Peranan Anggaran Biaya Produksi Dan Biaya Standar Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Sipatex Putri Lestari Bandung

(1)

ii

Research was conducted at PT. Sipatex Putri Lestari Bandung. This company is a manufacturing company which is engaged in textile production is based on order. The pupose of this study was to determine how much influence Budget Production Cost and Standard Cost Effectiveness in Supporting of Production Cost Control in PT. Sipatex Putri Lestari Bandung either partially or simultaneously. The methode used in this research is descriptive analysis method with quantitative approach.

The population used in this research report production costs and standard cost-per-year report PT. Sipatex Putri Lestari obtained from 1976 up to now in 2011. PT. Sipatex Putri Letari obtained from 1967 up to now in 2011.

The sample selection is done by using purposive sampling method with the amount of data as much as 10 years. The statistical method used is multiple linear regression to test the classical assumption in advance using the program SPSS 15.0.

The results showed a partial budget production costs significant role in supporting the effectiveness of controlling production costs. And standard cost significant role in supporting the production cost control effectiveness. In addition, simultaneously both productioncosts and standard costs significant role in supporting the effectiveness of controlling production costs.

Keywords: Budget ost Production, Standard Cost, Production Cost Control Effectiveness


(2)

i

Penelitian ini dilakukan pada PT. Sipatex Putri Lestari Bandung. Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang tekstil yang berproduksi berdasarkan pesanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Standar dalam menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari Bandung baik secara parsial maupun simultan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan biaya produksi dan laporan biaya standar per tahun PT. Sipatex Putri Lestari yang diperoleh dari tahun 1976 sampai dengan sekarang tahun 2011.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah data sebanyak 10 tahun. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu dengan menggunakan program SPSS 15.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial anggaran biaya produksi berperan signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi. Dan biaya standar berperan signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi. Selain itu secara simultan baik biaya produksi maupun biaya standar berperan signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi.

Kata Kunci : Anggaran Biaya Produksi, Biaya Standar, Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan pada umumnya dilatarbelakangi keinginan untuk memperoleh laba secara optimal. Untuk memperoleh laba yang optimal, salah satu variabel yang penting adalah biaya. Sehingga laba yang optimal dapat dicapai oleh sebuah perusahaan apabila penjualan sesuai dengan yang direncanakan dan biaya dapat ditekan seminimal mungkin, tetapi tidak harus mengabaikan kualitas produk. Untuk itu perusahaan harus dapat mengelola usahanya dengan baik, karena pada masa sekarang ini persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya semakin ketat. Agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, langkah awal yang harus diambil oleh perusahaan adalah melakukan penyusunan anggaran perusahaan. Anggaran merupakan rencana tertulis dari pihak manajemen tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada suatu waktu tertentu. (Suci Tejowati,2009) Maka dari itu untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan laba maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu perencanaan (anggaran) yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang yang dibuat berdasarkan data waktu sebelumnya yang disesuaikan dengan tujuan agar anggaran yang disusun dapat dijadikan suatu gambaran yang real untuk kondisi masa yang akan datang agar segala macam penyimpangan yang mungkin dapat diminimalkan. (Suci Tejowati,2009)


(4)

Bagi perusahaan industri, yang kegiatan utamnya menghasilkan atau menciptakan suatu produk. Proses produksi merupakan kegiatan yang sangat penting. Pada hakekatnya produksi itu merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. (Euis Rosidah dan Cepi Krisnandi,2008)

Dengan adanya anggaran biaya produksi diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap anggaran biaya produksi.

Seperti yang diketahui, untuk mencapai tujuan perusahaan mengharapkan adanya peningkatan penjualan dan efesiensi biaya. Peningkatan penjualan terjadi karena adanya kepuasan dari pelanggan sehingga menimbulkan loyalitas pelanggan atas perusahaan. Hal ini diwujudkan oleh perusahaan melalui kualitas produk yang baik dengan penetapan standar yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proses sampai produk dihasilkan. Jika pengendalian atas pelaksanaan standar ini dilakukan dengan baik, niscaya perusahaan akan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan permintaan konsumen dengan harga yang bersaing. Sedangkan, pencapaian efesien biaya selama proses produksi berjalan dilakukan dengan meminimalkan semua biaya yang timbul dari awal pelaksanaan proses sampai selesainya proses produksi.

Jika perusahaan telah menjalankan hal-hal yang telah dijadikan standar, seperti berapa besarnya biaya produksi yang boleh terjadi, maka perusahaan dapat


(5)

bersaing dengan perusahaan lain dengan keunggulan yang dimilikinya dalam price dan quality. Manajemen harus mampu mengatur segala sesuatu yang dapat mempengaruhi seluruh proses dalam perusahaan. Jika hal di atas dapat dipenuhi, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih mudah untuk dicapai.

Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah berdasarkan hasil penelitian yang cepat pada kegiatan di masa lalu dan mempertimbangkan kondisi di masa yang akan datang. Biaya standar merupakan alat ukur atau pedoman bagi biaya produksi yang ditetapkan untuk masing-masing biaya produksi yaitu standar bahan baku, standar biaya tenaga kerja, standar biaya overhead pabrik. (Pulung Vitasari,2007)

Biaya standar dapat menggambarkan biaya yang direncanakan dari suatu produk dan ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Tujuan utama penggunaan biaya standar adalah untuk mengendalikan biaya produksi dengan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penggunaan biaya standar sangat membantu manajemen melaksanakan pengendalian dalam usaha mencapai efektivitas biaya produksi. Penetapan biaya standar yang didasarkan atas koreksi data dari fakta-fakta, penelitian serta analisa yang tercermat dapat diandalkan sebagai sarana untuk merencanakan dan mengendalikan biaya produksi yang terjadi. (Maria Wulansari,2005)

Biaya standar dan anggaran keduanya merupakan penentuan biaya yang ditetapkan dimuka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan, penggunaan biaya


(6)

standar di dalam menyusun anggaran akan dapat dipakai sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya dengan baik dan teliti.

Fungsi manajemen yang terutama dalam menciptakan suatu sistem pengendalian yang baik adalah fungsi perencanaan (planning) dan fungsi pengendalian (controlling). Fungsi pengendalian (controlling) berhubungan dengan pengarahan kegiatan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Fungsi perencanaan (planning) berhubungan dengan kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua fungsi ini saling berkaitan dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika terdapat perencanaan yang baik. (Lingga Melyana,2002)

Pengendalian biaya produksi yang didukung oleh seorang controller yang membantu manajer perusahaan untuk menganalisis, melakukan penialaian, merekomendasi serta memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan produksi diharapkan kemungkinan penyimpangan yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu dalam mencapai efektivitas terhadap biaya produksi. Pengendalian biaya produksi diperlukan agar efektivitas biaya produksi dapat dicapai sehingga laba optimal yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat diperoleh. Oleh karena itu sebagai tolak ukur efektivitas biaya produksi, banyak perusahaan menerapkan anggaran biaya produksi dan biaya standar. (Euis Rosidah dan Cepi Krisnandi,2008)

Anggaran biaya produksi dan biaya standar sangat penting bagi suatu perusahaan karena anggaran dan biaya standar dapat digunakan untuk menunjang


(7)

efektivitas pengendalian biaya produksi, yaitu dengan cara membandingkan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan pelaksanaannya, kemudian apabila terdapat penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dianalisis agar diketahui penyebab-penyebabnya dan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk waktu yang akan datang.

Penelitian mengenai anggaran biaya produksi, biaya standar dan pengendalian biaya produksi itu pun penulis lakukan di PT. SIPATEX PUTRI LESTARI Bandung, Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang tekstil yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dimana pasar yang dituju oleh perusahaan ini adalah pasar internasional karena 80% dari hasil produksi diekspor ke luar negeri. Seperti halnya perusahaan manufaktur lainnya, perusahaan ini mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, dalam menentukan harga jual tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya produksi.

Di PT. SIPATEX PUTRI LESTARI Bandung biaya produksi sangat tergantung dengan kurs dollar. Kenaikan kurs dollar pada tahun 2006 sangat berdampak pada harga bahan baku yang cenderung meningkat dimana perusahaan sebagian besar bahan bakunya masih mengimpor, walaupun pada saat ini nilai rupiah mulai stabil bahkan menguat tetapi harga bahan baku tidak menurun. Hal ini disebabkan karena harga bahan baku bergantung pada harga pasar dunia.


(8)

Untuk menjalankan segala kegiatan proses produksi tersebut agar lancar maka dibutuhkan dana untuk membiayainya. Dalam hal ini kebutuhan dana dituangkan di dalam suatu perencanaan yang dinamakan anggaran.

Anggaran biaya produksi merupakan anggaran yang digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan usaha perusahaan dalam kegiatan produksi, sehingga sangat penting penyusunan anggaran dengan baik dalam rangka membiayai biaya produksi perusahaan untuk melihat sejauhmana anggaran biaya produksi dengan realisasinya. Perusahaan juga menggunakan metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi, dalam menentukan besarnya biaya standar tersebut perusahaan melihat beberapa harga standar produk yang akan di produksi yang kemudian ditentukan sesuai dengan pengalaman dari manajemennya. Dengan menggunakan biaya standar sebagai patokan atau pedoman dalam menentukan biaya produksi maka perusahaan dapat menganalisis apakah biaya sesungguhnya sesuai dengan biaya standar atau tidak, sehingga dapat dijadikan tolok ukur untuk melakukan koreksi di masa yang akan datang.

Anggaran biaya produksi yang sudah disusun dapat berjalan atau sesuai dengan biaya produksi, ada beberapa bagian dari anggaran biaya produksi yang sudah disusun yang tidak sesuai dengan pelaksanaannya masih ditemukan adanya biaya yang tidak terkontrol yang menyebabkan selisih yang cukup merugikan perusahaan. Dalam melakukan kegiatan produksi, perusahaan harus memperhatikan biaya produksi, karena biaya produksi sangat penting untuk perusahaan agar dapat terus bertahan. Jika biaya realisasi lebih besar daripada anggaran maka dianggap tidak menuntungkan (unfavorable), sebaliknya jika


(9)

realisasi lebih rendah dari anggaran maka dianggap menguntungkan (favorable). (Harahap,2001)

Dapat dilihat pada Tabel 1.1 :

Tabel 1.1

Anggaran Biaya Produksi Pada PT. Sipatex Putri Lestari Bandung (Dalam Rupiah)

Tahun Anggaran Biaya

Produksi Biaya Produksi 2000 36.644.346.395 36.755.016.003 2001 34.204.575.153 33.998.437.898 2002 34.846.921.213 34.461.513.577 2003 34.575.706.540 34.238.435.344 2004 38.417.451.711 37.764.928.160 2005 45.197.002.013 44.241.091.953 2006 43.060.297.413 43.922.709.309 2007 47.685.383.596 45.954.822.088 2008 47.861.870.237 46.126.014.130 2009 48.192.089.146 46.246.326.472 Total 410.685.643.417 403.709.294.934

(Sumber: Laporan Biaya Operasional PT. Sipatex Putri Lestari 2010)

Pada Tabel diatas dapat menggambarkan suatu fenomena yang tidak sesuai dengan teori. Dapat dilihat adanya indikasi ketidaksesuaian antara biaya produksi dan anggaran biaya produksi. Pada tahun 2000 anggaran biaya produksi berada di bawah biaya produksi yaitu sebesar Rp. 36.644.346.395 dan biaya produksi sebesar Rp. 36.755.016.003 dapat dikatakan tidak terkendali. Hal ini dikarenakan biaya bahan baku yang meningkat yang mengakibatkan biaya produksi meningkat. Pada tahun 2006 anggaran biaya produksi berada di bawah biaya


(10)

produksi yaitu sebesar Rp. 43.060.297.413 dan biaya produksi sebesar Rp. 43.922.709.309 dapat dikatakan tidak terkendali. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006 nilai kurs dollar yang meningkat, sehingga mempengaruhi harga dari bahan baku dan diikuti dengan kenaikan dari harga bahan baku itu sendiri yang mengakibatkan biaya produksi meningkat.

Untuk dapat meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi perusahaan harus meminimalkan biaya termasuk biaya produksi. Dengan adanya biaya standar, kemungkinan berdampak pada produk yang dihasilkan mempunyai harga yang seminimal mungkin. PT. Sipatex Putri Lestari mengeluarkan anggaran selisih biaya produksi setiap tahunnya, prediksinya pendapatan yang diterima oleh perusahaan tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Menurut teori jika suatu perusahaan menyusun anggaran berdasarkan standar-standar, maka terciptalah adanya suatu pengendalian dan pengurangan atau penghematan biaya-biaya.

Dalam hal ini penulis membatasi permasalahan pada anggaran biaya produksi dan biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi. Terkendalinya anggaran biaya produksi dan biaya standar dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian biaya produksi perusahaan. Dengan demikian anggaran biaya produksi dan biaya standar merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian biaya produksi yang akan diperoleh perusahaan. Sehingga penulis ingin mengetahui berapa besar pengaruh anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi.


(11)

Beberapa penelitian sebelumnya berkaitan dengan peranan anggaran biaya prroduksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi diantaranya yang dikemukakan oleh Bathara Praditya Wahyu (2005) dengan judul peranan angggaran biaya produksi terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Bandung (PDAM) yang menyimpulkan bahwa anggaran biaya produksi berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi. Selain itu diperkuat juga sebelumnya dari penelitian Fitri Manihuruk (2008) dengan judul peranan biaya standar dalam meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi pada CV. ARMICO Bandung yang menyimpulkan bahwa Biaya standar berperan dalam pengendalian biaya produksi.

Berdasarkan uraian di atas Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Peranan Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Standar dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian tentang peranan anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas antara lain:


(12)

Pada tahun 2000 jumlah anggaran biaya produksi berada di bawah jumlah biaya produksi maka dapat dikatakan tidak terkendali. Hal ini dikarenakan meningkatnya biaya bahan baku yang mengakibatkan biaya produksi meningkat. Pada tahun 2006 juga jumlah anggaran biaya produksi berada di bawah jumlah biaya produksi maka dapat dikatakan tidak terkendali. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006 nilai kurs dollar yang meningkat, sehingga mempengaruhi harga dari bahan baku dan diikuti dengan kenaikan dari harga bahan baku itu sendiri yang mengakibatkan biaya produksi meningkat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti dan akan dibahas, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan anggaran biaya produksi dan biaya standar pada PT. Sipatex Putri Lestari.

2. Seberapa besar peranan anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari secara simultan.

3. Seberapa besar peranan anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari secara parsial.


(13)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis yaitu untuk mengetahui peranan anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan anggaran biaya produksi dan biaya standar pada PT. Sipatex Putri Lestari.

2. Untuk mengetahui besarnya peranan anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari secara simultan.

3. Untuk mengetahui besarnya peranan anggaran biaya produksi dan biaya standar dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari secara parsial.


(14)

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat membandingkan metode anggaran biaya produksi dan biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi, serta mengetahui kelemahan dan keunggulannya baik secara simultan maupun secara parsial.

2. Bagi pengembangan ilmu akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan umumnya dalam ilmu akuntansi biaya, khususnya mengenai pengendalian biaya produksi dengan menggunakan metode anggaran biaya produksi dan metode biaya standar.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan bisa menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi PT. Sipatex Putri Lestari, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi melalui anggaran biaya produksi dan biaya standar.

2. Bagi divisi Production Planning & Control,yang ada di PT. Sipatex Putri Lestari, Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan


(15)

pengetahuan pada bidang produksi terutama mengenai anggaran biaya produksi dan biaya standar, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengendalian biaya produksi perusahaan.

3. Bagi divisi keuangan yang ada di PT. Sipatex Putri Lestari, Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada bidang keuangan terutama mengenai anggaran biaya produksi dan biaya standar, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi perusahaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. SIPATEX PUTRI LESTARI Bandung yang beralamat di jalan Putri No.6, Bandung 40152, Jawa Barat. Telp. (022) 7307777, Fax. (022) 7307777.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Februari 2011


(16)

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Okt

2010 Nov 2010

Des 2010

Jan 2011

Feb 2011

Okt 2011

I

Tahap Persiapan

1.Persiapan judul dan teori

2.Membuat outline dan proposal UP 3.Mengambil formulir Penyusunan Skripsi 4. Menentukan Tempat Penelitian

II

Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP 2.Seminar UP 3.Revisi UP

4.Membuat outline dan proposal skripsi 5.Penelitian perusahaan

6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi

III

Tahap Pelaporan

1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi 3.Revisi laporan skripsi 4. Pengumpulan Skripsi 5. Wisuda


(17)

15

2.1 Kajian Pustaka

Dalam melakukan suatu penelitian kita perlu memaparkan tentang apa yang kita teliti hal tersebut dapat memudahkan dan menjelaskan lebih rinci tentang variabel yang akan kita teliti.

2.1.1 Anggaran

Anggaran sangat penting bagi sebuah perusahaan karena anggaran berfungsi sebagai tolak ukur penilaian kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Anggaran berguna dalam proses perencanaan karena anggaran dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi, begitu juga dalam proses pengendalian anggaran berguna karena menyediakan basis untuk pengevaluasian kerja. Anggaran memperlihatkan biaya dan pendapatan yang diharapkan untuk setiap departemen. Oleh karena itu, anggaran memberikan tolak ukur bagi evaluasi kinerja aktual departemen.

2.1.1.1 Pengertian Anggaran

Anggaran sangat penting bagi sebuah perusahaan karena anggaran berfungsi sebagai tolak ukur penilaian kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Anggaran berguna dalam proses perencanaan karena anggaran dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi, begitu juga dalam proses pengendalian anggaran berguna karena menyediakan basis untuk pengevaluasian kerja.


(18)

Anggaran memperlihatkan biaya dan pendapatan yang diharapkan untuk setiap departemen. Oleh karena itu, anggaran memberikan tolak ukur bagi evaluasi kinerja aktual departemen.

Pengertian anggaran (budget) dalam arti sempit adalah rencana kerja keuangan sedangkan dalam arti luas yaitu anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan dan pertanggungjawaban oleh pihak yang terkait.

Ada beberapa pengertian anggaran :

Hammer, at.all. (2004:13) yang dialihbahasakan oleh Krista memberikan penjelasan tentang anggaran, yaitu :

“Anggaran adalah pernyataan kuantifikasi dan tertulis dari rencana

manajemen sebaiknya terlibat dalam pembuatannya.”

Anggaran menurut Adisaputro dan Marwan (2001:6) sebagai berikut :

“Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis terhadap

pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi

dan pengawasan.”

Menurut Horngren, Srikant. M. Datar dan George Foster (2005:214), yang diterjemahkan oleh Desi Adhariani menjelaskan bahwa :

“Anggaran adalah pernyataan kuantitatif suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk suatu periode tertentu dan alat yang membantu mengkoordinasikan hal-hal yang diperlukan guna mengimplementasikan


(19)

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran menunjukan rencana manajemen dalam bentuk kuantitatif yang berdasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusunan anggaran agar terealisasi kegiatan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan, dengan menggunakan sumber daya perusahaan dalam periode tertentu.

2.1.1.2 Tujuan dan Fungsi Anggaran

Perencanaan dan pengendalian dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk tujuan yang ingin dicapai. Agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, maka perlu diterapkan suatu anggaran dalam perusahaan.

Dengan adanya anggaran, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usahanya dan mengetahui kemungkinan penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan koreksi.

Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Oleh karena itu, penyusunan anggaran sangat diperlukan pada suatu perusahaan yang berorientasi laba.

Menurut M. Nafarin (2004:15) mengemukakan bahwa anggaran diperlukan karena ada tujuannya. Berikut ini ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, diantaranya adalah :

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan invesatsi dana.

b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.


(20)

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang

berkaitan dengan keuangan.”

Keberadaan manajemen dalam suatu perusahaan pada dasarnya adalah membantu pemilik dalam melaksanakan dan sekaligus mengendalikan operasi perusahaan secara langsung.

Menurut Mulyadi (2001:502) memaparkan mengenai fungsi anggaran sebagai berikut

a. Anggaran merupakan hasil akhir atau proses penyusunan rencana kerja. b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan

perusahaan di masa yang akan datang.

c. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

d. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

e. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. f. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi

manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan organisasi.”

Dari pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa anggaran digunakan untuk mengendalikan operasi perusahaan dan berfungsi sebagai pedoman atau arah bagi manajer dalam mencapai tujuan yang telah digariskan dan ditetapkan.


(21)

2.1.1.3 Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Anggaran yang disusun oleh perusahaan memiliki beberapa manfaat. Menurut M. Nafarin (2004:16) manfaat anggaran diantaranya adalah :

a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai.

d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

g. Alat pendidikan bagi para manajer.”

Berikut kelemahan anggaran menurut M. Nafarin (2004:16) diantaranya adalah : a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung

unsur ketidakpastian.

b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.

c. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menjadi

kurang efektif.”

Menurut uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa anggaran juga memiliki manfaat dan kelemahan dalam proses penyusunan suatu anggaran kerja. Oleh karena itu, setiap manajer harus memperhatikan anggaran yang akan dibuatnya, agar tidak terjadi penyimpangan atau hal-hal yang tidak diinginkan.

2.1.1.4 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya

Untuk mengelola suatu perusahaan diperlukan informasi biaya yang sistematis dan komparatif. Informasi ini membantu manajemen untuk dapat menetapkan sasaran laba perusahaan di masa yang akan datang, menetapkan target departemen menuju pancapaian sasaran akhir, mengevaluasi keefektifan


(22)

rencana, da lain sebagainya. Adapun pengertian biaya menurut Horngren, Datar, dan Foster (2005:34)pengertian biaya adalah:

“Biaya (cost) sebagai sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone)untuk mencapai tujuan tertentu.”

Menurut Mulyadi (2005:9) yang dimaksud dengan biaya adalah :

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk satuan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas maka maka dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kasa atau setara kas yang dukorbankan dari sumber ekonomi yang diukur dalam satuan untuk mendapatkan uang atau jasa yang diharapakan dapat memberikan keutungan di masa sekarang atau yang akan datang bagi organisasi.

Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, eceran, dan jasa. Umumnya, macam biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya.

Garrison, Norren dan Brewer (2006:36-38) membagi biaya pada perusahaan menjadi dua golongan, yaitu :

1. Biaya Produksi (Manufacturing Cost)

a) Biaya Bahan langsung (Direct Material) b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) c) Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead) 2. Biaya Nonproduksi (Non Manufacturing Cost)

a) Biaya Pemasaran atau Penjualan (Marketing or Selling Cost) b) Biaya Administrasi (Administrative Cost)


(23)

Sedangkan menurut Carter Usry (2004:40-47) memberikan penjelasannya mengenai klasifikasi biaya, antara lain berdasarkan :

1) Klasifikasi berdasarkan hubungan dengan produk a) Biaya Bahan langsung (Direct Material) b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) c) Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Material) d) Biaya Tenaga kerja tidak langsung (Indirect labour) e) Biaya tidak langsung lainnya (Other indirect cost) 2) Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi

a) Biaya variabel, yaitu b) Biaya tetap

c) Biaya semivariabel

3) Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain a) Departemen produksi

b) Departemen jasa

4) Penerapannya terhadap periode akuntansi

a) Capital expenditure, yaitu suatu pengeluaran modal ditunjukan untuk memberikan manfaat dimasa depan dan dilaporkan sebagai aktiva.

b) Revenue expenditure, adalah pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. 5) Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau

evaluasi

a) Biaya diferensial b) Biaya oportunitas c) Biaya tertanam

2.1.1.5 Biaya Produksi

Pada perusahaan industri, biaya produksi merupakan salah satu biaya yang sangat besar nilainya, karena biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tegaa kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya produksi merupakan unsur biaya yang sangat pokok dan penting karena biaya ini menentukan harga pokok barang yang dihasilkan dan dijual sehingga


(24)

biaya produksi tersebut dapat menjadi pedoman untuk menentukan harga jual dan untuk perencanaan laba.

Menurut Hansen dan Mowen (2004:554) yangdialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari mendefenisikan biaya produksi sebagai berikut :

“Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa.”

Pengertian biaya produksi menurut Supriyono (2000:93) adalah sebagai berikut :

“Biaya produksi meliputi semua biaya dalam rangka pengolahan bahan

baku menjadi produk jadi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.”

Biaya produksi merupakan unsur biaya yang pokok, karena dari biaya produksi tersebut dapat ditentukan harga pokok barang yang dihasilkan. Sehingga dapat menjadi pedoman untuk menentukan harga jual.

Unsur-unsur Biaya Produksi terdiri dari :

Biaya produksi dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhannya sebagai berikut : a. Menurut unsur atau komponen biaya

a) Biaya Bahan Baku

Menurut M.Munandar (2000:25) menjelaskan bahwa :

“Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan (direct material), merupakan biaya yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan dalam proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan


(25)

b) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Istilah biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung

biasanya disebut juga “touch labor” karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi.

Menurut Mulyadi (2000:343) Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah :

“Usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk

penggunaan tenaga kerja manusia.”

Dalam beberapa industri telah terjadi pergeseran yang besar dalam struktur tenaga kerja. Peralatan otomatis yang canggih yang dijalankan dan diawasi oleh tenaga kerja tidak langsung yang ahli mulai menggantikan peran tenaga kerja tidak langsung. Dalam sejumlah perusahaan, tenaga kerja langsung tidak lagi memiliki porsi yang besar yang menghilang bersamaan dengan pembagian kategori biaya. Meskipun demikian sebagian besar perusahaan produksi dan jasa yang ada di dunia ini terus mengakui tenaga kerja langsung sebagai ketegori yang tersendiri.

c) Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead elemen ketiga biaya manufaktur termasuk seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung.


(26)

Menurut M.Munandar (2000:26) mengemukakan bahwa :

“ biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi

dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi

bahan yang siap dijual. “

Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, penyusutan, asuransi fasilitas-fasilitas produksi. Di dalam perusahaan juga terdapat biaya-biaya tersebut yang berkaitan dengan operasi perusahaan yang termasuk kategori biaya overhead produksi.

d) Menurut perilakunya terhadap volume 1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku tetap tidak berubah terhadap volume kegiatan. Biaya tetap tidak berubah meskipun kegiatan produksi berubah.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variable merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi.

3. Menurut kedekatannya dengan produk a. Biaya langsung

Biaya disebut biaya langsung apabila dapat ditelusuri pada barang jadi, mudah dilacak.


(27)

b. Biaya tidak langsung

Merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri pada barang jadi yang termasuk kedalam biaya produk tidak langsung adalah :

1) Biaya bahan penolong, yaitu biaya untuk bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau bahan yang menjadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya relative kecil.

2) Biaya reparasi dan pemeliharaannya. Yaitu biaya yang berupa pemakaian suku cadang dan perlengkapan pabrik atau pemakaina jasa pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap perusahaan.

3) Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang tidak diidentifikasi kepada produk-produk atau jasa-jasa tertentu.

4) Beban biaya yang terkabul sebagai akibat berlalunya waktu. Yaitu semua biaya asuransi atas aktiva tetap perusahaan, asuransi kecelakaan karyawan dan amortisasi kerugian yang diderita pada saat perusahaan berada pada tahap operasi percobaan.

5) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik dan sebagainya.


(28)

2.1.1.6 Anggaran Biaya Produksi

Pada perusahaan manufaktur, terdapat tiga komponen utama yang dibutuhkan dalam pembuatan produk, yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perencanaan biaya produksi disusun oleh pihak manajemen berdasarkan anggaran, perencanaan yang baik akan memberikan sumbangan yang besar terhadap efesiensi dan kemampuan untuk menghasilkan laba.

Garrison noreen yang diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso (2000:417) memberikan pengertian anggaran biaya produksi sebagai berikut :

“Anggaran biaya produksi menampilkan jumlah unit yang harus

diproduksi selama setiap periode anggaran untuk memenuhi rencana penjualan dan juga untk menghasilkan persediaan akhir yang diinginkan.”

Jadi anggaran biaya produksi adalah anggaran biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi terdiri dari tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik). Anggaran produksi menjelaskan banyaknya unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir.

Oleh karena itu, anggaran biaya produksi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : a. Anggaran biaya bahan baku /mentah,

b. Anggaran biaya tenaga kerja, dan c. Anggaran biaya overhead pabrik.


(29)

2.1.2 Biaya Standar

Anggaran dan biaya standar mempunyai hubungan yang erat dikarenakan suatu anggaran dibuat berdasarkan biaya standar, baik itu bahan baku, tenaga kerja maupun biaya produksi tidak langsung yang dapat digunakan sebagai pengendalian dan akan diperoleh pengurangan biaya. Biaya standar merupakan pengukuran dari elemen-elemen biaya yang seharusnya terjadi ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan operasi berlangsung, sehingga biaya sesungguhnya terjadi dapat dibandingkan dengan biaya standar tersebut.

2.1.2.1 Pengertian Biaya Standar

Dengan semakin berkembanganya aktivitas perusahaan, pihak manajer perlu untuk mengukur atau menilai aktiviatas perusahaan. Pengukuran ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah perusahaan telah melakukan aktivitasnya dengan efektif dan efesien. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang lebih teliti, perusahaan harus memiliki suatu tolok ukur yang dapat dipercaya (reliable) yang akan dijadikan patokan dalam mengukur aktivitas perusahaan. Tolok ukur ini disebut standar.

Menurut Garrison, Norren dan Brewer (2000:78) standar adalah :

“Suatu tolok ukur” untuk patokan yang ditetapkan dimuka oleh pihak yang berwenang sebagai dasar pengendalian biaya dan untuk mengukur efektivitas dan efesiensi pelaksanaan perusahaan.”


(30)

Keefektifan biaya sangat tergantung pada pengetahuan mengenai biaya yang diduga akan dikeluarkan, sehingga berlaku sebagai tolok ukur yang mengarahkan perhatian pada variasi-variasi biaya, sehingga para manajer dan penyelia perusahaan menjadi sadar akan pentingnya biaya jika mereka tahu akibat-akibatnya. Kesadaran akan pentingnya biaya akan meningkatkan efesiensi pada semua fase atau tahapan dalam kegiatan produksi, sehingga digunakan biaya standar.

Definisi biaya standar menurut Carter dan Usry (2005:153) yang diterjemahkan oleh Krista adalah :

“Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk

memproduksi suatu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu

periode tertentu”.

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dapat disimpulkan, pengertian biaya standar adalah biaya yang ditetapkan di muka dan harus dicapai unruk memproduksi suatu produk dalam jumlah satuan atau dalam jumlah banyak atas dasar teknik produksi dan tingkat harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu dalam satuan periode tertentu. Dengan kata lain bahwa biaya standar adalah biaya yang seharusnya terjadi.

Biaya standar merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.


(31)

2.1.2.2 Jenis Biaya Standar dan Prosedur Penentuan Biaya Standar

Salah satu tujuan utama penggunaan standar adalah sebagai suatu alat pengendalian untuk melihat apakah pelaksanaan produksi dikendalikan sebagaimana semestinya. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, perlu diketahui pada tingkatan yang mana standar tersebut harus dicapai, perlu diketahui pada tingkatan yang mana standar tersebut harus dicapai.

a. Jenis Biaya Standar

Menurut Mulyadi (2005:394) mengemukakan bahwa standar dapt digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai berikut :

1. Standar teoritis

2. Rata-rata biaya waktu yang lalu 3. Standar normal

4. Pelaksanaan terbaik yang dicapai (attainable high performance)

Dari jenis penggolongan di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Standar teoritis

Standar teoritis disebut juga standar ideal, yaitu standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efesien yang dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetapi pelaksanaannya yang sempurna yang dapat dicapai


(32)

oleh oleh orang atau mesin jarang dapat tercapai sehingga standar ini sering kali menimbulkan frustasi.

2. Rata-rata waktu yang lalu

Jika biaya standar ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang yang telah lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya. Jenis standar ini kadang-kadang berguna pada saat permulaan perusahaan menetapkan sistem biaya standar dan terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur kemudian diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukkan efesiensi.

3. Standar Normal

Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada rata-rata biaya di masa yang lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang. Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Standar normal tidak begitu bermanfaat ditinjau dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan jangka pendek.

4. Pelaksanaan terbaik yang dicapai (attainable high performance)

Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk menila pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat


(33)

pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefesiena kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.

b. Prosedur Penentuan Biaya Standar

Menurut Mulyadi (2000:419) proses penentuan biaya standar adalah sebagai berikut :

1. Biaya bahan baku standar 2. Biaya tenaga kerja standar 3. Biaya overhead pabrik standar

Penjelasan tersebut dapat di uraiakan sebagai berikut : 1. Biaya bahan baku standar

Standar biaya bahan baku terdiri dari : a. Standar harga bahan baku

Standar harga bahan baku menurut Supriyono (1999:102) adalah :

“Biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengelolaan satu satuan produk.”

Menurut Mulyadi (2000:240) sebagai berikut :

“Harga yang dipakai harga standar dapat berupa :

a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun

b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar

c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam

jangka panjang.”

Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya, tetapi pada harga


(34)

standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa.

b. Standar kuantitas bahan baku

Menurut Supriyono (2000:419) standar kuantitas bahan baku adalah :

“Jumlah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai dalam pengelolaan satu satuan produk tertentu.”

Mengenai penerapan ini standar kuantitas ini bahan baku ini Mulyadi mengemukakan :

“Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :

a. Penyelidikan teknis

b. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :

a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produksi atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan

pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan

pekerjaan yang baik 2. Biaya tenaga kerja standar

Standar biaya tenaga kerja menurut Supriyono (2000:420) adalah :

“Biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi didalam pengelolaan satu satuan produk.”

Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dari dua unsur, yaitu : a. Jam tenaga kerja standar

Jam tenaga kerja standar adalah waktu pemakaian tenaga kerja yang seharusnya digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.


(35)

Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja adalah :

a) Tata letak pabrik (plant layout) yang efiseinsi dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilaksanakan produksi yang maksimum denag biaya minimum.

b) Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling agar aliran proses produksi lancar tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran

c) Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi

d) Standarisasi karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan di bawah kondisi yang baik.

Jam kerja menurut Mulyadi (2000:421) dapat ditentukan dengan cara : a) Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsikan dalam suatu

pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu

b) Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan

c) Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata diharapkan

d) Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk

b. Tarif upah standar

Standar tarif upah merupakan penetapan di muka mengenai tarif upah tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Standar tarif upah ini sering merupakan faktor yang tidak seluruhnya dapat dikendalikan oleh manajemen karena penetapan standar tarif upah ini banyak dipengaruhi


(36)

oleh faktor-faktor ektern perusahaan. Tarif upah standar dapat ditentukan dasar :

a) Perjanjian dengan organisasi karyawan

b) Data upah masa lalu, yang digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata hitung dan rata-rata tertimbang atau median upah karyawan masa lalu

c) Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal 3. Biaya overhead pabrik standar

Menurut Supriyono (1999 : 109) biaya overhead pabrik standar adalah :

“Biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi di dalam mengelola satu

satuan produk.”

Tarif biaya overhead pabrik standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal. Manfaat tarif overhead pabrik yang meliputi unsur biaya overhead pabrik tetap dan variabel adalah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan. Agar tarif overhead ini bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan kedalam tetap dan variabel. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standa, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran ( range) kapasitas.


(37)

2.1.2.3 Manfaat Biaya Standar

Ada beberapa manfaat biaya standar yang semuanya itu dijukan untuk membuat perencanaan dan pengendalian operasi serta memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak berbagai keputusan manajemen terhadapntingkat biaya dan laba. Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari (2001:419) manfaat biaya standar adalah sebagai berikut :

Manfaat dari biaya standar adalah untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produksi.

Biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting di dalam menilai pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksanaan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif, karena pelaksanaan telahb mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berupa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

2.1.3 Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi 2.1.3.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berhubungan dengan tujuan perusahaan, sedangkan efesiensi berhubungan dengan sumber-sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan pelaksanaan tersebut sedangkan


(38)

suatu pelaksanaan dikatakan efesien jika pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan dengan pemakaian sumber-sumber yang efektif.

Pengertian efektivitas menurut Hongren, Foster, dan Datar (2000 : 237) adalah sebagai berikut :

Effectiveness is the degree to which of predetermined objective to target is met.

Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35) Posted on 28 Maret 2009 by Danfar adalah sebagai berikut :

“ Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi

atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.

Jadi secara garis besar efektivitas dapat dirumuskan sebagai derajat keberhasilan suatu organisasi dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapka. Semakin tinggi derajat keberhasilan organisasi terhadap nilai pencapaian tujuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut semakin efektif.

Efektivitas dalam produksi menunjukkan suatu kondisi yang menunjang derajat keberhasilan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


(39)

2.1.3.2 Pengertian Pengendalian

Pengendalian pada dasarnya diperlukan dalam suatu perusahaan sebagai alat bantu bagi manajemen, terutama pimpinan untuk mengawasi setiap tahap kegiatan perusahaannya. Keadaan tersebut timbul sebagai akibat dari ruang lingkup pengawasan ( span of control) yang menjadi tugasnya yang semakin luas dan tidak mungkin dapat dilakukan sendiri.

Terciptanya pengendalian dimaksudkan agar dapat menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh faktor-faktor manusia baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pengendalian dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan perusahaan bahwa pelaporan dari bawahan itu benar dan dapat dipercaya, mendorong adanya efesiensi usaha serta dapat terus mengawasi apakah kebijakan yang telah digariskan benar-benar telah dijalankan sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai.

Pengertian pengendalian menurut Carter and Usry (2006 : 6) :

Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus-menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.


(40)

2.1.3.3 Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian biaya produksi merupakan suatu tindakan manajemen untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan rencana biaya yang dibuat sebelum kegiatan produksi dilaksanakan dengan biaya sesungguhnya yang terjadi dalam proses produksi. Dengan cara itu dapat diketahui besarnyapenyimpangan yang terjadi, untuk melakukan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan produksi selanjutnya guna meningkatkan efesiensi biaya produksi.

Menurut Carter Usry (2006 : 10) pengendalian jika dihubungkan dengan biaya produksi maka dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan cara membandingkan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi dengan rencana biaya produksi yang dibuat sebelum dimulainya kegiatan produksi atau disebut sebagai anggaran biaya produksi. Dengan demikian dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan kemudian dilakukan analisis terhadap penyebab-penyebabnya, serta dilakukan tindakan perbaikan yang dianggap perlu untuk pelaksanaan selanjutnya.

Pengendalian biaya produksi terdiri dari : 1. Pengendalian biaya bahan baku

2. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung 3. Pengendalian biaya overhead pabrik

Dari ketiga pengendalian biaya di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengendalian biaya bahan baku

Melakukan pengendalian terhadap prosedur penyediaan dan pemkaian bahan baku, dimana pengendalian dilakukan sejak pemesanan pembelian


(41)

bahan baku, sehingga tidak terjadi kerugian-kerugian yang cukup besar dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi baik kualitas maupun kuantitasnya.

2. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung

Bagi perusahaan pengendalian biaya tenaga kerja langsung memerlukana informasi yang penting, mengingat biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total biaya produksi. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari penetapan tenaga kerja, perencanaan schedule produksi, penyusunan biaya tenaga kerja langsung, waktu penyelasaian dan perencanaan upah insentif.

3. Pengendalian biaya overhead pabrik

Dimana pembebanan biaya overhead pabrik harus mempertimbangkan untuk mengetahui jumlah biaya yang sewajarnya dibebankan kepada produk dan memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Tarif yang digunakan dalam overhead pabrik berbeda satu dengan yang lain sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dikemukakan bahwa pengendalian biaya produksi pengendalian biaya bahan baku, pengendalian biaya tenaga kerja langsung dan Pengendalian biaya overhead pabrik.


(42)

2.1.3.4 Tujuan Pengendalian Biaya Produksi

Menurut Wilson dan Campbell (2000 : 317) tujuan pengendalian biaya produksi dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

1. Untuk pengendalian biaya

2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance) 3. Untuk penetapan harga

4. Untuk penilaian persediaan.

Dari jenis penggolongan di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk pengendalian biaya;

Pengendalian biaya merupakan penggunaan utama dari akuntansi dan analisis biaya produksi. Komponen-komponen biaya utama, yaitu upah, bahan dan biaya overhead pabrik perlu dipisahkan menurut jenis biaya dan menurut pertanggungjawaban.

2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance); Yang erat hubungan dengan pengendalian biaya adalah penggunaan data biaya untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan secara efektif. Sebagai informasi yang sama yang dipergunakan untuk tujuan-tujuan pengendalian, dapat juga dipergunakan untuk perencanaan operasi pengelolaan.

3. Untuk penetapan harga

Suatu tujuan yang kritis darai data biaya adalah untuk menetapkan harga jual, biaya produksi dari suatu produk tidak merupakan satu-satunya determinan dalam menetapkan harga, tetapi jelas merupakan salah satu


(43)

dari faktor-faktor terpenting. Kebijakan harga yang behasil selalu mengakui dan memerlukan fakta biaya yang tersedia.

4. Untuk penilaian persediaan.

Salah satu dari tujuan-tujuan pokok sistem biaya, ialah penetapan harga pokok per unit produk dan penilaian persediaan. Ini juga merupakan prasyarat untuk dapat menetapkan harga pokok penjualan secara cermat dalam perhitungan laba rugi. Sistem biaya produksi harus mengakui kenyataan ini dan memasukan perincian-perincian biaya yang cukup terinci untuk dapat mencapai tujuan ini.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dikemukakan bahwa pengendalian biaya produksi bertujuan untuk memperoleh jumlah produk dan kualitas yang dikehendaki dari pemakaian sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha atau fasilitas dengan biaya yang sesuai dengan yang telah dianggarkan. Proses produksi dan mencegah terjadinya pemborosan dalam proses produksi.

2.1.4 Hubungan Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Standar dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi

Produksi merupakan salah satu kegiatan peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. unruk itu produksi harus dikelola dengan sebaik-baiknya seperti halnya mengelola bagian bisnis yang lain. Perusahaan harus mengetahui sumber daya yang dapat mendukung kegiatan produksi agar bisa berjalan dengan baik. Namun kegiatan produksi ini membutuhkan biaya, dalam hal ini biaya produksi yang dikeluarkan benar-benar untuk kegiatan produksi,


(44)

agar proses produksi bisa berjalan dengan baik dan efektif maka diperlukan suatu rencana untuk menyusun biaya produksi dan biaya standar.

Menurut Garrison Noreen (2000:476) biaya standar dan anggaran keduanya merupakan penetuan biaya yang ditetapkan dimuka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.

Anggaran biaya produksi sangat diperlukan khususnya pada perusahaan menengah dan besar. Dengan adanya anggaran biaya produksi yang memadai, diharapkan akan terkadung didalamnya pengendalian atas biaya produksi yang efektif pula. Pada perusahaan yang besar, anggaran biaya produksi merupakan unsur yang penting dalam usaha pencapaian efektivitas pengendalian biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang sangat besar. Jika pengelolaan biaya produksi tidak baik, maka akan menimbulkan ketidakefesienan dalam pengendalian biaya produksi. Dasar dari pengendalian adalah agar apa yang telah direncanakan terhindar dari penyimpangan atau kesalahan yang mungkin terjadi selama kegiatan berlangsung. Jadi dengan adanya anggaran biaya produksi memberikan gambaran dan standar yang dapat mengendalikan kegiatan produksi sehingga seharusnya tercipta kegiatan produksi yang efektif.

Anggaran biaya produksi dapat dijadikan sebagai alat pengendalian dalam efisiensi biaya produksi seperti dikemukakan oleh Hongren, Datar, Foster yang dialihbahasakan oleh Desi Adhuriani (2005:9) adalah sebagai berikut :

“Perencanaan dan pengendalian merupakan aktivitas yang berbeda namun

terkait sangat erat. Untuk memaksimalkan manfaat perencanaan (misalnya anggaran biaya produksi), manajer harus menggunakan rencana tersebut


(45)

untuk melakukan pengendalian. Sulit sekali melakukan pengendalian tanpa

adanya rencana”.

Anggaran biaya produksi berhubungan dengan proses pengendalian biaya produksi karena sesuai dengan kegunaan dan manfaat anggaran, yaitu sebagai alat pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengendalian kerja. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai standar atau sasaran yang harus dicapai dalam melaksanakan proses produksi yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran biaya produksi, maka pengendalian biaya produksi dikatakan efektif.

Biaya standar adalah alat yang terpenting dalam menilai kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa manfaat dari penggunaan biaya standar yang semuanya itu ditujukan untuk membantu perencanaan dan penegendalian operasi dan dalam rangka menetapkan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh keputusan manajemen terhadap tingkat biaya dan laba.

Penggunaan biaya standar sebagai sarana untuk mengendalikan biaya produksi dan menilai prestasi pelaksanaan akan membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya guna mencapai tujuan yang diharapkan di masa-masa yang akan datang. Biaya standar membantu manajemen untuk mebuat perbandingan periodik antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar. Dengan maksud untuk mengukur pelaksanaan dan mengoreksi ketidakefesienan.

Menurut Willian K Carter (2009:14) “Untuk membantu dalam

mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan jumlah biaya yang tlah ditetapkan sebelumnya disebut dengan biaya standar (standard cost)”.


(46)

Dalam mencapai efesien dan efektivitas maka anggaran biaya produksi dan biaya standar yang ditetapkan harus menunjukan keadilan dan kewajaran yang didukung dengan fakta yang cukup. Tujuan pengendalian biaya adalah memperoleh jumlah produksi yang sebesar-besarnyaatau hasil dengan kuantitas yang dikehendaki dari pemakaian sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja dan fasilitas lainnya.

Biaya standar dan anggaran keduanya merupakan penentuan biaya yang ditetapkan dimuka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan, penggunaan biaya standar di dalam menyusun anggaran akan dapat dipakai sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya dengan baik dan teliti. Penggunaan biaya standar mutlak diperlukan untuk menyusun anggaran, karena baik standar maupun anggaran keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu managerial control (pengawasan oleh pimpinan). Jika suatu perusahaan menyusun anggaran berdasarkan standar-standar, maka terciptalah adanya suatu pengendalian dan pengurangan atau penghematan biaya-biaya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam perekonomian di masa sekarang ini, baik perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun jasa, dimana persaingan antar perusahaan merupakan suatu alat pacu bagi setiap perusahaan untuk memperoleh laba yang layak dengan menggunakan biaya seefisien mungkin dengan keuntungan yang diperoleh diharapkan perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan tetap mampu bertahan.


(47)

Salah satu faktor yang penting dalam usaha memperoleh laba bagi perusahaan industri adalah tergantung kemampuan dari pihak manajemen untuk dapat meminimalkan biaya produksi. Pada umumnya biaya produksi merupakan biaya yang jumlahnya relatif cukup besar dibandingkan dengan biaya yang digunakan untuk aktivitas lainnya.

Agar mencapai laba yang diinginkan perusahaan melakukan dua metode yaitu anggaran biaya produksi dan biaya standar. Keefektifan suatu anggaran dapat diartikan keberhasilan suatu organisasi dalam mengoperasikan usahanya melalui anggaran. Keefektifan pelaksanaan anggaran yaitu pertama apabila anggaran telah menjadi pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai. Kedua, anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja sehingga semua bagian dalam perusahaan dapat saling menunjang. Ketiga berfungsi sebagai pengawas kerja, apakah realisasi kegiatan perusahaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Pengertian anggaran menurut Nafarin (2004:9) :

Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kualitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Dengan adanya perencanaan anggaran biaya produksi diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap anggaran biaya produksi.


(48)

Anggaran biaya produksi terdiri dari :

a. Anggaran biaya bahan baku

b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

c. Anggaran biaya overhead pabrik

Metode yang kedua yaitu biaya standar. Agar dapat diproduksi secara efesien maka perlu adanya pedoman berupa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap unit produk atau suatu tingkat produksi tertentu. Dengan demikian diperlukan biaya standar untuk mengukur dan menilai biaya operasi yang terjadi atau sesungguhnya.

Pengertian biaya standar menurut Mulyadi (2005:387) adalah sebagai berikut :

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya standar merupakan suatu tolok ukur biaya yang diterapkan terlebih dahulu secara ilmiah sebelum proses-proses produksi dilakukan yang tujuan pokoknya untuk pengendalian biaya standar biaya ditetapkan untuk masing-masing elemen biaya produksi yaitu standar biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja, standar biaya overhead pabrik, adanya standar-standar yang baik memungkinkan manajemen untuk melakukan perbandingan secara periodik antara hasil-hasil yang akurat dengan hasil-hasil standar jika terjadi perbedaan harus dianalisis untuk dicari penyebab terjadinya perbedaan tersebut.


(49)

Menurut teori dalam akuntansi biaya, penentuan anggaran dan biaya standar dapat berperan dalam pengendalian biaya produksi, bila terjadi biaya standar produksi yang akurat dalam pelaksanaan perhitungan dan analisis biaya produksi yang memadai secara periodik seperti adanya tindak lanjut terhadap selisih yang terjadi, maka kegiatan pengukuran dan koreksi atas pelaksanaan suatu aktivitas produksi dapat diukur dan dianggap memadai, pengendalian biaya produksi ini pada umumnya yang sering dilakukan perusahaan adalah dengan cara membandingkan antara anggaran dengan biaya sebenarnya.

Perbandingan ini penting untuk biasa mengetahui apakah biaya yang dikorbankan masih dalam batasan-batasan kewajaran atau tidak. Penyimpangan terjadi harus dapat diketahui dengan cepat, dianalisis sebab-sebabnya untuk secepatnya diambil tindakan seefektif mungkin. Penentuan biaya standar, anggaran maupun pencatatan biaya serta analisis biaya atas penyimpangan yang terjadi merupakan bagian dari fungsi Akuntansi Biaya.

Salah satu fungsi manajemen adalah melaksanakan fungsi kontrol atas efektivitas perusahaan, sedangkan kontrol disini dimaksudkan sebagai usaha menyesuaikan pelaksanaan dengan rencana semula. Salah satu yang menjadi objek pengendalian disini pengendalian atas biaya.

Menurut Starawaji, 2009 yang diakses pada tanggal 1 mei 2009 mengemukakan bahwa :

Efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang


(50)

Menurut Glenn, Ronald dan Gordon yang diterjemahkan oleh Purwati nongsih dan Maudy Waraow (2000:13) mengemukakan bahwa :

“Pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin tercapainya kinerja yang

efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan.”

Setiap perusahaan sangat memerlukan suatu alat pengendalian untuk menjamin bahwa aktivitas perusahan telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.manajemen harus selalu melakukan pengendalian dengan membandingkan hasil atas aktivitas dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian akan mengarahkan dan menuntun perusahaan ke tujuan yang diinginkan.

Dengan pengendalian biaya produksi, manajemen tidak hanya perlu untuk mendapatkan informasi mengenai biaya produksi yang sesungguhnya saja, melainkan juga memerlukan alat untuk menilai dan mengarahkan kegiatan produksinya sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai. Karena itu sebaikpun perencanaan jika dalam pelaksanaannya tidap terdapat kontrol yang cukup maka tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Peningkatan pengendalian biaya produksi perusahaan diperngaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah anggaran biaya produksi dan biaya standar. Hal ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya dari Euis Rosidah dan Cepi Krisnandi (2008) yang menyimpulkan bahwa:

“Diperoleh tingkat efektivitas pengendalian biaya produksi tidak melebihi standar efektivitas yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu 10%.


(51)

Yang menyatakan bahwa anggaran biaya produksi berperan terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi.”

Selain itu diperkuat juga peneliti sebelumnya dari Elis Kartika (2005) yang menyimpulkan bahwa :

“Biaya standar berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi.”


(52)

Adapun persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama &

Tahun

Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan

1. Euis Rosidah dan Cepi Krisnandi, 2008

Peranan anggaran biaya produksi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh tingkat efektivitas pengendalian biaya produksi tidak melebihi standar efektivitas yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu 10%. Yang menyatakan bahwa anggaran biaya produksi berperan terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi.

1. Penelitian ini menggunakan 1 variabel independen sedangkan penelitian saya menggunakan 2 variabel indpenden 2. Penelitian ini

menggunakan analisis statistiknya: Analisis regresi linear sederhana. sedangkan penelitian saya menggunakan analisis regresi berganda 3. Penelitian ini

menggunakan rancangan analisis metode kualitatif sedangkan penelitian saya menggunakan analisis metode kuantitatif

1. Penelitian ini dengan penelitian sayal variabel independennya sama-sama Anggaran Biaya Produksi dan variabelnya sama-sama efektivitas pengendalian biaya produksi

2 Putra Rizka

Andika, Peranan Anggaran Biaya Produksi Dalam Pengendalian Biaya Produksi Pada Pt. Agronesia Divisi Barang Teknik Karet Inkaba Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan analisis , maka dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi berperan dalam pengendalian biaya produksi. Karena dalam mengendalikan biaya produksi, perusahaan harus selalu

membandingkan antara anggaran dan

1. Penelitian ini menggunakan 1 variabel independen sedangkan penelitian saya menggunakan 2 variabel indpenden 2. Penelitian ini menggunakan analisis 1. Variabel independenny a sama-sama Anggaran Biaya Produksi dan variabelnya sama-sama efektivitas pengendalian biaya produksi


(53)

realisasinya, dengan anggaran yang menjadi dasar perhitungan. statistiknya: Analisis regresi linear sederhana. sedangkan penelitian saya menggunakan analisis regresi berganda 3 Elis Kartika, 2005 Peranan Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya Produksi Pada Cv. Bhina Karya

Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan maka penulis berkesimpulan bahwa perusahaan telah menerapkan biaya standar dalam pengendalian biaya produksinya. Selisih yang terjadi diperhatikan oleh apa selisih tersebut terjadi, sehingga manajer dengan cepat melakukan tindakan perbaikan agar pengendalian biaya produksi menjadi lebih baik di masa mendatang.

1. Penelitian ini menggunakan 1 variabel independen sedangkan penelitian saya menggunakan 2 variabel indpenden 2. Penelitian ini

menggunakan analisis statistiknya: Analisis regresi linear sederhana. sedangkan penelitian saya menggunakan analisis regresi berganda 1. Variabel independenny a sama-sama biaya standar

4 I Made

Sukada Wenten, I Wayan Yansen dan I Gde Astawa Diputra, 2007 Analisis Penyimpangan (Analisis Variance) Biaya Proyek Pembangunan Apartemen Pekerisan di Denpasar

Dari hasil penelitian, penyimpangan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya untuk masing-masing item pekerjaan berbeda-beda. Penyimpangan karena selisih harga bahan baku 0,38% ; penyimpangan karena selisih kuantitas bahan baku 19,04%, masing-masing terhadap biaya standar bahan baku, sehingga penyimpangan harga bahan baku 18,66%. Penyimpangan karena upah kerja 62,01% terhadap upah standar .

1. Penelitian ini menggunakan 1 variabel independen sedangkan penelitian saya menggunakan 2 variabel

indpenden dan 1 variabel

dependen

1. Sama-sama membahas biaya standar


(54)

5 Chong M. Lau and Ian R. C. Eggleton , 1996

The Effect of Task Uncertainty on the Relationship Between the Sophistication of Accounting Controls and Budgetary Slack

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian akuntansi mengurangi jumlah senjangan anggaran diciptakan dalam situasi ketidakpastian tugas tinggi tetapi tidak dalam situasi ketidakpastian tugas rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa senjangan anggaran adalah terendah ketika intensitas kontrol akuntansi dan ketidakpastian tugas keduanya tinggi. Penelitian ini menggunakan jumlah sampel 104 pemasaran dan manajer

produksi.sedangkan penelitian yang saya teliti menggunakan sampel 10 tahun.

Sama-sama menjelaskan tentang anggaran dan pengendalian biaya.

6 Cleopatra Sendroiu and Costantin Roman

The Standard-cost Method: the Best Answer

for the Effective Management of the Value Side of the Manufacturing Process and Raising Economic Efficiency

Sebagai kesimpulan, dengan bantuan biaya standar

metode pengendalian yang efisien dapat dilakukan dengan hormat dengan cara yang material dan sumber daya tenaga kerja hidup adalah

digunakan oleh berbeda, terus menerus dan penuh tindak lanjut dari penyimpangan seluruh aktivitas dan tidak pada akhir

periode akuntansi, seperti dalam metode klasik, baik dalam

efektif pendaftaran dan dalam akuntansi, secara keseluruhan dan menurut penyebab, dari saat mereka muncul atau diidentifikasi, masing-masing, sampai saat mereka

didistribusikan ke hasil keuangan.

Hanya menggunakan satu variabel dependen saja yaitu metode hasil analis. Dengan objek penelitian di Akademi Studi Ekonomi, Bucharest

Menjelaskan tentang biaya standar. Objek penelitiannya sama-sama di perusahaan manufaktur.


(55)

Tabel diatas menunjukan persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Berikut adalah penjelasna lebih jelas dari table di atas :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Euis Rosidah dan Cepi Krisnandi (2008) bertujuan untuk a) mengetahui anggaran biaya produksi, b) mengetahui efektifitas pengendalian biaya produksi, c) mengetahui peranan anggaran biaya produksi dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya produksi di PT Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi kasus, dimana data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari teori-teori dan literatur-literatur, sedangkan data primer diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan melakukan sejumlah wawancara dengan pihak terkait. Rancangan analisis data yang dilakukan penulis adalah menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh tingkat efektivitas pengendalian biaya produksi tidak melebihi standar efektivitas yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu 10%. Yang menyatakan bahwa anggaran biaya produksi berperan terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Putra Rizka Andika brtujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran anggaran biaya produksi dan pengendalian biaya produksi pada PT. Agronesia Divisi Barang Teknik Karet Inkaba, serta bagaimana peranan anggaran biaya produksi terhadap pengendalian biaya produksi pada PT. Agronesia Divisi Barang Teknik Karet Inkaba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif,


(56)

yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi dokumentasi sedangkan analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu analisis data untuk menilai efisien dan inefisien dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya melalui perhitungan analisis selisih. Analisis selisih yang digunakan untuk biaya bahan baku menggunakan metode satu selisih dan metode dua selisih. Analisis selisih untuk biaya tenaga kerja langsung digunakan dua metode analisis selisih yaitu metode satu selisih dan metode dua selisih. Analisis untuk biaya overhead pabrik menggunakan dua metode analisis selisih yaitu metode satu selisih dan metode tiga selisih. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat penghematan pada biaya tenaga kerja langsung dan pemborosan pada biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. Selama periode yang dijadikan sampel penelitian, tidak terdapat selisih tarif upah karena antara tarif upah standar dan tarif upah sesungguhnya sama. Sehingga perhitungan analisis selisih untuk biaya tenaga kerja langsung metode dua selisih hanya analisis efisiensi upah. Penghematan yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung terjadi karena biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari jumlah biaya yang dianggarkan. Sedangkan penyebab selisih merugikan pada penelitian ini disebabkan kuantitas bahan baku yang dikeluarkan lebih


(57)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Elis Kartika (2005). Dalam rangka mencapai kinerja yang baik perusahaan membutuhkan perencanaan dan pengendalian yang baik pula. Kinerja biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead salah satunya yang menentukan perusahaan tetap bertahan dalam bidang usahanya, para manajer harus mengetahui berapa biaya yang seharusnya keluar untuk membuat suatu produk yang didasari oleh pengalaman dimasa lalu, biaya yang seharusnya dikeluarkan ini disebut dengan biaya standar. Dengan ditetapkannya biaya standar maka akan diketahui berapa besar penyimpangan yang akan terjadi dengan biaya sesungguhnya. Dengan menggunakan analisis selisih akan diketahui oleh apa penyimpangan tersebut terjadi, sehingga perusahaan akan menganalisa mengapa penyimpangan tersebut terjadi sehingga akan dijadikan tolak ukur di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa CV Bhina Karya telah melakukan penetapan biaya standar, dimana biaya standar ini ditetapkan atas dasar pengalaman dimasa lalu dan kondisi ekonomi. Dalam pencapaian pengendalian biaya produksi, dilakukan analisis selisih dengan menggunakan model dua selisih untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, dan model satu selisih untuk biaya overhead karena biaya overhead dilakukan secara menyeluruh (10% dari biaya bahan baku) .


(58)

Berdasarkan analisis tersebut dapat dilihat penyimpangan- -penyimpangan yang menguntungkan (Favorable) dan merugikan (Unfavorable), diantaranya adalah :

a. biaya bahan baku (Favorable), Penyimpangan biaya bahan baku ini disebabkan oleh beberapa bahan baku, diantaranya adalah kertas HVS (Favorable), Karton/Kertas Dupleck (Favorable), Benang Kasur (Favorable), kertas BC (Unfavorable), dan Lem (Unfavorable).

b. Biaya tenaga kerja tidak jadi penyimpangan

c. Biaya overhead (Favorable), penyimpangan biaya overhead ini disebabkan karena perusahaan membebankan biaya overhead 10% pada biaya bahan. Berdsarkan analisis yang telah dilaksanakan maka penulis berkesimpulan bahwa perusahaan telah menerapkan biaya standar dalam pengendalian biaya produksinya. Selisih yang terjadi diperhatikan oleh apa selisih tersebut terjadi, sehingga manajer dengan cepat melakukan tindakan perbaikan agar pengendalian biaya produksi menjadi lebih baik di masa mendatang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh I Made Sukada Wenten, I Wayan Yansen dan I Gde Astawa Diputra (2007)

Di dalam dunia jasa konstruksi para pengusaha ingin mengetahui perbandingna antara biaya standar dengan biaya aktual. Membandingkan (mencari penyimpangan yang terjadi) antara biaya standar dengan aktual ini dalam istilah akuntansi disebut analisis penyimpangan atau analisis


(1)

169

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Rinna Nur Azizah Tempat/tanggal lahir : Bandung, 11 Mei 1989

Alamat : Jl. Asep Berlian Gg. Ampera No 153 RT 02/01 Cicadas, Bandung

Provinsi : Jawa Barat

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan No. Telepon : 08562035643

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

Pendidikan Formal :

1. Tahun 1994 – 1995 TK Al-Fajar, Bandung

2. Tahun 1995 – 2001 SD Negeri Awigombong, Bandung 3. Tahun 2001 – 2004 SMP Negeri 20, Bandung


(2)

170 Pendidikan Informal :

1. 4 November 2010 : Pelatihan Statistika”UNIKOM BANDUNG” (Sertifikat)

2. 8 Juli 2010 : Pelatihan Penulisan Naskah Buku dan Karya Ilmiah”UNIKOM BANDUNG” (Sertifikat) 3. 29 Mei 2010 : Smart & Fun With Microsoft”UNIKOM

BANDUNG” (Sertifikat)

4. 26 Mei – 6 Agustus 2010 : Pelatihan Pajak Terapan Brevet A&B Terpadu (Sertifikat)

5. 27 April 2010 : Seminar Umum Akuntansi “Pentingnya Sertifikasi staff accounting” di Auditorium UNIKOM (Sertifikat)

6. 30 Maret 2010 : Kunjungan Ilmiah Program Studi Akuntansi 2010 Di Bursa Efek Indonesia (Sertifikat) 7. 1 Maret 2010 : Seminar metodologi Penelitian”UNIKOM

BANDUNG” (Sertifikat)

8. 3 - 9 Mei 2009 : Studi Banding Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNIKOM, ke koperasi Tom’s Silver, Yogyakarta (Sertifikat)

9. 5 Januari 2008 : Kegiatan Masa Gabung Mahasiswa Akuntansi (MAGMA) Periode 2007-2008 “UNIKOM BANDUNG” (Sertifikat)


(3)

171

Pengalaman Kerja

1. 4 Agustus – 7 September 2009 : Praktek Kerja di BAPPEDA Bandung.

Hormat Saya,


(4)

(5)

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi

pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus

belajar, akan menjadi pemilik masa depan.

Mario Teguh

Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan

kata-kata penting tak terkata-katakan.

Life is short. There is no time to leave important words unsaid.

~ Paulo Coelho

Bapak,mamah….

Baru ini yang dapat kuberikan….

Bukan sebuah karya agung, tapi hanya bakti yang sangat kecil

Yang tidak sebanding dengan kasih sayang yang telah kuterima

Semoga semua ini dapat membuat bapak dan mamah bangga.

Kupersembahkan Sebuah Kado kecil ini demi keagungan dan

kebesaran nama-Mu serta teruntukkedua orangtuaku,

kakak-adikku serta keluarga besar yang telah memberikan curahan

doa dan kasih sayangnya.


(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis (skripsi) saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Februari 2011 Yang membuat pernyataan

Rinna Nur Azizah NIM: 21107134