Teknis analisa kimia limbah cair Proses pengelolaan limbah

f. Fenol, Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati serta dapat menimbulkan kematian Soemirat, 1994; g. Derajat keasaman pH, hal ini dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian bagi mikroorganisme, pH normal untuk kehidupan air adalah 6-8; h. Logam Berat, bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik, sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat.

3.2 Teknis analisa kimia limbah cair

Terdapat beberapa metode yang merupakan standar baku untuk pemeriksaan karakteristik limbah cair. Yulianto, dkk. 2009 dalam artikelnya menyebutkan bahwa pemeriksaan COD dapat menggunakan metode refluks tertutup secara spektrofotometri dengan mengacu pada SNI 06-6989.2-2004 sedangkan analisa parameter TSS menggunakan metode Gravimetri dengan mengacu pada SK SNI M-03-1989-F Standard 2 Metode Pengujian Kualitas Fisika. Untuk pengujian warna mengacu pada SNI M-03-1989-F secara spektrofotometri, dan analisa parameter minyak lemak menggunakan metode gravimetri, yang mengacu SK SNI M-68-19990-03. Limbah cair dikatakan telah tercemar apabila nilai analisis parameter, baik kimia dan fisika limbah tersebut telah melebihi Baku Mutu yang telah ditetapkan.

3.3 Proses pengelolaan limbah

Agar limbah cair yang merupakan hasil samping suatu kegiatan usahaindustri tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, maka diperlukan beberapa teknik pengelolaan limbah. Teknologi pengolahan air limbah merupakan salah satu kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun jenis teknologi pengolahan air limbah, baik domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Untuk dapat memilih teknologi yang tepat, seseorang harus mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada, baik tentang prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode tersebut, keuntungan dan kerugian, serta faktor biaya. Hal yang penting dalam konsep pengolahan air limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan beban pencemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu sendiri. Baru pada tahap selanjutnya adalah pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air sungai, selokan dsb atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Pengolahan air limbah bertujuan untuk mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga, melindungi hewan dan tanaman yang hidup di dalam air, 6 menghindari pencemaran tanah permukaan dan menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit. Berkaitan dengan tujuan tersebut, ada beberapa syarat yang harus ditaati dalam sistem pengelolaan air limbah, yaitu: tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum,tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari, tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit, tidak terbuka dan harus tertutup serta tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. Pengelolaan limbah cair dapat dilakukan pada saat produksi maupun setelah produksi. Pengelolaan limbah pada saat proses produksi bertujuan untuk meminimalkan limbah yang dihasilkan melalui penggunaan bahan dan proses produksi yang ramah lingkungan. Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya, sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola air limbah setelah proses produksi, diantaranya: a. Pengenceran disposal by dilution. Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing serta bibit penyakit lain yang ada didalam air limbah itu. Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus dipenuhi, yaitu: air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain; volume air mencukupi, sehingga pengenceran berlangsung kurang lebih 30-40 kali; air harus cukup mengandung oksigen; dan air harus mengalir terus tidak boleh stagnan agar tidak menimbulkan bau. b. Cesspool Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air limbah. tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh ± 60 bulan, lumpur didalamnya dapat dihisap keluar atau dari semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah. c. Sumur resapan seepage pit Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan diameter 1- 2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun. d. Elektrokoagulasi Yulianto, dkk., 2009 7 Merupakan metode koagulasi dengan menggunakan arus listrik searah melalui peristiwa elektrokimia, sebagai salah satu alternatif pengolahan limbah cair industri batik. Metode elektrokoagulasi memberikan hasil penyisihan COD, warna, TSS, dan minyak-lemak yang relatif baik dibandingkan dengan metode koagulasi konvensional. Penurunan konsentrasi COD dalam elektrokoagulasi ini disebabkan proses oksidasi dan reduksi didalam reaktor elektrokoagulasi tersebut. Penurunan warna disebabkan oleh proses adsorbsi, substansi molekul meninggalkan larutan limbah dan bergabung pada permukaan zat padat koagulan pada proses elektrokoagulasi. Proses adsorbsi disini berfungsi untuk menyisihkan senyawa-senyawa aromatik dan senyawa organik terlarut. Untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien dalam pengolahan limbah cair perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimalisasi limbah waste minimization, pengolahan limbah waste treatment, hingga pembuangan limbah produksi disposal.

3.4. Baku Mutu Limbah Cair