Analisis Deskriptif .1 Perkembangan Rata-rata Ukuran perusahaan Pada Perusahaan

global dari tahun 2008-2009 mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan tekstil dan garmen. Adanya krisis global ini membawa dampak pada hampir semua aktivitas perekonomian. Laba perusahaan mengalami penurunan dari tahun 2007-2009 dan kenaikan yang tajam terjadi pada tahun 2010. Akibat krisis global ini ada kemungkinan perusahaan melakukan tindakan perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang tinggi sehingga sesuai dengan target yang diinginkan. Tindakan manajemen merugikan banyak pihak terutama investor karena memberikan informasi yang salah. Oleh karena itu perusahaan terdorong untuk melakukan perataan laba supaya investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

4.3 Analisis Verifikatif

Pada sub bab ini hipotesis konseptual yang sebelumnya diajukan akan diuji dan dibuktikan melalui uji statistik. Hipotesis konseptual yang diajukan seperti yang telah dituangkan di dalam bab II adalah adanya pengaruh dari ukuran perusahaan dan rasio hutang terhadap perataan laba. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

A. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk menguji kesahihan atau keabsahan hasil estimasi model regressi. Beberapa asumsi klasik yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil regressi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji multikolinieritas untuk regressi linear berganda, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi untuk data yang berbentuk deret waktu. Pada penelitian ini keempat asumsi yang disebutkan diatas tersebut diuji karena variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini lebih dari satu dan data yang dikumpulkan mengandung unsur deret waktu 5 tahun pengamatan.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupaka persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan signifikansi koefisien regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan uji t masih meragukan, karena statistik uji t pada analisis regressi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regressi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov -Smirnov Test 40 .0000000 38.60412305 .203 .141 -.203 1.283 .074 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-S mirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Pada tabel 4.4 dapat dilihat nilai probabilitas asymp.sig. yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,074. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5 0.05, maka disimpulkan bahwa model regressi berdistribusi normal. Secara visual gambar grafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut Gambar 4.4 Grafik Normalitas Berdasarkan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual, hasil di atas memberikan pernyataan bahwa tidak terdapat masalah pada uji normalitas, artinya berdasarkan grafik di atas menunjukan nilai sebaran data yang tercermin pada gambar dengan noktah yang menunjukan data berasal dari data distribusi normal, hal ini menunjukan bahwa persyaratan normal dapat dipenuhi dan dapat Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expect ed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Income.Smothing digunakan untuk pengujian statistik selanjutnya karena dimana dapat dilihat sebaran data berada disekitar garis diagonal. Grafik diatas mempertegas bahwa model regressi yang diperoleh berdisitribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas.

Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factors VIF pada model regresi. Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas Berdasarkan tabel 4.6, nilai tolerance untuk masing-masing variabel : 1. Nilai tolerance ukuran perusahaan, 0,786 0,10 2. Nilai tolerance rasio hutang, 0,786 0,10 Coefficients a .786 1.272 .786 1.272 Ln.Size DER Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Income.Smothing a. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antarvariabel bebas ukuran perusahaan dan rasio hutang. Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh VIF untuk masing-masing variabel : 1. VIF variabel ukuran perusahaan, 1,272 10 2. VIF variabel rasio hutang, 1,272 10 Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antarvariabel bebas ukuran perusahaan dan rasio hutang artinya bahwa diantara variabel bebas ukuran perusahaan dan rasio hutang tidak terdapat korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak efisien. Untuk menguji homogenitas varian dari residual digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residualerror. Apabila koefisien korelasi dari masing- masing variabel independen ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.6 berikut dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing koefisien korelasi variabel bebas terhadap nilai absolut dari residualerror. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel X 1 ukuran perusahaan dan X 2 rasio hutang dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi lebih dari masing-masing koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan nilai absolut error 0,05, yaitu sebesar 0,247 dan 0,253. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, artinya variabel pengganggu e error memiliki variance yang sama sepanjang observasi dari berbagai nilai dari variabel bebas, hal ini berarti data pada setiap variabel bebas memiliki rentangan yang sama.

4. Uji Autokorelasi.

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi tahun berjalan dipengaruhi oleh error dari observasi tahun sebelumnya. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regressi dan Correlations -.247 .124 40 -.253 .116 40 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Ln.Size DER Spearmans rho absolut_error

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 98

PENGARUH HUTANG DAN INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 23

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 85

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILTAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 11 104

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,OPERATING LEVERAGE, DAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - POLSRI REPOSITORY

0 0 13