PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Candi Prambanan.

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Warisan dunia yang telah tercipta dari tangan-tangan kreatif seperti halnya peninggalan sejarah, seni, dan budaya. Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia dalam mencari sasuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapatkan perjalanan baru. Indonesia memiliki keragaman budaya dan banyak obyek wisata yang hampir berada di seluruh penjuru dari Sabang sampai Marauke. Beragamnya budaya dan obyek wisata yang ada di Indonesia tersebut mengundang banyaknya wisatawan-wisatawan yang datang untuk berwisata maupun mempelajari budaya yang ada di Indonesia sendiri.

Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain tersebut. Istilah

‘budaya’ bukan saja merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga pada

keseluruhan cara hidup yang diperkirakan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya, serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk heritage. Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata yang sering dikenal sebagai pariwisata budaya (I Gde, 2009).

Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang merupakan kota pariwisata dan budaya. Pariwisata di Yogyakarta meliputi pengelolaan wisata alam, wisata seni dan budaya yang termasuk dalam lingkup atraksi pariwisata dan juga wisata sejarah. Julukan Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan budaya, sesuai dengan visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) untuk menjadikan DIY pada tahun 2025 sebagai pusat


(2)

pendidikan, budaya dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) DIY tahun 2013-2017 yaitu Daerah Istimewah Yogyakarta yang lebih berkarakter, berbudaya, maju, mandiri dan sejahtera menyongsong peradaban baru (Nidya, 2014).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan

Pembinaan/Pengembangan Obyek Wisata Kabupaten Klaten Tahun 1986, Kabupaten Klaten memiliki berbagai macam jenis obyek wisata, baik berupa wisata alam maupun wisatata budaya. Obyek wisata alam di lingkungan Keabupaten Klaten berupa keindahan alam dan 10 obyek wisata pemandian/sendang. Utntuk wisata budaya, Kabupaten Klaten memiliki setidaknya 7 candi, 12 tempat ziarah, 5 upacara tradisional, dan 9 kesenian tradisional khas Kabupaten Klaten. Namun tidak seluruh obyek wisata tersebut bisa dinikmati lagi saat ini, karena beberapa dari obyek wisata tersebut telah rusak, khususnya yang berupa pemandian/sendang.

Salah satu obyek wisata yang paling banyak dikunjungi selain Malioboro adalah candi-candi yang ada di daerah Yogyakarta seperti misalnya Candi Prambanan, yang dimana candi ini juga terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi Prambanan sudah banyak dikenal oleh negara lain yang terutama umat beragama Hindu. Candi ini masih aktif digunakan untuk tempat berdoa/ibadah, hari penting agama Hindu dan lain-lainnya. Candi Prambanan merupakan warisan dunia dan terbesar di Indonesia, serta salah satu candi Hindu terindah di Asia Tenggara. Kompleks candi ini terletak di Kecamatan Prambanan, Sleman dan Kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, kecamatan Prambanan, kabupaten


(3)

Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Candi Prambanan merupakan Candi Hindu terbesar yang ada di Indonesia, untuk itu Candi Prambanan lebih diperkenalkan seperti layaknya Candi Borobudur agar semakin di kenal dan akan mengundang lebih banyak wisatawan untuk berkunjung. Hasil dari data kunjungan wisatawan ke kawasan Candi Prambanan terjadi peningkatan setiap tahunnya, dilihat dari tahun 2011 wisatawan yang berasal dari mancanegara (wisman) terdiri dari 143.527 kunjungan wisatawan pada tahun berikutnya meningkat menjadi 167.195 sampai dengan tahun 2014 meningkat lebih tinggi menjadi 201.640 wisatawan, sedangkan pada wisatawan nusantara (wisnus) dilihat pada tahun 2011 dengan data kunjungan berjumlah 993.318 wisatawan dan pada tahun 2014 menuju angka satu juta kunjungan yaitu 1.375.348 kunjungan dari dalam negeri. Jumalah keseluruhan kunjungan wisatawan ke kawasan Candi Prambanan pada tahun 2014 yaitu 1.576.988 wisatawan. Berikut adalah data kunjungan wisatawan:

Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Candi Prambanan

Wisatawan Tahun

2011 % 2012 % 2013 % 2014 %

Wisman 143.527 0,13% 167.195 0,13% 196.198 0,14% 201.640 0,13%

Wisnus 993.318 0,87% 1.098.702 0,87% 1.219.531 0,86% 1.375.348 0,87%

Jumlah 1.136.845 1.265.897 1.415.729 1.576.988

Sumber: Dinas Pariwisata DIY Tahun 2011-2014 (2015)

Semakin meningkatnya pengunjung wisatawan yang datang ke Candi Prambanan tersebut akan mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar dan juga memperkenalkan sejarah dan budaya yang ada di sekitar Candi Prambanan tersebut. Banyak potensi yang memperngaruhi wisatawan


(4)

datang berkunjung ke Candi Prambanan seperti aksesibilitas, fasilitas-fasilitas wisata yang di sediakan misalnya oleh biro wisata dan juga jarak terdekat dengan pusat kota seperti Kota Yogyakarta dan kota Klaten. Aksesibilitas sangat mempengaruhi kelancaran wisatawan menuju lokasi wisata.

Pariwisata secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu pariwisata alam dan pariwisata buatan (budaya). Pariwisata alam adalah suatu obyek wisata yang banyak mengacu pada kenampakan fisik di muka bumi yang beragam dan mempunyai keistimewaan tersendiri, dan wisata buatan adalah wisata yang menggambarkan hasil budaya manusia seperti museum, tarian maupun wisata lain (Pendi, 1999 dalam Bagus, 2014). Sektor pariwisata akan disejajarkan kedudukannya dengan sektor lain dalam usaha meningkatkan pendapatan negara maka kepariwisataan dapat disebut sebagai sektor industri pariwisata. Beberapa alasan yang melandasi sektor pariwisata untuk dijadikan sebagai sektor andalan pembangunan nasional adalah:

1. Makin berkurangnya sumber daya alam khususnya minyak bumi

sebagai penghasil devisa negara tertinggi.

2. Alam yang indah serta beranekaragamnya kebudayaan di

Indonesia.

3. Prospek pariwisata yang tetap memperlihatkan kecenderungan meningkat secara konsisten (Sujali, 1989).

Menurut UU No. 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung sebagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan Pemerintah Daerah. Sektor pariwisata dapat dikembangkan dengan upaya identifikasi potensi obyek-obyek wisata yang ada. Pariwisata merupakan salah satu yang berpeluang sebagai sektor yang mampu meningkatkan anggaran pendapatan daerah. Pariwisata ada dan berkembang karena wisatawan, salah satu cirinya seperti banyaknya wisatawan asing yang masuk ke negara tersebut, dengan adanya wisatawan asing yang masuk, maka terjadi pembangunan sarana dan


(5)

prasarana pariwisata yang bertujuan untuk memfasilitasi wisatawan yang berkunjung (Pitana, 2005 dalam Kartika, 2014).

Berdasarkan dari latar belakang di atas, Candi Prambanan sangat berpotensi untuk lebih mengundang banyaknya wisatawan yang akan datang berkunjung, sehingga dari kunjungan yang semakin tinggi dari tahun ketahun peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Candi Prambanan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang tersebut, dapat diketahui beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Candi

Prambanan?

2. Bagaimana potensi obyek wisata Candi Prambanan?

3. Faktor dominan apa yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Candi

Prambanan.

2. Mengetahui potensi obyek wisata Candi Prambanan.

3. Mengetahui faktor dominan yang menarik wisatawan untuk berkunjung

ke Candi Prambanan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat kelulusan dalam menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Sebagai sumber informasi dan masukan yang ada di Candi Prambanan


(6)

1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya 1.5.1 Telaah Pustaka

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu mempelajari hubungan klausal gejala muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahan melalui pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan suatu wilayah (Bintarto dan Suut dalam Bagus, 2014).

Menurut Sujali (1989), pembahasan geografi terpadu pada dasarnya adalah berbicara mengenai fenomena alam dan non alam yang dikaji dalam lingkup keruangan. Pokok-pokok penelitian geografi berorientasikan pada masalah-masalah yang bersumber pada hubungan timbal balik antatra manusia dengan lingkungannya. Salah satu masalah yang dapat dikaji adalah pariwisata.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam (Oka A. Yeti, 2000).

Menurut UN-WTO (Theobald, 2005: 18-19 dalam I Gde Pitana), ada tiga elemen dasar dalam pengertian pariwisata secara holistik sebagai berikut:

1. Domestic tourism (residen/penduduk yang mengunjungi/mengadakan

perjalanan wisata dalam wilayah negaranya).

2. Inbound tourism (non-residen/bukan penduduk yang mengedakan

perjalanan wisata, masuk ke negara tertentu).

3. Outbound tourism (residen /penduduk yang melakukan perjalanan wisata ke negara lain).

Terdapat beberapa jenis wisata anatara lain: 1. Wisata Untuk Rekreasi


(7)

Jenis wisata ini tergolong yang paling populer. Kebanyakan wisatawan yang menggemari wisata ini hanya menikmati keindahan alam.

2. Wisata Bahari

Jenis ini yang termasuk dalam jenis wisata bahari ini seperti; menyelam (diving), berselancar (surfing), berlayar, dan memancing.

3. Wisata Alam

Jenis wisata ini banyak menarik kaum remaja karena mempunyai unsur petualangan, seperti; mendaki gunung yang tinggi, bukit yang terjal, gua-gua yang dalam, dan sungai yang deras untuk kegiatan arung jeram. Keindahan alam negeri kita dengan berbagai flora dan faunanya merupakan salah satu daya Tarik utama pariwisata Indonesia.

4. Wisata Budaya

Jenis wisata ini banyak menarik bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Bali dan Toraja yang mempunyai budaya yang unik disukai wisatawan dari mancanegara. Kehidupan masyarakat terasing di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Kalimantan dan Irian Jaya (Papua) yang masih mempunyai tradisi kehidupan zaman dahulu mengundang minat wisatawan etnik

5. Wisata Olahraga

Berbagai pertandingan olahraga baik yang bertaraf nasional maupun internasional menarik perhatian wisatawan untuk melihatnya. Karena itu adalah kehormatan bagi suatu Negara menjadi tuan rumah suatu pertandingan atau pecan olahraga bertaraf internasional seperti Olympiade, World Cup, dan Thomas Cup.

6. Wisata Bisnis

Kemajuan ekonomi dewasa ini menyebabkan perdagangan tidak terbatas di lingkungan suatu kota atau suatu daerah saja. Para usahawan yang bergerak di bidang ekspor-impor seringkali membutuhkan secara langsung hubungan dengan relasi yang berbeda sehingga saling mengunjungi. Dalam rangka melakukan kegiatan bisnis sekaligus usahawan tersebut menikmati perjalanan seperti halnya wisatawan lain.


(8)

7. Wisata Konvensi

Semakin banyaknya simposius, siding, konfrensi yang diadakan di bebagai negara merupakan salah satu pendorong bagi kalangan tertentu untuk bepergian. Motivasi bepergian ini melahirkan suatu bentuk wisata tersendiri yang dikenal dengan wisata konvensi.

8. Wisata Jenis Lain

Sesuai dengan keinginan masyarakat yang beraneka ragam, perkembangan jenis wisata semakin banyak. Kini mulai populer wisata sejarah, arkeologi, berburu, safari, fotografi, bulan madu dan sebagainya. Jenis-jenis lain mungkin akan terus berkembang menurut kebetuhan dan keinginan masyarakat yang semakin merasakan keperluan berwisata (Samsuridjal, 1997 dalam Bagus, 2014).

Wisatawan merupakan seorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah (Gamal Suwantoro, 1997).

Wisatawan dapat dipilah-pilah dalam beberapa jenis dengan tujuan untuk mengelompokkan perilakunya. Cohen dalam Swarbrooke dan Horner (1998:86) mengidentifikasi empat jenis wisatawan seperti berikut:

a. Wisatawan Massal Kelompok atau Organised Mass Tourist

Karakteristiknya adalah:

1) Hanya mau membeli paket wisata kedaerah tujuan wissata terkenal atau popular. Ia memilih destinasi yang sudah berkembang dan dipromosikan melalui media massa;

2) Memilih berpergian dengan rombongan dan dikelola oleh pemimpin


(9)

3) Selalu melakukan perjalanan pergi-pulang melalui jalur yang sama; dan

4) Memilih jadwal perjalanan yang tepat dan sebisa-bisanya tidak terjadi perubahan acara selama berwisata.

b. Wisatawan Massal Individu atau Individual Mass Tourist

1) Membeli paket wisata yang memberikan kebebasan berwisata, misalnya paket terbang-kemudi, yaitu paket wisata manakala wisatawan melakukan perjalanan dengan pesawat komersial dan mengemudikan kendaraan sewaan sendiri;

2) Kreatif merancang paket wisata sesuai dengan selera dan membuat keputusan perjalanan sendiri;

3) Mirip dengan wisatawan massal kelompok, ia cenderung memiliki

daerah tujuan wisata yang sudah dikenal;

4) Bergantung pada ketersediaan fasilitas dan pelayanan yang ditawarakan oleh usaha wisata, dan

5) Masih berada dalam lingkungan gelembung. Hal ini membuat wisatawan dalam kelompok ini memiliki pengalaman wisata yang terbatas.

c. Penjelajah atau explorer

Bagi wisatawan dalam kelompok ini, ia selalu membuat rencan perjalanan sendiri. Jika ia kesuliatan, ia tidak ragu bertanya kepada biro perjalanan dan sumber informasi lain. Ia seneng bertemu dan bersosialisasi dengan orang-orang baru serta masyarakat setempat. d. Petualang atau drifter

Wisatawan ini selalu mencoba dapat diterima di lingkungan asing dan baru. Malahan, ia senang dianggap menjadi bagian dari masyarakat setempat. Wisatawan kelompok ini tidak merencanankan perjalanan, dalam pengertian, ia tidak memesan kamar di hotel atau memesan tiket pesawat terbang, tetapi ia tetap menggunakan usaha wisata tersebut untuk membeli kebutuhannya (Ismayanti, 2010).


(10)

Sebagai langkah awal dalam memilih dan menentukan suatu obyek wisata yang pantas untuk dikembangkan atau mendapat suatu obyek wisata yang pantas untuk dikembangkan atau mendapat ukuran prioritas untuk dikembangkan, maka ada beberapa:

1. Seleksi terhadap potensi, hal ini dilakukan untuk dikembangkan sesuai dengan ketersediaan lahan.

2. Evaluasi letak potensi terhadap wilayah, hal ini mempunyai latar belakang pemikiran tentang ada atau tidaknya pertentangan atau kesalahpahaman antar wilayah administrasi yang terkait.

3. Pengukuran jarak antara potensi, hal ini dikaitkan untuk mendapatkan informasi tentang jarak antar potensi. Diperlakukan adanya peta agihan potensi obyek wisata. Dari peta agihan di peroleh informasi tentang lokasi dan jarak obyek wisata. Melalui informasi dan jarak antar potensi dapat digunakan untik menentukan potensi mana yang cukup sesuai untuk dikembangkan (Sujali,1989).


(11)

1.5.2 Penelitian Sebelumnya

Tabel 1.2. Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode Hasil

Dhina Novita Rahmaulfa (2006)

Analisis Wisatawan dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Pedagang Di Masjid Agung Demak

- Untuk mengetahui karkteristik wisatawan yang mengunjungi Masjid Agung Demak - Untuk mengetahui pengaruh

banyaknya wisatawan terhadap pendapatan pedagang di lokasi obyek wisata Masjid Agung Demak

Metode survei dengan analisis data primer dan sekunder

Jumlah wisatawan yang berkunjung diobyek wisata Masjid Agung Demak berpengaruh pada pendapatan pedagang di lokasi obyek wisata Masjid Agung Demak karena terdapat hubungan yang positif antara banyaknya wisatawan terhadap pendapatan pedagang di lokasi obyek wisatawan Masjid Agung Demak terutama pada saat banyak wisatawan maka pendapatan pedagang besar, hal ini dapat dilihat kelompok banyak wisatawan 2513-2817 dengan pendapatan responden Rp. 1.441.001-1.690.000 menempati urutan pertama dengan persentase sebesar 25% dan kelompok banyak wisatawan 992-1296 dengan pendapatan responden Rp. 196.000- 445.000 menempati urutan terakhir dengan persentase sebesar 3,6%.

Bagus Adetya Putra (2014)

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Wisatawan Berkunjung Ke Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang

- Menganalisis karkteristik wisatawan yang berkunjung ke taman rekreasi pantai kartini

- Menganalisis potensi obyek wisata taman rekreasi pantai kartini - Menganalisis factor yang paling

dominan menarik wisatawan

Metode survei (wawancara, kuesioner, observasi) dengan teknik

accidental sampling

dan di dukung dengan teknik skoring

Faktor yang paling menarik wisatawan untuk berkunjung ke Taman Rekreasi Pantai Kartini adalah jarak dari pusat kota (50,90%) yang artinya letaknya yang sangat strategis berada di pusat Kota Rembang dan beerada di jalur lalu lintas pantai utara maka dari itu wisatawan dapat dengan mudah mengetahui letak Pantai Kartini berada selain itu di dukung dengan saran prasarana yang bagus dengan keadaan jalan yang halus dan ketersedian angkutan umum untuk menuju obyek wisata Taman Rekreasi Pantai Kartini memudahkan wisatawan untuk berkunjung.

Riska Dian Arifiana (2015)

Analisis Potensi dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai di Kota Semarang

- Mengetahui potensi untuk daya Tarik wisata pantai di kota Semarang

- Mengetahui arah pengembangan potensi daya Tarik wisata pantai di Kota Semarang

Observasi lapangan, Analisis potensi eksternal dan internal dan SWOT

Pantai Marina memiliki potensi internal dan eksternal yang sama yaitu sedang dan Pantai Maron dan Pantai Tirang rendah. Daya Tarik wisata pantai yang menempati prioritas utama dalam penegmbangan adalah pantai Maria didasarkan pada skor potensi gabungan tertinggi dengan total skor 31, disusul dengan urutan kedua pantai Maron total skor 20 dan ketiga Pantai Tirang dengan skor 18. Pantai Maria adalah pantai utama di Kota Semarang dan paling banyak di kunjungi oleh wisatawan karena berbagai aspek.

Tita Siti Yusnitha (2016)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Candi Prambanan

- Mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan di Kabupaten Klaten. - Mengetahui potensi obyek wisata

Candi Prambanan di Kabupaten Klaten.

- Mengetahui faktor dominan yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan.

Metode survey (kuesioner dan observasi) dengan teknik accidental purposive sampling

dan di dukung dengan teknik skoring

- Hasil Kuesioner dan Wawancara

- Hasil Variabel Penelitian dan Skoring Potensi Daya Tarik Wisata (Potensi Internal dan Potensi Eksternal)

- Hasil Analisis Tabel Frekuensi - Peta Asal Wisatawan


(12)

1.5.3 Kerangka Penelitian

Berwisata disuatu tempat yang bertujuan untuk membuat kesempatan berlibur bersama teman-teman, saudara, maupun keluarga merupakan satu tujuan yang bisa dilakukan oleh siapa saja, karena berwisata sangat baik untuk membuat penyegaran pada tubuh dan pikiran serta baik untuk kesehatan. Wisata terdapat beberapa jenis, seperti wisata untuk rekreasi, wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata olahraga, wisata bisnis, wisata konvensi dan wisata jenis lainnya. Pariwisata adalah salah satu sektor yang mampu meningkatkan anggaran suatu daerah maupun negara, dimana banyaknya wisatawan yang datang berkunjung seperti wisatawan asing. Adanya wisata asing yang masuk ke negara maka terjadinya pembangunan sarana dan prasarana pariwisata yang memfasilitasi wisatawan-wisatawan tersebut.

Kota Yogyakarta merupakan kota pariwisata dan budaya dimana memiliki banyak sekali daerah-daerah wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Yogyakarta dikenal dengan banyaknya peninggalan sejarah seperti Candi Prambanan, Candi Boko, Candi Sambisari dan lainnya. Salah satu candi yang banyak di kunjungi adalah Candi Prambanan, Candi Prambanan masih aktif digunakan oleh umat beragama Hindu dan candi ini sering kali dikunjungi bukan hanya untuk berwisata tapi untuk berdoa umat Hindu.

Obyek wisata di Kota Yogyakarta atau tepatnya di Kabupaten Sleman, memiliki potensi yang besar dalam mengalami perkembangan, dalam penilitian ini akan dibuat klasifikasi potensi masing-masing obyek wisata yang terdiri dari potensi wisata internal dan potensi wisata ekstenal. Potensi wisata internal merupakan potensi yang terdapat di dalam obyek wisata sedangkan potensi wisata eksternal merupakan potensi yang terdapat diluar atau sekitar obyek wisata.

Candi Prambanan sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri sehingga dapat dikatakan obyek wisata ini sangat diminati oleh wisatawan dan obyek ini sangat membantu pemasukan untuk kabupaten


(13)

Sleman dan kabupaten Klaten sendiri dilihat dari obyek wisata di sekitarnya. Pernyataan diatas belum bisa ditemukan bahwa faktor apa saja yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan tersebut.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan teknik accidental purposive sampling. Umumnya, pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi utnuk mewakili seluruh populasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Masri S, 1989). Teknik ini dilakukan secara langsung pada saat pengamatan di lapangan yang dituju kepada pengunjung Candi Prambanan dengan memilih sampel berdasar pada karakteristiknya seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan asal wisatawan. Melakukan teknik skoring yang merupakan proses pemberian penilaian relatif antara 1 sampai 3 pada tiap variabel penelitian. Berikut variabel yang digunakan:

1. Potensi Eksternal

- Aksesibilitas

- Fasilitas Wisata

- Jarak Dari Pusat Kota

2. Potensi Internal

- Kondisi Obyek Wisata (kondisi fisik dan kebersihan lingkungan candi)

- Kualitas Obyek Wisata (keindahan obyek wisata)

1.6.1 Populasi/Obyek Penelitian

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisia yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan antara populasi sampling dengan populasi sasaran (Masri S, 1989). Populasi dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung di kawasan area Candi Prambanan. Wisatawan ini dibagi berdasarkan asal, yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Dari populasi ini digunakan untuk pengambilan


(14)

sampel yang dipilih berdasakan jenis kelamin wisatawan mancanegara dan nusantara.

1.6.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel ini dilakukam dengan menggunakan accidentalpurposive sampling, teknik ini merupakan pengambilan sampel secara sengaja atau mendadak sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, teknik ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan tertentu seperti dilihat dari karakteristik wisatawan antara lain jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan, sehingga sampel yang diambil tidak secara acak melainkan ditentukan sendiri oleh peneliti.

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 150 orang berdasarkan dari data kunjungan wisatawan ke kawasan Candi Prambanan pada tahun 2014 sejumlah 1,576,988 wisman dan wisnus. Dari hasil data jumlah kunjungan tersebut diambil 1% untuk mengambil sampel pada penelitian ini. Jumlah dari 150 orang wisatawan dibagi berdasarkan wisatawan mancanegara (75 orang dibagi berdasarkan jenis kelamin laki-laki/perempuan) dan wisatawan nusantara (75 orang dibagi berdasarkan jenis kelamin laki-laki/perempuan).

1.6.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa data hasil pengisian kuesioner terhadap responden, responden merupakan wisatawan dan wawancara dan pengelola obyek wisata serta menyangkut pada sarana dan prasarana pariwisata di daerah penelitian. Sedangkan data sekunder adalah Monografi Kabupaten Sleman dan profil daerah Kabupaten Sleman yang dapat diperoleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.


(15)

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Survei

Survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Masri S, 1989). Metode survei membutuhkan kuesioner dimana hasil dari pengisian kuesioner, berdasarkan pada, pertama melihat karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan daerah asal wisatawan tersebut, kedua berdasarkan potensi internal dilihat dari kualitas dan kondisi obyek wisata dan potensi eksternal berdasarkan pada aksesibilitas, fasilitas wisata dan jarak dari pusat kota, dan yang ketiga faktor dominan yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tambahan di lapangan seperti atraksi/daya tarik utama obyek wisata, kekuatan atraksi komponen obyek wisata, ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar wisatawan di lokasi obyek wisata, dan ketersedian fasilitas pelengkap dan dengan menggunakan kuesioner dalam proses pengumpulan data responden atau wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan.

1.6.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis dengan tabel frekuensi, teknik skoring dan klasifikasi. Tabel frekuensi digunakan untuk menganalisis faktor dominan yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan. Teknik skoring digunakan untuk memberikan penilaian pada masing-masing variabel dalam penelitian sehingga di dapatkan potensi internal dan eksternal pada obyek wisata Candi Prambanan, dan klasifikasi


(16)

digunakan untuk menentukan klasifikasi tingkat potensi obyek wisata yang dimulai dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pemilihan Variabel Penelitian

Penentuan variabel penelitian sangat penting dalam melakukan analisis ini. Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun, 1987 dalam Bagus, 2014). Variabel yang digunakan ada 2 yaitu:

1) Potensi obyek wisata (Potensi Internal) 2) Potensi kawasan wisata (Potensi Eksternal)

Variabel dipilih berdasarkan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokan data dari tiap variabel dilakukan dengan berbagaicara sesuai jenis-jenis bentuk data, model klasifikasi pada tahap ini dilakukan dengan titik teratur atau disesuaikan dengan data yang ada.

b. Skoring

Menjumlahkan tiap skor pada setiap variabel penelitian. Skoring merupakan proses yang memberikan penilaian relatif mulai dari 1 sampai 3 untuk beberapa variabel.

Berikut adalah tabel variabel penelitian untuk potensi internal dan potensi eksternal daya tarik wisata:


(17)

Tabel 1.3 Variabel Penelitian dan Skor Potensi Daya Tarik Wisata (Potensi Internal)

No Indikator Variabel Kriteria Skor

1 Kualitas daya Tarik wisata

a. Atraksi/daya Tarik utama

- Atraksi penangkap

wisatawan (touris catcher) - Atraksi penahan wisatawan

1 2 b. Kekuatan atraksi

komponen daya Tarik wisata

- Kombinasi komponen alami atau buatan yang dimiliki

kurang mampu

mempertinggi kualitas dan kesan obyek

- Kombinasi komponen alami atau buatan yang dimiliki obyek mampu mempertinggi kualitas obyek

1

2

c. Kegiatan wisata di lokasi wisata

- Hanya kegiatan yang bersifat pasif (menikmati yang sudah ada)

- Meliputi kegiatan pasif dan kegiatan yang bersifat aktif (berinteraksi dengan obyek)

1

2

c. Keragaman atraksi pendukung

- Obyek belum memiliki atraksi pendukung

- Obyek memiliki 1-2 atraksi pendukung

- Obyek memiliki lebih dari 2 macam atraksi pendukung

1 2 3

2 Kondisi daya tarik wisata

a. Kondisi fisik daya tarik wisata secara langsung

- Obyek yang mengalami kerusakan dominan

- Obyek yang sedikit mengalami kerusakan

- Obyek belum mengalami kerusakan 1 2 3 b. Kebersihan lingkungan dilokasi daya tarik wisata

- Obyek kurang bersih dan tidak terawat

- Obyek cukup bersih dan terawat

1 2


(18)

Tabel 1.4 Variabel Penelitian dan Skor Potensial Daya Tarik Wisata (Potensi Eksternal)

No Indikator Variabel Kriteria Skor

1 Dukungan pengembangan

a. Keterkaitan antara obyek

- Obyek tunggal, berdiri sendiri - Obyek paralel, terdapat

dukungan obyek lain

1

2

b. Dukungan paket wisata

- Bila obyek tidak termasuk dalam agenda kunjungan dari suatu paket wisata

- Bila obyek termasuk dalam agenda kunjungan dari suatu peket wisata

1

2

c. Pengembangan dan promosi daya tarik wisata

- Obyek belum dikembangkan dan belum terpublikasi - Obyek sudah dikembangkan

dan sudah terpublikasi

1

2 2 Aksesibilitas a. Waktu tempuh dari

terminal terdekat

- Jauh (>60 menit)

- Agak jauh (30-60 menit) - Tidak terlalu jauh (<30 menit)

1 2 3 b. Ketersediaan angkutan

umum menuju lokasi

- Tidak tersedia angkutan umum menuju lokasi

- Tersedia angkutan umum, tidak regular

- Tersedia angkutan umum, bersifat regular

1 2 3

c. Prasarana jalan menuju obyek

- Tidak tersedia ke lokasi - Tersedia, kondisi kurang baik - Tersedia, kondisi baik

1 2 3 Fasilitas

penunjang

a. Ketersedian fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar di lokasi obyek

- Tidak tersedia

- Tersedia 1-2 jenis fasilitas - Tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1 2 3


(19)

1. Rumah makan 2. Penginapan 3. Bangunan untuk

menikmati obyek b. Ketersediaan fasilitas

pemenuhan kebutuhan sosial wisatawan di lokasi :

1. Taman terbuka 2. Fasilitas seni dan

budaya

3. Tempat ibadah

- Tidak tersedia

- Tersedia 1-2 jenis fasilitas - Tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1 2 3

4 Fasilitas pelengkap

a. Ketersedian fasilitas pelengkap terdiri dari: 1. Tempat parkir 2. Toilet

3. Pusat informasi 4. Souvenir shop

- Tidak tersedia

- Tersedia 1-2 jenis fasilitas - Tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1 2 3


(20)

1.6.6 Klasifikasi Potensi Internal dan Potensi Eksternal

Total skor pada variabel potensi obyek wisata dan total skor pada variabel potensi kawasan, kemudian di klasifikasikan berdasarkan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui potensial gabungan dengan cara menggabungkan total skor dari semua variabel yang teliti. Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan interval kelas sebagai berikut:

K = −

Dimana:

K = interval

a = nilai skor tertinggi

b = nilai skor terendah u = jumlah kelas

Nilai dari skor tertinggi diperoleh dari penjumlahan angka maksimal tiap variable. Sedangkan nilai skor terendah diperoleh dari penjumlahan angka minimal tiap variable. Selanjutnya, interval dibagi menjadi tiga klasifikasi dengan klasifikasi potensi tinggi, sedang dan potensi rendah. Pengklasifikasi dilakukan berdasarkan skor variable penelitian dan skor masing-masing obyek wisata, yaitu:

1) Pengklasifikasikan berdasarkan skor variabel potensi internal yaitu nilai skor maksimum (14) yang diperoleh dari jumlah angka maksimal yang ada pada tiap skor variabel, dikurangi nilai skor minimum (6) yang diperoleh dari jumlah angka minimum dari tiap skor variabel sehingga diperoleh interval dibagi menjadi tiga klasifikasi dengan formula sebagai berikut:

K = −6

K = 3

 Kelas potensi rendah bila nilai total skor daya tarik wisata <9

 Kelas potensi sedang bila nilai total skor daya tarik wisata 10-13


(21)

2) Pengklasifikasian berdasarkan skor variabel potensi eksternal yaitu nilai skor maksimum (24) yang diperoleh dari jumlah angka maksimal yang ada pada tiap skor variabel, dikurangi nilai skor minimum (9) yang diperoleh dari jumlah angka minimum dari tiap skor variabel sehingga diperoleh interval dan dibagi menjadi 3 (tiga).

K = −9

K = 5

 Kelas potensi rendah bila nilai total skor daya tarik wisata <14

 Kelas potensi sedang bila nilai total skor daya tarik wisata 15-20

 Kelas potensi tinggi bila nilai total skor daya tarik wisata >21

1.6.7 Tabel Frekuensi

Untuk mengetahui faktor yang paling dominan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan digunakan analisis tabel frekuensi. Faktor dominan ditunjukan oleh besarnya persentasenya.


(22)

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis (2016)

Obyek Wisata Candi Prambanan

Wisatawan

Karakteristik: Umur, Jenis

Kelamin, Pendidikan

Terakhir, Pekerjaan, dan

Daerah Asal Sektor yang

mempengaruhi: - Aksesibilitas - Fasilitas wisata - Jarak dari pusat kota - Ketersedian angkutan

umum

Analisis Tabel Frekuensi

Faktor Dominan

Identifikasi Potensi Internal

Identifikasi Potensi Eksternal Identifikasi Potensi

Obyek Wisata

- Kondisi Obyek Wisata

(keadaan fisik)

- Kualitas obyek wisata

(keindahan)

- Aksesibilitas

- Sarana dan

- Prasarana

Pemberian Skor Potensi Variabel

Gabungan Obyek Wisata


(23)

1.7

Batasan Operasional

Geografi pariwisata adalah ilmu yang memelajari persamaan dan perbedaan potensi pariwisata di permukaan bumi dengan selalu melihat keterkaitan antar alam, manusia dan alam maupun antar manusia (Sujali, 1989).

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota dan pengusaha (Sujali, 1989).

Wisata adalahkegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara (Sujali, 1989).

Wisatawan merupakan seorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi (Gamal Suwantoro, 1997).

Industri pariwisata, adalah serangkaian perusahaan yang satu samalain terpisah, sangat beraneka ragam dalam skala, fungsi, lokasi, dan bentuk organisasi, namun mempunyai kaitan fungsional terpadu dalam menghasilkan berbagai barang atau jasa bagi kepentingan kebutuhan wisatawan dalam perjalanan dan keperluan lainnya yang berkaitan (Oka A Yoeti, 2000).


(24)

Fasilitas penunjang pariwisata adalah fasilitas umum yang menunjang kegiatan pariwisata meliputi, fasilitas kesehatan, komunikasi dan fasilitas pembelajaran (Sujali, 1989).

Potensi wisata adalah kondisi dari suatu daya tarik wisata yang terdiri dari berbagai hal yang mendukung keberadaan daya tarik wisata tersebut (Sujali, 1989).

Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang, dan fasilitas pelengkap (Sujali, 1989).


(1)

1. Rumah makan 2. Penginapan 3. Bangunan untuk

menikmati obyek b. Ketersediaan fasilitas

pemenuhan kebutuhan sosial wisatawan di lokasi :

1. Taman terbuka 2. Fasilitas seni dan

budaya

3. Tempat ibadah

- Tidak tersedia

- Tersedia 1-2 jenis fasilitas - Tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1 2 3

4 Fasilitas pelengkap

a. Ketersedian fasilitas pelengkap terdiri dari: 1. Tempat parkir 2. Toilet

3. Pusat informasi 4. Souvenir shop

- Tidak tersedia

- Tersedia 1-2 jenis fasilitas - Tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1 2 3


(2)

1.6.6 Klasifikasi Potensi Internal dan Potensi Eksternal

Total skor pada variabel potensi obyek wisata dan total skor pada variabel potensi kawasan, kemudian di klasifikasikan berdasarkan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui potensial gabungan dengan cara menggabungkan total skor dari semua variabel yang teliti. Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan interval kelas sebagai berikut:

K = − � Dimana:

K = interval

a = nilai skor tertinggi

b = nilai skor terendah u = jumlah kelas

Nilai dari skor tertinggi diperoleh dari penjumlahan angka maksimal tiap variable. Sedangkan nilai skor terendah diperoleh dari penjumlahan angka minimal tiap variable. Selanjutnya, interval dibagi menjadi tiga klasifikasi dengan klasifikasi potensi tinggi, sedang dan potensi rendah. Pengklasifikasi dilakukan berdasarkan skor variable penelitian dan skor masing-masing obyek wisata, yaitu:

1) Pengklasifikasikan berdasarkan skor variabel potensi internal yaitu nilai skor maksimum (14) yang diperoleh dari jumlah angka maksimal yang ada pada tiap skor variabel, dikurangi nilai skor minimum (6) yang diperoleh dari jumlah angka minimum dari tiap skor variabel sehingga diperoleh interval dibagi menjadi tiga klasifikasi dengan formula sebagai berikut:

K = −6 K = 3

 Kelas potensi rendah bila nilai total skor daya tarik wisata <9  Kelas potensi sedang bila nilai total skor daya tarik wisata 10-13  Kelas potensi tinggi bila nilai total skor daya tarik wisata >14


(3)

2) Pengklasifikasian berdasarkan skor variabel potensi eksternal yaitu nilai skor maksimum (24) yang diperoleh dari jumlah angka maksimal yang ada pada tiap skor variabel, dikurangi nilai skor minimum (9) yang diperoleh dari jumlah angka minimum dari tiap skor variabel sehingga diperoleh interval dan dibagi menjadi 3 (tiga).

K = −9 K = 5

 Kelas potensi rendah bila nilai total skor daya tarik wisata <14  Kelas potensi sedang bila nilai total skor daya tarik wisata 15-20  Kelas potensi tinggi bila nilai total skor daya tarik wisata >21

1.6.7 Tabel Frekuensi

Untuk mengetahui faktor yang paling dominan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Candi Prambanan digunakan analisis tabel frekuensi. Faktor dominan ditunjukan oleh besarnya persentasenya.


(4)

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis (2016)

Obyek Wisata Candi Prambanan

Wisatawan Karakteristik: Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, dan Daerah Asal Sektor yang mempengaruhi: - Aksesibilitas

- Fasilitas wisata

- Jarak dari pusat kota

- Ketersedian angkutan umum Analisis Tabel Frekuensi Faktor Dominan Identifikasi Potensi Internal Identifikasi Potensi Eksternal Identifikasi Potensi Obyek Wisata

- Kondisi Obyek Wisata

(keadaan fisik)

- Kualitas obyek wisata

(keindahan)

- Aksesibilitas

- Sarana dan

- Prasarana

Pemberian Skor Potensi Variabel

Gabungan Obyek Wisata


(5)

1.7

Batasan Operasional

Geografi pariwisata adalah ilmu yang memelajari persamaan dan perbedaan potensi pariwisata di permukaan bumi dengan selalu melihat keterkaitan antar alam, manusia dan alam maupun antar manusia (Sujali, 1989).

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota dan pengusaha (Sujali, 1989).

Wisata adalahkegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara (Sujali, 1989).

Wisatawan merupakan seorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi (Gamal Suwantoro, 1997).

Industri pariwisata, adalah serangkaian perusahaan yang satu samalain terpisah, sangat beraneka ragam dalam skala, fungsi, lokasi, dan bentuk organisasi, namun mempunyai kaitan fungsional terpadu dalam menghasilkan berbagai barang atau jasa bagi kepentingan kebutuhan wisatawan dalam perjalanan dan keperluan lainnya yang berkaitan (Oka A Yoeti, 2000).


(6)

Fasilitas penunjang pariwisata adalah fasilitas umum yang menunjang kegiatan pariwisata meliputi, fasilitas kesehatan, komunikasi dan fasilitas pembelajaran (Sujali, 1989).

Potensi wisata adalah kondisi dari suatu daya tarik wisata yang terdiri dari berbagai hal yang mendukung keberadaan daya tarik wisata tersebut (Sujali, 1989).

Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang, dan fasilitas pelengkap (Sujali, 1989).