Pengertian Tindak Pidana ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TINDAK PIDANA PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (Studi Kasus Perkara No.39/Pid.B/2010/PN.Mgl)

Berdasarkan pengertian tindak pidana yang dikemukakan oleh para pakar di atas, dapat diketahui bahwa tataran teoritis tidak ada kesatuan pendapat diantara para pakar hukum dalam memberikan definisi tentang tindak pidana.

D. Pengertian Tindak Pidana Perbuatan Tidak Menyenangkan

Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, terdapat ketentuan atau peraturan yang mengatur tentang tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan. Yaitu Bab XVIII, tentang kejahatan terhadap kemerdekaan orang, khususnya Pasal 335 KUHP. Pada Pasal 335 KUHP: 1 “Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak tiga ratus rupiah”: Ke- 1 “barangsiapa secara sengaja melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, suatu perbuatan lain maupun perlakuan tidak menyenangkan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, suatu perbuatan lain maupun perbuatan tidak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri atau orang lain”. Ke- 2 “Barangsiapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis”. 2 “Dalam hal diterangkan Ke-2, kejahatan hanya dituntut atas pengaduan orang yang terkena”. Penjelasan pasal di atas mengenai “melakukan kekerasan” adalah mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani yang tidak kecil, secara tidak sah. Misalnya, memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang dan sebagainya. Perbuatan lain yang dimaksud adalah pada umumnya semua perbuatan yang tidak termasuk dalam pengertian kekerasan, tetapi juga tidak terdiri atas ucapan kata- kata. Misalnya, pemogok kerja dan lain-lain, sedangkan yang dimaksud dengan “perbuatan yang tak menyenangkan” adalah setiap perlakuan yang menyinggung perasaan orang. Perlakuan tidak menyenangkan ini dapat berupa pengucapan kata- kata atau perbuatan-perbuatan yang secara tidak langsung mengenai orangnya. Terdapat kesalahan-kesalahan yang beredar di masyarakat bahwa Pasal 335 atau yang populer dikenal dengan nama “Pasal Perbuatan Tidak Menyenangkan Hati” tersebut mengatur perbuatan orang lain yang dirasa tidak menyenangkan, seperti ditunjuknya seseorang pada jabatan tertentu, padahal yang dimaksud dalam pasal ini adalah pemaksaan dari orang lain agar melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan tak menyenangkan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain. Contoh dari perbuatan ini dipaksa menceburkan diri ke selokan yang kotor dengan ancaman tertentu, banyak orang tidak membaca unsur pemaksaan dalam pasal ini padahal apabila salah satu unsur dalam perbuatan tindak pidana tidak ada, maka orang tersebut berarti tidak melakukan perbuatan tersebut dan pada akhirnya tidak dianggap bersalah. BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pada penelitian ini penulis melakukan dua hal pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan yuridis normatif Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan penulis dalam usaha mencari kebenaran dengan melihat asas-asas yang terdapat dalam berbagai peraturan undang-undang terutama yang berhubungan dengan Putusan Pengadilan No.39Pid.B2010PN.Mgl, yang berlokasi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Menggala tentang Tindak Pidana Perbuatan Tidak Menyenangkan tersebut. 2. Pendekatan yuridis empiris Pendekatan yuridis empiris yaitu menelaah hukum sebagai pola perilaku yang ditunjukkan pada penerapan peraturan hukum. Pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi di lapangan yang ditujukan kepada penerapan hukum yang berkaitan dengan Tindak Pidana Perbuatan Tidak Menyenangkan tersebut. Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dilakukan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan

Dokumen yang terkait

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (Studi Putusan Perkara No.49/Pid.B/2009/PN.GS)

0 3 2

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA INCEST (Studi Putusan No.24/Pid.B/2012/PN.KLD)

3 21 44

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TINDAK PIDANA PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (Studi Kasus Perkara No.39/Pid.B/2010/PN.Mgl)

0 6 43

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR: 30/PID/2013/PT.TK)

0 16 59

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA DI BAWAH PIDANA MINIMAL KHUSUS TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN TERHADAP ANAK (Studi Perkara Nomor: 168/Pid.B/2013/PN.TK)

0 7 78

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (STUDI KASUS PUTUSAN NO.30/PID/2013/PT.TK)

0 2 11

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PERCOBAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERZINAHAN (Studi Kasus Putusan No: 300/Pid.B/2017/PN.Tjk)

0 0 13

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN BEBAS TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERUSAKAN (Studi Perkara Nomor: 892/Pid.B/2014/PN.Tjk.)

0 1 15

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Putusan Nomor: 18/Pid.Sus-TPK/2016/PN.Tjk)

0 1 15

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PROYEK PELEBARAN JALAN (Studi Perkara Nomor 15Pid.Sus.TPK2015PN.Tjk.) (Jurnal Skripsi)

0 2 14