menurunkan kualitas lingkungan. Air limbah waste water adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya.
c. Metcalf Eddy 2003 mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga permukiman, instansi
perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan.
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang lebih 80 dari air yang digunakan bagi kegiatan-
kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor tercemar. Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut
dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
2.2
Teknis Analisis Kimia Pencemaran Limbah Cair
Metode pengambilan contoh air limbah mengacu pada SNI 6989.59 tahun 2008 tentang Air dan Air Limbah: Metode Pengambilan contoh air limbah. Metoda ini
digunakan untuk pengambilan contoh air guna keperluan pengujian sifat fisika dan kimia air limbah. Beberapa acuan yang dapat digunakan untuk menguji
kualitas air limbah, yaitu: a SNI 06-6989.1-2004, Air dan air limbah – Bagian 1: Cara uji daya hantar
listrik DHL. b SNI 06-6989.11-2004, Air dan air limbah – Bagian 11: Cara uji derajat
keasaman pH dengan menggunakan pH meter. c SNI 06-6989.14-2004, Air dan air limbah – Bagian 12: Cara uji oksigen
terlarut secara Yodometri modifikasi azida. d SNI 06-6989.23-2005, Air dan air limbah – Bagian 23: Cara uji suhu dengan
termometer e SNI 06-2420-1991, Metode pengujian kelindian dalam air dengan titrimetrik.
f SNI 06-2422-1991, Metode pengujian keasaman dalam air dengan titrimetrik.
2.3 Pengolahan limbah cair
Menurut Susanto, dkk., kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah cair antara lain sebagai berikut: a Penyaringan, bertujuan untuk menangkap
menghilangkan bahan padat yang ada pada limbah; b Penangkap pasir, bertujuan untuk menghilangkan pasir dan koral yang erbawavoleh limbah; c Penangkap
lemak, bertujuan untuk memisahkan benda-benda terapunglamak dari limbah cair; d Equalisasi, bertujuan untuk melunakkan limbah cair agar lebih mudah
dalam pengeloaan selanjutnya; e Netralisasi, bertujuan untuk menetralkan limbah cair yang bersifat asam atau basa; f Pengendapanpengapungan,
3
bertujuan untuk menghiangkan benda-benda yang tercampur dalam air limbah; g Reaktor lumpur aktif, bertujuan untuk menghilangkan bahan organik; h
Nitrifikasi dan denitrifikasi, bertujuan untuk menghilangkan lemak secara biologi; i Saringan pasir, bertujuan untuk menghilangkan partikel padat yang lebih kecil;
dan j Desinfeksi, bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada dalam limbah cair.
Enam tahapan pengelolaan limbah cair adalah sebagai berikut: 1 Pengolahan pendahuluan pre treatment, dilakukan sebelum proses
pengolahan dengan cara pengambilan benda-benda terapung maupun benda yang mengendap dengan tujuan untuk mempercepat dan memperlancar
proses selanjutnya;
2 Pengolahan pertama primary treatment, bertujuan untuk menghilangkan bahan padat tersuspensi dengan cara pengapungan atau pengendapan.
Sedimentasi merupakan pengolahan primer yang banyak digunakan. Partikel- partikel tersuspensi diberi kesempatan utuk mengendap di dasar bak
penampungan;
3 Pengolahan kedua secondary treatment, merupakan proses biologis yang berfungsi untuk menghilangkan bahan organik dalam limbah cair mellaui
oksidasi biokemis, melalui metode lumpur aktif activated sludge dan trickling filter;
4 Pengolahan tingkat ketiga tertiry treatment, bertujuan untuk menghilangkan kontaminan tertentu agar limbah cair dapat digunakan kembali. Beberapa
metode pengolahan tertier yang digunakan adalah; penghilangan senyawa fosfor melalui koagulasi; penghilangan senyawa nitrogen menggunakan
amnonia stripping dengan udara atau “nitrifikasi-denitrifikasi” dalam reaktor biologi; penghilangan bahan organik dan senyawa yang menimbulkan warna
dengan menggunakan “activated carbon”; dan menghilangan bahan padat terlarut menggunakn “membrane process”. Sebelum di buang ke tanah atau
badan air, dilakukan pengolahan dengan chlorine atau ozon untuk menghamciurkan mikroorganisme phatogen.
5 Pengolahan fisika kimiawi, merupakan alternatif lain dari proses biologis yang dapat dilakukan melalui koagulasi kimiawi, absorbsi karbon dan
penyaringan. Metode ini digunakan untuk pengelolaan limbah cairyang menganding senyawa-senyawa toksis atau senyawa non boidegradebleyang
tidak dapt diatasi dengan proses biologi.
6 Pembuangan lumpur sludge disposal, bertujuan untuk mengurangi volume, menurunkan mikrooganisme pathogen, menurunkan kandunagn air,
membentuk lempengan lumpur lembab dan kering, mengurangi bau dan penggunaan pembuangan lumpur padat untuk penutupan lahan.
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN