhan Kota Medan? 3.Jenis–jenis ornamen apa sajakah yang tergambar pada bangunan Masjid Raya Al – Osmani Medan Labuhan Kota Medan?
1.3. Tujan Penelitian : 1. Untuk mengetahui jenis-jenis khat kaligrafi Arab apa saja yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. 2. Untuk mengetahui Bacaan apakah yang tertulis pada Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis ornamen apa sajakah yang tergambar pada bangunan Masjid Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian : 1.Menambah Pengetahuan dan pemahaman keilmuan di bidang Kebudayaan khususnya tentang ilmu Kaligrafi. 2.Menambah Perbendaharaan karya ilmiah Fakultas Ilmu Budaya pada umumnya dan program studi bahasa Arab pada khususnya. 3.Menambah referensi kaligrafi di dalam ilmu kebudayaan program studi bahasa Arab , Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara .

1.5. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research), yaitu penelitian yang
mengambil data dari Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan dengan menggunakan metode deskriptif yakni suatu metode yang menggunakan, mengumpulkan, atau menguraikan berbagai data-data atau teori yag telah ada. ( Mukhtar : 2009 : 202)
Dalam memindahkan tulisan arab ke dalam tulisan latin, penulis menggunakan pedoman Transliterasi Arab- Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia No. 158/1987 dan No. 0534/b/u/1987 tanggal 22 januari 1998. Adapun tahapan yang penulis lakukan dalam penelitian adalah : 1. Mengumpulkan bahan rujukan yang berkaitan dengan pembahasan penelitian 2. Melakukan penelitian lapangan dengan pengurus Masjid Raya Al –Osmani Medan
Labuhan Kota Medan 3. Melakukan wawancara dengan pengurus Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan
Kota Medan 4. Mempelajari dengan mengamati data dari hasil penelitian berdasarkan hasil wawancara
dan kepustakaan 5. Mengkalsifikasikan data selanjutnya di analisis dan disusun dalam bentuk laporan karya
ilmiah.

BAB II

2.1. Pengertian Kaligrafi

Tinjauan Pustaka

Kaligrafi dalam bahasa Arab sering disebut khat yang berarti garis, tulisan indah dan

jamaknya ( bentuk plural ) adalah khututh. Ahli kitab Arab disebut khatath. Di sisi lain,

defenisi khat secara terminologi sebenarnya terungkap sesuai dengan pengalaman para

kaligrafi itu sendiri sehingga setiap kaligrafi dapat memiliki corak tersendiri dalam memaknai

kaligrafi atau khat Arab. Hal itu antara lain, seperti yang diterangkan oleh sang Qiblatul

Kuttab, Yaqut al-Musta’shimi ( W 1298 M ), yaitu : “ Kaligrafi sebagai seni arsitektur rohani

yang terujud melalui olahan kebendaan”. ( Nurul Huda : 2003 : 3 )

Banyak lagi ungkapan yang merujuk kepada pengertian kaligrafi. Ubaidullah ibnu

Abbas menyebutnya sebagai lissan al-yadd atau lidahnya tangan, karena dengan tulisan

itulah tangan berbicara. Dalam pelbagai hal, seni kaligrafi atau khat dilukiskan sebagai

kecantikan ras, duta dan akal penasihat fikiran, senjata pengetahuan dan lain sebagainya.

(Abbas) dalam (Sirojudin : 1992 : 3 )

Defenisi lengkap dikemukakan oleh Syamsuddin Al- Akfani di dalam kitabnya,

Irsyad Al- Qasid, bab ”Hasr Al-ulum ” sebagai berikut :

/Wa huwa ‘ilmun tata‘arrafu minhu suwaru al-hurufi al-mufradati, Wa auda uha ,Wa kafiyatu tar kibiha khattan. ‘au ma yuktabu minha fi al-suturi, wa kaifa sabiluhu anyuktaba wa ma la yaktubu .wa ibdalu ma yubdalu minha fi al-hija’i wa bimāza yubdalu / ”Khat/ kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk –bentuk huruf tungal, letaknya dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis, bagaimana cara menulis dan menentukan mana yang tidak perlu di

tulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya. (Al- Akfani) dalam (Sirojuddin : 1992 : 2) 2.2. Jenis-jenis khat di antaranya adalah : 1. . / Khattu Al-Naskhi

Secara etimologis

/ berasal dari kata / naskha/ yang berarti menghapus.

Khat ini merupakan pokok dasar kaligrafi. Bentuk tulisan ini banyak digunakan dalam

penulisan ayat-ayat Al-Quran, buku-buku ilmiah maupun tulisan sehari-hari. (Sirojuddin :

1992 : 102).

Dan jenis

. / Khattu Al-Naskhi ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya.

Contoh :

/ man kana yu’minu billahi wal yaumil akhiri fal yaqul khairan au li yasmut “ barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir (kiamat) maka katakanlah yang
baik( jujur) atau berdiamlah” ( Hadits Nabi SAW ) Gambar 6
Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]
/ Khattu Al-Sulusi / / khattu al- śuluśi / adalah kata yang diambil dari bahasa arab
yang berarti sepertiga. Khat ini merupakan khat yang banyak terdapat dalam berbagai macam model kaligrafi dan mudah dipelajari. Dimana bentuk dan lekukan huruf-hurufnya jelas dan agak tebal dalam setiap penulisannya, keindahannya terletak pada penataan hurufnya yang serasi dan sejajar dengan disertai harkat dan hiasan-hiasan huruf sehingga tidak mustahil kalau jenis ini memperoleh nilai yang tinggi dalam bentuk penulisan.

Jenis khat Al-Sulusi ini ada di temukan pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan, yakni sebanyak 3 kali.

Bismillahi al-rahmani al-rahimi “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”
Gambar 7
Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

3. ./ Khattu Al- Kuffi

/ Khattu Al- Kūfi/ merupakan model penulisan paling tua di antara semua

jenis atau gaya kaligrafi. Kata / kufi / diambil dari nama sebuah tempat atau kota /

kufah/yang merupakan asal mulanya khat ini muncul. Khat kufi adalah tulisan Arab yang

pernah Berjaya di Hirah, Raha dan Nasibain sebelum kota Kufah ada. Kelahiran kota Kufah

sebagai tempat atau basis agama dan polotik Islam telah membawa khat tersebut pada

penyempurnaan bentuk anatomi dan keindahannya, lebih-lebih karena dipakai untuk

menyalin mushaf-mushaf Al-Quran. Kehadirannya di kota Kufah tersebut telah merubah

status nama khat Hieri (dari kata Hirah) menjadi Kūffi.

/ Khattu Al- Kuffi adalah

salah satu khat yang sangat identik dengan bentuk siku-sikunya atau garis-garis tegak lurus.

Jenis khat kufi ini ada di temukan pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota

Medan, yakni sebanyak 2 kali.

Contoh:

/Allāhu Allah Gambar 8
Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

4. / Khattu Al-Diwāni

/ Khattu Al-Diwāni/, adalah jenis yang sering dipakai dalam bentuk tulisan

perakantoran, lencana, surat resmi dan sebagainya. Namanya diambil dari kata / Diwān

/yang berarti kantor.Ciri khas khat ini adalah lebih memprioritaskan pada lekukan sisi yang

melengkung dan agak bulat.

Dan jenis

/ Khattu Al-Diwāni ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya.

Contoh:

Yaru Allāhi ma’aljamā’ah Gambar 9: arabicCalygrafy 5. / Khattu Diwani Jali

/ Khattu Diwani Jali/, adalah yang berbentuk sama dengan

/

Khattu Al-Diwāni/ , namun agak lebih rumit dan bervariasi dalam penulisannya akan tetapi

lebih indah.

Dan jenis

/ Khattu Diwani Jali ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya.

Contoh:

/Alā bizikri Allāhi tatmainnu al-qulūbu/ Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Gambar 10
Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

6 / Khattu riq’ah

Istilah / Riq’ah/ berasal dari kata / / Riqā’ / yang merupakan bentuk jamak

dari kata / Ruq’ah/ yang berarti potongan atau lembaran. Gaya dan model khat riq’ah

hampir sama dengan khat

/ khattu Al-naskh/ dan

/ khattu al- śuluśi/ dengan

kata lain jenis khat ini tidak banyak menumpuk huruf.

Dan jenis

/ Khattu riq’ah ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya.

Contoh:

/Qalā rasūlu Allāhi sallā Allāhu `alaihi wa sallama, lā tadkhulū al-jannah hattā tu’minū. Walā tu’minū hattā tahabbu. Alā udulakum ‘ala syai’n iza faqa samūhu tuhababtum. Afsū as-salā ma bainakum “Rasulullah sallallahu alaihi wassalam berkata tidaklah kamu masuk kedalam surga hingga kamu beriman. Dan tidaklah beriman sampai kamu berkasih sayang. Ingatlah petunjuk atas sesuatu itu apabila menebarkan kasih sayang bagilah salam di antara kamu”.
Gambar 11

Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

7. / Khattu Al-Farisi

Istilah / Farisi / diambil dari nama daerah asal tulisan ini, Persia (Iran). Sebuah

khat yang cenderung menampilkan bentuk atau model huruf yang kurang teratur. Khat ini

ditulis tanpa ada harakat ataupun hiasan dalam penulisannya.

Dan jenis

/ Khattu Al-Farisi ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya.

Contoh:

Innā ‘ataina kal-kautsar fashallilirab bika wanhar innā syāni’aka hua al-a’btaru
“Sungguh kami telah memberimu ( Muhammad) nikmat yang banyak. maka laksankanlah shalat karena Tuhan-mu, dan berkurbanlah ( sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orag yangmembencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)” Gambar 12 : arabicCalygrafy
Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

/ Khattu Al-Raihani ( Ijazah)

Sesuai dengan namanya khat ini lebih bayak dipakai dalam penulisan ijazah. Bentuk

khat ini hampir sama dengan khat sulus, maka tidak menutup kemungkinan proses dan

penggunaan khat ini juga sama, hanya saja pada ujung kepala khat ijazah ini terdapat

tambahan melengkung ke kanan bawah agak ke kiri dan dala penulisan khat ini sangat

terlihat dari kelenturannya.

Dan jenis

/ Khattu Al-Raihani ( Ijazah) ini tidak ada di jumpai dalam

penulisannya.

Contoh:

Zakātu Zakat Gambar 13 : arabicCalygrafy
Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

2.3. Pengertaian Ornamen Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk
mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam. (Susanto,2003) dalam (Htp//balispot.co.id.balispotcetak)
Gaya ornamentasi dapat dipelajari dalam referensi Budaya spesifik yang mengembangkan bentuk-bentuk unik dari dekorasi, atau ornamen termodifikasi dari budaya lain. Budaya Mesir kuno adalah peradaban pertama yang tercatat menambah dekorasi untuk bangunan mereka. Ornamen mereka mengambil bentuk dunia alam dalam suasananya, menghiasi kepala pilar dan dinding dengan gambar papirus dan pohon palem. Budaya Assyria membuat ornamen yang memperlihatkan pengaruh dari sumber Mesir dan sejumlah tema asli, termasuk gambar pohon dan binatang dari daerah tersebut.
Peradaban Yunani kuno membuat banyak bentuk baru dari ornamen, dengan variasi regional dari kelompok Doric, Ionic, dan Corinthian. Bangsa Romawi me-Latinkan bentuk murni dari ornamen Yunani dan mengadaptasi bentuknya untuk tiap tujuan tertentu. (Wikipedia.org.ornament.com) Ornament (architecture) versi 16 Januari 2011 pukul 13:29
Banyak para ahli berpendapat bahwa, perkataan ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi, dalam Ensiklopedia Indonesia, ornamen dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan ( perabot , pakaian, dsb) dan arsitektur. Ornamen merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan sebagai hiasan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut segi-segi keindahaan, misalnya untuk menambah keindaahan suatu barang sehingga lebih bagus dan

menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup ( falsafah hidup ) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-bendayang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.
Kalau membahas tentang ornamen kita tidak terlepas dari pola dan motif karena pola dan motif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ornamen. Pola dalam bahasa Inggris disebut “pattern”, H.W. Fowler dan F.G Fowler pola disebut “decorative”design as executed on carpet, wall paper, clots etc”, sedangkan Herbert Read menjelaskan pola sebagai penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk ulangan tertentu. Mungkin masih sulit gambaran kita tentang pola apabila belum mengerti motif.
Dalam ensiklopedia Indonesia, di jelaskan bahwa motiflah yang menjadi pangkal tema dari suatu buah kesenian. Sejalan dari pendapat di atas kalau di gambarkan, apabila ada garis lengkung ( hanya sebagai contoh) maka garis tersebut disebut sebagai motif, yaitu motif garis lengkung.
Secara simetris, maka akan diperoleh gambar lain yaitu gambar ke dua, merupakan sebuah pola yang di dapat dengan menggunakan motif garis lengkung tadi, selanjutnya apabila gambar ke dua tadi motif dan di ulang-ulang menjadi gambar ke tiga, maka gambar tersebut dapat di sebut sebagai pola atas motif yang ke dua tadi, demikian seterusnya. Jadi dari satu jenis motif betapapun sederhananya, sebagaimana garis lengkung yang dijadikan contoh tadi, setelah mengalami pengulangan dapatlah diperoleh sebuah pola, bahkan tidak hanya sebuah saja, tetapi akan bergantung pada kemungkinan kreativitas seseorang dalam merangkainya. Selanjutnya apabila pola yang telah diperolehnya tadi diterapkan atau dijadikan hiasan pada suatu benda, misalnya dengan jalan di ukir (contoh: pada sebuah kursi ) maka kedudukan pola tadi ialah sebagai ornament dari kursi tersebut.Sampai di sini jelaslah bahwa motiflah yang menjadi pangkal atau pokok dari suatu pola, di mana setelah motif itu

mengalami proses penyusunan dan dibuat secara berulang-ulang akan diperoleh sebuah pola. Kemudian setelah pola tadi diterapkan pada benda lain maka jadilah suatu ornament. (Htp//balispot.co.id.balispotcetak)
Istilah ornamen atau ragam hias berasal dari dua kata yaitu ragam dan hias yang terpadu menjadi satu pengertian yakni pola. Dalam Bahasa Inggris disebut ornament dan dalam Bahasa Belanda disebut Siermotieven. Di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa : kata “ragam” itu bermacam-macam, jenis, corak warna. Misalnya : kain yang banyak ragamnya, banyak warnanya, banyak coraknya, dan banyak jenisnya. Di dalam ragam hias banyak bermacam-macam pola hias yang antara lain : 1. Pola hias manusia : Dikatakan pola hias manusia karena dalam pembuatan ragam hiasnya mengacu pada figure manusia.
Gambar 1: Motif Manusia 2. Pola hias binatang : Pola hias ini di dalam pembuatannya mengacu pada bentuk binatang
Gambar 2 : Motif Binatang 3. Pola hias tumbuh-tumbuhan : Pola hias ini di dalam pembuatannya bersumber pada bentuk tumbuh-tumbuhan.

Gambar 3 : Motif Tumbuhan 4. Pola hias geometris : Pola hias ini dalam pembuatannya mengacu pada bentuk ilmu ukur seperti: garis lurus, garis lengkung, lingkaran, segi tiga, segi empat dsb
Gambar 4 : Motif Geometrik 5. Pola hias Khayali : Kenapa disebut dengan pola hias khayali, karena dalam penciptaannya berdasarkan khayalan dari si pembuat, dan di dalam kehidupan kita pola hias ini sebenarnya tidak ada misalnya : naga, raksasa, dsb.
Gambar 4 : Motif Khayali 6. Pola hias kosmos atau berbentuk alam : Dikatakan pola hias kosmos atau alam memang dalam pembuatannya mengacu pada bentuk-bentuk alam, seperti : awan, cadas, air, batu, gunung, dsb .
Gambar 5 : Motif Awan www.googel.co.id Posted by senirupaunimed pada 13/03/2009
2.3.1 Fungsi Ornamen

Penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu,demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau kegunaan tertentu pula. Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut:
a. Sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (bati