Analisis Ornamen Dan Kaligrafi Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan (Kajian Semiotika) Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Setiap penelitian membutuhkan suatu cara atau pun metode untuk mencapai hasil
yang sistematis dan terarah. Metode menurut Subagyo (2004: 1) adalah cara atau jalan,
yang selanjutnya merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran
yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan masalah.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian
yang mengambil data dari Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan. Berdasarkan
dengan tempat, waktu, dan hasil yang akan diteliti, maka metode yang akan digunakan
adalah pengamatan /observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian lapangan ini dilakukan di Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan terletak dijalan Yos Sudarso Km.
18 Medan Labuhan Kota Medan.
3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga bulan dalam
penyelesaiannya, dimulai dari bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017.
3.3. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini dikarenakan sesuai dengan cara penyajian data yang akan dilakukan

dengan ilmu semiotika.

28
Universitas Sumatera Utara

3.4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sebuah alat perekam visual yaitu kamera untuk
mengumpulkan data berupa gambar sampel ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan dan peneliti sendiri yang menjadi pengumpul data dalam penelitian ini. untuk
menyeleaikan penelitian ini, maka peneliti melakukan tiga tahapan yaitu :
1. Observasi
Menurut Erlina (2011: 22),

observasi merupakan salah satu metode

pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung. Sedangkan
menurut Subagyo (2004: 63) observasi adalah alat pengumpul data yang
dapat dilakukan secara spontan maupun dengan sengaja yaitu dengan
menggunakan daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam hal ini
peneliti melakukan pengamatan langsung ke lokasi Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan.

2. Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung
dengan

mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan

kepada

koresponden.

(Subagyo, 2004: 39). Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan oleh dua orang atau lebih bertatap
muka

mendengarkan langsung informasi-informasi


atau keterangan-

keterangan. Teknik wawancara banyak dilakukan di Indonesia sebab
merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam setiap survei. Peneliti
telah mewawancarai 2 orang narasumber untuk mencari dan menambah
informasi yang berkaitan dengan ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan. Narasumber tersebut yaitu: Ketua Badan
Kesejahteraan Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yaitu

29
Universitas Sumatera Utara

Bapak Ahmad Faruni M.Ag dan Badan Pengurus Harian Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan yaitu Bapak sufyan

3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan sampel. Dokumentasi yang dilakukan akan menghasilkan beberapa
data yang bersifat visual (gambar atau foto) dari ornamen pada Masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yang selanjutnya akan dianalisis

dengan ilmu semiotika. disamping itu juga, buku buku referensi berhubungan
dengan penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka
peneliti merangkum data dan memfokuskan pada hal-hal yang penting saja seperti
memfokuskan pada ornamen dan kaligrafi melalui ilmu semiotika berdasarka teori
Pierce dalam Saragih (2011) untuk mengetahui pemaknaan tanda dari aspek Ikonik
(representamen), Indeksikal (intrpretant), Simbolik (lambang) pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan.

3.6.

Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah data dirangkum, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Penelitian kualitatif akan menghasilkan beberapa data yang bersifat deskriptif oleh
karena itu, penyajian hasil penelitian tersebut biasanya dibuat dalam beberapa teks yang
bersifat naratif.


30
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan
Kebudayaan Indonesia merupakan perpaduan berbagai akar kultur, termasuk
budaya melayu yang hidup dibeberapa wilayah pulau sumatera. Salah satu kawasan
yang kental dengan budaya melayu ini adalah sumatera utara khususnya kota Medan.
Akar budaya melayu termasuk salah satu didunia yang terkenal dekat dengan ajaran
islam. Oleh karenanya, memiliki sebuah Masjid yang dapat menjadi symbol kebesaran
dan religiulitas budaya melayu sekaligus Kota Medan adalah hal yang penting. Untuk
itulah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan dibangun. Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Osman dari Kerajaan Melayu
Deli. Beliau memerintah pada tahu 1854-1858, saat itu ibukota Kesultanan Deli ada
dilabuhan Deli. Bekas istananya berdiri tidak jauh dari masjid, tetapi sekarang tidak
tampak lagi tinggal puing-puingnya saja. (Anom, I.G.N. 1999: 33)
Masjid Al-Osmani adalah sebuah masjid di Medan, Sumatera Utara. Masjid ini
juga di kenal dengan sebutan Masjid Labuhan karena lokasinya yang berada di

kecamatan Medan Labuhan. Masjid ini terletak di jalan K.L. Yos Sudarso Km. 18 Kel.
Pekan Labuhan sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Medan. Di depan masjid ini ada
sebuah sekolah yaitu sekolah YASPI (Yayasan Pendidikan Islam) dan tak jauh dari
masjid ini disebelah YASPI ada sebuah pekong Lima Medan Labuhan dan di depan
pekong tersebut ada sebuah jalan yang menuju ke pasar/pajak medan labuhan. Masjid
Al-Osmani dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa
Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Ketika pertama kali dibangun pada
tahun, ukuran Masjid Al-Osmani hanya 16 x 16 meter dengan material utama dari kayu
pilihan yang didatangkan langsung dari Belanda yang masuk dari pelabuhan Belawan di
Labuhan Deli.

31
Universitas Sumatera Utara

Gambar 17. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Sebelum Direnovasi
(Sumber : Google Picture, diakses pada tanggal 15 Mei 2017)
Kemudian pada 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu
dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa
Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan. Beberapa kali pemugaran terhadap
bangunan masjid ini telah dilaksanakan tanpa menghilangkan arsitektur asli yang

merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu, dan China.
Kombinasi arsitektur empat Negara itu misalnya pada pintu masjid berornamen China,
ukiran bangunan bernuansa India, dan arsitektur bernuansa Eropa, dan ornamenornamennya bernuansa Timur Tengah. Rancangannya unik, bergaya India dengan kubah
tembaga bersegi delapan. Kubah yang terbuat dari kuningan tersebut beratnya mencapai
2,5 ton.
Pada tahun 1870, Sultan Deli VIII Mahmud Perkasa Alam melakukan
pemugaran besar-besaran terhadap bangunan masjid yang diarsiteki arsitek asal Jerman,
GD Langereis. Selain dibangun secara permanen, dengan material dari Eropa dan Persia,
ukurannya juga diperluas menjadi 26 x 26 meter. Renovasi itu selesai tahun 1872.
Masjid Al-Osmani didominasi warna kuning, dengan warna kuning keemasan yang
merupakan warna kebanggaan Suku Melayu, warna tersebut diartikan atau menunjukkan
kemegahan dan kemuliaan. Kemudian dipadu dengan warna hijau yang filosofnya
menunjukkan keislaman.

32
Universitas Sumatera Utara

Gambar 18. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan setelah direnovasi
(Sumber. Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 Januari 2017)
Masjid Raya Al-Osmani sekarang masih dikelola oleh keturunan sultan, semula

dibangun dengan kontruksi kayu setelah beberapa kali pemugaran barulah bangunan
masjid ini dibuat permanen oleh sultan Mahmud Perkasa Alam, pengganti sultan Osman
Perkasa Alam. Tahun1927 masjid direhab oleh Deli maatschappij dan pada tahun 19631964 masjid direhab oleh Direktur Utama Tembakau deli II. Tahun 1977 masjid direhab
kembali dengan dana bantuan Presiden RI. Tahun 1991-1992 masjid dipugar atas
prakarsa Walikota KDH Tk.II Medan dan diresmikan pemugarannyapada 4 juni 1992.
Hingga kini, selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid itu juga dipakai
sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan dan tempat
pemberangkatan menuju pemondokan jamaah haji yang berasal dari Medan utara. Di
masjid ini juga terdapat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima
Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan
Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan
Mahmud Perkasa Alam.

33
Universitas Sumatera Utara

4.2. Bentuk Dan Fungsi Ornamen Yang Terdapat Pada Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan.
4.2.1. Ornamen Pucuk Rebung


Gambar 19. Ornamen Pucuk Rebung
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Flolaris/tumbuhan, yaitu Pucuk Rebung (Sinar,
2007: 17). Pucuk Rebung adalah pucuk bambu yang masih muda. Bentuk Pucuk Rebung
ini dijumpai pada bagian Resplang atas 4 pintu masuk Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan. Pucuk rebung berbentuk segitiga dengan garis-garis lengkung dan lurus
didalamnya. Pada umumnya didalam segitiga tersebut terdapat satu garis tegak lurus
yang dirantai dengan ranting (garis-garis) melengkung kekiri dan kekanan. Garis-garis
lengkung inilah yang membentuk pola ukiran Pucuk Rebung. Ornamen ini memiliki
fungsi murni estetis karena memperindah bagian resplang atas Masjid.
4.2.2. Ornamen Kiambang

Gambar 20. Ornamen Kiambang
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Kiambang (Sinar,
2007: 17). Kiambang merupakan salah satu ornamen dengan bentuk Sulur yaitu

34
Universitas Sumatera Utara


tumbuhan menjalar. Ornamen Kiambang ini terletak pada bagian Mimbar Masjid Raya
Al-Osmani Medan labuhan Kota Medan. Kiambang adalah sebutan umum paku air atau
tumbuhan air. Tumbuhan ini bisa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti
sawah, kolam dan danau. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena
memperindah bagian Mimbar Masjid.
4.2.3. Ornamen Itik Pulang Petang

Gambar 21. Ornamen Itik Pulang Petang
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Hewan/binatang yaitu Hewan Itik (Sinar, 2007:
19). Ornamen ini memiliki bentuk dasar huruf “S” yang bersambung. Huruf “S” ini
dapat dibuat tegak maupun miring. Ornamen ini berada pada sisi Selatan dan sisi Utara
bagian atas pintu kecil Masjid. Dibagian tengah ornamen Itik Pulang Petang ini dibuat
variasi berupa daun-daunan, bunga-bungaan dan sebagainya. Ornamen ini selain
memiliki fungsi murni estetis sebagai hiasan juga memiliki fungsi kontruktif sebagai
kusen pintu agar cahaya dapat masuk kedalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan.
4.2.4. Ornamen Bunga Ketola

Gambar 22. Ornamen Bunga Ketola

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

35
Universitas Sumatera Utara

Ornamen ini berbentuk ornamen Flolaris/tumbuhan yaitu Bunga Ketola (Sinar,
2007: 28). ornamen ini merupakan gambaran bunga yang indah dikelilingi dengan
bentuk Sulur atau tumbuhan menjalar disekitarnya. Ornamen ini terletak pada bagian
atas pintu utama Masjid. Ketola dalam bahasa Indonesia adalah Gambas yaitu sejenis
sayuran yang termasuk kedalam jenis labu-labuan. Ornamen ini selain memiliki fungsi
murni estetis untuk memperindah bagian atas pintu utama masjid juga memiliki fungsi
konstruktif yaitu sebagai sarana agar cahaya dapat masuk kedalam ruangan Masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
4.2.5. Ornamen Bunga Cina

Gambar 23. Ornamen Bunga Cina
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Cina
(Sinar,2007: 29). Bunga Cina disebut juga dengan Bunga Susun Kelapa. Ornamen ini
memiliki corak persegi, kotak-kotak terletak pada bagian pintu masuk Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena
memperindah tampilan pada bagian pintu masuk Masjid.
4.2.6. Ornamen Bunga Cengkih

Gambar 24. Ornamen Bunga Cengkih
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

36
Universitas Sumatera Utara

Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Cengkih (Sinar,
2007: 29). Ornamen Bunga Cengkih ini memiliki pewarnaan kecoklat-coklatan dan
menyerupai bentuk Bunga Cengkih aslinya. Ornamen ini terletak pada bagian Fentilasi
atas dan ornamen ini memiliki fungsi murni estetis juga memiliki fungsi konstruktif
karena selain memperindah bagian fentilasi atas masjid juga sebagai tempat udara masuk
kebagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
4.2.7. Ornamen Bunga Matahari

Gambar 25. Ornamen Bunga Matahari
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Matahari
(Kartini, 2014: 20). Ornamen Bunga Matahari berbentuk setangkai bunga matahari yang
dikelilingi secara simetris dengan sulur daun-daunan. Ornamen ini terletak pada bagian
bawah kubah bagian luar masjid. ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena
memperindah tampilan bagian luar kubah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan.
4.2.8. Ornamen Bunga Kundur

Gambar 26. Ornamen Bunga Kundur
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Kundur (Sinar,
2007: 22). Ornamen Bunga Kundur ini diambil dari bentuk bunga kundur yaitu sejenis

37
Universitas Sumatera Utara

tumbuhan sayur-sayuran. Ornamen ini terletak pada bagian jendela masjid. ornamen ini
selain memiliki fungsi murni estetis juga memiliki fungsi konstruktif karena selain
menambah keindahan tampilan bagian jendela masjid juga sebagai sarana agar cahaya
dapat masuk menerangi bagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota
Medan.
4.2.9. Ornamen Lebah Bergantung

Gambar 27. Ornamen Lebah Bergayut
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Hewan/binatang yaitu Lebah Bergantung
(Sinar, 2007: 19). Ornamen ini diambil dari bentuk sarang ebah yang bergantung
didahan kayu. Diberi variasi dengan lekukan dan bunga-bunga yang memanjang.
Ornamen ini terletak pada bagian Resplang bawah Masjid dan memiliki fungsi murni
estetis karena memperindah tampilan bagian bawah Resplang Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan.
4.2.10. Ornamen Ekor Merak

Gambar 28. Ornamen Ekor Merak
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini berbentuk ornamen Hewan/binatang yaitu Ekor Merak (Sunaryo,
2011: 69). Ekor Merak diambil dari hewan burung merak merupakan jenis burung yang

38
Universitas Sumatera Utara

memiliki keindahan tiada tara. Ornamen ini terletak pada bagian dinding atas yang
mengelilingi seluruh Masjid. Bulu-bulu ekornya seperti membentuk kipas dengan bintik
seperti mata. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena menambah keindahan
tampilan dinding Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
4.2.11. Ornamen Daun Pakis

Gambar 29. Ornamen Daun Pakis
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Ornamen ini merupakan ornamen Daun Pakis (Sinar, 2007: 22). Ornamen ini
diberi pewarnaan hijau kecoklat-coklatan yang menyerupai bentuk daun pakis aslinya
ornamen ini terletak pada bagian atas atau langit-langit Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena sebagai hiasan
untuk memperindah tampilan bagian langit-langit masjid.
4.2.12. Ornamen Bunga Lotus (Teratai)

Gambar 30. Ornamen Bunga Lotus
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 Januari 2017)
Ornamen ini merupakan ornamen khas Arab (Arabesque) yaitu Bunga Lotus
(Mahfuzah, 2015: 65). Ornamen ini merupakan ornamen berjenis Bunga Lotus atau
(teratai) yang dipadukan dengan hiasan dedaunan. Ornamen Bunga Lotus ini terletak
pada bagian depan Mihrab Masjid ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena
memperindah seluruh tulisan kaligrafi yang dihiasinya.

39
Universitas Sumatera Utara

4.3. Kaligrafi Yang Terdapat Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota
Medan.
4.3.1. Kaligrafi Jenis Khat Sulus

Gambar 31. Kaligrafi Arab jenis Khat Sulus
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)
Khat jenis Sulus yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan yaitu pada Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 144 :

ۚ ‫سجد ألحر‬
‫أج ك ش أطر أل أ‬

‫ترض ه ۚ ف‬
‫ق أد ر ٰ تق ب أج ك في لس ء ۖ ف لي ك ق أب ةً أ‬

/Qad narā taqalluba wajhika fi as-samā‟i falanuwalliyannaka qiblatan tardāhā fawalli
wajhaka syatra al-masjidi al-harāmi/. Artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad)
sering menengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau
senang. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram”. Penulisan jenis khat
Sulus ini berada pada bagian atas Mihrab Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota
Medan.
4.3.2. Kaligrafi Jenis Khat Kufi

Gambar 32. Kaligrafi Arab jenis Khat Kufi
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

40
Universitas Sumatera Utara

Khat jenis Kufi yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan yaitu :‫ه‬

/allah/ (azza wajalla) dan

‫ح د‬

/Muhammad/ (khataman

anbiya‟). Dan keduanya dikelilingi oleh kalimat syahadat yang berbunyi,

‫ه‬

‫ح د رس‬

‫َ له‬

‫ش د‬

‫( ه ش د‬Saya bersaksi tiada tuhan selain allah dan Muhammad

adalah utusan allah). Penulisan ini terletak pada bagian sisi kiri dan sisi kanan bagian
atas Mihrab Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
4.4. Analisis Semiotika Pada Ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan
Masjid Raya al-Osmani Medan Labuhan memiliki beberapa bagian utama yaitu
kubah, ruang utama, mihrab, dan mimbar yang dihiasi dengan berbagai macam ornamen
baik itu ornamen geometris, floralis dan hewan. Berbagai macam ornamen tersebut
memiliki makna yang dapat dikaji dengan ilmu Linguistik yaitu ilmu Semiotika, karena
ornamen tersebut memiliki makna Simbolis didalamnya. Ornamen akan dikaji
menggunakan ilmu Semiotika Pierce dalam Saragih (2011), terdapat tiga macam tanda
menurut sifat penghubung antara petanda dengan penanda yaitu, Ikonik (representamen)
tanda yang hampir seperti menyerupai atau identik dengan bentuk aslinya, Indeksikal
(interpretan) adalah tanda yang menunjukkan kepada sebuah arti, dan Simbolik (object)
adalah tanda yang tidak memiliki hubungan logis dan kemiripan dengan objek tetapi
pemaknaannya sesuai dengan kesepakatan bersama (konvensi). Ornamen pada Masjid
Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yang akan dibahas pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut:

41
Universitas Sumatera Utara

4.4.1. Ikonik (representamen), Indeksikal (interpretant) dan Simbolik (object)
pada Ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan
4.4.1.1. Ornamen Bunga Ketola

Gambar 33. Ornamen bunga ketola secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 34. Ornamen Bunga Ketola
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa Ikonik (representamen) adalah suatu
tanda yang menyerupai atau hampir seperti dengan bentuk aslinya. Pada gambar diatas
Secara Ikonik (representamen) berbentuk bunga yaitu bunga ketola yang terletak diatas
pintu utara dan selatan masjid yang terbuat dari kaca patri. Ornamen ini dibuat pada
tahun 1886 Masehi, dengan bahan kaca patri timah putih yang langsung didatangkan
dari Negeri Persia.
Secara indeksikal (interpretant), ornamen diatas merupakan ornamen berbentuk
bunga ketola, bunga ketola ini merupakan gambaran bunga yang indah dikelilingi
dengan bentuk sulur atau tumbuhan menjalar disekitarnya yang memiliki arti rasa
keindahan bagi sesama manusia. (Hasil wawancara langsung dengan bapak Faruni

42
Universitas Sumatera Utara

selaku Ktua BKM MAsjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal
20 Mei 2017)
Secara simbolik (objek), ornamen ini merupakan ornamen Bunga Ketola. Ketola
dalam bahasa Indonesia adalah gambas yaitu sejenis sayuran yang termasuk dalam jenis
labu-labuan, sering juga disebut “onyong”. Ornamen yang bunga ketola ini merupakan
gambaran bunga yang indah dikelilingi dengan bentuk sulur atau tumbuhan menjalar
disekitarnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/gambas, diakses 23 mei 2017)
4.4.1.2. Ornamen Bunga Cengkih

Gambar 35. Ornamen bunga cengkih secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 36. Ornamen Bunga Cengkih
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk bunga

yaitu Bunga

Cengkih. Ornamen ini berapa pada setiap sisi Fentilasi bagian atas Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan dan ornamen ini berjumlah 4 buah. Ornamen
Bunga Cengkih ini dibuat pada tahun 1999 Masehi dan dibuat dengan bersusun
melingkar.

43
Universitas Sumatera Utara

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini merupakan Bunga Cengkih dengan
pewarnaan kecoklat-coklatan. Ornamen Bunga Cengkih memiliki makna bahwa bunga
cengkih diharapkan dapat memberikan keharuman pada para Jama‟ah yang memasuki
Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. (Hasil wawancara langsung
dengan bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM MAsjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017)
Secara Simbolik (objek) ornamen ini merupakan bentuk ornamen Bunga Cengkih
yang menyerupai bentuk aslinya ornamen ini disusun secara melingkar dan memiliki
makna kemegahan (skripsi Kartini, 2014: 17). Ornamen ini disusun melingkar
mengelilingi lubang fentilasi bagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan
Kota Medan.
4.4.1.3. Ornamen Kiambang

Gambar 37. Ornamen kiambang secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 38. Ornamen Kiambang
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

44
Universitas Sumatera Utara

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini merupakan ornamen Kiambang yang
terletak pada Mimbar Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen
pada Mimbar ini dibuat pada tahun 1886 Masehi. Ornamen Kiambang ini merupakan
gambaran Mahkota yang sangat indah yang biasa dipasang diatas kepala Raja atau
Sultan.
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki warna kecoklat-coklatan
yang dipadukan dengan warna hijau. Hampir seluruh bagian mimbar dihiasi dengan
bentuk Kiambang yang sangat indah. Mimbar ini merupakan pemberian dari saudagar
Cina yaitu Cong Afi yang merupakan sahabat dekat Sultan Mahmud Perkasa Alam,
hingga saat ini Mimbar masih terus digunakan terutama pada saat Sholat Jum‟at. .
(Hasil wawancara langsung dengan bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku ketua BKM
Masjid Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen Kiambang. Kiambang
merupakan sebutan umum untuk paku air dari genus Salvina, ki artinya pohon dan
ambang artinya mengapung. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air
menggenang, seperti sawah, kolam, dan danau. Kiambang tidak menghasilkan bunga
karena termasuk kedalam jenis paku-pakuan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kiambang,
diakses 23 Mei 2017).
4.4.1.4. Ornamen Pucuk Rebung

Gambar 39. Ornamen Pucuk Rebung secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

45
Universitas Sumatera Utara

Gambar 40. Ornamen Pucuk Rebung
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen merupakan ornamen Pucuk Rebung.
Ornamen ini berada pada bagian resplang yang mengelilingi seluruh bagian masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen ini dibuat pada Tahun 1886 Masehi.
Ornamen ini telah banyak mengalami pergantian dikarenakan bahan kayunya yang rusak
terkena hujan dan panas matahari.
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen pucuk rebung ini berbentuk segitiga
tegak lurus yang dirantai dengan ranting-ranting (garis-garis) melengkung kekiri dan
kekanan. Garis-garis lengkung inilah yang membentuk pola ukiran pucuk rebung.
Ornamen ini menurut adat melayu mengungkapkan “duduk berunding, bermusyawarah,
bermufakat” yang bermakna segala sesuatu harus disepakati melalui musyawarah agar
masyarakat melayu tidak terpecah belah sebab bambu merupakan pohon yang tidak
mudah rebah oleh tiupan angin kencang sekalipun. (Hasil wawancara langsung dengan
bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku ketua BKM Masjid Al-Osmani Medan Labuhan Kota
Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) Ornamen Pucuk Rebung adalah pucuk bambu yang
masih muda. Pucuk rebung berbentuk segitiga denga garis-garis lengkung dan lurus
didalamnya ornamen pucuk rebung ini melambangkan kesuburan dan kebahagiaan
dalam kehidupan manusia. (Skripsi Kartini, 2014: 21-22).

46
Universitas Sumatera Utara

4.4.1.5. Ornamen Bunga Cina

Gambar 41. Ornamen Bunga Cina secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 42. Ornamen Bunga Cina
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk bunga yaitu Bunga Cina.
Ornamen ini terletak pada bagian pintu Masjid yang berjumlah 9 buah. Bentuk ornamen
yang berada pada pintu masuk Masjid ini dibuat pada tahun 1886 Masehi yang
merupakan sumbangan dari saudagar Cina yaitu Cong Afi yang merupkan sahabat dekat
Sultan Mahmud Perkasa Alam.
Secara Indeksikal (interpretan) ornamen ini merupakan ornamen bunga cina
yang memiliki corak persegi, kotak-kotak dan memiliki perpaduan warna kuning dan
juga warna hijau. Ornamen bunga cina ini biasa kita temui dipintu-pintu masuk rumah
atau Vihara tempat ibadahnya orang Cina. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak
Ahmad Faruni selaku ketua BKM Masjid Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan Pada
tanggal 20 Mei 2017).

47
Universitas Sumatera Utara

Secara Simbolik (objek) ornamen ini merupakan ornamen Bunga Cina yang
terletak dibagian pintu masuk Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan
Ornamen Bunga Cina disebut juga dengan Bunga Susun Kelapa. Bunga Cina ini
mempunyai makna keikhlasan hati. (Skripsi Krtini, 2014: 18).
4.4.1.6. Ornamen Lebah Bergayut

Gambar 43. Ornamen lebah Bergayut secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 44. Ornamen Lebah Bergayut
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk Hewan yaitu Lebah.
ornamen ini disebut juga Lebah Bergayut. Ornamen ini di buat pada tahun 1886 Masehi
yang terbuat dari bahan kayu akan tetapi ornamen ini telah banyak mengalami renovasi
karena bahan dasar kayunya yang rusak terkena hujan dan panas matahari.
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini diambil dari bentuk sarang lebah
yang bergayut didahan kayu bentuk Lebah Bergayut mempunyai arti yang baik bagi
kesehatan tubuh serta mendatangkan manfaat bagi manusia. (Hasil wawancara langsung

48
Universitas Sumatera Utara

dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen lebah bergayut
biasanya ditempatkan pada lisplang dan sebagai hiasan pada pinggir bawah bidang yang
memanjang. Ukiran ini disebut juga dengan ombak-ombak. Ornamen ini biasanya
mengelilingi seluruh lisplang bawah bangunan seperti masjid. (Kartini, 2014: 25).
4.4.1.7. Ornamen Bunga Matahari

Gambar 45. Ornamen Bunga Matahari secara
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 46. Ornamen Bunga Matahari
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen diatas berbentuk bunga yaitu bunga
matahari. Ornamen diatas terletak pada kubah bagian luar Masjid Raya Al-Osmani
Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan bentuk ornamen ini mengelilingi seluruh bagian
luar kubah masjid. ornamen ini dibuat pada tahun 1999 Masehi.

49
Universitas Sumatera Utara

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen bunga matahari

ini diumpamakan

kepada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, posisi ornamen bunga
matahari yang berada pada bagian luar kubah masjid ini menggambarkan keindahan dan
letaknya yang tinggi sehingga masyarakat dapat melihat sisi luar Masjid yang sangat
indah. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua
BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen Bunga Matahari berbentuk setangkai bunga
matahari yang dikelilingi secara simetris dengan sulur daun-daunan dan memiliki makna
ketentraman dan kerukunan pemilik rumah, serta memberi berkah dan rasa nyaman bagi
penghuninya. (Kartini, 2014: 20).
4.4.1.8. Ornamen bunga kundur

Gambar 47. Ornamen Bunga Kundur secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 48. Ornamen Bunga Kundur
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk bunga yaitu Bunga
Kundur. Ornamen ini dibuat pada tahun 1999 Masehi dan terbuat dari kaca patri yang

50
Universitas Sumatera Utara

sangat indah. Ornamen Bunga Kundur ini dihiasi dengan bentuk dedaunan yang sangat
indah.
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki arti ketabahan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Ornamen ini memiliki perpaduan beberapa warna yaitu
warna kuning, warna merah, warna hijau dan warna biru yang sangat indah dan meriah.
(Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM
Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen bunga kundur dan
dihiasi dengan beberapa dedaunan yang sangat indah dan perpaduan warna yang meriah
didalam pembuatannya. Ornamen bunga kundur ini termasuk ornamen yang masuk
kedalam bentuk sayur-sayuran (Kartini, 2014: 16)
4.4.1.9. Ornamen Ekor Merak

Gambar 49. Ornamen Ekor Merak secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

51
Universitas Sumatera Utara

Gambar 50. Ornamen Ekor Merak
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk Hewan yaitu ornamen
Ekor Merak. Penulisan ornamen ini berada pada dinding atas yang mengelilingi seluruh
bagian luar dinding pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.
Ornamen ini dibuat pada tahun 1999 Masehi.
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen Ekor Merak merupakan ornamen yang
melambangkan keindahan. Penerapan ornamen ini pada Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan diharapkan memberikan kesan keindahan kepada para Jama‟ah Masjid.
sehingga para Jama‟ah akan kembali Shalat di Masjid Raya Al-Osman Medan Labuhan
Ini. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM
Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen ekor merak. Ekor
burung merak yang panjang dan biasanya digambarkan dalam keadaan terbuka dengan
pola-pola bulatan pada bulu ekornya merupakan cirri yang menonjol. Ornamen ekor
merak ini melambangkan keindahan. (Sunaryo, 2011: 68)
4.4.1.10. Ornamen Itik Pulang Petang

Gambar 51. Ornamen Itik Pulang Petang secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

52
Universitas Sumatera Utara

Gambar 52. Ornamen Itik Pulang Petang
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk Hewan yaitu Itik Pulang
Petang. Ornamen ini terletak pada bagian atas pintu Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan dan ornamen ini dibuat pada tahun 1886 Masehi dengan bahan
dasar dari pembuatan ornamen ini yaitu terbuat dari kaca patri timah putih.
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki makna dimana waktu
petang atau sore hari semua masyarakat muslim pulang kerumah setelah seharian berada
diluar serta bergegas agar bersiap-siap untuk melaksanakan Shalat Magrib berjamaah
bersama di Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. (Hasil wawancara
langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen Itik Pulang Petang memiliki bentuk dasar huruf
“S” yang bersambung. Huruf “S” itu dapat dibuat tegak maupun miring. Dan biasanya
dibagian tengah dibuat variasi berupa daun-daunan, bunga-bungaan dan sebagainya.
Huruf “S” itulah yang mirip dengan seekor itik. Ornamen ini ditempatkan pada bidang
yang memanjang, seperti kerangka pintu dan lis dinding. (Kartini, 2014: 25-26).
4.4.1.11. Ornamen Daun Pakis

Gambar 53. Ornamen Daun Pakis secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

53
Universitas Sumatera Utara

Gambar 54. Ornamen Daun Pakis
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk daun yaitu daun pakis.
Ornamen ini terletak pada bagian kubah dalam atau langit-langit (asbes) Masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen ini dibuat pada tahun 2012 dengan
modifikasi bentuk persegi empat.
Secara indeksikal (interpretant) ornamen ini bermakna semangat yang tak
kunjung padam, maju terus walaupun mendapat halangan dan rintangan, sedangkan
pewarnaan pada ornamen persegi banyak diatas memiliki warna yang beraneka ragam
warna yang diharapkan dapat memberikan kesegaran pada jamah yang memasuki
Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. (Hasil wawancara langsung
dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen berbentuk Daun Pakis
yang terdiri dari delapan kelopak yang disusun secara teratur melingkar. Ornamen daun
pakis ini dikombinasikan dengan bentuk persegi empat dan pewarnaan yang sangat
meriah didalamnya. (Mahmuda, 2012: 44)

54
Universitas Sumatera Utara

4.4.1.12. Ornamen Bunga Lotus (Teratai)

Gambar 55. Ornamen Bunga Lotus (Teratai) secara keseluruhan
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 56. Ornamen Bunga Lotus (Teratai)
(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)
Secara Ikonik (representamen) ornamen ini merupakan ornamen berbentuk
bunga yaitu Bunga Lotus (teratai). Ornamen ini terletak pada bagian Mihrab Masjid.
Ornamen ini merupakan ornamen Arab (Arabesque) yang memiliki bentuk dasar bunga
teratai yang sangat indah .
Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki fungsi memperindah
seluruh bagian tulisan kaligrafi. Ornamen ini disusun rapi mengelilingi seluruh bagian
pinggir kaligrafi, dan ornamen ini memiliki pewarnaan beragam warna menambah kesan
megah kaligrafi tersebut. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni
M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada
tanggal 20 Mei 2017).
Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen yang memiliki bentuk
dasar bunga teratai yang biasa dijumpai didalam air seperti sungai, danau, dan
sebagainya. Bunga Teratai ini memiliki bentuk yang sangat indah dan jenis bunga ini
sering kali digambarkan dalam ornamen-ornamen Arabesque. (Mahfuzah, 2014: 75)

55
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka peneliti mengambil beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat 2 macam bentuk ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan
Labuhan Kota Medan yaitu ornamen berbentuk Floralis (tumbuh-tumbuhan) dan
ornamen berbentuk hewan (binatang). Seluruh ornamen yang diteliti memiliki
pemaknaan secara Ikonik (representamen), Indeksikal (interpretant) dan
Simbolik (object).
2. Ornamen berbentuk floralis (tumbuh-tumbuhan) yang terdapat pada Masjid Raya
Al-Osmani Medan Labuhan yaitu :


Ornamen Floralis berbentuk Bunga Ketola



Ornamen Floralis Berbentuk Bunga Kundur



Ornamen Floralis Berbentuk Pucuk Rebung



Ornamen Floralis Berbentuk Bunga Cengkih



Ornamen Floralis Berbentuk Bunga Matahari



Ornamen Floralis Berbentuk Bunga Cina



Ornamen Floralis Berbentuk Kiambang



Ornamen Floralis Berbentuk Daun Pakis



Ornamen Floralis Berbentuk Bunga Lotus

3. Ornamen berbentuk hewan (binatang) yang terdapat pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan yaitu :


Ornamen hewan berbentuk Lebah Bergantung



Ornamen hewan berbentuk Itik Pulang Petang



Ornamen hewan berbentuk Ekor Merak

56
Universitas Sumatera Utara

4. Penulisan ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan
berada pada bagian dalam dan juga bagian luar masjid.
5. Penulisan ornamen disesuaikan dengan syariat islam bahwa ornamen yang
berbentuk makhluk hidup tidak boleh berada pada bagian dalam ruangan masjid.
penulisan ornamen pada bagian dalam masjid berupa bunga dan tumbuhan
lainnya, sedangkan ornamen yang berbentuk makhluk hidup berada pada bagian
luar masjid.
6. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan memiliki 2 jenis Khat
Kaligrafi diantaranya yaitu :


Kaligrafi jenis Khat Sulus



Kaligrafi Jenis Khat Kufi

7. Penulisan kaligrafi pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan
difokuskan pada bagian atas mihrab masjid saja.
5.2. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan dan minat peneliti selanjutnya, khususnya oleh
mahasiswa/i program studi Sastra Arab, peneliti berharap agar tulisan ini dapat
berkembang dan dikembangkan lagi sehingga jenis ornamen Arab dan Melayu
khusunya pada bangunan masjid dapat dipelajari bahkan diteliti lebuh banyak maupun
lebih luas lagi. Oleh karena itu, peneliti menyarankanbeberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa/i program studi Sastra Arab, peneliti mengharapkan adanya
penelitian lanjutan kepada peneliti lainnya karena tidak menutup kemungkinan
untuk membahas objek lain dengan ilmu ini. Misalnya penelitian dengan ilmu
semiotika terhadap karya sastra seperti syair, prosa dyang lainnya.
2. Bagi setiap masyarakat kota medan dan khusunya umat muslim bahwasannya
peninggalan sejarah kebudayaan berbentuk masjid merupakan hal yang harus
dilestarikan dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena dapat mengangkat
harkat dari setiap masyarakatyang menghargai kebudayaan. Serta tidak
meninggalkan ciri dari kebudayaan kita yang sangat kaya dan indah.

57
Universitas Sumatera Utara