Analisis Ornamen Dan Kaligrafi Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan (Kajian Semiotika)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Semiotika erat kaitannya dengan kebudayaan, karena gejala budaya dilihat oleh
semiotik sebagai suatu sistem tanda yang berkaitan satu sama lain dengan cara
memahami makna yang ada didalamnya. Contohnya dalam satu komunitas atau budaya,
warna merah merupakan tanda bahaya. Demikian juga jika nadi seseorang masih
berdenyut, hal itu menandakan bahwa dia masih hidup. Dengan kata lain, denyut nadi
adalah tanda untuk kehidupan. Dalam hal ini denyut nadi sebagai sesuatu mewakili atau
menandai kehidupan. (Saragih, 2011: 1).
Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya,
semua yang hadir dalam kehidupan manusia dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang
harus diberi makna. (Hoed, 2011:3). Tujuan utama semiotika adalah memahami
kemampuan otak manusia untuk memproduksi dan memahami tanda serta kegiatan
membangun pengetahuan tentang sesuatu dalam kehidupan manusia.
Manusia adalah makhluk yang selalu mencari makna dari lingkungannya, yaitu
berupa ruang yang mana ruang tersebut sebagai tempat manusia berada. Semiotika
melihat ruang sebagai tanda karena ruang dimaknai oleh manusia. Oleh karena itu,
biasanya dalam sebuah kebudayaan kita membedakan ruang publik, ruang privat, dan
ruang suci atau lebih tepatnya tempat publik, tempat privat, dan tempat suci. (Hoed,

2011 : 110). Dalam hal ini peneliti mengambil masjid sebagai objek kajian pada
penelitian ilmu Semiotika. Salah satu bentuk tanda yang terdapat ruang Masjid adalah
ornamen dan kaligrafi.
Ornamen merupakan sebuah hasil karya seni yang termasuk dalam seni visual,
yaitu seni tiga dimensi. Ornamen merupakan dekorasi yang digunakan untuk
memperindah bagian dari sebuah bangunan atau obyek. Penerapan ornamen sebagai

1
Universitas Sumatera Utara

sebuah dekorasi juga sering kita temukan dalam berbagai bangunan yang ada di sekitar
lingkungan kita, misalnya pada dekorasi rumah, gedung-gedung, rumah ibadah dan lainlain. Istilah ornamen dalam bahasa Arab disebut dengan az-Zuhruf, istilah az-Zuhruf
didalam al-Quran dijumpai dalam surah Az-Zuhruf ayat 35, al-Isra ayat 93, al-An‟am
ayat 112, dan Yunus ayat 24. Salah satu istilah ornamen yang terdapat dalam al-Qur‟an
yaitu dalam surat Al-Zuhruf ayat 35 :

ْ

‫ب‬


ْ‫ع‬

‫ا ْ ۚ اْ خ‬

ْ‫عا‬

ٰ

ْ ‫ْخ فً ۚ إ‬

/Wazukhrufān wa‟in kullu ẕalika lammā māta‟ul ḥāyatiddunyā wal „akhiratu ‟inda
rabbaka lil muttqiin/ Artinya : ” Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari
emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan
dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa”.( Q.s. az-zukhruf [43] :35)
Dengan adanya istilah az-Zuhruf didalam al-Quran, maka tidaklah heran bila
dijumpai pula tentang ornamen. Ornamen pada bangunan masjid biasanya berupa ukiran
maupun tempelan material yang ditujukan sebagai hiasan. Ornamen dapat ditampilkan di
dinding maupun menjadi bagian dari anatomi bangunan masjid. Pada umumnya
ornamen atau ragam hias lainnya dibuat untuk memberi ciri-ciri khas pada sebuah

bangunan. (http://id.wikipedia.org/kiki/Ornamen_/arsitektur/,diakses10 januari 2017).
Ilmu semiotika dapat mengkaji tentang ornamen dikarenakan ornamen
khususnya yang mengandung unsur kebudayaan akan memiliki tanda-tanda tertentu
yang kemudian dapat dipahami memiliki makna tertentu yang kemudian dapat memiliki
makna tertentu pula. Semiotika menurut Saragih (2011: 16) adalah mengkaji sebuah
tanda, dalam hal ini ada 3 komponen yang harus dilihat, yaitu Ikonik (representamen),
Indeksikal (interpretant), dan Simbolik (object). Oleh karena itu sesuai dengan objek
kajiannya, maka ornamen dalam hal ini dikaji dengan menggunakan ilmu Semiotika.
Ornamen merupakan salah satu bentuk tanda yang terdapat dalam ruang masjid yang
kali ini menjadi objek penelitian yang akan peneliti lakukan.

2
Universitas Sumatera Utara

Seperti yang dituliskan oleh Sachari (2005: 64) dalam bukunya pengantar
metodologi penelitian budaya rupa. Desain, Arsitektur, seni rupa dan kriya, bahwa ilmu
Semiotika sudah sejak lama digunakan dalam mengkaji sebuah karya seni, dalam hal ini
seorang stukturalis Algeria, Pierre Bourdieu (1971) adalah orang yang pertama kali
menganalisis desain secara semiotika atau berdasarkan tanda-tanda beliau menganalisis
tata letak interior rumah dengan pendekatan arti dan tanda.

Selain ornamen didalam sebuah masjid terdapat pula seni tulisan Kaligrafi,
ungkapan Kaligrafi (dari bahasa inggris yang disederhanakan calligraphy) diambil dari
kata latin “kalios” yang berarti indah dan “graph” yang berarti tulisan atau aksara.
Secara keseluruhan arti “kaligrafi” adalah : kepandaian menulis indah atau tulisan indah.
Bahasa Arab sendiri menyebutnya dengan Khat yang berarti garis atau tulisan
indah.(Sirojuddin, 1992 : 1). Banyak ungkapan yang merujuk pada pengertian kaligrafi
salah satunya didalam Al-Qur‟an surah al-Alaq yang berbunyi :

ْ ْ‫ب ْا‬

‫ا ْ ْأ‬

ْ‫ْا‬

‫ْ ع‬
ْ ْ ْ

‫خ‬

‫خ‬


ْ‫ع ْا‬

‫ب ا‬
ْ ‫ع ب‬

‫ا ْ ْأ ب ْس‬
‫ا‬

/‟iqra‟ bismi rabbikallażi khalaq/ “bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
Menciptakan” /khalaqal insāna min „alaqin/ “Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah” /„iqra‟ wa rabbukal akran/ “Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha
Pemurah” /allażi „allama bilqalami/ “Yang mengajari (manusia) dengan perantaran
kalam” /„allamal insāna mālam ya‟la / “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”.
Surat al-Alaq 1-5 yang disebut diatas bertujuan untuk manusia membaca
sekaligus juga menulis. Membaca dan menulis merupakan bagian dari semiotik.
Sedangkan ilmu khusus tentang menulis disebut dengan kaligrafi. Seni kaligrafi islam
merupakan kebesaran seni islam, lahir di tengah-tengah dunia arsitektur dengan penuh
keindahan. Ini dapat dibuktikan pada keanekaragaman hiasan kaligrafi yang memenuhi

masjid-masjid dan bangunan lainnya, yang ditumpahkan dalam paduan ayat-ayat AlQur‟an yang mulia, hadist, atau kata-kata hikmah para ulama yang bijaksana. Demikian
pula mushaf-mushaf Al-Qur‟an banyak ditulis dengan berbagai bentuk kaligrafi yang di

3
Universitas Sumatera Utara

tulis dengan menggunakan bentuk atau khat yang mempesona. (Sirojuddin, 1992 : 4)
salah satu masjid yang mempunyai bentuk atau khat yang indah yaitu yang terdapat
pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan.
Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan merupakan salah satu Masjid tertua
dikota Medan dan salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Melayu Deli yang
dibangun pada tahun 1854 M oleh sultan Deli VII Osman Perkasa Alam dengan
menggunakan bahan kayu pilihan. Masjid yang dibangun dengan arsitektur perpaduan
Arab, India, Persia, Melayu dan China ini menjadi salah satu objek wisata di Medan.
Masjid Al-Osmani merupakan masjid tertua dikota Medan, berlokasi di Kec. Medan
Labuhan atau dikenal Tanah Raja Lama Pekan Labuhan dan terbukti disini terdapat
makam sultan. Saat ini Masjid Al-Osmani yang memiliki perwarnaan kuning kehijauan
tersebut masih dijadikan sebagai pusat kegiatan islam seperti tepung tawar,
keberangkatan haji maupun banyak dimanfaatkan sebagai lokasi acara para calon-calon
Legislatif maupun Pilkada yang akan terpilih. (https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_AlOsmani , diakses 15 februari 2017).

Ornamen Masjid Raya al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yang akan di
bahas dalam penelitian ini juga mempunyai beragam makna Simbolis yang terkandung
didalamnya. Berdasarkan pengamatan peneliti , didapati kurang lebih 12 jumlah
ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Bahasan
mengenai ornamen pada Masjid Raya al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan ini
selanjutnya akan dikaji dengan ilmu Semiotika.
Berikut akan dijelaskan alasan peneliti judul “ Analisis Ornamen Dan Kaligrafi
Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan ( Kajian Semiotika)” adalah
karena :
1. Masjid Raya Al-Osmani dipilih oleh peneliti karena Masjid ini merupakan salah
satu Masjid bersejarah dibangun pada tahun 1854 dan merupakan Masjid tertua
khususnya di Kota Medan. Masjid ini juga memiliki perpaduan gaya arsitektur

4
Universitas Sumatera Utara

yang khas diantaranya Budaya Melayu, Budaya Arab dan Budaya China.
Perpaduan yang indah dapat dilihat dari adanya ukiran ornamen pada beberapa
bagian masjid, misalnya pada kubah, pilar, pintu, mimbar, dinding, dan juga
adanya ornamen berbentuk kaligrafi yang sangat indah.

2. Peneliti menggunakan ilmu Semiotika untuk mengkaji ornamen pada Masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, karena semiotik pada perkembangannya
menjadi perangkat teori yang digunakan untuk mengkaji kebudayaan manusia
yang ada pada masa itu. Ilmu Semiotika mengkaji tentang tanda, tanda yang
berupa ornamen telah ada sejak jaman dahulu yang merupakan bagian kebudayaan
yang diwariskan oleh nenek moyang yang memiliki nilai tinggi oleh karena itu,
Masjid Al-Osmani Medan Labuhan perlu diteliti. Dalam hal ini ialah tanda atau
ornamen yang ada didalamnya.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasakan perlu adanya penelitian
lebih lanjut terhadap salah satu keistimewaan dari Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan tersebut yaitu ornamen dan kaligrafinya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
melanjutkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan atau diteliti oleh Mahmuda
Mahasiswa Program S1 Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
tahun 2012. Diketahui juga bahwa penelitian dengan judul “Analisis Ornamen Mesjid
Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan (Kajian Semiotika)” belum pernah
diteliti sebelumnya di Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Sastra Arab, Universitas
Sumatera Utara.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Agar penelitian ini tetap pada pokok permasalahannya sehingga dapat mencapai
tujuannya, maka perlu adanya perumusan masalah yang meliputi :

1. Apa saja bentuk dan fungsi ornamen yang terdapat pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan?
2. Apa saja jenis kaligrafi (khat) yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan?

5
Universitas Sumatera Utara

3. Apa makna semiotik yang terkandung dari bentuk-bentuk ornamen yang
terdapat didalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan?

1.3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui bentuk dan fungsi ornamen Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kaligrafi (khat) yang terdapat pada Masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan
3. Untuk Mengetahui makna semiotik yang terkandung dari bentuk-bentuk
ornamen yang terdapat didalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan.


1.4. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi
manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut :
1. Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman keilmuan dibidang Semiotik pada Ornamen Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan. Mengetahui bentuk-bentuk ornamen dan kaligrafi
yang terdapat pada Mesjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
2. Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat dalam prakteknya, antara lain Masyarakat dapat mengetahui makna
Semiotik dari ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota
Medan. Sedangkan untuk Mahasiswa penelitian ini dapat menambah
pembendaharaan Karya Ilmiah di Fakultas Ilmu Budaya pada umumnya dan
Program Studi Bahasa Arab pada khususnya, serta bermanfaat untuk menjadi
bahan

rujukan

(refrence)

bagi


Mahasiswa

ataupun

Masyarakat

yang

memerlukannya.

6
Universitas Sumatera Utara