Definisi IBD Epidemiology IBD Etiologi IBD Patofisiologi

LAPORAN PRAKTEK FARMAKOTERAPI SISTEM PERNAFASAN DAN PENCERNAAN PENYAKIT INFLAMATORRY BOWEL DISEASE IBD DISUSUN OLEH Syifa Mardiyah R 145070501111019 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TA 20152016

1. Definisi IBD

Inflammatory Bowel Disease IBD adalah penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui jelas. Secara garis besar IBD dengan adanya eksaserbasi secara intermitten dan remisinya gejala klinik Ariestine, 2008.

2. Epidemiology IBD

Sekitar satu hingga dua juta orang di Amerika Serikat diperkirakan mengalami KU ataupun PC, dengan insinden berkisar 70-150 kasus per 100.000 individu. Sedangkan di Eropa, insiden KU berkisar 7,3 kasus per 100.000 penduduk dan insiden PC sekitar 5,8 kasus per 100.000 penduduk. Di Indonesia sendiri belum ada studi epidemiologi mengenai IBD, data masih didasarkan laporan rumah sakit saja hospital based. Simadibrata dari Jakarta pada tahun 2002 melaporkan 5.2 kasus PC dan KU dari seluruh total kasus kolonoskopi yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo. Dari data di unit endoskopi pada beberapa rumah sakit di Jakarta RSCM, RS Tebet, RS Siloam Gleaneagles, RS Jakarta terdapat kesan bahwa kasus IBD berkisar 12,2 kasus yang dikirim dengan diare kronik, 3,9 kasus hematoschezia, 25,9 kasus diare kronik, berdarah dan nyeri perut, sedangkan pada kasus nyeri perut didapatkan sekitar 2.8. Data ini juga menyebutkan bahwa secara umum, kejadian KU lebih banyak daripada kasus PC. Secara global dikatakan bahwa insiden IBD adalah 10 kasus per 100.000 penduduk, KU 2,2–14,3 kasus per 100.000 penduduk dan PC 3,1–14,6 kasus per 100.000 penduduk Ariestine, 2008.

3. Etiologi IBD

IBD termasuk penyakit autoimun atau disebabkan respon imun individu menurun, kemungkinan penyebab dapat dari infeksi virus L-form bakteria, mikobakteria, clamydia, genetik, kelainan metabolisme, gangguan jaringan, lingkungan, diet, rokok, defek sistem imun, perubahan kepekaan respon imun individu, kerusakan mukosa usus dengan perantara sistem imun, faktor psikologik, stress dan trauma Ariestine, 2008.

4. Patofisiologi

intestinal menyebabkan ulserasi, edema, perdarahan, kemudian hilangnya air dan elektrolit Abraham,2009. Banyak mediator inflamasi yang telah diidentifikasi padaIBD,dimana mediator- Mediator ini memiliki peranan penting pada patologi dan karakteristik klinik penyakit ini. Sitokin yang dikeluarkan oleh makrofag karena respon daripada berbagai rangsangan antigenik,berikatan dengan reseptor-reseptor yang berbeda,kemudian menghasilkan efek- efek autokrin, parakrin, dan endokrin. Sitokin juga akan mendiferensiasikan limfosit menjadi berbagai tipe selT. Sel Thelper tipe1T H -1berhubungan dengan CD,sedangkan T H -2 berhubungan dengan UC.Respon imun inilah yang akan merusak mukosa intestinal dan menyebab proses inflamasi yang kronis Abraham,2009 UlcerativeColitis Pada UC, inflamasi dimulai dari rektum dan meluas sampai kolon bagian proksimal, dengan cepat melibatkan hampir seluruh bagian dari usus besar. Rektum selalu terkena padaUC,dan tidak ada“skiparea” area normal pada ususyang diselang-selingi oleh area yang terkena penyakit, dimana skip area ini didapatkan padaCD 25 dari kasus UC perluasannya hanya sampai rektum saja dan sisanya,biasanya menyebar ke proksimal dan sekitarnya.Pancolitis terjadi pada 10 dari kasus-kasus yang ada.Usus halus tidakpernah terlibat kecuali jika bagian akhir distal daripada ileum mengalami inflamasi superfisial, maka dapat disebut dengan backwash ileitis. Walaupun keterlibatan total dari kolon lebih sedikit, penyakit ini menyerang serentak dan berkesinambungan. Jika UC menjadi kronik,maka kolon akan yang lebamhitam pada barium enema Sartor,2006. CrohnDisease CD dapat melibatkan bagian manapun daripada saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus,dan menyebabkan tiga pola penyakit yaitu penyakit inflamasi, striktur, dan fistula. Penyakit ini melibatkan segmen-segmen oleh karena proses inflamasi granuloma nonspesifik. Tanda patologi yang paling penting dari CD adalah transmural, melibatkan seluruh lapisan daripada usus, tidak hanya mukosa dan submukosa, dimana jika mukosa dan submukosa saja merupakan ciri daripada UC. Selain itu, CD tidak berkesinambungan, dan memiliki skip area antara satu atau lebih dari area yang terkena penyakit Sartor,2006 . Jika penyakit ini berlanjut, mukosa akan tampak seperti batubulat cobblestone oleh karena ulserasi yang dalam dan longitudinal pada mukosa yang normal.Tigapola mayor dari keterlibatan terhadap CD adalah penyakit pada ileum dan ceccum40, penyakit terbatas pada usus halus 30 dan terbatas pada kolon 25.Rectalsparing khas terjadi padaCD, tetapi tidak selalu terjadi. Namun, komplikasi anorektal seperti fistula dan abses sering terjadi. Walaupun jarang terjadi, CD dapat melibatkan bagian saluran pencernaan yang lebih proksimal, seperti mulut, lidah,esofagus, lambung dan duodenum Sartor,2006.

5. Terapi non farmakologi