Aktivitas Gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang
relative singkat Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu
yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu.
2.3. Master Production Schedule MPS.
2.3.1. Konsep dasar tentang Aktivitas Jadwal Induk Produksi JIP.
Pada dasarnya Jadwal Induk Produksi MPSJIP merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir termasuk parts pengganti dan suku cadang dari suatu
perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. JIP mendisagregasikan dan
mengimplementasikan rencana produksi aktivitas pada level 1 dalam hierarki perencanaan prioritas dinyatakan dalam konfigurasi spesifik dengan nomor-
nomor item yang ada dalam Item Master and BOM Bills Of Material file. Aktivitas JIP pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan
memperbaharui JIP, memproses transaksi dari JIP, memelihara catatan-catatan, mengevaluasi efektivitas dari JIP dan memberikan laporan evaluasi dalam waktu
yang teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan ulang. JIP pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan empat fungsi utama berikut:
1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material material requirements planningMRP,
2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian production and purchase orders untuk item-item MPS,
3. Menentukan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas, 4. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk delivery
promises kepada pelanggan. Sebagai suatu aktifitas proses, jadwal induk produksi membutuhkan lima input
utama seperti ditunjukan dalam Gambar
2.7.1.1.
Rough Cut Capacity Planning RCCP
INPUT: 1. Data permintaan total
2. Status Inventori 3. Rencana Produksi,
4. Data Perencanaan, 5. Informasi dari RCCP
PROSES: Penjadwalan Induk
Produksi MPS OUTPUT:
Jadwal Induk Produksi MPS
Umpan-balik
Gambar 2.3.1.1. Proses Penjadwalan Induk Produksi.
Dari Gambar
2.7.1.1.
dapat dijelaskan beberapa hal berikut: a.
Data permintaan total, Merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan induk produksi.
Data permintaan total berkaitan dengan ramalan penjualan sales forecasts dan pesanan-pesanan order.
b. Status Inventori,
Berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu allocated stock, dan firm planned
orders. MPS harus mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia dan menentukan berapa banyak yang harus dipesan.
c. Rencana Produksi,
Memberikan sekumpulan
batasan kepada
MPS. MPS
harus menjumlahkannya untuk menentukan tingkat produksi, inventori, dan
sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu. d.
Data perencanaan, Berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan,
shrinkage factor, stok pengaman safety stock, dan waktu tunggu lead time
dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk dari item item master file.
e. Informasi dari RCCP.
Berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS.
Tugas dan tanggung jawab dari penyusun JIPMPS adalah membuat perubahan- perubahan pada catatan MPS, mendisagregasikan rencana produksi untuk
menciptakan MPS, menjamin bahwa keputusan-keputusan produksi yang ada dalam MPS itu telah sesuai dengan rencana produksi dan yang terpenting adalah
mengkomunikasikan hal-hal utama dalam MPS itu kepada bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan. Selanjutnya sebagai bagian dari proses umpan
balik secara umum, penyusun jadwal induk produksi harus memantau performansi aktual terhadap MPS dan rencana produksi dan hasil-hasil operasional untuk
diberikan kepada manajemen puncak. Berdasarkan pemantauan ini, penyusun MPS akan mampu melakukan analisis sebab akibat yang memberikan dampak
pada MPS apabila terjadi perubahan-perubahan dalam rencana. Jadwal induk produksi MPS dikembangkan agak sedikit berbeda, tergantung
jenis industri make to order MTO atau make to stock MTS dan jumlah item yang diproduksi sedikit atau banyak. JIP pada industri MTS menggunakan data
peramalan permintaan bersih peramalan bersih dikurangi persediaan ditangan. Jika hanya ada beberapa macam produk akhir yang dibuat, maka JIP-nya
merupakan suatu pernyataan tentang kebutuhan-kebutuhan akan produk individu. Bila produk akhir yang dibuat banyak, misalkan lebih dari 500 macam, maka
tidak praktis bila kita membuat JIP berdasarkan produk. Dalam hal ini, biasanya dikelompokan menjadi kelompok-kelompok sejenis kemudian perencanaan
tersebut didetailkan secara proporsional menjadi satu jadwal untuk satu item individu untuk masing-masing kelompok produk sejenis.
Untuk industri bertipe make to order MTO, pesanan yang belum terpenuhi merupakan data permintaan yang dibutuhkan, sehingga pesanan-pesanan dari
konsumen akan menentukan JIP-nya. Pada industri dimana ada sedikit komponen-
komponen dasar tersebut dan bukan untuk produk-produk akhirnya sebagai contohnya adalah mobil, dimana komponen-komponen dasarnya adalah mesin,
transmisi, komponen body dan lain-lain.
2.3.2. Tugas dan Tanggung Jawab Penyusun Jadwal Induk Produksi.