Variasi Waktu Penyambungan Dan Produktivitas Buah Tomat Hasil Sambung Pucuk Antara Terung Sebagai Batang Bawah Dan Tomat Sebagai Batang Atas

(1)

VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI

BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS

SKRIPSI

ARDI YUSMAN

060802025

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010


(2)

VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI

BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

ARDI YUSMAN 060802025

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN

PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS

Kategori : SKRIPSI

Nama : ARDI YUSMAN

Nomor Induk Mahasiswa : 060802025

Program Studi : SARJANA ( S1 ) KIMIA

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan , Mei 2010 Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Karten Tarigan, SP Dr. Ribu Surbakti, MS

NIP : 195608281979021001 NIP : 194507061980031001

Diketahui / Disetujui oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS


(4)

PERNYATAAN

VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI

BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2010

ARDI YUSMAN 060802025


(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam hal ini ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua, Ayahanda Arlis dan Ibunda Yusmiwati yang dengan cinta dan kasihnya selalu memberikan motivasi yang tinggi terhadap anaknya dan yang selalu mendoakan anaknya agar menjadi manusia berguna bagi bangsa dan agama serta bermanfaat bagi orang lain

2. Kedua saudara, Ardiles dan Ardiansyah, ST yang selalu memberikan semangat dan bantuan moril dan materil sehingga penulisan Skripsi ini dapat disiapkan

3. Bapak Dr. Ribu Surbakti, MS, sebagai dosen pembimbing I yang selalu memberikan semangat dan motivasi , arahan, bimbingan dan pemikiran-pemikiran yang logis dan ilmiah sehingga Skripsi ini dapat disiapkan. 4. Bapak Karten Tarigan, SP sebagai dosen pembimbing II dan keluarga,

dengan arahan dan bimbingan beliau penelitian ini dapat disiapkan, tak lupa untuk Bang Johannes dan keluarga

5. Bapak Dekan FMIPA USU beserta jajarannya

6. Ketua Departemen Kimia FMIPA USU, Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS beserta Bapak dan Ibu jajarannya.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Departemen Kimia FMIPA USU, yang mengajarkan arti keikhlaksan dalam memberikan ilmu pengetahuan

8. Teman seperjuangan di Departemen Kimia FMIPA USU khususnya angkatan 2006 dan saudara-saudara saya yang selalu memberikan semangat dan perhatiannya di Laboratorium Biokimia / KBM FMIPA USU sehingga skripsi ini dapat disiapkan. Terima kasih juga untuk Kak Fika, Kak Via dan Bang Edi.

9. Abang, adik, dan rekan-rekan di HmI Komisariat FMIPA, khususnya Pengurus periode 2008-2009 yang telah mengajarkan arti kerjasama dan indahnya persaudaraan, Jayalah HmI

10.Semua pihak yang telah membantu, sehingga saya menjadi seorang sarjana kimia FMIPA USU. Semoga Allah SWT akan membalasnya, Amiin.

Saya menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian agar Skripsi ini menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.


(6)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang perpaduan antara tanaman Tomat dan tanaman Terung sehingga diperoleh tanaman baru yang telah mengadopsi kedua sifat tanaman tersebut. Perpaduan kedua tanaman dilakukan dengan metode sambung pucuk dimana tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah dengan empat variasi waktu penyambungan. Pada plot A umur tanaman Tomat 35 HST dan umur tanaman Terung 80 HST dengan % keberhasilan 100 %. Pada plot B umur tanaman Tomat 42 HST dan umur tanaman Terung 87 HST dengan % keberhasilan 85,71 %. Pada plot C umur tanaman Tomat 49 HST dan umur tanaman Terung 96 HST dengan % keberhasilan 88,89 %. Pada plot D umur tanaman Tomat 56 HST dan umur tanaman Terung 101 HST dengan % keberhasilan 50 %. Terdapat keunggulan tanaman Tomat hasil perpaduan dibandingkan dengan tanaman Tomat tanpa perlakuan diantaranya : warna buah lebih cerah, daya tahan buah Tomat lebih lama, tanaman Tomat tahan terhadap penyakit layu dan cendawan, dan jumlah buah lebih banyak.


(7)

THE VARIATION TIME ON THE GRAFT AND YIELD OF TOMATOES THAT PRODUCT OF GRAFT UNION BETWEEN EGGPLANT AS A

ROOTSTOCK AND TOMATOES PLANT AS A SCION

ABSTRACT

Graft union between Eggplant and Tomatoes plant till made a new plant that have adopted both characteristic of plant were carry out. Graft union had done by Top Grafting method where Eggplant as a rootstock and Tomatoes plant as a scion, with four variation of times. In plot A, the age of Tomatoes plant 35 Days After Transplanting ( DAT ) and the age of Eggplant 80 DAT with yield is 100 %. In plot B, the age of Tomatoes plant 42 DAT and the age of Eggplant 87 DAT with yield is 85,71 %. In plot C, the age of Tomatoes plant 49 DAT and the age of Eggaplant 96 DAT with yield is 88,89 %. In Plot D, the age of Tomatoes plant 56 DAT and the age of Eggplant 101 DAT with yield is 50 %. There are some advantages of new Tomatoes plant that made from Graft union are ; more brightly of fruits, long lasting and higher endurance of fruits, resistanced from wilt against and fungal, and the number of fruit more.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak iv

Abstrack v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Perumusan Masalah 3

1.3.Pembatasan Masalah 3

1.4.Tujuan Penelitian 3

1.5.Manfaat Penelitian 4

1.6.Metodologi Penelitian 5

1.7.Lokasi Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1.Tomat 6

2.1.1.Sistematika Tanaman Tomat 7

2.1.2.Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Tomat 8 2.1.3. Pertumbuhan,Pemeliharaan,dan Panen Tanaman Tomat 9 2.1.4. Manfaat Buah Tomat Bagi Kesehatan 11


(9)

2.2.Terung 12

2.2.1. Sistematika Tanaman Terung 13

2.2.2. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Terung 13 2.2.3. Pertumbuhan,Pemeliharaan,dan Panen Tanaman Terung 14

2.2.4. Manfaat Tanaman Terung 16

2.3.Pemangkasan Tanaman 17

2.4.Perpaduan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung 18

2.4.1.Metode Penyambungan 19

2.4.1.1.Sambung Pucuk 20

2.4.1.2.Manfaat Penyambungan Tanaman Tomat

Dengan Tanaman Terung 23

2.5.Interaksi Kimia Antara Membran Sel Batang

Tanaman Tomat Dan Terung 24

2.5.1.Membran Sel Tumbuhan 25

2.5.2.Interaksi Antara Membran Sel Pada Penyambungan

Tanaman Tomat Dengan Terung 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30

3.1.Alat 30

3.1.Bahan 30

3.3.Prosedur Penelitian 31

3.3.1.Pemilihan Benih Tomat 31

3.3.2.Penyiapan Media Tanaman Tomat 31

3.3.3.Penanaman Tomat 31

3.3.4.Pemilihan Bibit Terung 31

3.3.5.Penanaman Terung 31

3.3.6.Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung 32 3.3.7.Penyiraman Tanaman Hasil Penyambungan 33 3.3.8.Pemupukan Tanaman Hasil Penyambungan 33


(10)

3.3.9.Pemasangan Tiang Lanjaran 33

3.3.10.Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman

Hasil Penyambungan 33

3.3.11.Pemangkasan Tanaman Hasil Penyambungan 33

3.4.Bagan Penelitian 34

3.4.1.Penyiapan Media Pertumbuhan Tanaman Tomat 34

3.4.2.Penanaman Tomat 34

3.4.3.Penanaman Terung 34

3.4.4.Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Terung 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.1.Hasil Penelitian 36

4.2.Perhitungan Persentase Keberhasilan Penyambungan 36

4.3.Pembahasan 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 42

5.1.Kesimpulan 42

5.2.Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Tomat 8 Tabel 2.2. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Terung 14 Tabel 4.1.Data Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat

Sebagai Batang Atas dan Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah 36 Tabel 4.2. Perbandingan Produksi Tanaman Tomat Hasil


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.Solasodin yang terdapat pada buah Terung 17 Gambar 2.2.Sambung Pucuk Antara Tomat Dengan Terung 21 Gambar 2.3.Membran Sel Tumbuhan Model Fluida Mosaik 26 Gambar 2.4.Membran Sel Tumbuhan Lapis Ganda ( Tampak Atas ) 26

Gambar 2.5.Skematis Perpaduan Membran Sel 28

Gambar 2.6.Pola Perpaduan Membran Sel Batang Tomat Dengan Terung 28


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Gambar L.1. Grafik Perbandingan Jumlah Buah Tomat 47 Gambar L. 2. Grafik Perbandingan Berat Buah Tomat 47 Gambar L.3. Pemotongan Batang Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah 48 Gambar L.4.Potongan Batang Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas 48

Gambar L.5. Pengikatan Lokasi Penyambungan 49

Gambar L.6. Tanaman Hasil Perpaduan dan Siap Untuk Dipindahkan ke lahan 49

Gambar L.7. Tanaman Telah Dipindahkan ke Lahan 50

Gambar L.8. Buah Tanaman Tomat Tanpa Perlakuan 51

Gambar L.9. Buah Tanaman Tomat Hasil Perpaduan 52


(14)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang perpaduan antara tanaman Tomat dan tanaman Terung sehingga diperoleh tanaman baru yang telah mengadopsi kedua sifat tanaman tersebut. Perpaduan kedua tanaman dilakukan dengan metode sambung pucuk dimana tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah dengan empat variasi waktu penyambungan. Pada plot A umur tanaman Tomat 35 HST dan umur tanaman Terung 80 HST dengan % keberhasilan 100 %. Pada plot B umur tanaman Tomat 42 HST dan umur tanaman Terung 87 HST dengan % keberhasilan 85,71 %. Pada plot C umur tanaman Tomat 49 HST dan umur tanaman Terung 96 HST dengan % keberhasilan 88,89 %. Pada plot D umur tanaman Tomat 56 HST dan umur tanaman Terung 101 HST dengan % keberhasilan 50 %. Terdapat keunggulan tanaman Tomat hasil perpaduan dibandingkan dengan tanaman Tomat tanpa perlakuan diantaranya : warna buah lebih cerah, daya tahan buah Tomat lebih lama, tanaman Tomat tahan terhadap penyakit layu dan cendawan, dan jumlah buah lebih banyak.


(15)

THE VARIATION TIME ON THE GRAFT AND YIELD OF TOMATOES THAT PRODUCT OF GRAFT UNION BETWEEN EGGPLANT AS A

ROOTSTOCK AND TOMATOES PLANT AS A SCION

ABSTRACT

Graft union between Eggplant and Tomatoes plant till made a new plant that have adopted both characteristic of plant were carry out. Graft union had done by Top Grafting method where Eggplant as a rootstock and Tomatoes plant as a scion, with four variation of times. In plot A, the age of Tomatoes plant 35 Days After Transplanting ( DAT ) and the age of Eggplant 80 DAT with yield is 100 %. In plot B, the age of Tomatoes plant 42 DAT and the age of Eggplant 87 DAT with yield is 85,71 %. In plot C, the age of Tomatoes plant 49 DAT and the age of Eggaplant 96 DAT with yield is 88,89 %. In Plot D, the age of Tomatoes plant 56 DAT and the age of Eggplant 101 DAT with yield is 50 %. There are some advantages of new Tomatoes plant that made from Graft union are ; more brightly of fruits, long lasting and higher endurance of fruits, resistanced from wilt against and fungal, and the number of fruit more.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Aplikasi bioteknologi diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala dalam produksi bahan-bahan pangan yang tidak dapat diatasi secara konvensional. Tujuan pemanfaatan bioteknologi adalah sangat nyata yaitu ; memperbaiki sifat-sifat genetika tanaman, mempercepat waktu panen, ketahanan tanaman terhadap penyakit, memperpanjang masa produksi, memperbaiki nilai gizi, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara modern melalui Fusi Protoplasma dan Rekombinasi DNA, dan secara konvensional dengan cara penyambungan tanaman atau Grafting.( Husni, 2004 )

Rekombinasi DNA diartikan sebagai pertukaran kromosom yang homolog antara dua molekul DNA ( Voet, 2004 ) atau penggabungan dua lokus ( segmen ) DNA dari sumber kromosom yang berbeda, kedalam kromosom yang sama. Dengan menyilangkan spesies yang berbeda atau sejenis dengan sifat dan genetika yang berbeda maka akan menghasilkan sifat-sifat baru yang dapat diamati secara fenotipe dan genotipenya. Sifat-sifat baru ini timbul karena terbentuknya DNA baru akibat pencampuran segmen-segmen DNA dari sumber yang berbeda.( Stansfield, 2006 )

Fusi Protoplasma dilakukan dengan menggabungkan total genom dari varietas yang berbeda spesies atau genusnya menjadi varietas baru. Penggabungan dua Protoplasma membentuk Protoplasma gabungan yang terbentuk melalui proses fusi sehingga dihasilkan produk fusi berupa sel hibrida somatik ( Waren, 1991 ). Proses ini biasanya ditambahkan fusogent, biasanya berupa Poli Etilen Glikol ( PEG ), NaNO3, dan Ion Ca+2.( Evan, 2000 )

Keberhasilan metode Rekombinasi DNA dan Fusi Protoplasma sangatlah sulit karena membutuhkan tahapan pengerjaan yang panjang yang disertai dengan tingkat ketelitian dan kebersihan yang tinggi disetiap tahapan pengerjaannya.


(17)

Ketersediaan laboratorium lengkap dan modern merupakan syarat mutlak untuk melakukan kedua teknik diatas. Maka, dikembangkanlah cara konvensional untuk memadukan dua tanaman dengan cara penyambungan dengan tujuan untuk menghasilkan tanaman baru yang hibrida dan fertil.

Menurut penelitian Manjerang, M.M. ( 1992 ), yang berhasil melakukan sambung pucuk antara tanaman Tomat dengan tanaman Kentang dengan tingkat keberhasilan 4 %. Metode yang sama dilakukan oleh Surbakti, R ( 2002 ) pada pembuatan hibrida antara tanaman Ubi kayu dengan Ubi kayu racun dengan tingkat keberhasilan 93 % dan tingkat produksi Ubi kayu yang dihasilkan mencapai 3 kali lipat, dan kadar Karbohidratnya juga naik menjadi 60,8 %, karena terjadi pertambahan umur sehingga proses fotosintesis semakin sempurna.

Inovasi dan ilmu penunjang dalam bioteknologi terus berkembang. Penelitian Heryanti, R. Surbakti, dan K. Tarigan ( 2009 ) dengan melakukan sambung lidah antara tanaman Tomat dengan tanaman Kentang, diperoleh tingkat keberhasilan 13,3 %. Namun, jika dilihat dari aspek sosio-ekonominya belum terpenuhi karena terjadi pengurangan umur tanaman, sehingga siklus panen makin singkat.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Peneliti mengangkat metode sambung pucuk antara tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah ( pokok tanaman ). Pemilihan tanaman Terung sebagai batang bawah yang disambung pucuk dengan tanaman Tomat sebagai batang atas, menjadikan penelitian ini lebih efektif dan efisien serta lebih memenuhi aspek sosio-ekonomi sebagaimana yang diharapkan.


(18)

I. 2. Perumusan Masalah

1. Apakah tanaman Tomat sebagai batang atas dapat dipadukan dengan tanaman Terung sebagai batang bawah melalui metode sambung pucuk sehingga dihasilkan tanaman baru yang telah mengadopsi sifat-sifat kedua tanaman tersebut

2. Apakah perpaduan tanaman Tomat dengan tanaman Terung dapat menambah siklus panen tanaman Tomat sehingga meningkatkan panen buah Tomat

3. Apakah terdapat keunggulan tanaman Tomat hasil perpaduan daripada tanaman Tomat tanpa penyambungan

I. 3. Pembatasan Masalah

Objek masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut ;

1. Varietas tanaman yang dihasilkan adalah perpaduan anatara tanaman Tomat dengan tanaman Terung

2. pH dan kelembaban disesuaikan dengan kondisi di lapangan 3. Telah memperhitungkan unsur hara

4. Memperhitungkan waktu penyambungan tanaman

I. 4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat bahwa tanaman Tomat dapat dipadukan dengan tanaman Terung dengan metode sambung pucuk

2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa penyambungan tanaman Tomat dengan tanaman Terung memberikan hasil nyata dalam meningkatkan produksi buah Tomat


(19)

3. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan menyambungkan tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah menghasilkan efisiensi dalam penggunaan lahan, pupuk, dan efektif dalam mencegah serangan hama yang mengganggu tanaman Tomat

4. Untuk memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Sumatera Utara bahwa, penyambungan tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah adalah sangat nyata dalam meningkatan pendapatan petani sehingga sangat perlu dikembangkan secara masal

I. 5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat :

1. Menciptakan iklim penelitian yang berkelanjutan, sehingga penelitian ini dikaji meliputi lintas disiplin ilmu seperti fisiologi, genetika dan molekular, gizi, hama dan penyakit tumbuhan, pertanian, biokimia, kimia obat dan bahan alam, farmasi, dan ilmu penunjang lainnya sehingga penelitian ini menjadi lebih sempurna

2. Dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional dan internasional

3. Dengan adanya analisis-analisis yang ilmiah pada tulisan ini, diharapkan munculnya prakarsa dari pembaca maupun masyarakat ( terutama petani ) yang kreatif dalam menciptakan perpaduan tanaman lainnya seperti, Tomat dengan Semangka, Terung dengan Cabe, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan pastinya meningkatkan pendapatan petani itu sendiri


(20)

I. 6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium yang dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut ;

1. Penyiapan media tanaman 2. Penanaman tanaman Tomat 3. Penanaman tanaman Terung

4. Penyambungan tanaman Tomat dengan tanaman Terung secara sambung pucuk

I. 7. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Lahan Percontohan Balai Penyuluhan Pertanian ( PPL BPP ), Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Karo, Kecamatan Berastagi, Kutagadung.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill )

Tanaman Tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar keseluruh Amerika terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman Tomat sudah menyebar ke seluruh dunia baik di daerah tropik maupun daerah subtropik.

Tomat termasuk sayuran dalam famili Solanaceae. Tanaman tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran sedang, atau dataran rendah. Tanaman Tomat termasuk tanaman yang berumur sekitar 4 bulan. Buah Tomat mengandung vitamin C dan vitamin A yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun. Namun, waktu yang paling baik untuk menanam Tomat adalah adalah pada musim kemarau yang dibantu dengan penyiraman yang secukupnya. Kendala utama dalam menanam Tomat adalah serangan hama dan penyakit. Tanaman Tomat juga dapat terkena penyakit virus yang menyebabkan daun menjadi keriting.

Banyak varietas Tomat yang mudah terserang penyakit busuk pangkal batang dan busuk daun. Kendala tersebut dapat diatasi dengan menanam varietas Tomat yang resisten terhadap hama atau penyakit dan dipelihara secara khusus. Misalnya dengan menyambungkan Tomat sebagai batang atas dengan Terung atau dengan Rimbang sebagai batang bawah.( Pracaya, 1998 )

Selain bermanfaat secara ekonomis, tanaman Tomat merupakan tanaman yang ideal untuk dijadikan objek penelitian baik itu dari segi fisiologi, selular, biokimia, dan molekular genetikanya. Hal ini dikarenakan siklus hidup yang singkat dan kemudahan dalam memvariasikan varieatasnya misalnya dengan Penyambungan. ( Wien, 1997 )


(22)

Kemajuan ilmu pengetahuan dibidang molekular yang ditunjang oleh penggunaan bioteknologi, secara cepat memberikan pengaruh terhadap perkembangan penelitian yang lebih bermanfaat terhadap tanaman Tomat. Diantaranya dengan pembuatan DNA varietas baru yang lebih unggul. Teknologi ini memungkinkan transfer dan kombinasi gen-gen yang ada pada Tomat yang dapat dilakukan dengan pembibitan secara modern maupun secara konvensional.

Prospek tanaman Tomat untuk kedepannya merupakan tantangan yang perlu dikaji secara saintis. Termasuk didalamnya peningkatan hasil produksi ( yield ), ketahanan terhadap penyakit, kualitasnya, toleransi terhadap faktor stress lingkungan.Meskipun teknologi sudah canggih, namun improvisasi secara konvensional masih diharapkan dan dibutuhkan. Kombinasi kedua teknik ini yang ditunjang dengan kemajuan teknologi dibidang teknik produksi dan genetika maka peningkatan produksi tanaman Tomat menjadi prospek yang cerah serta penyediaan varietas yang unggul pun dapat dipenuhi.( Siemonsma, 1994 )

2. 1. 1. Sistematika Tanaman Tomat

Tanaman Tomat mempunyai banyak nama ilmiah. Hal ini dikarenakan para ahli taksonomi berbeda paham dalam memberi nama resminya. Akhirnya pada tahun 1983 badan internasional yang menangani pemberian nama ilmiah yaitu ICBN ( International Code of Botanical Nomenclature ) memutuskan bahwa nama ilmiah untuk tanaman Tomat adalah Lycopersicum untuk Genus dan lycopersicum untuk spesifiknya.( Trisnawati, 1997 ). Dalam taksonomi tumbuhan, tanaman Tomat diklasifikasikan menurut sistematika sebagai berikut :

- Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

- Anak Divisi : Angiospermae ( tumbuhan berbiji tertutup ) - Kelas : Dicotyledonae ( tumbuhan berkeping dua ) - Ordo ( bangsa) : Solanales ( tubiflorae )

- Famili ( suku ) : Solanaceae - Genus ( marga ) : Lycopersicum

- Spesies ( jenis ) : Lycopersicum esculentum Mill


(23)

2. 1. 2. Komposisi Kimia Dan Zat Gizi Buah Tomat

Dari seluruh bagian tanaman Tomat yang terpenting adalah buahnya. Buah Tomat yang masih muda adalah bewarna hijau muda dapat dimakan, tetapi nilai zat gizinya masih sangat rendah. Sementara buah Tomat yang masak mengandung banyak vitamin, enzim, zat-zat mineral, dan sejenis zat antibiotik Tomatin. Komposisi kimia dan zat gizi yang ada dalam 100 gram bagian buah Tomat adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 1. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Tomat

Air 94 g

Protein 0,9 g

Lemak 0,1 g

Gula 3,5 g

Abu 1 g

Vitamin A 1.700 IU

Vitamin B1 0,1 mg

Vitamin B2 0,02 mg

Niasin 0,6 g

Vitamin C 21 mg

Zat kapur 6 mg

Zat Besi 0,3 mg

Magnesium 10 mg

Fosfor 16 mg

Kalium 220 mg


(24)

2. 1. 3. Pertumbuhan Pemeliharaan dan Panen Tanaman Tomat

Tanaman Tomat dapat ditanam baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi yaitu pada ketinggian 100 sampai dengan 1.300 meter di atas permukaan laut. Musim tanam yang baik yaitu 2 bulan sebelum musim penghujan berakhir sehingga waktu berbuah jatuh pada musim kemarau. Sementara untuk suhu optimum pada siang hari antara 180-270C dan 150-200C pada malam hari. Tempat pertanaman harus terbuka dan cukup memperoleh sinar matahari.

Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada tanah dengan struktur gembur, dan sedikit mengandung pasir. Media yang paling disenangi adalah tanah liat yang sedikit mengandung pasir, banyak mengandung humus atau bahan organik. pH tanah yang cocok untuk bertanam Tomat adalah 5,0 – 6,0.( Tim Deptan, 1988 )

Tomat dapat dikembangbiakkan dengan 3 cara yaitu dengan biji, disetek, dan dengan penyambungan.

(1) Dengan Biji

Untuk mendapatkan bibit Tomat yang berkualitas, biji harus diambil dari buah yang telah masak dan sehat. Biji dapat disemai terlebih dahulu atau langsung ditanam di lahan yang telah disiapkan. Agar tidak terserang penyakit semai roboh ( dumping off ) sebaiknya biji disemai dengan jarak 4 x 4 cm. Selain itu, biji juga dapat disemai pada kantong yang terbuat dari daun pisang, daun enau, dan kantong plastik ( polibag ). Setelah bibit tumbuh dan berumur 2-3 minggu dapat langsung ditanam di lahan yang telah disiapkan.

(2) Dengan Setek

Setek diambil dari cabang atau batang tomat yang masih muda, dengan panjang sekitar 10 cm. Selanjutnya, setek ditanam di kantong yang telah disediakan. Setek Tomat jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung. Untuk mempercepat tumbuh akar, setek dapat diberi zat perangsang tumbuh akar misalnya Rootone F pada pangkal setek. Setelah setek tumbuh subur, setek ditanam di lahan yang telah disiapkan.


(25)

(3) Dengan Penyambungan

Untuk memperoleh tanaman Tomat yang baik, tanaman akar yang mudah terserang penyakit layu sebaiknya disambung dengan batang bawah ( pokok ) yang tahan penyakit akar atau penyakit layu.( Pracaya, 1998 ) Tomat disambung di atas batang tekokak ( rimbang ) atau terung gelatik untuk mencegah serangan penyakit melalui akar ( seperti penyakit layu cendawan dan layu bakteri ). Alasan penyambungan ini karena kedua tanaman ini tahan terhadap penyakit tersebut.( Sunarjono, 2004 )

Penyiraman dan pemupukan harus dilakukan secara teratur dan bersamaan. Penyiraman dilakukan tiap pagi dan sore jika tidak ada hujan sama sekali. Jika kondisi tanah lembab, maka penyiraman cukup setiap tiga hari sekali saja. Jika tanaman telah cukup kuat ( umur 5-7 hari ) penyiraman cukup dilakukan satu kali saja.

Untuk pemupukan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara pupuk buatan dengan pupuk kandang. Keduanya dapat digunakan sebagai pupuk dasar untuk memenuhi kebutuhan hara pada Tanaman Tomat. Kebutuhan hara makro tanaman bisa diperoleh dari Urea, TSP, dan KCl. Sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan adalah Fe, Mg, Co, Zn, Mo, dan B.

Buah pertama sudah bisa dipetik setelah tanaman berumur dua bulan tanam. Bila buah dipungut terlambat, yaitu terlalu masak atau tua maka banyak buah yang jatuh dan mudah busuk.( Sunarjono, 2004 ).

Waktu panen juga sangat tergantung pada kesuburan dan musim. Pada musim dingin panen buah pertama pada 90-110 Hari Setelah Tanam ( HST ), dan pada musim panas panen buah pertama pada 60-90 HST. Secara umum, tanda buah yang matang yaitu warna buah telah berubah dari warna hijau menjadi kuning atau merah serta buah mengkilap dan tidak mengkerut.( Siemonsma, 1994 )

Untuk menjaga kualitas, pemanenan sebaiknya dilakukan pada tingkatan warna peralihan. Warna peralihan yaitu buah Tomat sudah bewarna kemerah-merahan , tetapi bagian buah yang lainnya masih hijau. Pemetikan buah Tomat harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi pelukaan yang dapat menyebabkan buah mudah busuk.


(26)

Kelopak bunga diusahakan masih melekat pada pangkal buah untuk menjaga kesegaran buah. Tanaman Tomat yang unggul dan sehat dapat menghasilkan 10-25 ton Tomat / hektar. Jika dibudidayakan dengan sistem sambung maka produksi buah sudah tentu akan meningkat.( Wien, 1997 )

2. 1. 4. Manfaat Buah Tomat Bagi Kesehatan

Buah Tomat merupakan sumber Vitamin C dan Vitamin A yang mudah dan murah untuk diperoleh. Vitamin A selain penting bagi kesehatan mata, juga untuk menghindari penyakit “ rabun senja “ pada manusia. Selain itu, vitamin A sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan badan, gigi, dan masa pertumbuhan pada anak-anak.

Vitamin A dalam buah dapat dimakan secara langsung, namun dapat pula dimasak. Karena vitamin A tidak mudah rusak dalam keadaan panas maka, dimakan dalam bentuk apapun nilai gizinya tidak akan turun. Orang dewasa membutuhkan rata-rata 5.000 IU vitamin A setiap hari. Anak-anak di bawah umur 1 tahun memerlukan tidak kurang dari 1.500 IU. Maka, buah Tomat ukuran sedang kadar vitamin A nya adalah 1.700 IU dapat memenuhi 1/3 keperluan orang dewasa per hari .

Buah Tomat mengandung rata-rata 21 mg vitamin C. Adapaun kebutuhan vitamin C adalah sebagai berikut ; 30 mg / hari untuk anak-anak, laki-laki dewasa 75 mg / hari, dan 70 mg / hari untuk perempuan dewasa. Maka, sebutir Tomat yang berukuran sedang dapat memenuhi hampir 1/3 kebutuhan vitamin C orang dewasa.

Selain kadar vitamin yang tinggi,banyak manfaat dari mengkonsumsi buah Tomat diantaranya ;

1. Untuk memperbaiki dan memperlancar pencernaan makanan 2. Untuk membersihkan darah

3.Tomatin yang terdapat pada Tomat merupakan anti-biotika alami untuk menyembuhkan penyakit kulit akibat serangan cendawan dan jamur pada manusia. 4. Disarankan untuk mengkonsumsi bubur Tomat ( pure tomato ) bagi mereka yang


(27)

5. Untuk mereka yang kekurangan darah dianjurkan untuk makan buah Tomat setiap hari. Zat Kalium yang banyak terdapat dalam Tomat mempunyai efek yang baik bagi penyembuhannya.

6. Untuk penderita penyakit kuning dianjurkan untuk banyak makan buah Tomat karena Tomat memiliki kadar vitamin A dan C yang tinggi. Disamping memiliki jumlah Kalium yang tinggi, pengaruh Tomat yang memperlancar pencernaan pun dapat membantu penyembuhannya.

Beberapa percobaan di Amerika dan Eropa telah menunjukkan bahwa Vitamin A dan C yang ada pada Tomat bisa mencegah bahkan melenyapkan kanker dalam keadaan tertentu. Hal ini karena, Keduanya berfungsi sebagai Anti-oksidan yang mengikat radikal-radikal bebas yang menyebabkan kanker.( Rismunandar, 1995 )

2.2. Terung ( Solanum melongena L )

Terung merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang berasal dari Asia, terutama India dan Birma. Dari kawasan tersebut, Terung kemudian disebarkan ke Cina pada abad ke-5. Dari Cina selanjutnya disebarluaskan ke Karibia, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan dan daerah tropis lainnya termasuk Indonesia.

Terung merupakan salah satu jenis sayuran buah yang digemari berbagai kalangan. Tanaman terung termasuk satu kerabat dengan tanaman Tekokak atau Rimbang ( Solanum torvum ), Tomat ( Lycopersicum esculentum ), dan Kentang (

Solanum tuberosum ).

Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan Terung dinamai dengan Solanum melongena L. Pohonnya rendah, berkayu, dan merupakan tanaman tahunan. Bunganya biru, lembayung cerah diluarnya dan bewarna lebih gelap di dalamnya. Bijinya banyak, kecil, pipih bewarna coklat muda.( http :

Buah terung merupakan buah sejati tunggal, berdaging tebal, lunak dan berair. Buahnya tergantung pada tangkai buah. Dalam satu tangkai umumnya terdapat satu buah terung, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu buah. Ukuran dan bentuk buah tergantung pada varietasnya.( Sastrapadja, 1997 )


(28)

Daging buah terung sangat kenyal, tidak berair seperti Tomat. Didalam buah Terung terdapat vitamin A, vitamin B, dan Vitamin C. Juga terdapat senyawa-senyawa kimia lainnya terutama berupa alkaloid. Kulit buahnya liat dan sangat renyah ( Sunarjono, 2004 )

Tanaman terung sangat mudah ditumbuhkan dan mampu berproduksi dengan panen yang tinggi. Selain alasan tanaman tahunan, juga merupakan tanaman yang tahan penyakit dan virus. Sangat mungkin untuk menciptakan tanaman terung yang tahan terhadap faktor stress lingkungan, dan cuaca yang ekstrim. Di Asia Tenggara , terutama di Indonesia prospek terung untuk kedepannya sangatlah cerah. Disamping keanekaragaman varietas dan genetika yang ada , juga memungkinkan untuk memodifikasi tanaman terung dengan teknologi-teknologi baru yang tepat guna. Sehingga pemanfaatan terung tidak hanya sebagai tanaman sayuran juga sebagai sumber penelitian untuk menciptakan terung dengan sifat genetik yang baru, unggul, dan juga produksi yang tinggi.( Siemonsma, 1994 )

2. 2. 1.Sistematika Tanaman Terung

Terung merupakan tanaman yang menghasilkan biji ( Spermatophyta) .Biji yang

dihasilkan berkeping dua ( Dicotyledonae ) dan letak biji berada dalam buah ( Angiospermae ).Secara lengkapnya ditulis sebagai berikut ;

Divisi : Plantae

Sub-divisi : Spermatophyta Kelas : Dycotyledonae Famili : Solanaceae Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L ( Soetasad, 1996 )

2. 2. 2. Komposisi Kimia Dan Zat Gizi Buah Terung

Buah Terung mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kandungan zat gizi dari tiap 100 gram buah Terung adalah sebagai berikut :


(29)

Tabel 2. 2. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Terung

Air 92 g

Protein 1,6 g

Lemak 0,2 g

Karbohidrat 4,0 g

Serat 0,7 g

Abu 0,6 g

Ca ( Kalsium ) 22 mg

Fe ( Besi ) 0,9 mg

Vitamin B1 0,08 mg

Vitamin B2 0,07 mg

Vitamin C 6,0 mg

Kalium 217 mg

Abu 0,6 gr

( Siemonsma, 1995 )

2. 2. 3. Pertumbuhan Pemeliharaan dan Panen Tanaman Terung

Supaya tumbuh dengan baik, tanaman terung harus ditanam di tempat yang sesuai iklim dan kondisi tanahnya.

(1) Iklim

Tanaman terung akan berproduksi baik bila mendapatkan panas yang cukup lama, suhunya 22-30oC dan pengairan yang sesuai. Bila suhu diatas 330C maka bunga akan rontok. Demikian juga jika temperatur pada 18-210C maka produksi akan berkurang. Kurangnya cahaya matahari dan banyaknya hujan menyebabkan tanaman kurus dan mudah terserang hama penyakit. Walaupun demikian, terung dapat ditanam pada musim hujan dan tentu saja dengan perawatan yang ekstra.


(30)

(2) Tanah

Kondisi tanah yang ideal untuk penanaman terung adalah tanah lempung, berpasir, dan cukup bahan organik. Dalam kondisi ini terung akan mendapatkan aerasi dan drainase yang baik. Keasaman tanah yang sesuai untuk tanaman terung adalah 6,0-6,50C.

Budidaya terung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; dengan biji dan dengan penyambungan dengan batang atas dari tanaman lain seperti tomat dan cepokak.( Pracaya, 2002 )

1. Dengan Benih

Benih-benih yang dibibitkan haruslah dari buah Terung yang sehat dan bebas penyakit. Benih disebar dalam persemaian yang terlindung dari kelebihan sinar matahari. Terung sudah bisa dipindahkan ke lahan setelah tanaman berumur 4 minggu atau tinggi tanaman mencapai 7-10 cm. Jarak tanam yang digunakan sekitar 60-70 cm x 60-70 cm. Hal ini dilakukan agar memudahkan pemupukan dan perawatan tanaman. 2. Dengan Penyambungan

Penyambungan merupakan teknik untuk memperoleh tanaman terung yang tahan penyakit dan faktor stress lingkungan. Selain itu, penyambungan merupakan cara untuk meningkatkan produksi terung serta efisiensi lahan.( Sastrapradja, 1977 )

Pemeliharaan tanaman terung termasuk lebih mudah dibandingkan tanaman tomat. Tanaman terung lebih tahan terhadap penyakit layu dan hujan maupun genangan air. Pemeliharaannya dengan membersihkan gulma disekitar tanaman, dan memberikan air bila kekeringan. Selain itu pengendalian hama juga perlu dilakukan. Hama yang sering mengganggu adalah kutu-kutu daun.

Tanaman harus diberi pupuk. Pupuk merupakan sumber makanan dan sumber pemenuhan unsur makro dan mikro untuk tanaman. Pupuk yang bisa digunakan adalah dari limbah ternak maupun buatan yang keduanya dapat digunakan sebagai pupuk dasar. Pupuk diberikan pada tanaman berupa cairan maupun padatan. Jika terlampau pekat, pupuk dapat diencerkan dengan penambahan air bersih. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 1,5-2 bulan.( Pracaya, 2002 )


(31)

Tanaman terung mulai berbunga pada umur 60 HST dan buah dapat dipanen pada umur 3-4 bulan. Oleh karena buah tidak matang secara bersamaan maka panen dapat dilakukan 2 kali seminggu. Buah dipanen jika kulit buah telah bewarna ungu. Buah yang dipanen sebaiknya disertakan dengan tangkai buahnya. Hal ini untuk menjaga kesegaran buah untuk waktu yang cukup lama.

Tanaman yang sehat dan varietas yang bagus bisa berproduksi 35-50 ton / hektar. Jadi, tanaman terung membutuhkan 100-140 hari mulai dari pembibitan sampai diperoleh buah panen pertama.( Splittstoesser, 1984 )

2. 2. 4. Manfaat Tanaman Terung

Terung sangat banyak khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan. Terung merupakan bahan pangan kaya zat gizi yang bisa menurunkan kadar kolesterol darah, mengandung zat anti-kanker, serta sebagai alat kontrasepsi yang alami.

Keunggulan terung terdapat pada kadar Potasium ( Kalium ) yang tinggi, yaitu sekitar 217 mg / 100 gram, serta kadar Sodium yang rendah, yaitu 3 mg / 100 gram. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya dalam pencegahan penyakit hipertensi. Selain itu, buah terung juga mengandung serat pangan yang lumayan banyak.

Kulit buah terung mengandung banyak flavonoid dan antioksidan lain yang dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. Buah terung juga mengandung senyawa terpen yang dapat menurunkan kadar kolesterol serta memperbaiki sirkulasi aliran darah.

Buah terung juga mengandung senyawa asam klorogenat ( Chlorogenic acid ) yang merupakan salah satu anti oksidan aktif yang memiliki aktivitas antikanker, antimikroba, dan antivirus. Selain itu, terung juga mengandung Tripsin yang telah diuji aktivitasnya untuk menetralkan sel kanker


(32)

Gambar 2.1. Solasodin yang terdapat pada buah terung

Penelitian menunjukkan bahwa dalam buah terung terdapat bahan kontrasepsi alami, terutama dalam jenis Solanum khasianum, dan Solanum grandiflorum mengandung senyawa alkaloid berupa Solasodin dalam jumlah yang tinggi, yaitu antara 2,0 % hingga 3,5 %. Senyawa tersebut merupakan bahan baku untuk kontrasepsi oral untuk program keluarga berencana.( Sunarjono, 2004 )

2. 3. Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan tanaman adalah memotong cabang tanaman sedemikian rupa dan membuang daun-daun yang tidak produktif serta tunas-tunas yang tumbuh pada ketiak daun sehingga tanaman tersebut tumbuh lebih baik. Secara umum tujuan pemangkasan adalah untuk ;

1) Memperbanyak cabang dan dahan

2) Memperpendek pohon untuk memudahkan panen 3) Menyegarkan tanaman yang telah tua

4) Mempercepat berbuah ( mengatur rasio C/N)

Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada awal atau waktu musim hujan, karena untuk pembentukan tunas-tunas baru diperlukan banyak air dan harus diikuti dengan pemupukan organik.Secara umum, pemangkasan bertujuan untuk mempercepat tanaman berbuah. Hal ini berdasarkan pada teori Klebs mengenai Rasio C/N dari tanaman, dimana C menyatakan banyaknya karbohidrat dalam daun, sedangkan N menyatakan banyak protein dan nitrat yang dapat larut dari tanaman.


(33)

Dijelaskan bahwa, jika rasio C/N rendah ( C rendah dan N tinggi ) maka tanaman akan tumbuh vegetatif terus dengan suburnya tanpa berbuah. Jika rasio C/N sedang ( C sedang dan N tinggi ) maka tanaman akan tumbuh sedang namun tidak berbuah lebat. Jika rasio C/N tinggi ( C tinggi dan N rendah ) maka tanaman akan tumbuh kerdil dan berbuah sangat sedikit.

Tanaman yang berdaun rimbun berarti N-nya tinggi, tidak akan berbuah lebat, hingga produksinya rendah. Dengan pemangkasan diharapkan massa daun berkurang , yang berarti C bertambah menjadi sedang, dan N bertambah akibat adanya pasokan Nitrogen dari tanah sehingga tanaman akan berbuah banyak dan produksinya pun meningkat.( Sunaryono, 1984 )

Untuk tanaman tomat pemangkasan dilakukan pada tanaman muda yaitu setelah tanaman tumbuh dan mempunyai rangkaian daun lebih dari lima buah dihitung dari daun paling bawah. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong bagian ujung diatas rangkaian daun kelima pada batang utama. Pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh di batang utama. Pemangkasan tanaman tomat dilakukan sekali atau dua kali dalam satu bulan.( Tim Deptan, 1988 )

Pemangkasan pada tanaman terung tidak jauh berbeda dengan tanaman tomat. Ada dua jenis pemangkasan pada tanaman terung yaitu pemangkasan bunga dan pemangkasan tunas. Tunas yang tumbuh diketiak daun pertama sampai tunas yang di bawah bunga yang kedua harus dibuang. Pemangkasan bunga dilakukan pada bunga pertama. Pemangkasan dilakukan sedini mungkin, sebelum tunas atau bunga tumbuh besar.( Pracaya, 2002 )

2. 4. Perpaduan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung

Banyak alasan mengapa dipadukannya antara dua tanaman diantaranya ; ketahanan terhadap hama dan penyakit, efisiensi lahan, perbaikan sifat genetika ( varietas ), produksi yang meningkat dan lain sebagainya. Namun, secara umum tujuan memadukan antara dua tanaman adalah untuk menghasilkan satu tanaman baru yang utuh dengan sifat-sifat yang diturunkan dari tanaman yang dipadukan.


(34)

Perpaduan dua tanaman dapat dilakukan antar sesama jenis maupun berbeda jenis. Teknik perpaduan yang digunakan dapat dikerjakan secara modern dengan Fusi Protoplasma dan Teknik Rekombinasi DNA, maupun secara konvensional dengan cara penyambungan.

2. 4. 1. Metode Penyambungan

Penyambungan tanaman Tomat dengan tanaman lain telah lama dikembangkan di Asia dan di Eropa. Tomat hasil penyambungan diproduksi secara besar-besaran dalam

greenhouse dan sangat popular di Amerika. Pada umumnya, tanaman tomat digunakan

sebagai batang atas ( scion) dan tanaman lain seperti rimbang, terung, melon digunakan sebagai batang bawah ( Stock atau Rootstock ).

Penyambungan merupakan metode budidaya yang telah lama dikembangkan namun dengan teknik yang baru. Budidaya dengan cara penyambungan pada awalnya dikembangkan di Jepang, Korea Utara, dan Korea Selatan diakhir tahun 1920. Sejak saat itu teknik ini berkembang dengan pesatnya. Akhir-akhir ini tercatat, bahwa 81 % sayur-sayuran yang ada di Korea terutama Tomat dan Melon dikembangkan dengan cara penyambungan. Sementara di Jepang dan Korea Utara tercatat 54 %. Pada tahun 1998 dicatat bahwa telah tercipta 540 juta transpalant tanaman di Korea yang dikembangkan dengan cara penyambungan. Sementara di Jepang tercatat lebih dari 750 juta transplant yang dihasilkan.

Produksi tomat yang dilakukan secara penyambungan mengalami peningkatan yang sangat pesat, di Spanyol kurang lebih terdapat satu juta tanaman tomat yang dikembangkan pada tahun 1999-2000 dan lebih dari 45 juta tanaman tomat yang dikembangkan dengan sistem sambung pada tahun 2003-2004.

Di Maroko, penyambungan tomat dengan tanaman lain seperti terung dilakukan secara besar-besaran untuk mengurangi serangan hama melalui tanah seperti Ralstonia solanacearum yang menyebabkan busuk pada batang. Pada tahun 2004 tercatat lebih dari 20 juta tanaman tomat yang disambung. Selain untuk mengurangi serangan hama, penyambungan tomat dengan tanaman lain bertujuan untuk meningkatkan hasil panen.( http : // en.wikipedia.org./wiki/tomato_grafting )


(35)

Penyambungan tomat dengan tanaman lain harus memperhitungkan tanaman yang dijadikan sebagai batang bawahnya ( rootstock ). Batang bawah yang dipilih adalah tanaman yang secara genetik tahan akan serang penyakit terutama serangan melalui akar yang menyebabkan busuk pada batang tomat.( Rivard, 2004 )

Penyambungan antara tomat dengan terung dapat dilihat dari dua aspek yang berbeda. Tomat merupakan tanaman yang susah untuk dikembangkan atau ditanam pada musim hujan dan musim peralihan panas-hujan. Banjir, hama yang banyak, dan tingginya temperatur sangat mempengaruhi hasil panen tomat secara signifikan. Sementara itu, tanaman terung sangat tahan dan cukup resistan terhadap masalah yang dihadapi untuk mengembangkan tomat. Maka, penyambungan tomat sebagai batang atas dan terung sebagai batang bawah ( pokok tanaman ) merupakan hal yang tepat. Perpaduan keduanya dapat meminimalisasi hama dan penyakit yang disebabkan oleh genangan air yang berlebih maupun dari tanah seperti Ralstonia solanacearum,

Meloidogyne incognita , Fusarium oxysporus, dan Sclerotium rolffsii.( Black, 2003 )

2. 4. 1. 1. Sambung Pucuk

Sambung pucuk ( Top Grafting ) merupakan salah satu dari teknik penyambungan yang paling banyak digunakan dalam memadukan tanaman tomat dan terung. Teknik ini mempunyai banyak kelebihan dari teknik sambung lain diantaranya ; perlekatan yang padu dan sempurna antara batang tomat dan terung sehingga aliran nutrisi dari terung ke tanaman tomat berjalan dengan baik sehingga, tomat dapat tumbuh dengan sebagaimana tomat tanpa penyambungan.

Selain itu, jika dilihat dari kokohnya lokasi perpaduan kedua batang ini, maka teknik sambung pucuk adalah pilihan yang baik. Hal ini karena, semua pembuluh yang ada pada tanaman tomat dan terung menyatu dengan sempurna. Sehingga batang tomat yang disambungkan dengan batang terung dapat berdiri kokoh.


(36)

( Foto : Dokumentasi ays )

Gambar 2.2. Sambung Pucuk Antara Tomat Dengan Terung

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan penyambungan antara Tomat dengan Terung diantaranya ;

1. Sterilisasi dan Sanitasi

Sterilisasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan membunuh kuman-kuman dengan bahan-bahan kimia seperti penggunaan alkohol 96 %. Sterilisasi dan sanitasi merupakan faktor penting dalam keberhasilan penyambungan tomat dengan terung. Sterilkan alat-alat seperti, pisau okulasi, dan terutama kebersihan tangan. Tangan yang tidak bersih dapat menyebabkan berkembangnya bakteri pathogen, jamur, maupun virus. Untuk meminimalkan kontaminasi maka cucilah tangan dengan sabun anti-mikroba dan gunakanlah sarung tangan dari karet yang bersih ( latex gloves ).

2. Keahlian dan ketelatenan dalam pengerjaan 3. Cuaca dan waktu penyambungan


(37)

Penyambungan sebaiknya dilakukan di sore hari, kira-kira jam 2-jam 4. Penyambungan sebaiknya tidak dilakukan di pagi hingga siang harinya karena tingginya penguapan yang menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati.

Pengerjaan sambung pucuk sangatlah mudah. Tanaman Tomat dan Terung sudah dapat disambung jika tanaman telah mempunyai setidaknya 2 hingga 3 lembar daun sejati. Namun, yang terpenting adalah penyambungan keduan tanaman ini harus dilakukan pada saat kondisinya masih berupa tanaman muda.( Rivard, 2004 )

Adapun langkah-langkah pengerjaan sambung pucuk antara Tomat dengan Terung sebagai berikut ;

1. Pilihlah tanaman Tomat untuk dijadikan sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawahnya. Diutamakan yang mempunyai diameter batang yang sama (diameter batang yang sama memperbesar keberhasilkan penyambungan) selanjutnya, dibersihkan dengan kapas yang telah dilumuri alkohol.

2. Sayat batang tanaman Tomat yang dijadikan sebagai batang atas dengan bentuk seperti huruf V atau sudut sayatan kira-kira 450 . Lakukan hal yang sama terhadap batang Terung sebagai calon batang bawah.

3. Letakkan batang tomat yang telah disayat sedemikian rupa di atas batang terung. Jika perlu oleskan Zat Penyambung Tanaman ( ZPT ) pada kedua sisi sayatan untuk mempercepat penyatuan keduanya.

4. Ikat penyambungan dengan plastik transparan sedemikian rupa sehingga dapat dipastikan tidak ada air atau cairan lain yang bisa membasahi bagian yang disambungkan. Sebagai pengganti tali plastik dapat digunakan klep silikon, khusus dibuat untuk penyambungan. Klep silikon ini akan terlepas dengan sendirinya jika penyambungan kedua tanaman ini berhasil.

Besarnya sudut sayatan kedua tanaman bukan merupakan hal yang mutlak. Hal ini hanyalah sebagai saran saja karena kesamaan sudut sayat kedua tanaman menambah tingkat keberhasilan. Kesamaan sudut sayatan memungkinkan perpaduan kedua permukaan pembuluh pada tanaman dapat melekat dan menyatu secara tepat satu dengan yang lain.


(38)

Butuh waktu 5 hingga 7 hari untuk memastikan berhasilnya penyambungan antara tanaman Tomat dengan Terung. Jika penyambungan telah berhasil maka, tanaman siap dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan. Untuk pemupukan dan pemeliharaan tidak ada yang berbeda dari tanaman biasa.Hanya saja, dosis pupuk dan intensitas perawatan tanaman yang perlu dijaga dan ditingkatkan.( Black, 2003 )

2. 4. 1. 2. Manfaat Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya banyak alasan mengapa peyambungan tanaman Tomat dengan tanaman Terung dilakukan. Secara garis besar manfaat penyambungan tomat dengan terung adalah sebagai berikut :

1. Tahan Penyakit

Perpaduan tanaman Tomat dan Terung yang dihasilkan ( transplant ) akan tahan terhadap penyakit. Penelitian yang bertahun-tahun oleh para saintis telah membukt ikan efektifnya cara ini dalam menangkal penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan serangan nematoda.

2. Toleran terhadap faktor stress

Penyambungan tanaman Tomat dengan Terung telah efektif dalam menciptakan tanaman ( transplant ) yang tahan faktor stress ( Abiotic Stressors ) tanpa penurunan hasil panen. Transplant akan tahan terhadap cuaca yang ekstrim seperti kekeringan maupun jumlah air yang berlebih disekitar tanaman, ataupun penanaman yang dilakukan pada musim peralihan.

3. Meningkatkan hasil panen

Ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi alasan penyambungan tanaman, terutama meningkatkan jumlah panen Tomat. Pemilihan batang bawah yang vigor , tahan penyakit, dan mempunyai daya serap yang kuat terhadap unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan nutrien lainnya seperti Fospor, Nitrogen, Kalium, juga merupakan faktor penentu dalam menghasilkan penen tomat yang berlipat ganda. Selain jenis terung-terungan, Semangka juga sering digunakan sebagai batang bawah


(39)

untuk penyambungan dengan Tomat seperti yang dilakukan di Australia dengan peningkatan panen Tomat sebesar 106 %. ( Rivard, 2004 )

2. 5. Interaksi Kimia Antara Membran Sel Batang Tanaman Tomat Dan Terung

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perpaduan antara dua tanaman yaitu Tomat dan Terung menghasilkan kajian ilmiah yang luas mencakup analisis sitologi, molekular, biokimia, analisa hasil pertanian, transport aktif pada membran, analisis hasil pertanian, ilmu hama dan penyakit, serta ilmu penunjang lainnya. Sehingga, penyambungan Tomat dengan Terung merupakan penelitian yang penting dalam dunia sains.

Interaksi kimia yang terjadi pada membran sel kedua tanaman dianalisa dengan pendekatan sitologi dan biomolekular, dengan menggunakan instrumen RAPD

( Random Amplyfing Polimorphic DNA ). Interaksi kedua membran sel membentuk

variasi kromosom atau transformasi gen yang baru yang didonorkan dari terung sebagai batang bawah (rootstock) ke tomat sebagai batang atas ( scion ) atau sebaliknya. Terjadinya fusi sel pada kedua membran yang dipadukan menyebabkan terjadi perubahan komposisi genetika maupun sifat fisis dari keduanya. Sebagai contoh, tanaman Terung adalah tanaman yang vigor dan mempunyai daya serap nutrisi makanan yang baik dari tanah. Sehingga, dengan adanya fusi sel antara membran sel batang Tomat dan Terung menyebabkan perpindahan sifat vigor pada perpaduan tanaman keduanya.( Walden, 1994 )

Membuktikan terjadinya transformasi genetik pada penyambungan dilakukan dengan menganalisa kromosom pada perpaduan tanaman Tomat dan Terung yang dapat dilakukan setelah penyambungan berumur 8 hingga 14 hari. Pada umur ini, kalus gabungan atau perpaduan keduanya telah terbentuk. Dengan kata lain, rentang umur ini merupakan waktu penentuan berhasil atau tidaknya perpaduan keduanya.

Tanaman Tomat dan Terung mempunyai kromosom normal yaitu 2n = 24. Jika kedua tanaman ini dipadukan maka akan terjadi hibridisasi dengan membentuk tanaman baru ( hybrid ) yang mempunyai kromosom bervariasi “ polyploidy” dan “anuploidy” yaitu 2n = 40, 2n = 48, dan 2n = 84.


(40)

Pada RAPD , akan terlihat keberadaan pita spesifik dari urutan kodon-kodon yang tidak dijumpai pada Tomat dan Terung normal. Terjadinya sekuens baru yang tidak dijumpai pada sekuens normal menandakan terbentuknya variasi gen pada tanaman baru hasil perpaduan keduanya atau terbentuknya variasi pada level DNA.

Dengan adanya variasi genetik pada level DNA pada tanaman hasil perpaduan tomat dan terung maka, jaringan pada tanaman ini bisa digunakan sebagai sumber genetik yang dapat dikembangkan menjadi tanaman baru yang unggul, kuat, dan tentu saja resistan terhadap penyakit.( Chen, 2006 )

2. 5. 1. Membran Sel Tumbuhan

Semua membran sel makhluk hidup mempunyai struktur umum yang sama. Perbedaannnya hanya terdapat pada komponen utama penyusun membran tersebut serta ada tidaknya komponen spesifik yang membedakan membran satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya. Komponen utama penyusun membran sel adalah molekul Lipid dan Protein.

Di dalam konsep biokimia, terutama biokimia tanaman ( Plant Biochemistry ), membran sel tumbuhan mempunyai banyak fungsi diantaranya yang terpenting adalah tempat terjadi pertukaran energi serta transpor zat maupun nutrisi dari dan ke sel. Ion-ion K+, Na+, ATP, energi dan sumber makanan untuk tanaman semuanya terjadi dan disalurkan melalui membran. Hal inilah yang disebut dengan transpor membran atau transpor aktif.

Selain Protein dan Lipid, pada membran sel tumbuhan juga terdapat komponen penyusun berupa persenyawaan antara Glukosa dengan Protein ( Glikoprotein ), Posfat dengan Protein ( Posfoprotein ), Posfat dengan Lipid ( Posfolipid ), Protein Integral, dan Protein Periferal. Yang membuat beda membran sel tumbuhan dengan hewan adalah keberadaan dari Posfolipida. Pada membran sel tumbuhan, konstituen utamanya adalah berupa Posfolipida sementara pada sel hewan konstituen utamanya adalah berupa Glikoprotein.( McKee, 2003 )


(41)

Banyak ahli yang mengusulkan tentang gambar struktur dasar dari membran sel. Namun, struktur yang paling banyak dipakai adalah Model Fluida Mosaik ( fluid mosaic model ) yang diusulkan oleh Singer-Nicolson. Seperti gambar dibawah ini ;

( Sumber : Lehninger, 1990 )

Gambar 2.3. Membran Sel Tumbuhan Model Fluida Mosaik

Model ini diusulkan oleh S. Jonathan Singer dan Garth Nicolson pada tahun 1972. Mereka menggambarkan membran sel berdasarkan pada pembuktian kimia dan mikroskopik elektron dan dari analisis persamaan dalam sifat-sifat lapisan ganda. Sehingga secara lengkapnya disebut dengan membran sel lapisan ganda polar. Lebih jelasnya, membran sel tumbuhan dijelaskan seperti gambar di bawah ini ;

( Sumber : Lehninger, 1990 )


(42)

Protein yang menyusun membran sel tumbuhan terdiri dari 20 sampai 80 persen dari massa membran sel. Diantara yang terpenting adalah protein integral

“intrinsik” dan protein periferal “ekstrinsik . Protein periferal idak terikat kuat pada

permukaan membran, sementara protein integral terbenam di dalam struktrur membran dan memanjang menembus membran.

Semakin jelas, bahwa pada tumbuhan membran tidak hanya berfungsi sebagai kulit inert yang membungkus sel tetapi membran sel memiliki fungsi komplek yang dinamis yang berperan dalam transpor energi pada dan ke sel. Hampir semua membran sel tumbuhan mengandung enzim-enzim dan komponen transpor yang berfungsi memindahkan molekul organik nutrient tertentu , seperti glukosa, dan nutrien makanan yang dibutuhkan tanaman.

Sistem transpor pada membran sel tumbuhan berfungsi membantu mempertahankan keseimbangan yang terus menerus pada medium internal sel serta mengatur aliran materi masuk dan keluar sel. Membran sel tumbuhan mengandung gugus permukaan yang bermuatan listrik yang membantu mempertahankan perbedaan potensial disepanjang struktur membran. Membran sel tumbuhan bersifat fleksibel dan fluid serta amat tipis. Membran bersifat permebel terhadap air dan tidak permeable terhadap ion muatan listrik seperti Na+, K+, Cl-, H+, dan ATP serta terhadap semua molekul polar, tetapi tidak bermuatan seperti gula.( Lehninger, 1990 )

2. 5. 2. Interaksi Antara Membran Sel Pada Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Terung

Dari keterangan yang telah dijelaskan pada bab 2. 5. 1 dapat diambil suatu kesimpulan bahwa atas dasar kesamaan struktur dan komponen penyusun dari membran sel tanaman Tomat dan Terung yang sebagian besar merupakan Fospolipid ( persenyawaan antara Posfat dan Lipida ), maka tanaman Tomat dapat dipadukan atau disambungkan dengan tanaman Terung

Interaksi antara membran sel batang Tomat dengan membran sel batang Terung dapat digambarkan sebagai berikut ;


(43)

Membran Sel Batang Tomat + Membran Sel Batang Terung

Enzim Fosfatase

Perpaduan Membran Sel Batang Tomat dan Terung

Gambar 2.5.Skematis Perpaduan Membran Sel

Untuk lebih jelasnya pola perpaduan kedua membran sel tanaman digambarkan sebagai berikut ;

( Sumber : McKee, 2003 )

Gambar 2.6.Pola Perpaduan Membran Sel Batang Tomat Dengan Terung

Setelah terjadinya penyambungan antara Tomat sebagai batang atas dengan Terung sebagai batang bawah, maka terjadi pertumbuhan kedua membran sel dengan cara pembelahan. Pembelahan sel menyebabkan hilangnya dinding pembatas pada masing-masing membran. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 2.5.1 tentang komponen utama penyusun membran sel tumbuhan, maka Posfolipida yang terdapat pada masing-masing membran akan berikatan yang dikatalisis oleh enzim Fosfatase. Sehingga, terjadi ikatan Fosfat pada sisi polar ( bagian luar ) dan ikatan peptide-peptida yang terjadi pada sisi lainnya ( protein dengan protein ) dibagian dalam membran.Interaksinya dapat dijelaskan seperti gambar di bawah ini ;


(44)

Membran Sel Batang Tomat Membran Sel Batang Terung

O O

CH2 O C R1 CH2 O C R3

O O

CH O C R2 + CH O C R4

O O

CH2 O P O X CH2 O P O Y

OH OH

FOSFATASE

O

CH2 O C R5

O

CH O C R6

O

CH2 O P O M

OH

Membran Sel Baru ( Perpaduan Tomat Dan Terung )

Gambar 2.7. Interaksi Kimia Antar Membran Sel

Ikatan yang terbentuk menyebabkan terjadinya sambung lekat pada kedua membran sel. Dengan terbentuknya membran sel baru yang merupakan perpaduan

keduanya maka transpor nutrisi, makanan, unsur hara, dan proses metabolisme dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu saja, pembentukan membran sel baru juga memungkinkan untuk terjadinya perpindahan zat

dari kedua tanaman. Sehingga memungkinkan terjadinya biosintesis senyawa atau molekul baru yang sebelumnya tidak dijumpai.( Finean,(dalam Heryanti, 2009), 1979)


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Alat

- Cangkul - Polibag - Handsprayer - Pisau Cutter - Bambu

- Plastik Transparan - Tali Rafiah

3. 2. Bahan

- NPK 15 : 15 : 15 ( Nitrogen : Posfor : Kalium ) - AMAPHOS [ ( NH4)3PO4 ]

- Tanah

- Pupuk Kandang

- Curacron 500 ( C11H15BrClO3PS)

- Apalaud 10 wp ( C16H23N3OS )

- Alkohol 96 % - EM4

- Hidrokompleks - TSP

- Humus - Air

- Bibit Terung Tataboga - Bibit Tomat Marta


(46)

3. 3. Prosedur Penelitian

3. 3. 1. Pemilihan Benih Tomat

Benih Tomat yang digunakan adalah varietas Marta ( hibrida )

3. 3. 2. Penyiapan Media Tanaman Tomat

Media tanaman Tomat yang digunakan adalah tanah yang telah dicampurkan dengan humus, pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1 dan pupuk buatan berupa NPK 15:15:15, Hidrokompleks, Amaphos, TSP, dan EM4 berdasarkan pada kalibrasi pupuk. Setelah semua media dihomogenkan, dimasukkan kedalam polibag hingga ¾ bagian polibag yang berukuran 10 kg.

3. 3. 3. Penanaman Tomat

Pada penelitian ini, penanaman Tomat dilakukan dengan sistem tanam langsung pada media tanam. Benih Tomat ditanam pada media dengan kedalaman 2 cm dengan jarak 10 cm dari bibit Terung dan selanjutnya lubang penanaman ditutup dengan tanah yang halus. Tanaman disiram setiap 1 kali dalam 2 hari pada sore hari. Setelah benih berumur 35 hari setelah tanam, tanaman Tomat siap untuk disambungkan dengan Terung.

3. 3. 4. Pemilihan Bibit Terung

Bibit Terung yang digunakan adalah Terung jenis Tataboga ( hibrida )

3. 3. 5. Penanaman Terung

Pada penelitian ini, penanaman Terung dilakukan lebih awal dari penanaman Tomat. Setelah berumur 80 hari, tanaman Terung dapat disambung pucuk dengan tanaman Tomat yang telah berumur 35 hari.


(47)

3. 3. 6. Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung

Pada penelitian ini, metode penyambungan yang digunakan adalah metode sambung pucuk dengan tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai pokok batang bawah berdasarkan variasi umur kedua tanaman. Jumlah sampel penyambungan adalah 16 polybag yang dibagi kedalam 4 Plot dengan 4 sampel

polybag setiap plotnya.

Sambung pucuk antara tanaman tomat dengan terung dilakukan sebagai berikut ;

1. Disiapkan Plot A dengan jumlah sampel 4 polybag, dimana tanaman Tomat telah berumur 35 HST dan tanaman Terung berumur 80 HST.

2. Dipilih batang tanaman Tomat dan batang tanaman Terung yang akan disambungkan

3. Dibersihkan kedua batang dengan kapas yang telah dilumuri alkohol 96 %.

4. Dipotong pucuk batang Tomat sebagai batang atas dengan bentuk pemotongan seperti huruf V. Dilakukan hal yang sama terhadap batang Terung sebagai calon batang bawah pada tanda-tanda yang spesifik berdasarkan pada warna batangnya 5. Ditempelkan potongan batang Tomat diatas batang Terung

6. Diikat penyambungan dengan plastik transparan sedemikian rupa sehingga dapat dipastikan air tidak dapat masuk membasahi lokasi penyambungan. Hal ini bertujuan agar bagian penyambungan tidak mudah terserang jamur. Selama penyambungan tanaman tetap disiram, namun tidak boleh mengenai bagian penyambungan. Tanaman ditempatkan di Screen House atau pada tempat yang terlindung dari hujan.

7. Dibuka lilitan plastik transparan setelah penyambungan berumur 2 minggu.

8. Pemindahan ke lahan dilakukan 1 minggu setelahnya dengan mengikutsertakan polybag yang telah dipotong bagian bawahnya

9. Dilakukan perlakuan yang sama terhadap Plot B, Plot C, dan Plot D dengan interval waktu penyambungan satu minggu setiap plotnya


(48)

3. 3. 7. Penyiraman Tanaman Hasil Penyambungan

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari. Jika kondisi tanah agak lembab, maka penyiraman dapat dilakukan 2 hari sekali.

3. 3. 8. Pemupukan Tanaman Hasil Penyambungan

Pemupukan susulan dilakukan dengan penambahan NPK ( 15:15 :15 ), humus, dan pupuk kandang untuk setiap tanaman. Pupuk ditempatkan pada sisi kiri dan kanan tanaman dengan sistem tabur.

3. 3. 9. Pemasangan Tiang Lanjaran

Pemasangan tiang lanjaran dari bambu dilakukan dengan jarak 2 m. Setiap tiang dihubungkan dengan tali rafiah yang dipasang sebagai tempat pengikatan batang tanaman. Pemasangan tali berdasarkan tinggi tanaman dengan jarak 25 cm antara tali yang pertama dengan tali yang berikutnya.

3. 3. 10. Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Hasil Penyambungan

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan menggunakan pestisida, insektisida, dan fungisida. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dengan dosis yang tertera pada label atau sesuai kebutuhan dengan interval yang disesuaikan pada pengamatan di lapangan.

3. 3. 11. Pemangkasan Tanaman Hasil Penyambungan

Pemangkasan tanaman dilakukan pada siang hari dengan cara membuang daun atau batang yang tidak produktif dan membuang tunas air yang tumbuh pada ketiak daun tanaman tomat dan terung.


(49)

3. 4. Bagan Penelitian

3. 4. 1. Penyiapan Media Pertumbuhan Tanaman Tomat

Ditambahkan Pupuk kandang dan Humus dengan perbandingan 1 : 1, NPK, Amaphos, Hidrokompleks, dan TSP

Dihomogenkan dan diaduk rata

Ditambahkan 1L EM4 yang telah diencerkan dengan air

Dihomogenkan kembali

Dimasukkan media kedalam setiap polybag hingga ¾ bagian

3. 4. 2. Penanaman Tomat

Ditanam benih Tomat pada polybag dengan kedalam 2 cm dengan jarak penanaman 10 cm dari bibit Terung

Ditutup dengan tanah yang halus secukupnya Disiram dengan air secukupnya setiap sore Diamati pertumbuhannya

3. 4. 3. Penanaman Terung

Ditanam bibit Terung di dalam polybag Diamati pertumbuhannya

Media Pertumbuhan Tomat Tanah

Benih Tomat

Bibit Terung Berumur 80 Hari Tanaman Tomat


(50)

3. 4. 4. Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Terung Plot A

**

Dibersihkan calon batang atas Dibersihkan calon batang bawah

dengan kapas yang telah dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 96 % dibasahi alkohol 96 %

Diiris bagian kiri dan kanan Dibelah sepanjang 1,5 cm batang sehingga membentuk sehingga membentuk huruf V

irisan yang lancip Disatukan kedua tanaman tepat pada posisi

pemotongannya

Diikat dengan plastik transparan sedemikian rupa sehingga air tidak membasahi bagian penyambungan

Dibiarkan dan diamati selama 2 minggu

Dibuka lilitan plastik dan tanaman siap untuk dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan 1 minggu setelahnya

**

Dengan cara yang sama dilakukan variasi umur tanaman Tomat dan tanaman Terung untuk :

Plot B dengan variasi waktu, 42 HST : 87 HST Plot C dengan variasi waktu, 49 HST : 94 HST Plot D dengan variasi waktu, 56 HST : 101 HST

Tanaman Tomat Berumur 35 HST sebagai batang atas

Tanaman Terung Berumur 80 HST sebagai batang bawah

Tanaman Baru Hasil Perpaduan Antara Terung Sebagai Batang Bawah Tomat Sebagai Batang Atas


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan variasi umur penyambungan antara tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah. Interval waktu penyambungan setiap plotnya adalah satu minggu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1. Data Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas Dan Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah

No PLOT Jumlah Sampel

Banyak Perlakuan

Pengamatan Umur Tanaman ( HST )

Berhasil Gagal Tomat Terung

1 A 4 Polibag 4 Batang 4 - 35 80

2 B 4 Polibag 7 Batang 6 1 42 87

3 C 4 Polibag 9 Batang 8 1 49 94

4 D 4 Polibag 8 Batang 4 4 56 101

5 Kontrol 2 Polibag 0 Batang - - - -


(52)

Tabel 4.2. Perbandingan Produksi Tanaman Tomat Hasil Penyambungan Dengan Kontrol Tanaman Tomat

Panen Ke-

Tanggal Panen

Buah Tomat

Kontrol Perlakuan

Berat ( Kg ) Jumlah ( buah ) Berat ( Kg ) Jumlah (buah )

1 30-3-2010 0,205 3 0,120 3

2 04-4-2010 0,260 4 0,152 4

3 09-4-2010 0,375 6 0,180 4

4 14-4-2010 0,400 6 0,260 6

5 19-4-2010 0,610 8 0,275 6

6 24-4-2010 0,350 5 0,350 7

7 29-4-2010 0,210 3 0,390 8

8 04-5-2010 0,180 2 0,301 6

9 09-5-2010 0 0 0,201 5

10 14-5-2010 0 0 0,160 4

TOTAL 2,590 Kg 37 Buah 2,389 Kg 53 Buah

Untuk lebih jelasnya perbandingan produksi buah Tomat pada tanaman hasil penyambungan dengan tanaman Tomat tanpa perlakuan ( kontrol ) dapat dilihat pada grafik pada Lampiran.


(53)

4.2.Perhitungan Persentase ( % ) Keberhasilan Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas dan Tanaman Terung Sebagai Bawah

Tujuan perhitungan persentase keberhasilan adalah untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi dari penyambungan tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah. Ada tiga bentuk perhitungan persentase keberhasilan dari penelitian ini yaitu :

A. BERDASARKAN PLOT 1. Plot A

Total perlakuan pada plot A = 4 batang Jumlah perlakuan berhasil = 4 batang Jumlah perlakuan gagal = 0 batang

2.Plot B

Total perlakuan pada plot B = 7 batang Jumlah perlakuan berhasil = 6 batang Jumlah perlakuan gagal = 1 batang

3.Plot C

Total perlakuan pada plot C = 9 batang Jumlah perlakuan berhasil = 8 batang Jumlah perlakuan gagal = 1 batang


(54)

4.Plot D

Total perlakuan pada plot D = 8 batang Jumlah perlakuan berhasil = 4 batang Jumlah perlakuan gagal = 4 batang

B.BERDASARKAN JUMLAH SAMPEL ( POLIBAG )

Jumlah total sampel = 16 polibag Jumlah perlakuan berhasil = 15 polibag Jumlah perlakuan gagal = 1 polibag

% keberhasilan total = 15 x 6,25 % = 93,75 %

C. BERDASARKAN TOTAL PERLAKUAN

Jumlah total perlakuan = 28 batang Jumlah perlakuan berhasil = 22 batang Jumlah perlakuan gagal = 6 batang

% keberhasilan total = 22 x 3,57 % = 78,54 %


(55)

4.3.Pembahasan

Berdasarkan pada perhitungan terlihat bahwa % keberhasilan penyambungan tanaman Tomat dan tanaman Terung tertinggi terdapat pada tanaman plot A yaitu 100 % dan % keberhasilan penyambungan tanaman Tomat dan tanaman Terung terendah pada tanaman plot D yaitu 50 %.

Hal ini karena pada plot A, kedua batang tanaman masih muda dan kondisinya masih lembut sehingga sangat mungkin untuk dipadukan atau disambungkan. Sementara pada plot D, kedua batang tanaman sudah mengalami pertumbuhan yang berbeda sehingga terdapat perbedaan komponen penyusun kedua batang tanaman.

Kita ketahui bahwa, pada jaringan sel muda dinding sel batang kedua tanaman hanya terdiri dari dinding sel primer saja yang sebagian besar tersusun atas molekul Polisakarida, Selulosa, Hemiselulosa. Namun, jika jaringan telah dewasa atau tua maka batang tanaman telah dilengkapi dengan dinding sel sekunder yang sebagian besar terdiri dari Lignin dan kutikula. Oleh sebab itu, struktur batang tanaman menjadi lebih kompleks, keras, dan kaku. Sehingga pada plot D dari 8 batang total perlakuan, hanya 4 batang saja tanaman Tomat yang dapat disambungkan dengan tanaman Terung. ( Yatim, 1987 )

Faktor ketelitian dan keterampilan dalam memposisikan penyatuan kedua potongan batang tanaman sangat menentukan keberhasilan penyambungan. Dimana, jika pertemuan potongan batang tanaman Tomat dan potongan batang tanaman Terung dalam posisi yang tepat maka pembuluh yang ada pada kedua batang serta organ lainnya akan menyatu. Penyatuan kedua batang menyebabkan terjadinya interaksi dan reaksi kimia pada posisi penyambungan.

Selain itu, sifat ikatan pada lokasi penyatuan juga harus diperhatikan. Karena tanaman dalam keadaan stress dan masa stagnasi, maka ikatan pada lokasi penyatuan tidak boleh terlalu kuat. Jika ikatan terlalu kuat, distribusi makanan dari tanaman Terung ke tanaman Tomat akan terganggu. Jika terlalu longgar maka, dikhawatirkan air akan membasahi lokasi penyatuan yang menyebabkan tumbuhnya jamur dan perpaduan kedua tanaman ini pun menjadi tidak berhasil.


(56)

Ikatan yang terbentuk menyebabkan terjadinya sambung lekat pada kedua membran sel batang tanaman. Dengan terbentuknya membran sel baru yang merupakan perpaduan keduanya maka transpor nutrisi, makanan, unsur hara, dan proses metabolisme dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Perpaduan keduanya menyebabkan transpor energi, distribusi zat hara, makro dan mikro nutrien, dan metabolismenya berjalan sebagaimana tanaman normalnya.( Finean, 1979 )

Selain itu, kedekatan hubungan kekerabatan antara tanaman yang dipadukan juga menentukan keberhasilan dalam penyambungan. Perpaduan tanaman dengan cara penyambungan biasanya dilakukan antara sesama spesies ( inter-species ) dan yang berbeda spesiesnya ( inter-genera ) namun masih memiliki kesamaan hingga level famili.

Tanaman Tomat dan tanaman Terung berasal dari famili yang sama yaitu kelompok Solanaceae. Kesamaan ini menandakan kedekatan dan kesamaan sifat-sifat keduanya, sifat fenotip dan sifat genotipnya. Semakin dekat hubungan kekerabatan dua tanaman yang dipadukan maka semakin besar keberhasilan penyambungannya.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5 .1 . Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang kami lakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanaman Tomat dapat dipadukan dengan tanaman Terung dengan metode sambung pucuk dimana tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah dengan tingkat keberhasilan 93,75 %

2. Perpaduan antara dua tanaman dimana tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah dapat meningkatkan hasil panen buah Tomat. Hal ini sangatlah ilmiah, karena tanaman Tomat adalah tanaman berumur 150-160 hari sementara tanaman Terung adalah tanaman tahunan. Perpaduan tanaman Tomat dengan tanaman Terung menyebabkan mutasi sehingga terjadinya variasi genetik. Akibat adanya variasi genetik berdampak pada bertambahnya masa produksi buah Tomat atau penambahan siklus panen buah Tomat yang melebihi umur normalnya. Bertambahnya masa produksi tanaman Tomat secara mutlak menambah kuantitas panen tomat.

3. Keunggulan tanaman Tomat hasil perpaduan dengan tanaman Terung adalah : a. Warna buah Tomat hasil penyambungan lebih cerah dan lebih menarik

daripada buah Tomat tanpa perlakuan dari varietas yang sama

b. Jumlah buah Tomat pada tanaman hasil perpaduan lebih banyak daripada buah Tomat pada tanaman Tomat tanpa perlakuan ( kontrol )

c. Buah Tomat dari tanaman hasil perpaduan dengan tanaman Terung memiliki daya tahan yang lebih lama daripada buah Tomat pada tanaman kontrol


(58)

d. Tanaman Tomat hasil perpaduan lebih resisten terhadap kondisi tanah yang lembab, atau banyak genangan air dan dapat berproduksi sepanjang musim artinya, dapat ditanam pada musim hujan, musim kemarau, maupun musim peralihan.

e. Tanaman Tomat hasil perpaduan lebih tahan terhadap layu yang disebabkan oleh bakteri dan serangan cendawan dibandingkan tanaman Tomat biasanya.

5. 2. Saran

Penelitian yang penulis lakukan ini sangatlah penting dalam dunia sains dan bioteknologi, oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut dan berkesinambungan dengan melibatkan lintas disiplin ilmu diantaranya ; fisiologi sel dan tumbuhan, gizi, biomolekular, genetika, biokimia, kimia obat dan bahan alam, hama dan penyakit tumbuhan, pertanian dan disiplin ilmu lainnya demi tercapainya penelitian yang paripurna dan bermanfaat terutama bagi masyarakat yang membutuhkan.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Black, L. L. 2003. Grafting tomatoes for production in the hot-wet season. International Cooperator Guide AVRDC. Pub 03-051 : pages 1-6.

Chen, H and Yong Qing Wang. 2006. Genetic variation in the graft union of tomato and eggplant. American-Eurasian Journal Agriculture and Environmental. Volume 1(1) : pages 37-41

Evan, D. A. 2000. Agriculture Aplication of Protoplast Fusion. New Jersey : DNA Plant Technology Coorporation.

Heryanti, Y., Ribu Surbakti, dan K. Tarigan. 2009. Metode Sambung Lengkung

Antara Tanaman Tomat Dan Kentang Untuk Mendapatkan Satu Tanaman Baru Yang Menghasilkan 2 Jenis Produk Sekali Panen. Skripsi. Medan :

Universitas Sumatera Utara

http : // en. wikipedia. org / wiki / Tomato _ grafting. Diakses tanggal 20 Januari, 2010

http : //

Husni, A. 2004. Fusi protoplas dan regenerasi hasil fusi antara Solanum melongena dan Solanum torvum. Jurnal Bioteknologi Pertanian. Vol 9. No I : hal. 1-7.

Lehninger, A. L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

McKee, T. 2003. Biochemistry The Molecular Basis of Life. Third Edition. New York : Mc Graw Hill Companies, Inc.

Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Yogyakarta : Kanisius

Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik. Jakarta : Penebar Swadaya Rismunandar. 1995. Tanaman Tomat. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Rivard, Cary. 2003. Grafting for tomatoes resistance in heirloom tomatoes. North Carolina University Extention Service. AG-675 : pages 1-7

Sastrapradja, S. 1977. Sayur-Sayuran. Bogor : LIPI

Siemonsma, J. S. and Kasem Pilenk. 1999. Plant Resources of South East Asia. No. 8. Bogor : PORSEA Foundation

Soestasad, A. A. 1996. Budi Daya Terung Lokal dan Terung Jepang. Jakarta : Penebar Swadaya

Splittstoesser, W. E. 1984. Vegetables Growing Handbook. New York : Van Nostrand Reinold Company.


(60)

Stansfield, W. D. 2006. Biologi Molekular. Alih bahasa Amalia Safitri. Jakarta : Erlangga

Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya

Sunaryono, H. 1984. Pengantar Pengetahuan Dasar Holtikultura. Bandung : Sinar Baru

Surbakti, Ribu. 2002. Pengaruh Sinar Terhadap Kadar Karbohidrat Yang Ditentukan

Sebagai Glukosa Pada Ubi Kayu ( Manihot Utilissima Pohl ) Yang Disambung Pucuk Dengan Ubi Kayu Racun. Medan : Darussalam Publishing.

Tim Deptan. 1988. Bercocok Tanam Tomat. Sulawesi Tenggara : Departemen Pertanian Balai Informasi Pertanian

Trisnawati, Y. 1997. Tomat Pembudidayaan Secara Komersial. Jakarta : Penebar Swadaya

Voet, D, and J. Voet. 1980. Biochemistry. Second Edition. New York : Jhon Wiley & Sons, Inc

Walden, R. 1994. ”Cell culture transformation and gene technology”. Dalam Lea, P. J. & Ricard, C. L. (eds). Plant Biochemistry and Molecular Biology : pages 276-277. Chichester : Jhon Wiley & Sons, Inc.

Waren, Graham. 1991. ”Protoplast isolation and fusion”. Dalam Stafford, Angela (eds). Plant Cell and Culture : pages 48-57. New York : Jhon Wiley & Sons, Inc.

Wien, H. C. 1997. The Physiology of Vegetables Corps. New York : CAB International.


(61)

(62)

Gambar L.1. Grafik Perbandingan Jumlah Buah Tomat

Gambar L. 2. Grafik Perbandingan Berat Buah Tomat

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

P anen K e-B erat e-B uah

( dalam K g ) kontrol


(63)

Gambar L.3. Pemotongan Batang Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah (Rootstock )


(64)

Gambar L.5. Pengikatan Lokasi Penyambungan

Gambar L.6. Tanaman Hasil Perpaduan dan Siap Untuk Dipindahkan ke lahan (Transplanting)


(65)

(66)

(67)

(68)

Gambar L.10. Perbandingan Buah Tomat

( A ) Buah Tomat Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat dan Tanaman Terung


(1)

Gambar L.3. Pemotongan Batang Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah (Rootstock )


(2)

62

Gambar L.5. Pengikatan Lokasi Penyambungan

Gambar L.6. Tanaman Hasil Perpaduan dan Siap Untuk Dipindahkan ke lahan

(Transplanting)


(3)

(4)

64 Gambar L.8. Buah Tanaman Tomat Tanpa Perlakuan ( KONTROL )


(5)

(6)

66

Gambar L.10. Perbandingan Buah Tomat

( A ) Buah Tomat Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat dan Tanaman Terung

( B ) Buah Tomat pada Tanaman Tomat Tanpa Perlakuan ( KONTROL )